Anda di halaman 1dari 20

SECTIO CAESAREA

1. ANNISA WIDYASARI
2. M. FAHMI PRAYOGI
3. SEBTI EKA P
SECTIO CAESAREA
Amru Sofian (2012),
01 caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
Sectio
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut

Oxorn & Wiliam, (2010)


Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna
melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan
uterus
Rasjidi, (2009)
Sectio Caesarea didefinisikan sebagai lahirnya janin
melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan
dinding uterus (histerektomi),
JENIS-JENIS
OPERASI SECTIO CAESAREA

SECTIO CAESAREA ABDOMINALIS


 
Sectio Caesarea Transperitonealis
Sectio caesarea Sectio caesarea
Sectio caesarea profunda
klasik atau corporaL
Programmer ekstraperitonealis
Dengan insisi memanjang Dengan insisi pada segmen bawah
pada corpus uteri. rahim
+ Mengeluarkan janin lebih + Penjahitan luka lebih mudah, Merupakan sectio
cepat,tidak mengakibatkan
komplikasi kandung kemih
 penutupan luka dengan caesarea tanpa
reperitonealisasi yang baik,
tertarik, dan sayatan bias perdarahan
membuka peritoneum
diperpanjang kurang dan kemungkinan rupture parietalis dan dengan
 proksimal  atau distal 
- Infeksi mudah menyebar
uteri spontan kurang/lebih kecil demikian tidak
- Luka dapat melebar kekiri,
secara intra abdominal  karena bawah, dan kanan sehingga
membuka kavum
tidak mengakibtakan pendarahan abdominalis.
ada reperitonealisasi yang baik yang banyak serta
dan untuk persalinan berikutnya keluhan pada kandung kemih
lebih sering terjadi ruptura uteri
spontan.
ETIOLOGI
Panggul sempit
absolute Letak lintang
Placenta previa
Letak belakang

Ruptura uteri
mengancam Gawat Janin
Partus Lama

Partus Tak Maju Janin Besar


Pre eklampsia, dan
Hipertensi
“ Untuk mempersingkat lamanya perdarahan dan mencegah
terjadinya robekan serviks dan segmen bawah rahim. Sectio
caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta
previa lainnya jika perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi
kematian bayi pada plasenta previa, sectio caesarea juga

dilakukan untuk kepentingan ibu,sehingga sectio caesarea
dilakukan pada placenta previa walaupun anak sudah mati.

TUJUAN
SECTIO
CAESAREA
Sectio caesarea vaginalis

Menurut arah sayatan pada rahim, sectio Sectio caesarea ismika profunda
caesaria dapat dilakukan apabila :
- Sayatan memanjang (longitudinal)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang
- Sayatan melintang (tranversal)
- Sayatan huruf T (T Insisian) konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10cm
- Sectio Caesarea Klasik (korporal)
- Kelebihan :
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus 1. Penjahitan luka lebih mudah
uteri kira-kira 10cm. berikut adalah 2. Penutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik
- Kelebihanya : 3. Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk
1. Mengeluarkan janin lebih memanjang menahan isi uterus ke rongga perineum
2. Tidak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik 4. Perdarahan kurang
3. Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal 5. Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri
spontan lebih kecil
- Kekurangan :
4. Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena - Kekurangan :
tidak ada reperitonial yang baik. 1. Luka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga
5. Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri dapat menyebabkan arteri uteri putus yang akan
spontan. menyebabkan perdarahan yang banyak.
6. Ruptura uteri karena luka bekas SC klasik lebih sering 2. Keluhan utama pada kandung kemih post operatif tinggi.
terjadi dibandingkan dengan luka SC profunda. Ruptur uteri
karena luka bekas SC klasik sudah dapat terjadi pada
akhir kehamilan, sedangkan pada luka bekas SC profunda
biasanya baru terjadi dalam persalinan.
MANISFESTASI KLINIS
Doenges (2001)

Nyeri akibat ada luka pembedahan Biasanya terpasang kateter urinarius


Adanya luka insisi pada bagian abdomen
Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
.
Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak Pengaruh anestesi dapat menimbulkan
di umbilicus mual dan muntah
Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang
berlebihan (lokhea tidak banyak) Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
. .
Kehilangan darah sebanyak 600- Bonding dan Attachment pada anak yang
800ml baru dilahirkan.
Emosi labil .
Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang
Hemoglobin atau
hematokrit (HB/Ht), Leukosit (WBC),
Untuk mengkaji Mengidentifikasi adanya
perubahan dari kadar pra infeksi
operasi dan mengevaluasi Tes golongan darah,
efek kehilangan darah pada lama perdarahan, waktu
pembedahan. pembekuan darah

Pemeriksaan elektrolit
Urinalisis / kultur urine
Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

Pemberian cairan
01 Diet

Mobilisasi
02 Kateterisasi

Perawatan luka
03 Perawatan Payudara
.

Pemberian obat-obatan
04 1. Antibiotik
2. Analgetik
Komplikasi Sectio Caesaria
Infeksi Puerpuralis
Pendarahan
Ringan : dengan kenaikan suhu Suatu komplikasi yang
- Banyak pembuluh
beberapa hari saja baru kemudian tampak
darah yang terputus
ialah kurang kuatnya
dan terbuka
Sedang : dengan kenaikan suhu perut pada dinding
- Atonia Uteri uterus, sehingga pada
yang lebih tinggi disertai dehidrasi - Pendarahan pada kehamilan berikutnya
atau perut sedikit kembung
placenta bled bisa terjadi ruptura uteri.
- Luka pada kandung Kemungkinan hal ini
Berat : dengan peritonitis, sepsis dan kemih, lebih banyak ditemukan
ileus paralitik. Dimana sebelumnya - Emboli paru dan sesudah sectio caesarea
telah terjadi infeksi intrapartum keluhan kandung kemih klasik
karena ketuban yang telah pecah bila reperitonalisasi
terlalu lama terlalu tinggi.
A. Pengkajian

1. Identitas klien dan penanggung jawab


2. Keluhan utama ASUHAN
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien
multipara KEPERAWA
4. Data Riwayat penyakit TAN
- Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Kesehatan Dahulu PADA
- Riwayat Kesehatan Keluarga
5. Keadaan klien meliputi : SECTIO
- Sirkulasi
Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. Kemungkinan
CAESARIA
kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 Ml
- Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan
dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita. Menunjukkan
labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri, atau
kecemasan.
- Makanan dan cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).
- Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal
epidural.
ASUHAN
- Nyeri / ketidaknyamanan KEPERAWA
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma TAN
bedah, distensi kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri
tekan uterus mungkin ada. PADA
- Pernapasan SECTIO
Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.
- Keamanan CAESARIA
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh
- Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea
sedang.
 1. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri
(histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan
(section caesarea)
DIAGNOSA
2. Intoleransi aktivitas b/d tindakan anestesi, kelemahan, penurunan KEPERAWA
sirkulasi
TAN
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka PADA
kering bekas operasi
. SECTIO
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang CAESARIA
prosedur pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi.

5. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakan anestesi


dan pembedah
 1. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri
(histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam
pembedahan (section caesarea)
Tujuan : INTERVENSI
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri klien
berkurang / terkontrol
KEPERAWA
Intervensi : TAN
- Lakukan pengkajian secara komprehensif tentang nyeri
- Observasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan.
PADA
- Kaji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (ex: SECTIO
beraktivitas, tidur, istirahat, rileks, kognisi, perasaan, dan
hubungan sosial)
CAESARIA
- Ajarkan menggunakan teknik nonanalgetik (relaksasi, latihan
napas dalam,, sentuhan terapeutik, distraksi.)
- Kontrol faktor - faktor lingkungan yang yang dapat
mempengaruhi respon pasien
- Kolaborasi untuk penggunaan kontrol analgetik, jika perlu. 
 2. Intoleransi aktivitas b/d tindakan anestesi, kelemahan,
penurunan sirkulasi
Tujuan :   INTERVENSI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan di harapkan kllien dapat KEPERAWA
melakukan aktivitas mandiri tanpa adanya komplikasi
Intervensi : TAN
- Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas PADA
- Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh
umum SECTIO
- Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
- Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan
CAESARIA
kemampuan /kondisi klien
- Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan /
luka kering bekas operasi.
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien tidak INTERVENSI
mengalami infeksi
Intervensi : KEPERAWA
- Tinjau ulang kondisi dasar / faktor risiko yang ada sebelumnya. TAN
Catat waktu pecah ketuban
- Kaji adanya tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio PADA
laesa) SECTIO
- Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic
- Anjurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum / CAESARIA
sesudah menyentuh luka
- Pantau TTV, dan pemeriksaan laboratorium jumlah sel darah
putih dan juga pemeriksaan Hb dan Ht.
- Catat perkiraan kehilangan darah selama prosedur
pembedahan
 
4. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakan
anestesi dan pembedah INTERVENSI
Tujuan : KEPERAWA
Setelah di berikan asuhan keperawatan di harapkan klien mampu
memenuhi kebutuhan perawatan dirinya
TAN
Intervensi : PADA
- Kaji tingkat kemapuan klien untuk merawat diri
- Kaji pengaruh aktifitas kondisi luka dan kondisi tunuh umum SECTIO
- Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktifitas sehari hari CAESARIA
- Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan tingkat
kemampuan atau kondisi klien
- Evaluasi perkembangan kondisi klien melakukan aktifitas
 
IMPLEMENT
Implementasi ASI
KEPERAWA
dilakukan sesuai dengan TAN
PADA
intervensi yang SECTIO

di siapakan CAESARIA
DX 1:
- Mengungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang
- Skala nyeri 0-1 ( dari 0 – 10 )
- TTV dalam batas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR :18-
20x/menit, Nadi : 80-100 x/menit EVALUASI
- Wajah tidak tampak meringis
- Klien tampak rileks, dapat berisitirahat, dan beraktivitas sesuai kemampuan KEPERAWA
DX 2:
TAN
- Klien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri
PADA
DX 3:
- Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio lease SECTIO
- Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu = 36,5 -37,50 C, frekuensi nadi = 60
-100x/ menit)
CAESARIA
- WBC dalam batas normal (4,10-10,9 10^3 / uL) 

DX 4:
- Klien terlihat bersih dan terawatt
- Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatanya secara mandiri
Thank you

Anda mungkin juga menyukai