Anda di halaman 1dari 19

ผมร ักคุณ

Alicia Angelina
EPIDIDIMITIS
• Merupakan reaksi inflamasi yang terjadi pada
epididimis
• Dapat menular ke testis sehingga
menimbulkan orkitis, abses pada testis, nyeri
kronis pada skrotum yang berkepanjangan,
dan infertilitas apabila tidak ditangani dengan
baik
Patogenesis
• Bakteri dalam buli-buli, prostat, atau uretra 
reaksi inflamasi  penjalaran secara
ascending ke epididimis  epididimitis
• Refluks urine melalui duktus ejakulatorius
• Hematogen
• Penyebaran kuman Tuberculosis yang secara
langsung menyebabkan epididimitis
Etiologi
• Pria dewasa muda (<35 tahun)  Chlamydia
trachomatis, Neisseria Gonorrhoeae
• Anak-anak & Orang tua  E.coli, Ureaplasma
urealitycum
Gambaran klinis
• Nyeri mendadak pada daerah skrotum, diikuti dengan bengkak
pada kauda hingga caput epididimis. Tidak jarang disertai
demam, malaise, dan nyeri dirasakan hingga ke pinggang
• Pemeriksaan menunjukan pembengkakan pada hemiskrotum
dan kadangkala pada palpasi sulit untuk memisahkan antara
epididimis dengan testis. Mungkin disertai dengan hidrokel
sekunder akibat reaksi inflamasi pada epididimis
• Gejala klinis epididimitis akut sulit dibedakan dengan torsio
testis yang sering terjadi pada usia 10-20 tahun. Pada
epididmitis akut jika dilakukan elevasi testis, nyeri akan
berkurang; hal ini berbeda dengan torsio testis.
• Urinalisis dan darah lengkap  adanya proses inflamasi
• USG doppler dan Stetoskop doppler  terdapat peningkatan
aliran darah di daerah epididimis
Terapi
• Amoksisilin dengan disertai probenesid, atau ceftriakson yang
diberikan secara intavena. Selanjutnya diteruskan dengan
pemberian doksisiklin atau eritromisin per oral selama 10 hari 
apabila kuman penyebabnya Chlamidia trachomatis atau Neisseria
gonorrhoeae
• Pengobatan terhadap pasangannya juga penting dilakukan
• Dianjurkan menggunakan celana ketat  testis terangkat 
menghilangkan nyeri
• Mengurangi aktivitas
• Pemberian anetesi lokal/ topikal
• Dikompres dengan es  megurangi edema
• Terapi akan menghilangkan keluhan nyeri dalam beberapa hari,
tetapi pembengkakan baru sembuh setelah 4-6minggu, dan indurasi
pada empididimis akan bertahan sampai beberapa bulan
Varikokel
• Dilatasi abnormal dari vena pada pleksus
pampiniformis akibat gangguan aliran darah
balik vena spermatika interna. Varikokel
merupakan salah satu penyebab infertilitas
pada pria
Etiologi
• Belum diketahui secara pasti penyebab
varikokel, tetapi dari pengamatan
membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri
lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan
yang disebabkan kan oleh anatomis vena
spermatika interna kiri yang lebih panjang dan
bermuara pada vena renalis kiri dengan arah
tegak lurus. Sedangkan yang kanan bermuara
pada vena cava dengan arah miring.
Gambaran klinis
• Pasien mengeluh belum mempunyai anak setelah
beberapa tahun menikah, atau mengeluh adanya
benjolan diatas testis yang terasa nyeri
• Pemeriksaan dilakukan dlm posisi berdiri, dengan
memperhatikan keadaan skrotum kemudian
dipalpasi. Jika diperlukan pasien diminta melakukan
maneuver valsava atau mengedan. Jika terdapat
varikokel, pada inspeksi dan palpasi terdapat
bentukan seperti kumpulam cacing-cacing didalam
kantung yang berada disebelah kranial testis
Derajat varikokel
• Derajat kecil, varikokel dapat dipalpasi setelah
pasien melakukan maneuver valsava
• Derajat sedang, varikokel yang dapat dipalpasi
tanpa melakukan maneuver valsava
• Derajat besar, varikokel yang dapat dilihat
bentuknya tanpa melakukan maneuver
valsava
Terapi
• Ligasi tinggi vena spermatika interna secara
Palomo melalui operasi terbuka atau bedah
laparoskopi
• Varikokolektomi cara Ivanisevich
• Secara perkutan dengan memasukan bahan
sclerosing kedalam vena spermatika interna
Hydocele
• Adalah penumpukan cairan yang berlebihan
diantara lapisan parietalis dan viseralis tunika
vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berada dalam rongga itu memang ada dan
berada dalam keseimbangan antara produksi
dan reabsorbsi oleh sistem limfatik
disekitarnya.
Etiologi
• Pada bayi
– belum sempurnanya penutupan processus vaginalis sehingga
terjadi aliran cairan peritoneum ke processus vaginalis
– Atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum
dalam melakukan absorbsi hidrokel
• Pada orang dewasa
– Idiopatik (primer)
– Sekunder: kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi
cairan dikantong hidrokel. Kelainan tersebut dapat berupa
tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis
Gambaran klinis
• Benjolan pada skrotum yang tidak nyeri
• PFbenjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus & pemeriksaan
penerawangan menunjukan adanya
transiluminasi
• Pada hidrokel yg infeksi atau kulit skrotum yang
tebal, kadang-kadang sulit melakukan
pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu
dengan USG
Klasifikasi
• Hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis
sehingga testis tidak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya
kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari
• Hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu
terletak disebelah kranial dari testis, sehingga pada pada
palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel.
Anamnesis  kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari
• Hidrokel komunikan, terdapat hubungan antara processus
vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga processus
vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Anamnesis  ukuran
kantong hidrokel dapat berubah-ubah, yaitu bertambah besar
pada saat anak menangis. Palpasi  kantong hidrokel terpisah
dari testis dan dapat dimasukan kedalam rongga abdomen
Terapi
• Ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun 
processus vaginalis menutup  sembuh sendiri
• Apabila hidrokel masih menetap tindakan
aspirasi dan operasi
• Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena
selain angka kekambuhannya tinggi, kadangkala
dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi
Indikasi operasi
• Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan
pembuluh darah
• Kosmetik
• Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu
berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai