Kelompok 3
Jumat, 5 Desember 2016
Kelompok 3
• Tutor : dr.Irma
• Ketua : Angeline Vicentia (405150058)
Sekretaris : Anak Agung Ayu Gotri P. (405150140)
• Penulis: Andy Susanto (405140038)
• Anggota :
Alicia Angelina (405130077)
Intan Purnama Sari (405140144)
John Jordan (405140197)
Nashruta Nissatul a’la (405150008)
Stevanno Geraldus (405150037)
Tania Apriyanti H.putri (405150105)
Michelle Arviani (405150115)
Della Chandra Saputri (405150151)
Ngestinuari Salim (405150162)
Udang Pembawa Petaka
Seorang anak perempuan usia 4 tahun dibaw aibunya ke poliklinik
karena bengkak di kedua kelopak mata dan bibirnya sejak 3 jam yang
lalusaat bangun tidur. Menurut ibu pasien, 1 jam sebelum tidur pasien
makan nasi dengan udang. Sejak 3 hari yang lalu badan pasien suka
muncul kaligataterutama pagihari dan hilang pada siang hari dan juga
mengeluh gatal pada duburnya. Ayah pasien penderita asma.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan urtikaria generalisat, edema
palpebra bilateraldan labium oris.
Dokter memuji kecepatan respon ibu membawa anknya ke dokter,
karen kondisi anak bisa menjadi berat hingga tak sadar
Apa yang dapat dipelajari dari kasus tersebut?
LO
1. Mampu menjelaskan definisi dan klasifikasi Hipersensitivitas
2. Mampu menjelaskan tentang patogenesis hipersensitivitas
3. Mampu menjelaskan gejala klinik hipersensitivitas
4. Mampu menjelaskan reaksi inkompatibilitas golongan darah
5. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang
6. Mampu menjelaskan tatalaksana farmako
7. Mampu menjelaskan macam- macam alergen
8. Mampu menjelaskan reaksi anafilaksis
9. Mampu menjelaskan respon imun terhadap infeksi cacing
Lo 1
Definisi dan klasifikasi Hipersensitivitas
Definisi reaksi hipersensitivitas
Definisi
• Hipersensitivitas respons imun yang berlebihan dan yang
tidak diinginkan karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan
tubuh.
• Reaksi Hipersensitivitas komponen – komponen sistem imun
yang bekerja pada proteksi
KLASIFIKASI Reaksi cepat
Reaksi lambat
Reaksi
hipersensitivitas
Tipe I
Hipersensitivitas cepat (Anafilaktik)
Berdasarkan Tipe II
mekanisme Hipersensitivitas sitotoksik
Tipe III
Hipersensitivias kompleks imun
Tipe IV
Hipersensitivitas lambat
Reaksi Hipersensitivitas Menurut Waktu
Reaksi Cepat
• Terjadi dalam hitungan detik, menghilang dalam 2 jam.
• Antigen yang diikat IgE pada permukaan sel mast menginduksi pelepasan mediator
vasoaktif
Manifestasi : asma, pilek-bersin, urtikaria dan eksim
Reaksi Intermediet
• Terjadi setelah beberapa jam dan menghilang setelah 24 jam
• Reaksi ini melibatkan pembentukan kompleks imun IgG
• Manifestasi :Reaksi trasnfusi darah, eritoblastosis fetalis dan anemia hemolitik autoimun
Reaksi Arthus lokal dan reaksi sistemik, yaitu : serum sickness, vaskulitis nekrostis,
glomerulonefritis
Reaksi Hipersensitivitas Menurut Waktu
Reaksi Lambat
• Terlihat sampai sekitar 48 jam setelah terpajan dengan antigen
• Yang berperan adalah sitokin yang dilepas sel T yang
mengaktifkan makrofag dan menimbulkan kerusakan jaringan
• Contoh : dermatitis kontak, reaksi Mycobacterium
tuberculosis, dan reaksi penolakan graft
Lo 2
Patogenesis hipersensitivitas
Tipe I
Urutan reaksi :
Waktu untuk pembentukan IgE sampai diikat silang oleh reseptor spesifik
Fase sensitasi
(Fcε-R) pada permukaan sel mast/basofil
Waktu antara pajanan ulang dengan antigen yang spesifik & sel mast/basofil
Fase aktivasi melepas isi (granul) reaksi
Terjadi karena ikatan silang antara antigen dan IgE
• Biasanya digunakan pada dermatitis kontak dengan menempelkan bahan pada kertas saring yang
diletakkan di atas kertas impermeabel. Selanjutnya, ditempel pada kulit punggung dengan plester. Bahan
yang digunakan adalah benzokain, merkapto benzotiazol, kolofoni, lanolin alkohol, dan lain-lain.
Pembacaan dilakukan setelah 48 jam dan diulangi 96 jam sesudah pemasangan agar hasil lebih jelas
terlihat. Adapun interpretasi hasil tes:
OBAT ADREGENIK
Agonis Adregenik α - Konstriksi otot polos Memperbaiki gejala -Famakokinetik : dekongestan
arteri, vena, bronkus, sementara rinitis topikal (uap,semprot,tetes).
sfingter kandung alergik, atau infeksi. Diberikan tiak >5 hari
kencing Membantu kerja -Toksisitas : pemberian > 5 hari
antibiotik pada otitis menyebabkan efek sebaliknya
media.
Agonis Adregenik β Bronkodilatasi relaksasi otot polos Asma dan profilaksis -Famakokinetik :
melalui resptor arteri, vena, bronkus, asma Katekoamin : -
beta adrenergik sfingter kandung Non katekolamin : oral
paru kencing, PD, inhibisi -Toksisitas : takikardia,
pelepasan histamin palpitasi, gelisah, tremor,
nausea
Kelebihan dosis : aritmia
Subkelas Mekanisme Kerja Efek Pengguna Klinis Farmakokinetika ,Toksisitas,
Interaksi
KORTIKOSTROID
Steroid berikatan Eosinofil mengurangi Anti-inflamasi pada -Famakokinetik : oral, dosis
dengan protein jumlah dan menghalangi penyakit atritis seendah mungkin
spesifik dlm terhadap stimulus, rematoid, asma berat, -Toksisitas : kortkosteroid yg
sitoplasma topikal mengurangi asma kronik, penyakit diberikan 3-4 kali
membentuk jumlah sel mast mukosa, inflamasi kronik dan sehari/malam hari dapat
kompleks menaikan kadar cAMP berbagai kelainan menekan fungsi kelenjar
dibawa k nukleus dalam sel imunologik adrenal. Komplikasi pemakaian
replikasi dan jangka panjang : glaukoma,
ranskripsi katarak, gastritis, osteoporosi
kembali ke dsb
sitoplasma
membantu
pembentukan
enzim
Lo 7 Macam- macam alergen
• Alergen : bahan yang dapat menginduksi respons antibodi igE.
• Alergi : respons antibodi igE terhadap alergen.
• Penyakit alergi : penyakit yang merupakan manifestasi klinis
yang disebabkan renspons antibodi igE
Alergen
• Makanan
– Krustasea: Lobster, udang dan kepiting
– Moluska : kerang Ikan Kacang-kacangan dan biji-bijian ,Buah beri, Putih
telur Susu
• Obat-obatan
– Obat Hormon : Insulin, Vaso-presin, Relaxin
– Antibiotika: Penicillin, Streptomisin, Cephalosporin, Tetrasiklin,
Ciprofloxacin, Amphotericin B, Nitrofurantoin.
• Bisa atau racun serangga (sengatan serangga)
• Dan alergen lain yang tidak bisa digolongkan
• Pollens (serbuk sari)
• Rambut halus binatang
Lo 8
Reaksi anafilaksis
Anafilaksis
• Reaksi alergi parah, berpotensial mengancam nyawa, yang
berkembang dengan cepat.
• Gejala:
– Ruam merah, timbul, gatal (hives)
– Bengkak bagian tubuh, t.u. wajah (angioedema)
– Bengkak sbbkn penyempitan sal napas (wheezing)
– Nausea, muntah, pusing (hipotensi)
– Merasa tidak nyaman
Faktor-faktor penyebab anafilaksis
PATOGENESIS
• Respon imunologis Tipe segera
• Saran
Daftar pustaka