Anda di halaman 1dari 11

TEORI

ASITEKTUR
Fallin
(Tugas 1)

Nama : Sandi Ranjono


g Nbi : 1441800046

Dosen : Ir. Farida Murti, MT


Water
(Frank Lloyd
Wright)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Pengenalan
 Data Objek Objek

Nama Bangunan : FallingWater


Arsitek : Frank Lloyd Wright
Pembangunan : tahun 1935 - 1939 ( 9 bulan untuk merancang kons epnya).
Langgam : Arsitektur Organik

 Deskripsi Objek
Fallingwater dirancang berangkat dari ide menyatukan bangu dengannan
alam. Ide ini dicapai dengan menempatkan bangu Fallingwater di
atas air terjun dan sungai, menggunakan bahan-ba alami seperti batunan
untuk dinding bangunan.
han
 Tujuan Pembangunan
Frank Lioid Wright ditugaskan oleh Edgar Kauffman seorang
pengusaha sukses di Pittsburgh dan pemilik Kaufmanns
Departement Store. Tugasnya disuruh membuatkan sebuah rumah
peristirahatan akhir pekan untuk keluarganya di Pennsylvania

http://e-journal.uajy.ac.id/
LOKASI

 Kondisi Lahan
Pemilihan lahan untuk Fallingwater memiliki berbagai elemen yang
menarik yakni, Lahan datar dengan tepian berbatu. Batu-batu tersebut
secara alami berbentuk datar dan horisontal, dengan aliran sungai
yang memisahkan di antara keduanya. Yang kemudian di tepi aliran

Dilihat dari peta Amerika Serikat perbatasannya terdapat air terjun yang tidak terlalu tinggi. Di
bagian kanan terdapat jembatan yang diikuti oleh jalan setapak.
Dibawah jembatan mengalir sungai Bear Run yang merupakan
Dilihat dari peta Pennsylvania
konservasi Nasional sehingga merupakan cagar alam yang dipelihara
dan dijaga.

 Lebih tepatnya lokasi Fallingwater berada


didaerah pedesaan southwestern
Pennsylvania, diatas sebuah air terjun
din Bear Run di area Stewart Township,
Fayette County, Pennsylvania, lokasinya
Lokasi Fallingwater berada di dataran tinggi Laurel di
Pegunungan Allegheny
Data
Fasad

Pintu Masuk Fallingwater

 Pintu masuk utama yang ditandai sebuah  Banyaknya bukaan pada dinding dan atap juga
tiang batu yang menunjukkan bahwa Bagian Belakang Fallingwater ini menunjukkan konsep hemat energi (cahaya
bangunan ini didirikan sangat menyatu dan panas) yang sekarang ini menjadi isu global
 Bebatuan alam dari tapak sebagaian dari
dengan alam. Kolom terbuat dari
struktur bangunan, dan dengan tojolan
sandstone hasil sedimen dari kuarsa dan
bebatuan asli berukuran besar, dalam arti
pasir
yang sebenarnya di mana sangat sedikit dari
bebatuan tebing sungai yang dirubah struktur
aslinya.

 Teras dengan slab kantilever dibuat menjorok


keluar hingga ambang air terjun yang
 Material dinding luarnya terdiri dari batu pasir Pottsville
menggunakan besi beton untuk kantilevernya,
yang digali secara lokal dan beton bertulang. Ramuan
penggunaan beton bertulang untuk balkon
beton ini selanjutnya terbuat dari semen, pasir, dan kerikil
gantung yang panjang. Wright berani
sungai berbentuk bulat. "Baki", atau teras rumah, dilapisi
memperluas balkon kamar tidur utama lantai
Kantileve dengan plesteran, yang dilukis Wright dengan warna oker
dua yang menjulang enam kaki di luar ruang
r yang netral dan terinspirasi dari alam.
tamu di bawah.
http://e-journal.uajy.ac.i
d/
Data Interior

Ruang Tamu
 Di tengah rumah ada perapian batu pasir
yang dibangun di sekitar dua batu besar yang
tidak tergerak. Semua aksen dicat merah
Cherokee. Dan lantainya terbuat dari batu
 Ada yang unik dari salah satu sudut
dan dindingnya ditutupi gabus yang tidak  Rumah ini memberikan akses mudah agar
bangunan ini yaitu : Wright
diberi lilin, endela besar tanpa sudut bisa berhubungan langsung dengan alam
sangat menghargai alam sehingga bentuk
bebas salah satunya adalah tangga yang
dibengkokan agar tidak memotong pohon
balok
membawa pengunjung dari ruang tamu
langsung menuju ke sungai

 Tidak ada pintu masuk besar ke rumah seluas 5.300 persegi yang mencakup wisma dan kolam renang. Langit-
langitnya / Plafon nya rendah. . Tidak ada ruang yang terbuang atau yang terhalang oleh dinding di sini. Wright
ingin penghuninya benar benar merasakan kebebasan ruang.

https://www.arsupala.com
Data Interior

 Foto ini menunjukkan area makan, meja makan


dan kursi yang dibuat dari kayu kenari Carolina
Utara dan menempatkannya tegak lurus ke  Dilantai dua ada sebuah perpustakaan yang berada

dinding batu. Yang memiliki lemari pajangan bersebelahan dengan suite kamar tidur utama.

yang serasi di dinding di sebelah kiri ruang  Semua furniture diruang ini menggunakan kayu dan
 Tangga interior ini mengarah dari
makan. Di lemari bagian bawah digunaan untuk dindingya dari batu. Sehingga tercipta perpaduan
perpustakaan ke lantai tiga yang ditempati
menyimpan makanan tambahan. yang sempurna antara batu dan kayu merupakan
secara eksklusif oleh Edgar Kaufman, Jr.
bukti keahlian para tukang batu dan tukang kayu

 Dilantai 3 ada studio perancangan kecil sebagai bagian dari tempat tinggal pribadi Edgar, Jr. Ini tanda
pengakuan atas minat Edgar dalam desain arsitektur. Edgar mengagumi karya Frank Lloyd W yang benar
benar dapat menciptakan hunian yang nyaman tenang
https://www.arsupala.com
Data Lingkungan

 Falling Water mengoptimalkan keasrian dan potensi alam sekitarnya untuk kenyamanan fungsi bangunan, sehingga mendapat penghargaan
sebagai “The Best all-time work American Architecture” oleh American Institute of Architects di tahun 1991

 Lingkungan sekitar falling water, hutan dengan pepohan yang tinggi dengan tambahan komposisi seperti aliran sungai, air terjun, deretan dataran
berbatu, jalan setapak dan jembatan adalah sebuah pencerminan sempurna dari keseimbangan arsitektur.

 Di bagian Selatan ada beberapa pohon besar yang seolah-olah menjadi pembatas ruang pencahayaan dan pengarah menuju jembatan serta
entrance. Batu besar yang ada di tengah lokasi dimanfaatkan menjadi seperti altar dan menjadi pusat dari pergerakan elemen lainnya.

(https://dspace.uii.ac.id)
https://www.arsupala.com
Penerapan Teori pada Bangunan

 Pada Lantai 1 Hanya ada satu ruang namun dapat menampung beragam aktivitas artinya tidak ada
pembatas/dinding yang menghalangi beberapa kegiatan tersbut. Bisa dilihat dari 4 gambar disamping itu adalah
beberapa ruang yang ada, terdiri dari ruang makan, dapur kecil, tempat bersantai, dan perapian
 Didalam teori arsitektur organik, bahwa bangunan tidak dibatasi dengan dinding.
Ruang interior tidak di kemas pada sebuah dimensi kotak yang bernama ruang,
melainkan, ruang yang harus mengalir bebas dari interior yang satu menuju interior
yang lain. Satu ruang mampu mewakili yang lain,.

 Material yang digunakan pada Falling water ini adalah


1. Batu Masonry adalah yang paling banyak digunakan di Fallingwater. Batu pasir
Pottsville dari tambang terdekat digunakan di dinding bangunan. , teknik ini
dimaksudkan untuk membantu menyatukan rumah ke lingkungannya
2. Kaca adalah elemen penting dari desain Fallingwater, yang berfungsi sebagai
pelindung antara di dalam dan di luar ruangan, tetapi juga sebagai kerangka untuk
alam di luar.
3. Beton bertulang yang digunakan pada teras kantilever yang berundak dan
melengkung untuk menyediakan jalan berkanopi, dan dibentuk dengan mulus untuk
memberikan ketertarikan pada tangga, atap, dan langit-langit.
 Didalam teori arsitektur organik, material digunakan untuk meningkatkan karakter
yang diciptakan pada bnagunan dan mengoptimalkan masing-masing warna, tekstur
dan kekuatan. Bentuk dari bangunan harus mengekspresikan unsur alam dari material
yang digunakan. Pada arsitektur organik hanya beberapa material yang digunakan
baik di dalam maupun di bagian luar bangunan, berikut materialnya : Kayu (Wood),
beton (Concrete), kaca (Glass).

(https://dspace.uii.ac.id)
Penerapan Teori pada
Bangunan

 Fallingwater, bisa dilihat dari gambar disamping bahwa batuan besar digunakan sebagai struktur
bangunan ini. Sehingga bangunan seakan-akan tumbuh dari landskap secara alami seperti
layaknya tumbuhan yang tumbuh dari tanah.

 DIdalam teori arsitektur organik, Bangunan dan site memiliki hubungan yang sangat istimewa
dalam arsitektur organik. Potensi site harus di tingkatkan oleh bangunan, dan bangunan memperoleh
bentuknya dari alam yang ada di area sekitar site

 Fallingwater, yang berada di dalam tengah hutan berada di dataran tinggi Laurel di Pegunungan
Allegheny, dengan kehadiran bangunan ini yang berada ditengah hutan penghuni akan merasakan
keamanan, kenyaman, dan ketenangan karena seolah bangunan inilah tepat berlindung dari
berbagai ancaman

 Didalam teori arstektur organik, bangunan harus menyampaikan rasa perlindungan,


penyelamatan, atau pengamanan terhadap berbagai unsur. Penghuni seharusnya tidak
pernah kekurangan privasi atau merasa terbuka dan tidak terlindungi

(https://dspace.uii.ac.id)
Penerapan Teori pada
Bangunan

 Waktu pembuatan bangunan ini Frank Lloyd Wright banyak menggunakan bahan disekitar tapak,
sepeti batudan kayu sehingga membuat bangunan ini seperti mengikuti unsur unsur alam.
Meskipun ada tambahan bahan cor beton bahan yang modern pada jaman itu..

 DIdalam teori arsitektur organik, Alam adalah sekolah arsitek. Kemungkinan kreatif bentuk, warna,
pola, tekstur, proporsi, ritme, dan pertumbuhan semuanya ditunjukkan di alam. Arsitektur Organik tidak
meniru alam tetapi berkaitan dengan bahan alami, tapak, dan orang-orang yang mau menempati
bangunan.

(https://dspace.uii.ac.id)
“THAN
K
YOU”

Anda mungkin juga menyukai