Pembimbing:
dr. Ronny Isnuwardana, MIH, Ph.D
dr. Tiara Ramadhani S.
Jenis : Laki-laki
kelamin
Riwayat
Penyakit Keluarga
Ayah pasien menderita diabetes melitus
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien merupakan pekerja kurir antar gula. Pekerjaan pasien ini mengendarai
motor selama 8 hingga 10 jam perhari.. Pasien bekerja selama 3 hingga 6 hari dalam
seminggu tergantung cuaca. Pasien selalu berkendara ke Samarinda Seberang hingga ke
Tenggarong. Selama bekerja, pasien sering merasa haus sehingga selalu minum air
putih dan mudah ingin buang air kecil. Namun, pasien sering menahan buang air kecil
hingga berjam jam. Apabila sudah tidak dapat menahan, pasien akan menepi dipinggir
jalan untuk buang air kecil. Pasien jarang mandi saat pulang bekerja dan hanya mandi
sehari sekali di pagi hari.
Pasien memiliki riwayat makan 2x sehari. Sebelum terdiagnosa diabetes melitus,
pasien makan pagi dengan kue tradisional yang manis sebanyak 4 hingga 5 biji serta es
teh manis dan makan sore yaitu nasi 1 piring disertai lauk ikan atau ayam dan sayur.
Namun, ketika di diagnosa diabetes melitus, pasien makan pagi dengan kue sebanyak 2
hingga 3 biji serta teh manis dengan gula tropicana dan makan sore yaitu nasi ½ piring
disertai lauk dan sayur.
LANJUTAN….
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 80x/menit reguler
Frekuensi Napas : 20 x/ menit reguler
Suhu : 36,5 OC
Status Gizi
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 80 kg
IMT : 29,4
Pemeriksaan Status Generalis
● Kepala: Normochepal, Mata ada mengalami penurunan penglihatan.
Telinga dan hidung dalam batas normal. Gigi dan mulut: dalam batas
normal
● Thoraks: auskultasi vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
● Jantung : batas normal, S1-S2 normal, gallop (-), murmur (-).
● Abdomen: bising usus (+), nyeri tekan (-)
● Ekstremitas superior et inferior: capillary refiltime (CRT) <2 detik.
Pemeriksaan Penunjang
● GDS : 285 mg/dL
● Asam Urat : 7,5
● Kolesterol Total : 156
● Bakteri pada Urinalisa : +
DIAGNOSIS BANDI
• Diabetes Melitus
• Infeksi Saluran Kemih
• Obesitas Grade I
• Hiperurisemia
• Hipertensi Grade I
Data Lingkungan
Family Apgar Score
Rumah Adaptasi :2
Pasien tinggal berlima dengan istri dan 1 orang anak. Rumah Kemitraan :2
berukuran 8 x 10 meter persegi berdinding beton semen, lantai
rumah keramik, jumlah kamar 2, 1 wc, 1 ruang keluarga Pertumbuhan :2
sekaligus ruang makan. Tempat mencuci piring di dapur. Kasih sayang :2
Penerangan dibantu dengan lampu, ventilasi yang baik Kebersamaan :2
sehingga rumah tidak lembab. Air mandi dari PDAM, air Total : 10
minum menggunakan air masak. Pembuangan sampah
dikumpulkan menjadi satu didalam plastik dan dibuang di
Nilai 8-10
tempat pembuangan umum.
Fungsi Keluarga baik
intelektual, nutrisi,
derajat keparahan
3 Perilaku individu dan Pasien mengalami kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu untuk
gaya hidup yang membayar asuransi kesehatan untuk selalu mengkontrol penyakit tidak
menunjang terjadinya menular. Pasien juga memiliki beban kerja dan kebiasaan yang dapat
penyakit dan memperberat penyakit yang dikeluhkan saat ini dan yang sudah diderita.
beratnya penyakit
(faktor risiko
internal)
4 Pemicu psikososial & Pandemi pada awal tahun 2020 membuat keadaan ekonomi pasien semakin
lingkungan dalam memburuk sehingga mengubah kebiasaan pasien yang dapat menyebabkan
kehidupan (faktor penyakit yang diderita saat ini.
risiko eksternal)
5 Derajat Fungsional Skala 1: Pasien mampu melakukan aktivitas seperti sebelum sakit (tidak ada
kesulitan)
MANDALA
OF
HEALTH
PENATALAKSANAAN
● Medikamentosa
Ciprofloxacin 2 x 10 mg
Metformin 3 x 500 mg
Glimepirid 1 x 30 mg ac
● Non Medikamentosa
Minum air putih untuk mencukupi kebutuhan harian minimal 2 L.
Menjaga kebersihan pakaian dalam dengan mengganti minimal 2x sehari
Menjaga kebersihan badan dengan mandi minimal 1x sehari dan
mengganti baju minimal 2x sehari atau setelah beraktivitas sehari-hari.
Apabila ingin membuang air kecil sebaiknya tidak ditahan dan
disegerakan untuk membuang air kecil
Pola makan diatur dengan memperhatikan kebutuhan kalori serta
makanan yang mengandung gula dibatasi.
Rutin melakukan aktivitas fisik minimal 15 – 30 menit selama dengan rata
rata 3 hingga 5 kali perminggu.
Menjelaskan bahwa harus rutin mengkonsumsi obat anti diabetes,
bagaimana mengkonsumsi nya dan komplikasi yang dapat terjadi akibat
diabetes.
USULAN PEMERIKSAAN
PEMBAHAS
AN
Teori Kasus
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik Pasien datang dengan keluhan nyeri saat buang air kecil dan saat ingin buang air
kecil.
dimana terjadi peningkatan gula darah melebihi normal yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. Pasien mengeluhkan kencing terkadang kemerahan.
Pasien sering menahan kencing dan jarang mengganti pakaian dalam walau sudah
Infeksi Saluran Kemih adanya perkembangan bakteri pada saluran kemih
lembab setelah seharian bekerja.
dan dapat meluas hingga ke ginjal ditandai dengan jumlah bacteriuria yang
bermakna Pasien mengeluhkan memiliki riwayat diabetes melitus selama 2 tahun.
• Diabetes Melitus • Pasien memiliki riwayat menjual minuman dingin yang manis dan pada saat
awal pandemi dimana saat jualan tidak habis terjual, pasien dapat
menghabiskan jualan nya hingga 10 sachet teh manis.
- Riwayat Keluaraga Inti menderita diabetes
- Konsumsi gula berlebihan • Pasien tidak pernah berolahraga.
- Pola makan yang kurang baik
• Pasien setiap hari mengkonsumsi kue tradisional yang manis dan the manis
- IMT lebih dari batas normal. serta konsumsi nasi putih 2x sehari sebelum terdiagnosa diabetes melitus.
• Pasien sering berkendara selama berjam jam dan sering menahan kencing.
Infeksi Saluran Kemih
• Pasien tidak langsung membersihkan diri saat selesai beraktivitas
- Hygine pakaian dalam yang kurang baik. berkendara berjam jam.
- Keadaan pakaian dalam yang lembab.
Anamnesis (Subjective)
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada Pasien datang ke Puskesmas Sempaja dengan keluhan
penyandang Diabetes Melitus. Kecurigaan adanya nyeri saat buang air kecil. Ketika buang air kecil
DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan terkadang disertai kencing bewarna kemerahan, kencing
seperti: keluar sedikit - sedikit. Pasien memiliki riwayat selalu
Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia menahan kencing. Beberapa hari terakhir sebelum ke
dan penurunan berat badan yang tidak dapat Puskesmas, pasien mengeluhkan nyeri pada daerah
dijelaskan sebabnya kemaluan dan dapat menjalar hingga ke selangkangan
kemudian ke daerah paha dan meluas ke perut bawah
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata saat ingin kencing.
kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
vulva pada wanita. Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.
Keluhan yang sering dialami pasien hingga saat ini yaitu
Pada Infeksi Saluran Kemih, gejala
cardinal seperti disuria, polakisuria, nyeri mmudah haus dan mudah buang air kecil. Selain itu,
uretra, nyeri kandung kemih dan nyeri pasien mengeluhkan pandangan sering kabur.
kolik
Pemeriksaan Fisik (Objective) Pemeriksaan Fisik
dan Pemeriksaaan Penunjang Kepala: Normochepal, Mata ada mengalami penurunan penglihatan. Telinga
dan hidung dalam batas normal. Gigi dan mulut: dalam batas normal
Pada pemeriksaan fisik jarang ditemukan kelainan. Namun diabetes melitus Thoraks: auskultasi vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
dapat ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang laboratorium. Jantung : batas normal, S1-S2 normal, gallop (-), murmur (-).
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan Gula Abdomen: bising usus (+), nyeri tekan (-)
Darah Puasa, Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dan pemeriksaan Gula Ekstremitas superior et inferior: capillary refiltime (CRT) <2 detik.
Darah Sewaktu 200 mg/dL yang dapat dilakukan dengan adanya keluhan
klasik. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% dengan menggunakan metode yang Pemeriksaan Penunjang :
erstandarisasi ole National Glycohaemoglobin Standarization Program
GDS : 285 mg/dL
(NGSP). Asam Urat : 7,5
Bakteri pada Urinalisa : +
Pada Infeksi Saluran Kemih, pemriksaan fisik yang dapat ditemukan
seperti adanya hematuria namun tidak selalu ada. Distensi abdomen
sangat nyata dan rebound tenderness mungkin juga ditemukan, hal ini
menunjukkan adanya proses telah menjalar pada intra
peritoneal.Pemeriksaan penunjang diagnosis untuk menegakkan infeksi
saluran kemih yaitu analisis urin rutin.
Pemeriksaan analisa urin rutin terdiri dari pH urin, proteinuria (albuminuria),
dan pemeriksaan mikroskopik urin.
TERIMA
KASIH