EPILEPSI
Safira Dhia
Rahmawaty
1910017031
PEMBIMBING
d r. A n n i s a M u h y i , S p . A . , M . B i o m e d
Identitas Pasien
Nama : An. F.A.Z
Usia : 2 Tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke :2
Alamat : Samarinda
MRS : 29 Maret 2021
Pasien dirujuk untuk dilakukan operasi terhadap bibir sumbing dan dirawat di RS AWS
dengan riwayat kejang sebanyak 1 kali selama 1 menit saat 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Kejang dapat berupa kaku seluruh tubuh disertai bergetar pada pergelangan tangan dan
mata naik keatas. Saat setelah kejang, pasien mengalami penurunan kesadaran. Saat kejang
pasien tidak mengeluhkan gangguan klinis lainnya. Pada saat ini pasien memiliki gangguan
pertumbuhan dan perkembangan serta adanya kelainan berupa bibir sumbing. Gangguan
pertumbuhan dimana Kejang sudah terjadi sebanyak 4 kali pada pasien sejak lahir. Setiap kejang
durasi dari 1 menit hingga 5 menit dan serangan kejang berupa kaku seluruh tubuh disertai
bergetar pergelangan tangan dan mata naik keatas.
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Kehamilan :
Kejang pertama pada usia 3 G2P1A0
bulan diawali dengan demam. Kontrol ke Praktek Bidan rutin sesuai
trimester kehamilan
Kejang selanjutnya pada usia 5 Penyulit kehamilan:
bulan, 1 tahun 6 bulan dan 2 Ibu mengalami ketuban sedikit dan
minggu sebelum masuk rumah infeksi Virus
sakit tanpa disertai demam. Nutrisi ibu saat hamil: nasi, daging,
Pasien mengalami gangguan vitamin.
pendengaran. Riwayat Persalinan :
Riwayat Penyakit Keluarga: • Lahir di Rumah Sakit
• Preterm (34 minggu)
Tidak ada • BBLR (2.100 gram)
• Lahir dengan tindakan sectio
secaria
• Langsung menangis
RIWAYAT
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN
IMUNISASI PERKEMBANGAN
belum lengkap
Tidak Imunisasi DPT, Campak dan Polio Berat badan lahir : 2.100 gram
Panjang badan lahir : 45 cm
RIWAYAT PEMBERIAN Berat badan sekarang : 10,5 kg
NUTRISI Tinggi badan sekarang : 131 cm
ASI : 6 bulan pertama
Selanjutnya anak minum susu formula Miring kiri-kanan : 6 bulan
hingga saat ini.
Tengkurap : 1 tahun
Duduk : 1 tahun 8 bulan
Berdiri : 2 tahun
Jalan : 2 tahun
Berbicara : 2 tahun
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang Antropometri
Kesadaran : Kompos mentis, GCS E4V5M6
BB : 10,5 kg
Tanda Vital : Nadi : 101x/menit TB : 101 cm
LK : 42 cm
TD : 100/70 mmHg
LP : 21 cm
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
SpO2 : 99%
Kepala/Leher
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sianosis (-), reflex cahaya +/+ mata cowong (-) Mulut
kering (-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris dekstra = sinistra, retraksi (-),
nafas cuping hidung (-), nafas tampak cepat (-)
Palpasi : Pergerakan nafas simetris dekstra = sinistra
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru, redup jantung (+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), suara jantung S 1S2 tunggal, regular
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar (+)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Regio Ekstremitas
Akral hangat, nadi teraba cukup, sianosis perifer (-), edema(-), CRT <2 detik
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah Rutin
- Leukosit : 7.810 /mikroL (6000-17500)
- Hb : 12.8 g/dL
- Trombosit : 208.000 / uL
• Tatalaksana medikamentosa :
o Infus DS ½ NS 8 tpm
o Pro Palatografi
o Asam Valproat per oral 2x3 cc
DEFINISI
Epilepsi adalah gangguan saraf yang disebabkan lepas muatan listrik secara berlebih di sel neuron otak ditandai dengan episode kejang yang dapat
disertai hilang nya kesadaran.
Epilepsi pada anak yaitu kejang yang terjadi lebih dari 2 kali pada anak dengan periode rentan waktu terjadi lebih dari 24 jam dapat disertai dengan
penyebab maupun tanpa penyebab.
IDAI, 2016
EPIDEMIOLOG
I
Insidensi epilepsi pada anak berkisar 40 kasus
per 100.000 anak per tahun (IDAI,2016).
Indonesia terdapat paling sedikit 700.000 –
1.400.000 kasus epilesi ditemukan pada tahun
2010.
Peningkatan kasus epilepsi pada anak sekitar
70.000 kasus baru per tahun
WHO, 2016
ETIOLOGI
Genetik
Infeksi
Neoplasma
Gangguan Metabolik
Gangguan Keseimbangan Elektrolit.
IDAI, 2016
FAKTOR RESIKO
Faktor Prenatal (Usia ibu dan Penyulit Kehamilan)
Faktor Natal ( Asfiksia, kelahiran prematur, kelahiran post matur)
Faktor Postnatal (Kejang demam, Kelainan Neurologis dan Infeksi Sistem Saraf Pusat.
IDAI, 2016
KLASIFIKASI KEJANG DASAR
KEJANG DIPERLUAS
PATOFISIOLOGI
PENEGAKKAN DIAGNOSIS EPILEPSI
1. Terdapat dua kejang tanpa penyebab dan terjadi lebih dari 24 jam
2. Terdapat satu kejang tanpa provokasi dalam 10 tahun mendatang dan
kejang mirip dengan rekurensi umum yang didahului 2 kejang tanpa
provokasi.
3. Penegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik Umum
2. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Penunjang
3. Elektroensefalografi
4. MRI
TATALAKSANA EPILEPSI
Tatalaksana Medikamentosa
OAE LINI PERTAMA :
1. Fenobarbital
2. Fenitoin
3. Asam Valproat
4. Carbamazepin
POLITERAPI :
9. Asam Valproat + Etosuksimid
10. Karbamazepi + Asam Valproat
11. Asam Valproat + Lamotrigin
12. Topiramate + Lamotrigin
TERIMA KASIH