Anda di halaman 1dari 30

Diabetes Mellitus Tipe 2

dengan Infeksi Saluran Kemih

SAFIRA DHIA RAHMAWATY


1910017031

Pembimbing:
dr. Ronny Isnuwardana, MIH, Ph.D
dr. Tiara Ramadhani S.

Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
LATAR BELAKANG
.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dimana
terjadi peningkatan gula darah melebihi normal yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin maupun keduanya.
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012 yang terjadi pada usia 20-69
tahun, dimana persentase kematian lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah.
ANAMNESI
S
Identitas Pasien
Nama : Tn. K

Umur : 56 tahun 5 bulan

Jenis : Laki-laki
kelamin

Alamat : Jl. PM. Noor, Perum Rapak


Binuang
Suku : Jawa
Keluhan Utama : Nyeri saat buang air kecil

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Sempaja dengan keluhan nyeri saat buang air kecil.
Ketika buang air kecil terkadang disertai kencing bewarna kemerahan, kencing keluar
sedikit - sedikit. Pasien memiliki riwayat selalu menahan kencing. Beberapa hari
terakhir sebelum ke Puskesmas, pasien mengeluhkan nyeri pada daerah kemaluan dan
dapat menjalar hingga ke selangkangan kemudian ke daerah paha dan meluas ke perut
bawah saat ingin kencing.
Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus. Keluhan yang sering dialami
pasien hingga saat ini yaitu mmudah haus dan mudah buang air kecil. Selain itu,
pasien mengeluhkan pandangan sering kabur.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat diabetes melitus yang di diagnosa
pada tahun 2019. Pada saat di diagnosis diabetes melitus, gula
darah pasien mencapai 600 mg/dL. Pasien hanya
mengkonsumsi obat metformin selama sebulan setelah di
diagnosa. Setelah itu, untuk kontrol gula darah, pasien hanya
mengurangi takaran porsi makan dan sesekali mengurangi
konsumsi gula. Gula darah saat pemeriksaan terakhir yaitu 285
mg/dL.
GENOGRAM

Riwayat
Penyakit Keluarga
Ayah pasien menderita diabetes melitus
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien merupakan pekerja kurir antar gula. Pekerjaan pasien ini mengendarai
motor selama 8 hingga 10 jam perhari.. Pasien bekerja selama 3 hingga 6 hari dalam
seminggu tergantung cuaca. Pasien selalu berkendara ke Samarinda Seberang hingga ke
Tenggarong. Selama bekerja, pasien sering merasa haus sehingga selalu minum air
putih dan mudah ingin buang air kecil. Namun, pasien sering menahan buang air kecil
hingga berjam jam. Apabila sudah tidak dapat menahan, pasien akan menepi dipinggir
jalan untuk buang air kecil. Pasien jarang mandi saat pulang bekerja dan hanya mandi
sehari sekali di pagi hari.
Pasien memiliki riwayat makan 2x sehari. Sebelum terdiagnosa diabetes melitus,
pasien makan pagi dengan kue tradisional yang manis sebanyak 4 hingga 5 biji serta es
teh manis dan makan sore yaitu nasi 1 piring disertai lauk ikan atau ayam dan sayur.
Namun, ketika di diagnosa diabetes melitus, pasien makan pagi dengan kue sebanyak 2
hingga 3 biji serta teh manis dengan gula tropicana dan makan sore yaitu nasi ½ piring
disertai lauk dan sayur.
LANJUTAN….

Pasien memiliki riwayat menjual teh sachet di pinggir jalan sejak


tahun. 2015 dan berhenti tahun 2020 saat pandemi terjadi. Pada saat
didiagnosa diabetes melitus tahun 2019, pasien masih rutin
menghabiskan dagangan teh sachet apabila dagangan nya tidak habis
terjual. Pasien dapat menghabiskan 5 bungkus teh sachet dagangan
nya. Pada saat pandemi terjadi, dimana dagangan pasien minim
penjualan, pasien dapat mengkonsumsi teh sachet hingga 10
bungkus perhari. Pasien berhenti berjualan pada bulan Mei 2020.

Pasien tidak pernah mengkontrol gula darah ke Puskesmas dan


pasien tidak mengkonsumsi obat diabetes. Selain itu, pasien tidak
pernah berolahraga.
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
: Sakit ringan
: Komposmentis (GCS E4V5M6)

Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 80x/menit reguler
Frekuensi Napas : 20 x/ menit reguler
Suhu : 36,5 OC

Status Gizi
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 80 kg
IMT : 29,4
Pemeriksaan Status Generalis
● Kepala: Normochepal, Mata ada mengalami penurunan penglihatan.
Telinga dan hidung dalam batas normal. Gigi dan mulut: dalam batas
normal
● Thoraks: auskultasi vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
● Jantung : batas normal, S1-S2 normal, gallop (-), murmur (-).
● Abdomen: bising usus (+), nyeri tekan (-)
● Ekstremitas superior et inferior: capillary refiltime (CRT) <2 detik.

Pemeriksaan Penunjang
● GDS : 285 mg/dL
● Asam Urat : 7,5
● Kolesterol Total : 156
● Bakteri pada Urinalisa : +
DIAGNOSIS BANDI
• Diabetes Melitus
• Infeksi Saluran Kemih
• Obesitas Grade I
• Hiperurisemia
• Hipertensi Grade I
Data Lingkungan
Family Apgar Score
Rumah Adaptasi :2
Pasien tinggal berlima dengan istri dan 1 orang anak. Rumah Kemitraan :2
berukuran 8 x 10 meter persegi berdinding beton semen, lantai
rumah keramik, jumlah kamar 2, 1 wc, 1 ruang keluarga Pertumbuhan :2
sekaligus ruang makan. Tempat mencuci piring di dapur. Kasih sayang :2
Penerangan dibantu dengan lampu, ventilasi yang baik Kebersamaan :2
sehingga rumah tidak lembab. Air mandi dari PDAM, air Total : 10
minum menggunakan air masak. Pembuangan sampah
dikumpulkan menjadi satu didalam plastik dan dibuang di
Nilai 8-10
tempat pembuangan umum.
Fungsi Keluarga baik
   

Tingkat pendapatan pribadi: Rp. 1.200.000,00

a. Pengeluaran rata-rata/bulan Rp. 1.200.000,00

- Bahan makanan: beras, lauk (ikan,  


telur dan sayur), air minum, biskuit,
 
teh dan kopi
- Bahan bahan untuk memasak  

- Air dan Listrik  


b. Pengeluaran diluar pribadi/bulan
Rp. 1.500.000,00
- Sewa rumah perbulan (dibantu anak)
Diagnostik
Holistik
No Aspek Rincian
1 Alasan kedatangan Pasien mengeluhkan nyeri saat ingin buang air kecil dan saat buang air
pasien kecil bewarna merahan sesekali. Pasien juga ingin mengkontrol gula darah.

2 Diagnosis klinis, Infeksi Saluran Kemih dan Diabetes Melitus Tipe II


biologikal, ICD 10 : N39 : (Urinary Tract Infection)
psikomental, E11.8 : (diabetes mellitus With unspecified complications)

intelektual, nutrisi,  
derajat keparahan
 
 
3 Perilaku individu dan Pasien mengalami kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu untuk
gaya hidup yang membayar asuransi kesehatan untuk selalu mengkontrol penyakit tidak
 
menunjang terjadinya menular. Pasien juga memiliki beban kerja dan kebiasaan yang dapat
penyakit dan memperberat penyakit yang dikeluhkan saat ini dan yang sudah diderita.
beratnya penyakit
 
(faktor risiko
internal)

4 Pemicu psikososial & Pandemi pada awal tahun 2020 membuat keadaan ekonomi pasien semakin
lingkungan dalam memburuk sehingga mengubah kebiasaan pasien yang dapat menyebabkan
kehidupan (faktor penyakit yang diderita saat ini.
risiko eksternal)
5 Derajat Fungsional Skala 1: Pasien mampu melakukan aktivitas seperti sebelum sakit (tidak ada
kesulitan)
MANDALA
OF
HEALTH
PENATALAKSANAAN
● Medikamentosa
 Ciprofloxacin 2 x 10 mg
 Metformin 3 x 500 mg
 Glimepirid 1 x 30 mg ac

● Non Medikamentosa
 Minum air putih untuk mencukupi kebutuhan harian minimal 2 L.
 Menjaga kebersihan pakaian dalam dengan mengganti minimal 2x sehari
 Menjaga kebersihan badan dengan mandi minimal 1x sehari dan
mengganti baju minimal 2x sehari atau setelah beraktivitas sehari-hari.
 Apabila ingin membuang air kecil sebaiknya tidak ditahan dan
disegerakan untuk membuang air kecil
 Pola makan diatur dengan memperhatikan kebutuhan kalori serta
makanan yang mengandung gula dibatasi.
 Rutin melakukan aktivitas fisik minimal 15 – 30 menit selama dengan rata
rata 3 hingga 5 kali perminggu.
 Menjelaskan bahwa harus rutin mengkonsumsi obat anti diabetes,
bagaimana mengkonsumsi nya dan komplikasi yang dapat terjadi akibat
diabetes.
USULAN PEMERIKSAAN

● Perlu diperiksakan laboratorium urinalisa


seperti ureum, kreatinin dan protein.
● Disarankan mengunjungi Posbindu
terdekat untuk kontrol kesehatan.
SKORING PENYELESAIAN MASALAH DALAM KELUARGA
Skor
Masalah Rencana pembinaan Sasaran Skor awal Upaya Penyelesaian Resume akhir
akhir
Masalah Perilaku Edukasi Pasien dan 1  Edukasi mengenai  Pasien dapat 2
Kesehatan: keluarga pasien pentingnya memahami
memeriksakan pentingnya  
 Jarang kesehatan secara memeriksakan
memeriksakan rutin ke layanan diri dan
diri secara rutin kesehatan meminum obat
ke layanan  Edukasi mengenai secara rutin
kesehatan perlunya meminum  Pasien
obat secara rutin memahami
 Pernah memiliki  Edukasi mengenai komplikasi yang
kebiasaaan komplikasi yang terjadi bila gula
minum manis dapat muncul bila darah n tidak
berlebihan dan gula darah tidak terkontrol
minim aktivitas terkontrol.  Pasien dapat
fisik.  Edukasi mengenai memahami pola
pola hidup yang hidup yang baik
 Memiliki riwayat baik pada penderita untuk penderita
tidak minum obat diabetes diabetes
secara teratur
 Masih
mengkonsumsi
minuman manis
walau kadar nya
dikurangi.
 Masalah ekonomi
membuat pasien
mengesampingka
n kesehatan.
Komunitas dan Edukasi Pasien dan        
Gaya Hidup keluarga    
       
pasien
 Memiliki  Edukasi mengenai  Pasien dan keluarg
komunitas yang 1 pentingnya sumber memahami 3
yang valid dan pentingnya sumber
masih minim
menelaah kembali yang valid dan
memahami mengenai setiap menelaah kembali
pentingnya informasi yang mengenai setiap
kontrol beredar terutama informasi yang
kesehatan. melalui media beredar
 Memiliki beban social  Pasien memahami
kerja yang  Edukasi untuk kebersihan pakaian
menjaga dalam serta
membuat pasien
kebersihan pakaian mengusahakan
minim dalam dan rutin untuk rutin minum
memperhatikan minum air putih. air putih
kebersihan
pakaian dalam.
Faktor Biologi: Medikamentosa dan Pasien dan keluarga 2  Edukasi mengenai penyakit  Pasien dan keluarga
Edukasi pasien diabetes mellitus tipe 2, memahami tentang
- memiliki riwayat diabetes gejala dan tanda, obat yang penyakit diabetes
mellitus digunakan dan efek mellitus tipe 2 serta
sampingnya dan komplikasi bagaimana
- menderita infeksi saluran
yang dapat timbul. mengkonsumsi obat.
kemih.
 Edukasi untuk mengurangi  Pasien memahami
makan makanan/minuman pentingnya mengatur
tinggi gula seperti minuman mengurangi makanan
kemasan, buah-buahan dan minuman manis dan
tinggi gula, dan melanjutkan melanjutkan pengaturan
kebiasaan baik mengganti diet yang telah dijalani.
nasi putih dengan nasi
merah, serta mengurangi  Pasien memahami
jajanan tinggi gula. tentang penyakit infeksi
saluran kemih sehingga
 Edukasi mengenai sudah dapat mengerti
kebersihan saluran genitalia bagaimana menghindari
dari segi gejala dan tanda pencetus nya serta
serta komplikasi apabila bagaimana mengatasi
tidak ditangani dengan baik. dan komplikasi nya.

 Edukasi untuk menjaga  Pasien memahami


kebersihan tubuh setelah pentingnya menjaga
melakukan aktivitas sehari kebersihan tubuh setelah
hari. menjalani aktivitas
sehari hari.

 
PEMBAHAS
AN
Teori Kasus
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik Pasien datang dengan keluhan nyeri saat buang air kecil dan saat ingin buang air
kecil.
dimana terjadi peningkatan gula darah melebihi normal yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. Pasien mengeluhkan kencing terkadang kemerahan.

Pasien sering menahan kencing dan jarang mengganti pakaian dalam walau sudah
Infeksi Saluran Kemih adanya perkembangan bakteri pada saluran kemih
lembab setelah seharian bekerja.
dan dapat meluas hingga ke ginjal ditandai dengan jumlah bacteriuria yang
bermakna Pasien mengeluhkan memiliki riwayat diabetes melitus selama 2 tahun.

Pasien memiliki gejala berupa sering kencing dan mudah haus.

Pasien mengeluhkan pandangan mudah kabur.


Faktor Risiko : Faktor Risiko :

• Diabetes Melitus • Pasien memiliki riwayat menjual minuman dingin yang manis dan pada saat
awal pandemi dimana saat jualan tidak habis terjual, pasien dapat
menghabiskan jualan nya hingga 10 sachet teh manis.
- Riwayat Keluaraga Inti menderita diabetes
- Konsumsi gula berlebihan • Pasien tidak pernah berolahraga.
- Pola makan yang kurang baik
• Pasien setiap hari mengkonsumsi kue tradisional yang manis dan the manis
- IMT lebih dari batas normal. serta konsumsi nasi putih 2x sehari sebelum terdiagnosa diabetes melitus.
 
• Pasien sering berkendara selama berjam jam dan sering menahan kencing.
 Infeksi Saluran Kemih
• Pasien tidak langsung membersihkan diri saat selesai beraktivitas
- Hygine pakaian dalam yang kurang baik. berkendara berjam jam.
- Keadaan pakaian dalam yang lembab.
Anamnesis (Subjective)  

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada Pasien datang ke Puskesmas Sempaja dengan keluhan
penyandang Diabetes Melitus. Kecurigaan adanya nyeri saat buang air kecil. Ketika buang air kecil
DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan terkadang disertai kencing bewarna kemerahan, kencing
seperti: keluar sedikit - sedikit. Pasien memiliki riwayat selalu

Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia menahan kencing. Beberapa hari terakhir sebelum ke
dan penurunan berat badan yang tidak dapat Puskesmas, pasien mengeluhkan nyeri pada daerah
dijelaskan sebabnya kemaluan dan dapat menjalar hingga ke selangkangan
kemudian ke daerah paha dan meluas ke perut bawah
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata saat ingin kencing.
kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
vulva pada wanita. Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.
Keluhan yang sering dialami pasien hingga saat ini yaitu
Pada Infeksi Saluran Kemih, gejala
cardinal seperti disuria, polakisuria, nyeri mmudah haus dan mudah buang air kecil. Selain itu,
uretra, nyeri kandung kemih dan nyeri pasien mengeluhkan pandangan sering kabur.
kolik
 
Pemeriksaan Fisik (Objective)  Pemeriksaan Fisik
dan Pemeriksaaan Penunjang  Kepala: Normochepal, Mata ada mengalami penurunan penglihatan. Telinga
dan hidung dalam batas normal. Gigi dan mulut: dalam batas normal
 Pada pemeriksaan fisik jarang ditemukan kelainan. Namun diabetes melitus  Thoraks: auskultasi vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
dapat ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang laboratorium.  Jantung : batas normal, S1-S2 normal, gallop (-), murmur (-).
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan Gula  Abdomen: bising usus (+), nyeri tekan (-)
Darah Puasa, Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dan pemeriksaan Gula  Ekstremitas superior et inferior: capillary refiltime (CRT) <2 detik.
Darah Sewaktu 200 mg/dL yang dapat dilakukan dengan adanya keluhan
 
klasik. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% dengan menggunakan metode yang Pemeriksaan Penunjang :
erstandarisasi ole National Glycohaemoglobin Standarization Program
 GDS : 285 mg/dL
(NGSP).  Asam Urat : 7,5
 Bakteri pada Urinalisa : +
Pada Infeksi Saluran Kemih, pemriksaan fisik yang dapat ditemukan  
seperti adanya hematuria namun tidak selalu ada. Distensi abdomen
sangat nyata dan rebound tenderness mungkin juga ditemukan, hal ini
menunjukkan adanya proses telah menjalar pada intra
peritoneal.Pemeriksaan penunjang diagnosis untuk menegakkan infeksi
saluran kemih yaitu analisis urin rutin.
Pemeriksaan analisa urin rutin terdiri dari pH urin, proteinuria (albuminuria),
dan pemeriksaan mikroskopik urin.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai