Diskriminasi, Viktimisasi,
Tindakan Afirmatif
Nama Kelompok :
M. Rahmadi P
Frey Riyanto S
Syahril Saipullah
Khairi Setiawan
Ahmad Ihsan
10.1 Diskriminasi ras
dalam dunia ekonomi dapat didefinisikan dalam
tiga tanda :
1. Keputusan kerja — merekrut, mempromosikan,
menurunkan pangkat, memecat, dan
tindakan terkait — memengaruhi karyawan atau
pelamar secara negatif atau secara positif.
2. Keputusan didasarkan pada keanggotaan orang
tersebut dalam kelompok ras tertentu daripada
kemampuan dan prestasi individu dengan hormat
untuk tugas yang berhubungan dengan pekerjaan.
3. Keputusan didasarkan pada stereotip yang tidak
diverifikasi atau tidak masuk akal atau
generalisasi tentang anggota kelompok ras.
Menemukan Rasisme dalam Bisnis
Secara umum, ada tiga jenis bukti:
1, Eksperimental
2. Statistik
3. Episodik
Kategori Diskriminasi Rasial
Ketika diskriminasi ada di lingkungan bisnis, dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori :
Jadi ada tiga masalah etika terkait dengan diskriminasi gender di tempat kerja segregasi pekerjaan,
nilai yang sebanding, dan langit-langit kaca.
Segregasi Pekerjaan :
Penyebabnya
Penyebab dari pemisahan Sebuah pekerjaan salah satunya ialah biologis yang artinya
keyakinan bahwa pria dan wanita pada dasarnya berbeda dalam hal dasar aspirasi seta
kemampuan contoh pebedaan yang jelas terlihat secara fisik dan tujuan yang ingin dicapai
sangatlah berbeda.
ETIKA BEKERJA WANITA DAN PRIA
Dalam etika bekerja wanita dan pria memiliki hak yang sama dalam hal mencari
sebuah pekerjaan tergantung dari kemampuan dari pria maupun wanita tersebut dalam
melakukan sebuah pekerjaan dalam hal ini berhubungan dengan teori ultitarian yang
beranggapan bahwa suatu tindakan yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kebahagian
orang banyak dan tidak merugikan. Dalam etika bekerja yang terpenting ialah memaksimal
kemampuan mereka untuk suatu kebahagiaan yang dianggap sesuai dengan mereka.
Nilai Sebanding : Nilai sebanding diawali dengan memperkirakan nilai setiap pekerjaan terhadap suatu organisasi (dalam
kaitannya dengan persyaratan keahlian, pendidikan, tugas, tanggungjawab, dan karakteristik lain yang menurut perusahaan
layak memperoleh kompensasi) dan memastikan bahwa pekerjaan dengan nilai yang sebanding gajinya juga sebanding,
tidak peduli apakah pasar tenaga kerja eksternal memberi gaji yang sama atau tidak untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut
Langit Langit
Kaca
Langit-langit kaca adalah batas semua yang menjadi penghalang berkembangnya potensi
perempuan untuk berkarya. Kaca digunakan untuk menggambarkan konsep yang tidak
tampak tapi berwujud, yaitu sebenarnya ada batasnya tapi tidak terlihat karena tidak secara
nyata dinyatakan membatasi gerak perempuan untuk mencapai jenjang jarir yang lebih
jauh. Maka dari itulah saatnya untuk menghapuskan stigma ini karena semua gender
memiliki kesempatan untuk bekerja dalam karir mereka dan memiliki kariri yang mereka
ingin tanpa adanya sekat penghambat untuk menghalangi karir mereka.
Sc :http://journeyofordinarylife.blogspot.com/2013/01/langit-langit-kaca.html
What Is a Minority?
(Apa itu Minoritas?)
Istilah minoritas dapat didefinisikan oleh tiga karakteristik:
1. Ciri-ciri fisik dan / atau 2. Ciri-ciri fisik dan / atau 3. Rasa identitas kolektif,
budaya mengatur sekelompok budaya yang membedakan saling pengertian, dan beban
individu dalam suatu kelompok tidak disetujui atau bersama dimiliki oleh anggota
komunitas terpisah dari tidak dipahami oleh kelompok kelompok minoritas.
kebiasaan dan anggota yang dominan.
mendominasi kolektif.
What Is a Victim?
(Apa itu Viktimisasi?)
Ada berbagai strategi viktimisasi yang berjalan
dari yang kuat ke yang lemah.
Viktimisasi yang kuat Viktimisasi yang lemah
1. Dalam bentuk terkuat, kuota digunakan untuk menjamin bahwa individu-individu dari kelompok
yang kurang beruntung untuk mendapat izin masuk ke organisasi.
2. Dalam bentuk yang kuat, insentif signifikan digunakan untuk mendorong partisipasi kelompok
minoritas.
3. Tindakan afirmatif yang lemah menolak untuk secara langsung menguntungkan satu atau
kelompok identitas lainnya.
Argumen mendukung dan menentang Kebijakan Tindakan
Afirmatif