Anda di halaman 1dari 14

ANALISA JURNAL

Pain Management in Patients with Long-bone Fracturesin a


District Hospital in KwaZulu-Natal, South Africa

Disusun oleh:
Nur Firma Yunita (2020206030)
Rakhmadhan Alqadri N. (2020206034)

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA


2021
• Judul dan Tahun Jurnal :
Pain management in patients with long-bone
fractures in a district hospital in KwaZulu-
Natal, South Africa (2015)
• Nama Penulis :
Adeleye M. Awolola, Laura Campbell, dan
Andrew Ross
Latar Belakang
Studi ini meninjau keparahan nyeri dan penilaian
yang diingat oleh pasien dengan patah tulang
panjang. Fokusnya adalah pada interval antara
pasien masuk, dilakukannya penilaian nyeri
dan kolaborasi pemberian analgesik, karena
penundaan analgesia untuk nyeri akut dapat
menyebabkan sindrom nyeri kronis yang
kompleks.
Kesesuaian topik dengan masalah
klinis/komunitas

Diperkirakan tabrakan lalu lintas jalan terjadi setiap empat


detik di Afrika Selatan,sehingga insiden trauma yang
diakibatkan menyebabkan banyak cedera, termasuk
patah tulang. Namun Unit Gawat Darurat di Afrika
Selatan umumnya kurang siap untuk pelayanan
terutama pengelolaan nyeri. Studi ini dilakukan
berdasarkan pada pengamatan pasien di KwaZulu-Natal,
Afrika Selatan yang dirujuk ke unit ortopedi dari UGD
tampaknya mengalami nyeri yang tidak terkendali
Kesesuaian topik dengan masalah
klinis/komunitas

Sebanyak 2/3 pasien menunggu hingga satu jam


sebelum menerima analgesia apapun, dan 1/3
diantaranya menerima analgesia yang tidak sesuai
dalam kaitannya dengan keparahan nyeri. Hal ini
terutama mengkhawatirkan bahwa analgesia tidak
diberikan di UGD scara sesuai dan jelas.
Tujuan penelitian
Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi ingatan
pasien tentang keparahan nyeri dan penilaian
di unit gawat darurat (UGD) dan apakah
analgesia yang diresepkan di UGD.
Metode
Desain penelitian adalah eksplorasi cross-sectional study. Studi
eksplorasi ini mempertimbangkan aspek nyeri pada orang
dewasa dengan fraktur tulang panjang yang dirawat di UGD
dan kemudian dirujuk ke unit ortopedi. Pengumpulan data
berlangsung di unit ortopedi di mana peserta diminta untuk
mengingat keparahan nyeri mereka (menggunakan skala
analog visual) saat berada di UGD.
Hasil Penelitian
Sembilan puluh tiga pasien berpartisipasi, kebanyakan adalah
laki-laki Afrika. Lebih dari 60% mengingat keparahan nyeri
mereka di UGD sebagai 5 atau lebih pada skala persepsi
analog visual. Tidak ada alat formal yang digunakan untuk
menilai atau mencatat nyeri di UGD, dan tidak ada hubungan
antara keparahan nyeri yang diingat dan jenis analgesia yang
diresepkan.
Pembahasan
Menurut temuan peneliti dan pernyataan partisipan
pengkajian nyeri di KwaZulu-Natal, Afrika Selatan
pertama kali dilakukan oleh dokter. Sedangkan peran
perawat dalam manajemen nyeri patah tulang masih
perlu dieksplorasi kembali. Waktu yang lama sejak
pasien dianamnesa tentang nyerinya sampai dengan
mendapatkan obat antinyeri membutuhkan waktu
yang lama.
Literatur mendukung bahwa jika perawat menjadi lebih terlibat,
kesenjangan antara admisi, penilaian dan pemberian
analgesia dapat dipersingkat. Hal ini senada dengan penelitian
Dewhirst dkk, (2017) yang menyebutkan bahwa arahan medis
untuk pemberian analgesik yang diprakarsai perawat secara
efektif meningkatkan ketepatan waktu dan kualitas perawatan
untuk pasien dengan nyeri akut. Varndell dkk (2018)
menyebutkan bahwa Tepat waktu dan manajemen nyeri akut
yang efektif masih menjadi salah satu tantangan terbesar bagi
UGD di seluruh dunia
Kesimpulan penelitian
Sebagian besar partisipan dinilai/dikaji nyerinya
di UGD dan diberikan analgesia. Namun ada
perhartian bahwa penilaian status nyeri ini
dilakukan oleh dokter dan peran potensial
perawat UGD dalam manajemen nyeri perlu
eksplorasi lebih lanjut.
Rekomendasi hasil
Pengkajian yang dilakukan dikembangkan dan
diseragamkan agar dapat menjadi pedoman
dalam menilai kondisi pasien patah tulang dan
dalam memberikan obat analgesik sesuai
dengan tingkat keparahan nyeri dan dengan
waktu yang lebih efektif.
Rekomendasi hasil
Dengan hasil ini sebagai penguat bahwa perawat
menjadi bagian penting dalam management
nyeri pasien di UGD sehingga peran perawat
menjadi bagian vital yang dapat meningkatkan
keefektifan manajemen nyeri pasien.
referensi
Varndell, W., Fry, M., & Elliott, D. (2018). Quality and impact of nurse-initiated
analgesia in the emergency department: A systematic review.
International Emergency Nursing, 40(April), 46–53.
Dewhirst, S., Zhao, Y., MacKenzie, T., Cwinn, A., & Vaillancourt, C. (2017).
Evaluating a medical directive for nurse-initiated analgesia in the
Emergency Department. International Emergency Nursing, 35, 13–18.
Awolola, A. M., Campbell, L., & Ross, A. (2015). Pain management in patients
with long-bone fractures in a district hospital in KwaZulu-Natal, South
Africa. African journal of primary health care & family medicine, 7(1), 818.

Anda mungkin juga menyukai