Anda di halaman 1dari 31

TEORI MANAJEMEN DAN

KEPEMIMPINAN
MANAJEMEN

 Istilah manajemen dan kepemimpinan sering diartikan hanya


berfungsi pada kegiatan supervisi, tetapi dalam
KEPERAWATAN fungsi tersebut sangatlah luas. Jika posisi
Anda sebagai seorang ketua tim, kepala ruang atau Bidan
pelaksana dalam suatu bagian, Anda memerlukan suatu
pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin
orang lain dalam mencapai tujuan asuhan KEPERAWATAN
yang berkualitas. Sebagai Bidan profesional, Anda tidak
hanya mengelola orang tetapi sebuah proses secara
keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan
tugasnya dalam memberikan asuhan KEPERAWATAN serta
meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju ke arah
kesembuhan
SEJARAH PERSPEKTIF ILMU MANAJEMEN

 Seperti halnya KEPERAWATAN, ilmu


manajemen mengembangkan dasar teori dari
berbagai ilmu, seperti bisnis, psikologi,
sosiologi dan anthropologi. Karena organisasi
adalah komplek dan bervariasi, maka
pandangan teori manajemen adalah
bagaimana manajemen dapat berhasil dan
apa yang harus diperbaiki/dirubah dalam
mencapai suatu tujuan organisasi.
ILMU MANAJEMEN

 Frederick W. Taylor adalah salah seorang


tokoh dari bidang ilmu manajemen. Pada
awal tahun 1900an, ia mengemukakan bahwa
teori manajemen diibaratkan sebagai suatu
mesin. Penekanan yang utama adalah
produksi yang efisien dan cepat. Motivasi
pekerja dan manajemen dipengaruhi oleh
kepuasan untuk bekerjasama dalam
meningkatkan produksi.
ILMU MANAJEMEN

 Taylor dalam bukunya The Principles of Scientific


Management (1911) menganjurkan bahwa pekerjaan
harus dipelajari secara ilmiah untuk menentukan suatu
jalan terbaik dalam melaksanakan setiap tugas, prinsip
yang dianut adalah menghasilkan produksi semaksimal
mungkin dengan pengeluaran energi yang minimal.
Manajemen ilmiah ini membutuhkan suatu revolusi
mental dan tanggung jawab moral yang tinggi dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain,
semua kegiatan harus direncanakan sebaik mungkin baik
dari segi untung maupun ruginya berdasarkan parameter-
parameter ilmiah yang telah ditetapkan.
ILMU MANAJEMEN
 LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGEMBANGAN KERJA
 Pengawasan pekerjaan yang terkendali melalui penelaahan waktu dan gerak
untuk menentukan tujuan penyelenggaraan tugas yang paling efisien dan terbaik,
adalah sebagai berikut:
 (1) Seleksi ilmiah untuk mencari tenaga yang terbaik (sesuai yang dibutuhkan
organisasi) dan dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien
 (2)Melatih tenaga yang terpilih untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang
lazim dan terbukti efisien
 (3) Memberikan imbalan (gaji) yang sesuai kepada para pegawai berdasarkan
kemampuan dan tanggung jawabnya, sebagai rangsangan untuk bekerja lebih giat
 (4)Mengangkat pegawai yang memiliki keahlian pada posisi manajerial dan
memberikan tanggung jawab untuk merencanakan program kerja sesuai dengan
metode yang dipilih
 (5) Menciptakan lingkungan kerja yang bertanggung jawab, yaitu dengan
pembuatan laporan secara teratur tentang kemajuan tugas yang diembannya
ILMU MANAJEMEN

 Max Weber, seorang ahli sosiologi Jerman


mengemukakan sebuah ide yang sama dan
mengembangkan teori Taylor. Weber berpendapat
perlunya suatu legalisasi, wewenang formal, aturan
yang konsisten untuk pegawai pada setiap jabatan.
Dia mengusulkan bahwa “birokrasi” merupakan
rencana organisasi. Karakteristik dari birokrasi
meliputi: 1) peraturan, 2) pembagian tugas yang
jelas, 3) komitmen terhadap senioritas dan
peningkatan, serta 4) hubungan yang baik antara
atasan dan bawahan.
ILMU MANAJEMEN

 MANAJEMEN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (1930-1970)


 Elton Mayo (1930) menekankan bahwa jika perhatian penuh
diberikan kepada pegawai oleh manejemen, maka hasil
produksi akan meningkat dengan tidak mengabaikan kondisi
lingkungan kerja. Teori tersebut dikenal dengan hawthorne
effect dimana seseorang akan merespon suatu kejadian dan
terus belajar manakala mereka merasa terus diperhatikan
dan didukung oleh manajemen. Mayo juga menemukan
bahwa lingkungan kelompok dan sosial baik formal maupun
informal merupakan suatu faktor dalam menentukan
produktifitas perusahaan dan memungkinkan semua
pegawai ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
ILMU MANAJEMEN
 MANAJEMEN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (1930-1970)
 Douglas McGregor (1960) menekankan tentang pendapat Mayo
dengan teori yang dikemukakannya tentang manajemen perilaku
terhadap pegawai (bagaimana memperlakukan pegawainya) yang
berhubungan dengan kepuasan pegawai, teori tersebut dinamakan
dengan teori X dan Y.
 Teori X menekankan bahwa seorang manajer percaya bahwa pegawai
pada dasarnya adalah malas, dan tidak mempunyai keinginan untuk
meningkatkan produktifitas di suatu organisasi jadi perlu supervisi
secara terus menerus dan arahan secara melekat.
 Sedangkan Teori Y menekankan manajer percaya bahwa pegawainya
senang bekerja dengan motivasi yang timbul dari dalam dirinya, dan
berusaha untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan individu dan
organisas
GAYA KEPEMIMPINAN

 Gaya diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik


atau tersendiri. Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan
sebagai hak istimewa yang tersendiri dari si ahli dengan hasil
akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan.
 Gillies (1970), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat
diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman
bertahun-tahun dalam kehidupannya, oleh karena itu
kepribadian seseorang akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan
seseorang cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda.
Menurut para ahli terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang
dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain:
GAYA KEPEMIMPINAN MENURUT TANNENBAU
DAN WARRANT H. SCHMITDT
 Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat
dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan
berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada
bawahan.
 Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor
karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin memandang
bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika
dibanding dengan kepentingan individu, maka pemimpin
akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai
pengalaman yang lebih baik dan menginginkan
partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya
partisipasinya.
GAYA KEPEMIMPINAN MENURUT LIKERT

Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem


yaitu:
1) Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang
rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman
atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-
down).
2) Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu,
memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak
selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang,
meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan
pengawasan yang ketat.
GAYA KEPEMIMPINAN MENURUT LIKERT

Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem


yaitu:
3) Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan cukup
besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk
memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan
ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima
keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
4) Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap
bawahan, selalu memanfaatkan ide bawahan, menggunakan
insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua
arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
GAYA KEPEMIMPINAN MENURUT TEORI X DAN TEORI
Y

 Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya


The Human Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa
perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan
dalam dua kutub utama yaitu sebagai Teori X dan Teori Y.
Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai
pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab,
cenderung menolak perubahan dan lebih suka dipimpin
daripada memimpin.
Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu senang
bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri,
mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi dan kreatif. Dari
teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam
yaitu:
KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH MANAJER
KEPERAWATAN DALAM MENING-KATKAN EFEKTIFITAS
KEPEMIMPINANNYA PADA ABAD 21
Kompetensi yang harus dimiliki manajer KEPERAWATAN
telah dilaksanakan suatu penelitian sebanyak 313 tenaga
kesehatan di Australia (Harris & Belakley, 1995).
Kompetensi tersebut dikategorikan menjadi 7, yaitu:
1) Kepemimpinan,
2) Pengambilan keputusan dan Perencanaan,
3) Hubungan Masyarakat/Komunikasi,
4) Anggaran,
5) Pengembangan,
6) Personaliti/Perilaku, dan
7) Negosiasi
KONSEP & PROSES MANAJEMEN
KEPERAWATAN

AWAN DRAMAWAN
A. PENDAHULUAN
 Manajemen merupakan suatu pendekatan
yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi.
Dimana di dalam manajemen tersebut
mencakup kegiatan koordinasi dan
supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi
(Grant & Massey, 1999). Manajemen juga
diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang
memfokuskan pada produksi dan dalam
banyak hal lain untuk menghasilkan suatu
keuntungan.
A. PENDAHULUAN
 Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika
Sukmana & Rika Widya Sukmana (1996),
manajemen didefinisikan sebagai suatu proses
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Sedangkan manajemen Keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf Keperawatan
untuk memberikan asuhan Keperawatan secara
profesional. Di sini manajer Keperawatan dituntut
untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin
dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan asuhan
Keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin
bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
A. PENDAHULUAN
 Proses manajemen Keperawatan sejalan
dengan proses Keperawatan sebagai satu
metode pelaksanaan asuhan Keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya
dapat saling menopang. Sebagaiman proses
Keperawatan, dalam manajemen Keperawatan
terdiri dari: pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
hasil. Karena manajemen Keperawatan
mempunyai kekhususan terhadap mayoritas
tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap
tahapan didalam proses manajemen lebih rumit
jika dibandingkan dengan proses Keperawatan.
B. FILOSOFI DAN MISI
 FILOSOFI
 Filosofi Keperawatan adalah pernyataan keyakinan
tentang Keperawatan dan manifestasi dari nilai-nilai
dalam Keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan
bertindak (Chitty, 1997).
 Oleh karena itu filosofi Keperawatan dibangun diatas
kepercayaan tentang manusia, lingkungan, kesehatan
dan Keperawatan sebagaiman terdapat dalam
paradigma Keperawatan. Dari pengertian filosofi
tersebut maka dalam manajemen Keperawatan juga
menekankan pada unsur-unsur paradigma Keperawatan
didalam melakukan pengelolaan terhadap pasien,
ketenagaan, peralatan, administrasi dan lain-lain yang
berhubungan dengan pengelolaan organisasi di
pelayanan, pendidikan, dan atau intitusi pemerintah.
B. FILOSOFI DAN MISI
 FILOSOFI
 Total Quality Management (TQM) menurut W. Edwards Deming
adalah sebagai suatu dasar filosofi manajemen, karakteristik
filosofi tersebut meliputi:
 (1) Institusi diberikan keleluasaan kewenangan dalam
menentukan tujuan yang hendak dicapai dan staf mempunyai
otonomi dalam pengambilan keputusan tentang tugas yang
diemban
 (2) Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam
meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas kerja
 (3) Penekanan TQM adalah memonitor kualitas dimana secara
terus menerus mengumpulkan data dengan pendekatan ilmiah ke
arah peningkatan kualitas
 (4) Rencana strategi untuk masa depan dapat melalui
pembentukan suatu komitment tentang kualitas dan produktifitas
 (5) TQM terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat
(pasar): baik secara kualitas dan produktifitas untuk mencapai
suatu kesepakatan dengan pihak customer (internal dan external)
B. FILOSOFI DAN MISI
 FILOSOFI
 Filosofi pelayanan Keperawatan pada tatanan klinik / rumah sakit
ditekankan pada:
 (1) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menentukan
kehidupannya
 (2) Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membeda-bedakan
agama, suku, warna kulit, status, dan jenis kelamin
 (3) Asuhan Keperawatan yang diberikan harus ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan individu
 (4) Asuhan Keperawatan yang diberikan sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan lainnya
 (5) Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam memanfaatkan
sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan organisasi
 (6) Perlunya evaluasi secara terus-menerus terhadap semua
pelayanan Keperawatan yang diberikan
MISI
 (1) Menyediakan asuhan Keperawatan yang efektif dan
efisien dalam membantu kesehatan pasien yang optimal
setelah pulang dari rumah sakit
 (2) Membantu mengembangkan dan mendorong suasana
yang kondusif bagi pasien dan staf Keperawatan/non
Keperawatan
 (3) Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam
kegiatan profesional Keperawatan
 (4) Turut serta dan bekerjasama dengan semua anggota tim
kesehatan yang ada di rumah sakit/tempat kerja
 Rumus sukses untuk mencapai visi dan misi:
 Keterangan
 S = Sukses
 V = Visi
 M1 = Misi
 M2 = Motivasi
MISI
 Inti konsep dasar manajemen saat ini dan yang akan
datang, bahwa perlu adanya suatu keseimbangan antara
visi, misi dan motivasi yang jelas dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Jika tidak, maka akan
terjadi ketimpangan yang justru akan menambah
ketidakjelasan arah pengembangan manajemen
Keperawatan di masa depan proses Keperawatan yaitu,
suatu proses pengakuan masyarakat atau profesi lain
tentang eksistensi profesi Keperawatan, partisipasi profesi
Keperawatan dalam pembangunan kesehatan, dan citra
profesi Keperawatan.
 Visi yang dimaksudkan adalah Perawat/manajer
Keperawatan harus mempunyai suatu pandangan dan
pengetahuan yang luas tentang manajemen dan proses
perubahan yang terjadi saat ini dan yang akan datang yaitu
tentang penduduk, sosial ekonomi, politik yang akan
berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Dalam hal hal
ini peran manajer Keperawatan adalah sebagai pengawal
supaya proses profesionalisasi tidak salah jalan dan arah.
MISI

 Misi diartikan sebagai suatu langkah-langkah


nyata dari profesi Keperawatan dalam
melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu
menjaga dan mengawasi suatu proses
profesionalisasi Keperawatan Indonesia agar terus
berjalan dan berkesinambungan (tidak putus
ditengah jalan). Visi dan misi ini berkaitan erat,
karena bagaimanapun baiknya suatu konsep/visi,
hanya akan menjadi sebuah slogan tanpa suatu
tindakan yang nyata (misi).
MISI
 Penjabaran Visi dan misi dalam pelayanan Keperawatan di
rumah sakit, menurut Gillies (1989) dikutip dari Filosofi
pelayanan Keperawatan di RS Pedleton Memorial, New
Orleans, Louissiana USA) adalah sebagai berikut:
 1. Mengaplikasikan kerangka konsep dan sebagai kerangka
acuan dalam pelaksanakan asuhan Keperawatan
 2. Mengevaluasi terhadap asuhan Keperawatan yang
diberikan
 3. Menerapkan strategi dalam dalam meningkatkan
kualitas, palayanan yang efisien kepada semua konsumen
 4. Meningkatkan hubungan yang baik dengan semua tim
kesehatan
 5. Menilai kualitas layanan yang diberikan berdasarkan
standar kriteria yang ada
MISI
 Penjabaran Visi dan misi dalam pelayanan Keperawatan di
rumah sakit, menurut Gillies (1989) dikutip dari Filosofi
pelayanan Keperawatan di RS Pedleton Memorial, New
Orleans, Louissiana USA) adalah sebagai berikut:

 6. Mengitegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai


dan memberikan intervensi Keperawatan kepada pasien
 7. Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun
nonformal) bagi Perawat dalam usaha meningkatkan
kinerjanya
 8. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model
asuhan Keperawatan dan peningkatan kualitas layanan
 9. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan
melibatkan staf dalam setiap pengambilan keputusan yang
menyangkut tentang asuhan Keperawatan
 10. Memberikan penghargaan kepada staf yang dianggap
berprestasi
MISI

 Penjabaran Visi dan misi dalam pelayanan


Keperawatan di rumah sakit, menurut Gillies (1989)
dikutip dari Filosofi pelayanan Keperawatan di RS
Pedleton Memorial, New Orleans, Louissiana USA)
adalah sebagai berikut:

 11. Konsisten untuk selalu meningkatkan


produksi/layanan yang terbaik
 12.Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif
tentang profesi Keperawatan
 13. Mendukung setiap rencana dalam usaha
meningkatkan kualitas asuhan Keperawatan
MISI
 Penjabaran Visi dan misi dalam pelayanan
Keperawatan di rumah sakit, menurut Gillies
(1989) dikutip dari Filosofi pelayanan Keperawatan
di RS Pedleton Memorial, New Orleans, Louissiana
USA) adalah sebagai berikut:

 Motivasi utama dalam konsep manajamen


Keperawatan saat ini dan yang akan datang adalah
suatu keinginan yang kuat Perawat Indonesia
untuk pantang mundur dalam mencapai
profesionalisme Keperawatan Indonesia. Oleh
karena itu, Perawat harus mempunyai suatu
keyakinan yang kuat untuk berhasil. Hal-hal yang
perlu ditanamkan adalah bahwa Perawat harus
mempunyai suatu keyakinan yang tinggi.
C. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN

Meliputi :

1. PENGKAJIAN - PENGUMPULAN DATA


2. PERENCANAAN
3. PELAKSANAAN
4. EVALUASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai