Anda di halaman 1dari 52

[Type here]

LAPORAN KASUS MENDALAM


ASUHAN GIZI PADA KASUS EFUSI PLEURA DEXTREN ADENO CA,
DIABETES TIPE II DAN CKD DENGAN HEMODIALISA RUTIN
DI BANGSAL MARWAH KELAS III A8
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh :
NISRINA LUTHFIYAH
PO.71.31.1.15.019

PRODI DIV GIZI

POLTEKKES KEDDMENKES PALEMBANG

2018
BAB I
PENDAHULUAN
SKRINING

A. Skrinning Gizi Awal

1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak Skor


direncakanan/ tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir
Tidak 0
Tidak 2
Ya, ada penurunan BB sebanyak :
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
15 kg 4
Tidak tahu berapak kg penurunannya 2
2. Apakah asupan makanan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makanan/ kesulitan menerima makanan?
Tidak 0
Ya 1
Bila skor 2, pasien berisiko malnutrisi, konsul ke Ahli Gizi
Kesimpulan : Hasil skor Skrinning Gizi Awal pasien yaitu 1. Pasien tidak berisiko
malnutrisi.

1
BAB II
NCP
A. NUTRITION ASSESMENT
1. Personal History
a. Data Personal
Tabel 1.1 Identitas Pasien
Nama: Ny. Is Pendidikan : Tidak Tamat SD
No RM : 67-53-14 Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 59 tahun Status perkawinan : Kawin
Tempat tanggal lahir : 31-12-1958 Tanggal masuk : 12/09/2018
Agama : Islam Tanggal kasus : 14/09/2018
Pekerjaan : Pedagang Diagnosis : Efusi Pleura Dextren Adeno Ca,
DM Tipe II
CKD dengan HD Rutin
Alamat :Gamping Kidul RT 01/17 Dokter : dr. Munawar Gani
Ambarketawang Gamping,
Sleman, DIY

b. Riwayat Medis
Tabel 1.2 Riwayat Penyakit
 Sesak (+)
Keluhan utama  Mual(-)
 Muntah (-)
 Efusi Pleura Dextren Adeno Ca
Riwayat penyakit
 DM Tipe II
sekarang
 CKD dengan HD Rutin
Riwayat penyakit
 Hipertensi
keluarga
 Diabetes Melitus (sejak 25 th yll dikarenakan pola makan
yang salah)
Riwayat penyakit
 Hipertensi (keturunan)
dahulu
 CKD (sejak 1 th yll)
 Maag

2
c. Riwayat Sosial
Tabel 1.3 Riwayat Sosial
Pekerjaan Pedagang
Pendidikan Tidak Tamat SD
(+)
Pasien pernah mendapatkan konseling gizi dan telah
Konseling gizi
menerapkan anjuran diet DM, RG dan GG di rumah namun
tidak bertahan lama dikarenakan merasa bosan
Alergi Obat (-)
Alergi Makanan (-)
Aktivitas fisik - Duduk
- Tidur
Memiliki kebiasaan sulit tidur pada malam hari
dikarenakan banyak yang dipikirkan
Alat Bantu Nafas (+/-) Oksigen
BAB - 2 kali selama dirawat di RS (7 hari)
dan
BAK - Tidak lancar dan tidak diketahui jumlah urin tampung
dikarenakan menggunakan pampers
- Urin tidak lancar keluar/ sedikit semenjak dilakukan HD
rutin
Merokok (-)
Kelengkapan gigi - Lengkap
Status emosional - Normal
Kemampuan melihat - Retinopati sejak 3 tahun yll
Pemeriksaan - Laboratorium
Penunjang - Thorax
- Rontgen

d. Riwayat Obat
Selama dirumah sebelum masuk rumah sakit, pasien rutin mengkonsumsi obat
diabetes setiap hari dalam jangka waktu yang lama >20 th yll sehingga dapat
memperberat fungsi kerja ginjal dan akhirnya terkena penyakit CKD semenjak satu
tahun yll.
Tabel 1.4 Jenis Dan Fungsi Obat
N Interaksi Obat Dan Makanan
Nama Obat Fungsi
o
1 Amlodipin Amlodipine adalah obat  Jus grape fruit dapat
untuk meningkatkan kadar

3
mengatasi hipertensi atau amlodipine.
tekanan darah tinggi.  Hindari efedra, yohimbe
Amlodipine bisa dikonsumsi dan ginseng (dapat
secara tersendiri atau memperparah efek
dikombinasikan dengan obat hipotensif).
lain. Dengan menurunkan  Hindari bawang putih
tekanan darah, obat ini (dapat menurunkan efek
membantu mencegah antihipertensi)
serangan stroke, serangan  Makanan tinggi kalsium
jantung, dan penyakit ginjal. dapat mengurangi efek
hipotensif dari calsium
chanel bloker.
2 Adalatoros Adalat Oros mengandung Tidak Ditemukan Data
Nifedipine digunakan untuk
membantu mengobati tekanan
darah tinggi (Hipertensi),
nyeri dada (Angina pektoris),
sindrom raynaud
(penghambatan penyaluran
darah di pembuluh nadi kecil)
3 Candesartan Candesartan adalah obat Akan berkurang
yang digunakan untuk efektivitasnya apabila
mengobati tekanan darah mengkonsumsi makanan yang
tinggi (hipertensi) pada orang mengandung kadar garam
dewasa maupun anak-anak. (NaCl) tinggi
Obat Candesartan adalah
obat yang termasuk dalam
kelas obat angiotensin
receptor blockers (ARBs).
Obat tersebut bekerja dengan
cara memblokir reseptor
angiotensin, yang
melemaskan pembuluh darah
sehingga darah dapat
mengalir lebih mudah. Selain
itu, obat Candesartan adalah
obat yang juga biasa dipakai
untuk melindungi ginjal dari
kerusakan karena diabetes,
dan mengobati gagal jantung.
4 Furosemid Furosemide adalah obat Tidak Ditemukan Data

4
untuk mengurangi cairan
berlebih dalam tubuh (edema)
yang disebabkan oleh kondisi
seperti gagal jantung,
penyakit hati, dan ginjal.
Obat ini juga digunakan
untuk mengobati tekanan
darah tinggi. Furosemide
adalah obat diuretik yang
menyebabkan Anda menjadi
lebih sering buang air kecil
untuk membantu membuang
air dan garam yang
berlebihan dari tubuh. Obat
ini juga dapat digunakan
untuk menurunkan kadar
kalsium yang tinggi dalam
darah (hiperkalsemia).
5 Folic acid Asam folat membantu Tidak Ditemukan Data
tubuh Anda memproduksi dan
mempertahankan sel-sel baru,
dan juga membantu
mencegah perubahan DNA
yang dapat menyebabkan
kanker. Sebagai obat, asam
folat digunakan untuk
mengobati kekurangan asam
folat dan beberapa jenis
anemia (kekurangan sel darah
merah) yang disebabkan oleh
kekurangan asam folat.
6 Chloridin Kalium klorida adalah Tidak Ditemukan Data
obat suplemen mineral
dengan fungsi untuk
mengobati atau mencegah
jumlah kalium yang rendah
dalam darah. Tingkat normal
kalium dalam darah sangat
penting. Kalium atau juga
dikenal sebagai potassium
membantu sel, ginjal,

5
jantung, otot, dan saraf akan
berfungsi dengan baik.
7 Kapsul Kalsium karbonat adalah Tidak Ditemukan Data
CaCO3 obat maag untuk mengobati
gejala yang disebabkan oleh
terlalu banyak asam
lambung di perut, seperti
mulas, sakit perut, atau
gangguan pencernaan.
Kalsium karbonat adalah obat
jenis antasida yang bekerja
dengan menurunkan jumlah
asam dalam perut.
8 Vit B Vitamin B Kompleks Tidak Ditemukan Data
kompleks berfungsi dalam membentuk
energi, membantu proses
metabolisme dan menurunkan
kadar kolesterol.

2. Riwayat Gizi
a. Riwayat Pola Makan
Sebelum sakit pasien menyukai makanan manis, seperti kue, buah durian, dan
makanan manis lainnya sampai akhirnya terkena penyakit diabetes mellitus tipe II.
Pasien sudah pernah mencoba menerapkan diet Diabetes Melitus atas anjuran ahli
gizi, seperti mengganti nasi putih menjadi kentang rebus namun hanya berjalan
selama 3 hari saja karena pasien merasa bosan.

Tabel 1.5 Riwayat Pola Makan


Riwayat/pola makan Makanan pokok :
Bubur nasi 2x/hari @1/2 centong
Nasi putih 1x/hari @1/2 centong
Lauk hewani :
Daging sapi rebus 3x/hari @1 potong kecil
Ayam 1x/minggu @1 potong sedang
Telur 2-3x/minggu @ 1 butir
Tidak menyukai ikan
Lauk Nabati :
Tempe 2 potong/hari @ 1 ptg kcl
Tahu 1 potong/hari @ 1 ptg kcl

6
Suka makan tempe dan tahu yang dioseng/dibacem
Sayur :
Sayur 3x/hari @ 1/2 mangkok kcl
(brokoli, wortel, bayam)
Buah :
Buah 1x/hari @1/2 ptg buah sdg
(pepaya, pisang, mangga)
Snack
Tidak terlalu suka goreng-gorengan 1-2x/minggu @1 buah
(tempe mendoan, tahu isi)
Cairan
Air putih 5 gelas/hari (harusnya 3 gls/hr) @250 ml
Teh manis (hanya saat hipoglikemia) 1x/mg
Sirup 1x/bulan @3 sdm
Kopi (-)
Minuman berenergi (extrajoss, dll) (-)

Tabel 1.6 Recall Makanan Sebelum MRS

Energi Protein Lemak Karbohidrat Serat Natrium


Implementasi
(kcal) (gr) (gr) (gr) (gr) (mg)
Recall Sebelum
788.3 35.5 36.5 91.5 11.5 162.6
MRS
Kebutuhan (100%) 1836 43.2 40.8 324 25gr 200-400 mg
%asupan 43% 82% 89.5% 28% 46% 81.3%

b. Recall Makanan 2x24 Jam Setelah MRS


Tabel 1.7 Recall Makanan 2x24 Jam

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Tanggal Asal Asupan
(kcal) (gr) (gr) (gr)
MRS 157.8 2.5 5.6 25.1
13-14 September 2018
MRLS 374.4 7.2 19.4 43.7
14-15 September MRS 321.1 6.4 11.6 49.4
2018 MLRS - - - -
Jumlah Asupan 853.3 16.2 36.6 118.2
Rata-rata Asupan/hari 426.65 8.05 18.3 59.1
Kebutuhan (100%) 1836 43.2 40.8 324
% Asupan/hari 23% 18.6% 44.8% 18.2%
Keterangan Kurang Kurang Kurang Kurang

7
3. ANTROPOMETRI
Pengukuran dilakukan pada tanggal 13/09/2018 dalam rekam medis.
BB = 36 kg
TB = 140 cm
IMT = BB/TB2
= 36/1.402
= 18.36 (kurus)
BBI = (TB-100)
= (140-100)
= 40 kg
4. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Tabel 1.7 Hasil Pemeriksaan Laboratorium

8
Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Keterangan
12-09-2018 Hb 12.3 12-17 g/dl N
Hematokrit 37 39-52 % N
GDS 481 70-140 mg/dl ↑
Ureum 110 15-45 mg/dl ↑
Kreatinin 6.3 0-1.3 mg/dl ↑
Albumin 6.3 4-5.3gr/dl ↑

13-09-2018
01:00 GDS 334 70-140 mg/dl ↑
06:00 GDS 193 70-140 mg/dl ↑
18:00 GDS 122 70-140 mg/dl N
23:00 GDS 98 70-140 mg/dl N
Hb 12.3 12-17 g/dl N
Albumin 6.3 4-5.3gr/dl ↑
Kreatinin 6.3 0-1.3 mg/dl ↑

14-09-2018
06:00 GDS 144 70-140 mg/dl ↑
15-09-2018
06:00 GDS 253 70-140 mg/dl ↑
13:20 GDS 297 70-140 mg/dl ↑
17:00 GDS 111 70-140 mg/dl N
16-09-2018
06:00 GDS 282 70-140 mg/dl ↑
17-09-2018
11:00 GDS 120 70-140 mg/dl N
17:00 GDS 240 70-140 mg/dl ↑
23:00 GDS 135 70-140 mg/dl N
18 -09-2018
06:00 GDS 203 70-140 mg/dl ↑
GDS 135 70-140 mg/dl N
Sumber :Rekam Medis, September 2018 no 67-53-14

5. PEMERIKSAAN KLINIK
Tabel 1.8 Hasil Pemeriksaan Klinis

9
Tanggal Klinik Nilai normal Kesimpulan
Pemeriksaan
12-09-2018 TD : 187/70mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 108 x/menit 60-100x/m ↑
T : 36.7°C 36°C-37°C N
R : 23x/mnt 12-20x/m ↑
13-09-2018 TD : 158/40 mmHg 120/80 mmHg ↑
14-09-2018
06:00 TD : 109/83 mmHg 120/80 mmHg N
N : 83 x/menit 60-100x/m N
T : 37°C 36°C-37°C N
11:00 TD : 156/65 mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 75 x/menit 60-100x/m N
T : 36.7°C 36°C-37°C N
15-09-2018 TD : 167/73 mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 71x/menit 60-100x/m N
T: 36°C 36°C-37°C N
16-09-2018 TD : 184/68 mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 84x/menit 60-100x/m N
T : 36°C 36°C-37°C N
17-09-2018 TD : 180/60 mmHg 120/80 mmHg ↑
TD : 169/70 120/80 mmHg ↑
N : 84x/menit 60-100x/m N
N :80x/menit 60-100x/m N
18-09-2018 TD : 184/111mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 92x/menit 60-100x/m N
Suhu : 36°C 36°C-37°C N
Sumber: rekam medis September 2018 no 67-53-14

6. PEMERIKSAAN FISIK
Tabel 1.9 Hasil Pemeriksaan Fisik
Tanggal
Fisik
pemeriksaan
KU : Cukup
Sesak (++)
Mual (-)
12-09-2018 pusing (++)
muntah (-)
Nyeri pada dada sebelah kanan (++)
Nyeri pada perut (+)
13-09-2018 KU : Cukup
Sesak (++)
Mual (-)

10
pusing (+)
muntah (-)
Nyeri pada dada sebelah kanan (++)
Nyeri pada perut (+)
Post WSD
Terpasang WSD
Batuk (+)
Pola nafas tidak efektif
KU : Cukup
Sesak (++)
Mual (-)
pusing (+)
muntah (-)
14-09-2018
Nyeri pada dada sebelah kanan (++++)
Nyeri pada perut (+)
Terpasang WSD
Batuk (+)
Pola nafas tidak efektif
KU : Cukup
WSD : 100 cc
Sesak (+)
Mual (-)
pusing (-)
15-09-2018
muntah (-)
Nyeri pada dada sebelah kanan (+++)
Nyeri pada perut (+)
Terpasang WSD
Pola nafas tidak efektif
KU : Cukup
Sesak (+)
Mual (+)
pusing (-)
muntah (+)
16-09-2018
Terpasang WSD
Nyeri pada dada sebelah kanan (++)
Pola nafas tidak efektif
Nyeri pada perut (++)
WSD : Tidak bertambah
17-09-2018 KU : Cukup
(Pagi) Sesak (+/-)
Mual (+)

11
pusing (-)
muntah (+)
Terpasang WSD
Nyeri pada dada sebelah kanan (++)
Nyeri pada perut (++)
WSD : Tidak bertambah

(Sore) WSD : 50 ml
Muntah (-)
Nyeri pada perut (-)
KU : Cukup
Sesak (-)
Mual (-)
Pusing (-)
18-09-2018
Muntah (-)
Nyeri pada dada sebelah kanan (+)
Nyeri pada perut (-)
WSD lepas
Sumber: rekam medis September 2018 no 67-53-14

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
No Pemeriksaa Tanggal/Penanggung Hasil Pemeriksaan
n Jawab
1 Rontgen (15-09-2018)/ Fisioterapi - Efusi Pleura
2 Thorax (16-09-2018)/ Radiologi - Perselubungan semiopar
Nama dokter: inhomogen dilapangan balu
- dr Ahmad Faisol, kanan relative menetap
HDR, SP, RAD (bronchopneunomia)
No Reg : RG01904907 - Efusi pleura kanan relative
No Lab : TU2919056A berkurang dalam deompressi
dengan WSD, ujung distal
WSD di proyeksi setinggi costa
8 kanan aspek posterior
- Lain-lain stasioner

12
B. DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake (NI)
[NI-2.1] Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kurangnya nafsu makan, sesak, mual
dan muntah ditandai dengan % asupan defisit E: 23%, P: 18.6%, KH: 18.2%

[NI-5.8.5] Asupan serat inadekuat berkaitan dengan kurangnya mengkonsumsi buah dan
sayur ditandai dengan sembelit (BAB hanya 2x selama dirawat selama 7 hari)

2. Domain Clinis (NC)


[NC-2.2] Perubahan nilai LAB terkait zat gizi khusus berkaitan dengan gangguan
metabolisme karbohidrat ditandai dengan GDS 481 mg/dl

[NC-2.2] Perubahan nilai LAB terkait zat gizi khusus berkaitan dengan gangguan fungsi

ginjal ditandai dengan nilai ureum tinggi (110 mg/dl) dan nilai kreatinin tinggi

(6.3 mg/dl) dan telah menjalankan HD rutin setiap 2 kali/minggu

[NC-1.] Mengurangi asupan natrium berkaitan dengan peningkatan tekanan darah yang
dibuktikan dengan tekanan darah tinggi (187/70mmHg)

[NC-3.1] Berat badan kurang berkaitan dengan asupan energi inadekuat ditandai dengan
IMT 18.36 kg/m2 (Kurus)

3. Domain Behaviour (NB)

[NB-1.3] Ketidaksiapan pasien menjalankan diet berkaitan ketidakpatuhan pasien


menerapkan informasi yang telah diberikan ditandai dengan pasien masih saja
mengkonsumsi air putih > 3 gelas/hari @200 ml (anjuran dokter: 3 gelas/hari)
dan mengkonsumsi makanan dari luar RS saat dirawat di RS

C. INTERVENSI GIZI

13
1. PERENCANAAN
a. Tujuan diet
1) Memberikan asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan dasar pasien dengan
porsi kecil tapi sering agar memanajemen mual, muntah dan sesak dengan bentuk
makanan biasa
2) Meningkatkan intake mencapai >80% dengan bertahap
3) Menurunkan kadar glukosa darah agar mencapai normal.
4) Mencegah kenaikan kadar ureum kreatinin agar mencapai normal dan pembatasan
cairan dikarenakan pasien terdiagnosis CKD
5) Membatasi asupan natrium guna mengontrol tekanan darah pasien
6) Meningkatkan berat badan hingga mencapai normal
7) Memberikan edukasi mengenai gizi kepada pasien dan keluarga pasien agar
mematuhi diet yang telah diberikan

b. Rencana Edukasi Gizi


Tabel 1.10 Rencana edukasi gizi
Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan
Asupan oral Memotivasi pasien - Pentingnya Dilakukan di
inadekuat untuk menghabiskan pemenuhan bangsal kepada
makanan agar asupan kebutuhan energi pasien dan keluarga
meningkat pada pasien Efusi
pleura, DM, CKD
sesuai kebutuhan
- Kebutuhan energi
pasien yang
dijabarkan dalam
menu makan
Perubahan nilai Memberikan informasi Diet DM Tipe II
LAB terkait zat kepada pasien atau RG I dan GG
gizi keluarga tentang diet
Khusus DM Tipe II, RG I dan
GG, makanan yang
dibatasi dan dianjurkan

14
Penurunan Memberikan informasi - Kebutuhan
kebutuhan dan pemahaman kepada natrium dan cairan
natrium dan pasien untuk membatasi dalam sehari
cairan cairan dan natrium sesuai dengan
kondisi
penyakitnya
- Penerjemahan
kebutuhan cairan
dan natrium yang
direkomendasikan
ke dalam makanan
sehari-hari

c. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Tabel 1.11 Rencana monitoring dan evaluasi

Anamnesis Yang diukur Pengukuran Target


Antropometri Berat badan Saat pasien bisa BB tidak terjadi
diukur penurunan

Biokimia GDS, Ureum, Saat ada pengukuran Dalam batas normal


Kreatinin LAB terbaru
Fisik dan Klinis Tekanan darah, Setiap hari Kesan umum baik,
pernafasan, Tekanan darah turun,
nadi, nyeri, pusing, Pernafasan, nyeri,
mual, muntah pusing mual dan
muntah menghilang
Dietary Energi, protein,
lemak, karbohidrat Setiap hari > 80%-100%
dan serat
Edukasi Gizi Pengetahuan Setiap hari Pasien mampu
mengenai kebutuhan menaati diet yang
makanan dan diet telah diberikan
DM, RG, GG

15
2. IMPLEMENTASI
a. Terapi Diet
1) Terapi Diet : DM 1700
RG I
GG
2) Bentuk Makanan : Biasa
3) Cara Pemberian : Oral
b. Syarat / prinsip diet
1) Energi cukup, 30 kkal/kgBB (DM dengan komplikasi penyakit lain, yaitu efusi
pleura post operasi dan CKD)
2) Protein tinggi 1.2 gr/KgBB
3) Lemak sedang, 20% dari total kebutuhan
4) Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan total
5) Pembatasan natrium. Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)
6) Fosfor dibatasi, <17 mg/kg BB Ideal/hari
7) Kalium, 1gr/1L urin
8) Kalsium tinggi, 1000 mg/hari
9) Serat 25gr/hr, utamakan serat larut air.
10) Prinsip 3J : tepat jenis, tepat jumlah, tepat jadwal
11) Pembatasan cairan, cairan diberikan 1000 ml/hr

c. Perhitungan kebutuhan gizi


BMR = 30 kcal/kg BB

16
= 30 kcal x 36 kg
= 1080 kkal

Kor kerangka tubuh = 20% x BMR


= 20% x 1080
= 216 kkal

Aktivitas bedrest = 10% x 1080


= 108 kkal

Faktor usia > 50 th = 10% x 1080 kkal


= 108 kkal

Faktor Stress = 50% x 1080 kkal


= 540 kkal

Energi Total = BMR+ FA – FU + FS + FK


= 1080 + 108 – 108 + 540 + 216
= 1836 kkal
Kebutuhan 80% = 1468.8 kkal

Protein = 1.2 x kgBB


= 1.2 x 36
= 43.2 g
= 43.2 x 4
= 172.8 kkal (12%)
Kebutuhan 80% = 34.56 g

Lemak = 20% x Energi total


= 20% x 1836 kkal
= 367.2 kkal

17
= 367.2/9
= 40.8 g
Kebutuhan 80% = 32.64 g

Karbohidrat = E - (P+L)
= 1836 – (172.8 + 367.2)
= 1296 kkal
= 1296 / 4
= 324 g
Kebutuhan 80% = 259.2 g

Fosfor = 17/kg BB Ideal/hari


= 17 x 40 kg
= 680 mg
Kebutuhan 80% = 544 mg

Serat = 25gr/hari
Kebutuhan 80% = 20 gr

d. Konseling Gizi
1) Sasaran konseling : pasien dan keluarga pasien
2) Tujuan konseling :
1.) Memberikan informasi kepada keluarga tentang diet diabetes melitus,
rendah garam I, dan gagal ginjal makanan yang dibatasi dan makanan yang
dianjurkan.
2.) Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien untuk mencegah
penurunan berat badan dan status gizi lebih lanjut
3.) Memberikan informasi kepada pasien untuk mengubah pola makan yang baik
3) Target konseling
1.) Keluarga pasien memahami dan menerapkan materi yang diberikan

18
2.) Keluarga dapat memberikan motivasi kepada pasien
4) Waktu konseling
Waktu dilakukannya proses konseling yaitu 15-20 menit.
5) Metode konseling
Metode yang digunakan untuk konseling adalah ceramah dan tanya jawab
6) Media konseling
Media atau alat bantu yang digunakan untuk konseling adalah leaflet
7) Materi konseling
a) Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak diajurkan
b) Pentingnya meningkatkan asupan makanan
c) Pentingnya membatasi makanan yang tinggi gula
d) Pentingnya membatasi natrium dan cairan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. DIABETES MELITUS
Menurut WHO diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
keturunan dan / atau adanya kekurangan produksi insulin oleh pankreas, atau oleh tidak
efektifnya insulin yang dihasilkan. Akibat kekurangan tersebut akan terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah, yang akan merusak banyak sistem tubuh, khususnya
pembuluh darah dan saraf.

19
American Diabetes Association (ADA, 2012) mengungkapkan bahwa Diabetes
Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia
sebagai akibat dari defek sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Keadaan hiperglikemia
kronis dan diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, gangguan fungsi dan
kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah.
Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) yang akibat kekurangan hormone insulin
secara absout atau relatif (Almatsier, 2008).
Terdapat beberapa jenis diabetes diantaranya: Diabetes mellitus gestasional, Diabetes
melitus tipe 1, Diabetes mellitus tipe 2. Diabetes yang terjadi pada saat hamil disebut
diabetes tipe gestasi (gestasional diabetes). Hal ini dapat terjadi karena
pembentukanbeberapa hormone pada wanita hamil yang menyebabkan resistensi insulin.
Diabetes tipe 1 adalah diabetes dengan pankreas sebagai pabrik insulin tidak dapat atau
kurang mampu membuat insulin. Akibatnya, insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali
dan gula akan menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut kedalam sel.
Penyakit ini biasanya timbul pada usia anak atau remaja, baik pria maupun wanita.
Gejala biasanya timbul mendadak dan bisa berat sampai koma apabila tidak segera ditolong
dengan suntikan insulin. Dari semua penderita diabetes 5-10% adalah tipe 1. Diabetes tipe 2
adalah jenis yang paling sering didapatkan biasanya timbul pada usia diatas 40 tahun, namun
bisa pula timbul pada usia diatas 20 tahun. 90-95% dari penderita diabetes adalah tipe 2.

B. CKD (CRONIC KIDNEY DESEASE)


Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan ginjal
atau laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 mL/menit dalam waktu 3 bulan atau lebih.
Penurunan fungsi ginjal terjadi secara berangsur-angsur dan irreversible yang akan
berkembang terus menjadi gagal ginjal terminal. Adanya kerusakan ginjal tersebut dapat
dilihat dari kelainan yang terdapat dalam darah, urin, pencitraan, atau biopsi ginjal.
Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan tekanan darah tinggi, yaitu
sekitar dua pertiga dari seluruh kasus (National Kidney Foundation, 2015).

20
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami beberapa
komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan Bare (2001) serta Suwitra
(2006) antara lain adalah:

1. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, katabolisme, dan masukan


diit berlebih.
2. Prikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin angiotensin
aldosteron.
4. Anemia akibatpenurunan eritropoitin.
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan kadar
alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
6. Uremia akibat peningkatan kadar ureum dalam tubuh.
7. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebian.
8. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
9. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.

C. EFUSI PLEURA

Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan di antara dua
lapisan pleura. Pleura merupakan membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding
dada bagian dalam. Cairan yang diproduksi pleura ini sebenarnya berfungsi sebagai pelumas
yang membantu kelancaran pergerakan paru-paru ketika bernapas. Namun ketika cairan
tersebut berlebihan dan menumpuk, maka bisa menimbulkan gejala-gejala tertentu.

Gejala-gejala efusi pelura antara lain adalah nyeri dada saat menarik dan membuang
napas, batuk, demam, dan sesak napas. Gejala biasanya terasa jika efusi pleura sudah
memasuki level menengah hingga parah, atau terjadi peradangan. Jika penumpukan cairan
masih tergolong ringan biasanya penderita tidak akan merasakan gejala apa-apa.

21
Efusi pleura umumnya dibagi menjadi dua, yaitu transudatif dan eksudatif. Efusi
pleura transudatif disebabkan oleh meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah atau
rendahnya kadar protein dalam darah. Hal ini mengakibatkan cairan merembes ke lapisan
pleura. Sedangkan efusi pelura eksudatif disebabkan oleh peradangan, cedera pada paru-
paru, tumor, dan penyumbatan pembuluh darah atau pembuluh getah bening.

Efusi pleura sering kali terjadi sebagai komplikasi dari beberapa jenis penyakit
lainnya, seperti:

1. Kanker paru-paru.
2. Tuberkulosis (TBC).
3. Pneumonia.
4. Emboli paru.
5. Sirosis atau penurunan fungsi hati.
6. Penyakit ginjal.
7. Gagal jantung
8. Penyakit lupus.
9. Rheumatoid arthritis.

Sejumlah faktor risiko dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita efusi
pleura. Di antaranya adalah memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi), merokok,
mengonsumsi minuman beralkohol, dan terkena paparan debu asbes.

Karena efusi pleura timbul sebagai komplikasi dari penyakit-penyakit lain, maka
pengobatan yang harus dilakukan pun adalah dengan cara menyembuhkan kondisi-kondisi
yang menyebabkannya. Contoh yang bisa diambil di sini adalah pengobatan kanker dengan
radioterapi dan kemoterapi, atau pengobatan pneumonia dengan antibiotik.

D. HIPERTENSI

Hipertensi atau dikenal dengan darah tinggi merupakan gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering disebut sebagai pembuluh gelap (the
silent killer), karena termasuk penyakit mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya
lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.

22
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai factor dapat
memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak
diketahui (hipertensi essensial). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan
denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepid an
peningkatan volume aliran darah.
Klasifikasi hipertensi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi sistolik dan hipertensi
diastolic. Pertama yaitu hipertensi sistolik adalah jantung berdenyut terlalu kuat sehingga
dapat meningkatkan angka sistolik. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan
pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung), adalah tekanan maksimum dalam
arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan
atas yang nilainya lebih besar. Kedua yaitu hipertensi diastolic terjadi apabila pembuluh
darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran
darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolic
berkaitan dengan tekanan dalam arteri apabila jantung berada dalam keadaan relaksasi
diantara dua denyutan.

BAB III
PEMBAHASAN

Ny. I pasien rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berusia 59 tahun. Masuk
rumah sakit pada tanggal 12 September 2018 dengan keluhan sesak nafas, pusing, nyeri
pada dada sebelah kanan dan nyeri pada perut. Pasien didiagnosis Efusi Pleura Dextren
Adeno Ca dengan riwayat penyakit terdahulu DM, HT dan GG. Berdasarkan hasil
perhitungan status gizi pasien tergolong status gizi kurang. Awal studi kasus ini dilakukan

23
pada 14-09-2018 dengan bertemu langsung dengan pasien Ny. Is dan keluarga dan didapat
pengambilan data sebagai berikut :

A. EVALUASI DATA ANTROPOMETRI

Evaluasi dan pemantauan antropometri bertujuan untuk menilai status gizi pasien
dan untuk mencapai target. Metode yang sering digunakan untuk mengetahui status
gizi seseorang adalah dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). IMT adalah alat
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang
(Almatsier, 2003).
Pada kasus ini hasil pengukuran antropometri berdasarkan data rekam medik
didapatkan hasil penimbangan dan pengukuran BB = 140 cm, TB = 36 kg.
Berdasarkan IMT diperoleh hasil 18.36 kg/m2 (termasuk status gizi kurang).
Batas IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan
batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang laki-
laki adalah: 20.1-25.0; dan untuk perempuan adalah : 18.7-23.8. Untuk kepentingan
pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut
FAI/WHO (2004) menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan
perempuan. Dari perhitungan dietahui bahwa IMT pasien Ny IS adalah 18.36 kg/m2
dengan kategori status gizi kurang menurut WHO/WHO (2004). Status gizi Ny Is
sangat penting ditingkatkan. Status gizi yang kurang dapat meningkatkan terjadinya
resiko infeksi. Proses keberhasilan pengobatan antara lain ditentukan oleh status gizi
pasien. (Raubun, 2005).

B. EVALUASI DATA BIOKIMIA


Penilaian status gizi secara biokimia adalaha pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada jaringan tubuh yaitu dengan darah. Pada kasus ini,
pemeriksaan biokimia pada pasien Ny. Is dilakukan pada 12-09-2018. Awal masuk rumah
sakit pada tangga terdapat sebagai berikut:

24
Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan biokimia

Tanggal Pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Keterangan


12-09-2018 Hb 12.3 12-17 g/dl N
Hematokrit 37 39-52 % N
GDS 481 70-140 mg/dl ↑
Ureum 110 15-45 mg/dl ↑
Kreatinin 6.3 0-1.3 mg/dl ↑
Albumin 6.3 4-5.3gr/dl ↑

13-09-2018
01:00 GDS 334 70-140 mg/dl ↑
06:00 GDS 193 70-140 mg/dl ↑
18:00 GDS 122 70-140 mg/dl N
23:00 GDS 98 70-140 mg/dl N
Hb 12.3 12-17 g/dl N
Albumin 6.3 4-5.3gr/dl ↑
Kreatinin 6.3 0-1.3 mg/dl ↑

14-09-2018
06:00 GDS 144 70-140 mg/dl ↑
15-09-2018
06:00 GDS 253 70-140 mg/dl ↑
13:20 GDS 297 70-140 mg/dl ↑
17:00 GDS 111 70-140 mg/dl N
16-09-2018
06:00 GDS 282 70-140 mg/dl ↑
17-09-2018
11:00 GDS 120 70-140 mg/dl N
17:00 GDS 240 70-140 mg/dl ↑
23:00 GDS 135 70-140 mg/dl N
18 -09-2018
06:00 GDS 203 70-140 mg/dl ↑
GDS 135 70-140 mg/dl N

25
Sumber: rekam medis September 2018 no 67-53-14

Dari hasil pemeriksaan saat awal kasus diketahui bahwa awal masuk rumah sakit
nilai lab yang abnormal yaitu ureum tinggi(110g/dl), kreatinin tinggi (6.3 mg/dl) dan Gula
Darah Sewaktu (GDS) tinggi (481 mm//dl). Untuk ureum dan kreatinin tidak didapatkan
data lab terbaru sedangkan untuk GDS pada pemeriksaan yang selanjutkan (13-09-208)
didapatkan hasil yang masih tinggi yaitu 334 mg/dl dan mengalami penurunan menjadi
193 mg/dl lalu turun kembali menjadi 122 mg/dl dan selanjutnya menjadi 98 mg/dl.
Terjadinya penurunan nilai GDS pada saat itu dikarenakan pasien hanya konsumsi sedikit
makanan dari rumah sakit dan tetap mengkonsumsi obat penurun gula darah, namun
kadar gula darah tersebut masih tergolong normal. Pada pemeriksaan GDS dihari
berikutnya (14-09-2018) didapatkan nilai yang tinggi kembali yaitu 144mg/dl dan tetap
meningkat pada pemeriksaan dihari berikutnya (15-09-2018), nilai GDS meningkat
menjadi 253mg/dl dan beberapa jam kemudian nilai GDS tetap masih meningkat menjadi
297 mg/dl. Pada saat telah dilakasanakannya pemorsian nilai GDS berikutnya menjadi
stabil yaitu 111mg/dl. Namun pada pemeriksaan berikutnya (16-09-2018) GDS
meningkat kembali menjadi 282 mg/dl. Pada pemeriksaan dihari berikutnya (17-09-2018)
GDS terjadi penurunan menjadi 120 mg/dl namun pada sore hari pukul 17:00 GDS
meningkat menjadi 240mg/dl dan mengalami penurunan kembali menjadi 135 mg/dl pada
pukul 23:00. Pada pemeriksaan selanjutnya dihari terakhir pemorsian (18-09-2018) GDS
terjadi peningkatan kembali menjadi 203 mg/dl dan beberapa jam berikutnya GDS
mengalami penurunan kembali menjadi normal yaitu 135 mg/dl.
Pemantauan kadar GDS pasien dilakukan setiap harinya. Peningkatan kadar gula
darah yang terjadi dikarenakan sel pancreas yang kelelahan. Sel-sel pancreas berfungsi
melepaskan insulin dalam darah tetapi sel-sel ini dapat melemah jika jumlah insulin yang
diproduksi berlebihan, missal karena terlalu banyak konsumsi makanan yang manis atau
tinggi gula. Saat sel-sel pancreas kelelahan maka sel-sel tersebut tidak mampu
menghasilkan insulin yang diperlukan untuk memproses glukosa, bahkan dalam tingka

26
normal sekalipun. Hal inilah yang mneyebabkan ketidakseimbangan gula darah.
Kenaikan gula darah juga disebabkan karenan resistensi insulin, hanya sedikit membran
sel yang terbuka sehingga tidak mampu mendeteksi insulin dengan baik. Sehingga,
glukosa serta insulin akan tetap utuh dalam darah sementara beberapa sel akan
kekurangan asupan glukosa.

C. FISIK DAN KLINIS


1. Evaluasi Data Fisik
Berdasarkan hasil pengamatan fisik yang tercantum pada catatan perkembangan
pasien, pada awal pengambilan kasus atau pada awal pasien masuk rumah sakit tanggal 12
September 2018, pasien datang dengan keadaan umum cukup, dengan sesak nafas (++),
pusing (++), nyeri pada dada sebelah kanan (++) dan nyeri pada perut (+). Kemudian,
pada perkembangan data fisik pasien saat pengambilan kasus yaitu tanggal 15
September 2018 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan fisik


Tanggal
Fisik
pemeriksaan
KU : Cukup
Sesak (++)
Mual (-)
12-09-2018 pusing (++)
muntah (-)
Nyeri pada dada sebelah kanan (++)
Nyeri pada perut (+)
KU : Cukup
Sesak (++)
Mual (-)
pusing (+)
muntah (-)
13-09-2018 Nyeri pada dada sebelah kanan (++)
Nyeri pada perut (+)
Post WSD
Terpasang WSD
Batuk (+)
Pola nafas tidak efektif

27
KU : Cukup
Sesak (++)
Mual (-)
pusing (+)
muntah (-)
14-09-2018
Nyeri pada dada sebelah kanan (++++)
Nyeri pada perut (+)
Terpasang WSD
Batuk (+)
Pola nafas tidak efektif
KU : Cukup
WSD : 100 cc
Sesak (+)
Mual (-)
pusing (-)
15-09-2018
muntah (-)
Nyeri pada dada sebelah kanan (+++)
Nyeri pada perut (+)
Terpasang WSD
Pola nafas tidak efektif
KU : Cukup
Sesak (+)
Mual (+)
pusing (-)
muntah (+)
16-09-2018
Terpasang WSD
Nyeri pada dada sebelah kanan (++)
Pola nafas tidak efektif
Nyeri pada perut (++)
WSD : Tidak bertambah
17-09-2018 KU : Cukup
(Pagi) Sesak (+/-)
Mual (+)
pusing (-)
muntah (+)
Terpasang WSD
Nyeri pada dada sebelah kanan (++)
Nyeri pada perut (++)
WSD : Tidak bertambah

(Sore) WSD : 50 ml

28
Muntah (-)
Nyeri pada perut (-)
KU : Cukup
Sesak (-)
Mual (-)
Pusing (-)
18-09-2018
Muntah (-)
Nyeri pada dada sebelah kanan (+)
Nyeri pada perut (-)
WSD lepas
Sumber: rekam medis September 2018 no 67-53-14

Setelah masuk rumah sakit keadaan pasien pada tanggal 13-09-2018 cukup membaik
meskipun sesak masih sama (++) namun pusing berkurang (+) dan nyeri pada dada sebelah
kanan (++) dan nyeri pada perut (+). Pada tanggal 14 September 2018 keadaan umum
pasien cukup namun masih mengalami sesak (++), pusing (+) dan nyeri pada dada sebelah
kanan (++++) dan pasien mengalami batuk (+). Pada tanggal 15-09-2018 saat
dilaksanakannya pemorsian keadan umum pasien cukup dengan sesak yang berkurang (+),
pusing (-) dan nyeri pada dada sebelah kanan juga berkurang (+++) namun nyeri pada
perut (++) dan pola nafas tidak efektif. Pada hari berikutnya, 16-09-2018, keadaan umum
pasien cukup dengan sesak (+) dan pasien mengalami mual (+), muntah (+), pusing (-) dan
nyeri pada dada sebelah kanan berkurang (++), nyeri pada perut (++). Pada tanggal 17-09-
2018 keadaan umum pasien cukup dengan sesak yang kadang-kadang (+/-), mual (+),
muntah (+), pusing (-), nyeri pada dada sebelah kanan tetap sama (++) dan mengalami
nyeri pada perut (++). Namun pada hari berikutnya 18-09-2018 keadaan umum pasien
cukup dengan sesak (-), mula (-), pusing (-), muntah (-), nyeri pada dada sebelah kanan
berkurang (+) dan nyeri pada perut (-), sehingga pasien mendapat rekomendasikan pulang
dikarenakan keadaan yang membaik.

2. Evaluasi Data Klinis


Berdasarkan hasil pengamatan klinis yang tercantum pada catatan
perkembangan pasien, pada awal pasien masuk rumah sakit tanggal 12 September
2018, pasien datang dengan tekanan darah tinggi (187/70mmHg), nadi tinggi

29
(108x/menit), Suhu normal, Respirasi tinggi (23x/menit). Kemudian, pada
perkembangan data klinik pasien saat pengambilan kasus yaitu tanggal 15 September
2018 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil pemeriksaan fisik

Tanggal Klinik Nilai normal Kesimpulan


Pemeriksaan
12-09-2018 TD : 187/70mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 108 x/menit 60-100x/m ↑
T : 36.7°C 36°C-37°C N
R : 23x/mnt 12-20x/m ↑
13-09-2018 TD : 158/40 mmHg 120/80 mmHg ↑
14-09-2018
06:00 TD : 109/83 mmHg 120/80 mmHg N
N : 83 x/menit 60-100x/m N
T : 37°C 36°C-37°C N
11:00 TD : 156/65 mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 75 x/menit 60-100x/m N
T : 36.7°C 36°C-37°C N
15-09-2018 TD : 167/73 mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 71x/menit 60-100x/m N
T: 36°C 36°C-37°C N
16-09-2018 TD : 184/68 mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 84x/menit 60-100x/m N
T : 36°C 36°C-37°C N
17-09-2018 TD : 180/60 mmHg 120/80 mmHg ↑
TD : 169/70 120/80 mmHg ↑
N : 84x/menit 60-100x/m N
N :80x/menit 60-100x/m N
18-09-2018 TD : 184/111mmHg 120/80 mmHg ↑
N : 92x/menit 60-100x/m N
Suhu : 36°C 36°C-37°C N
Sumber: rekam medis September 2018 no 67-53-14

Setelah dirawat di rumah sakit pada tanggal 13-09-2018, tekanan darah pasien masih
tinggi (158/40 mmHg). Pada tanggal 14-09-2018 tekanan darah pasien normal
(109/83mmHg) namun terjadi peningkatan setelah 5 jam kemudian (156/65mmHg), nadi
normal (83x/menit) dan suhu normal (37°C). Pada tanggal 15-09-2018, tekanan darah
pasien terus meningkat (167/73mmHg), nadi normal (71x/menit), suhu normal (36°C).

30
Pada hari berikutnya, 16-09-2018 tekanan darah pasien masih meningkat (184/68mmHg),
nadi normal (84x/menit), suhu normal (36°C). Pada tanggal 17-09-2018 tekanan darah
menurun namun masih dengan keadaan tinggi (180/60mmHg) dan setelah beberapa jam
kemudian tekanan darah menurun lagi namu masih tetap tinggi (169/70), nadi normal
(84x/menit). Keadaan klinis pasien terakhir sebelum pulang pada 18-09-2018, tekanan
darah masih tetap tinggi (184/111 mmHg), nadi normal (92x/menit) dan suhu normal
(36°C).
Pasien mengeluh mengalami kesulitan tidur pada malam hari dan mempunyai banyak
fikiran sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi tekanan darah pasien dan membuat
tekanan darah menjadi tinggi.

D. DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake (NI)
[NI-2.1] Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kurangnya nafsu makan, sesak, mual
dan muntah ditandai dengan % asupan defisit E: 29.05%, P: 23.29%, L: 56.07%,
KH: 22.80%

[NI-5.8.5] Asupan serat inadekuat berkaitan dengan kurangnya mengkonsumsi buah dan
sayur ditandai dengan sembelit (BAB hanya 2x selama dirawat selama 7 hari)

2. Domain Clinis (NC)


[NC-2.2] Perubahan nilai LAB terkait zat gizi khusus berkaitan dengan gangguan
metabolism karbohidrat ditandai dengan GDS 481 mg/dl

[NC-2.2] Perubahan nilai LAB terkait zat gizi khusus berkaitan dengan gangguan fungsi

ginjal ditandai dengan nilai ureum tinggi (110 mg/dl) dan nilai kreatinin tinggi

(6.3 mg/dl) dan telah menjalankan HD rutin setiap 2 kali/minggu

[NC-1.] Mengurangi asupan natrium berkaitan dengan peningkatan tekanan darah yang
dibuktikan dengan tekanan darah tinggi (187/70mmHg)

31
[NC-3.1] Berat badan kurang berkaitan dengan asupan energi inadekuat ditandai dengan
IMT 18.36 kg/m2 (Kurus)

3. Domain Behaviour (NB)


[NB-1.3] Ketidaksiapan pasien menjalankan diet berkaitan ketidakpatuhan pasien
menerapkan informasi yang telah diberikan ditandai dengan pasien masih saja
mengkonsumsi air putih > 3 gelas/hari @200 ml (anjuran dokter: 3 gelas/hari)
dan mengkonsumsi makanan dari luar RS saat dirawat di RS

E. EVALUASI ASUPAN HASIL RECALL 2X24 JAM

Asupan makanan Ny. Is berdasarkan hasil recall yang dilakukan pada tanggal 13
September 2018 dan 14 September 2018 menunjukkan asupan makanan pasien sebelum
dilakukan pemorsian adalah kurang, hal ini terlihat dari hasil perbandingan antara asupan
makanan pasien dengan persentase tingkat konsumsi. Hasil persentasi asupan makanan dari
recall selama 2x24 jam yaitu:
Tabel 3.4 Hasil pemantauan asupan makan pasien

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Tanggal Asal Asupan
(kcal) (gr) (gr) (gr)
MRS 157.8 2.5 5.6 25.1
13-14 September 2018
MRLS 374.4 7.2 19.4 43.7
14-15 September MRS 321.1 6.4 11.6 49.4
2018 MLRS - - - -
Jumlah Asupan 853.3 16.2 36.6 118.2
Rata-rata Asupan/hari 426.65 8.05 18.3 59.1
Kebutuhan (100%) 1836 43.2 40.8 324
% Asupan/hari 29.05% 23.29% 56.07% 22.80%
Keterangan Kurang Kurang Kurang Kurang

32
Intake makanan
Dari hasil asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat masih kurang. Kriteria persentase
tingkat konsumsi (Supariasa, 2001), yaitu:
1. Baik : >80%
2. Cukup : 70-79%
3. Sedang : 60-69%
4. Kurang : <59%

Berdasarkan hasil persentase asupan selama recall 2x24 jam dengan menggunakan
100% dari kebutuhan dapat diketahui energi: 29.05% (kurang), protein : 23.29% (kurang),
lemak: 56.07% (kurang), karbohidrat : 22.80% (kurang), asupan makan masih kurang hal ini
disebabkan karena keadaan umum Ny. Is merasa sesak dan pusing sehingga pasien
mengalami kekurangan zat gizi dan perlu adanya perubahan perilaku kebiasaan makan pada
pasien yang teratur.
Pada tanggal 13 September 2018 pasien mengkonsumsi makanan dari luar RS
yaitu berupa nasi dan telur. Hal tersebut dikarenakan pasien tidak menyukai bubur yang
diberikan oleh Rumah sakit sehingga lebih memilih makanan dari luar RS.
F. PEMANTAUAN ASUPAN MAKAN

33
Pemantauan asupan zat gizi meruakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa
besar yang dikonsumsi, baik makanan yang berasal dari rumah sakit maupun dari luar rumah
sakit. Pemantauan asupan makanan dilakukan selama 3 hari dari tanggal 15 September 2018
(Siang)-18 September 2018 (Pagi).
Evaluasi atau pemantauan makanan terhadap pasien dilakukan untuk mengetahui
persentase asupan makan pasien yang dibandingkan dengan kebutuhan, asupan makan
pasien dianalisis dengan menggunakan standar kebutuhan pasien.
Asupan makanan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi sebagai
sumber tenaga, mempertahankan ketahan tubuh dalam menghadapi serangan penyakit dan
untuk pertumbuhan (Harper LJ, et all 1985).
Pada monitoring dan evaluasi asupan makan pasien yang dilakukan, pasien diberikan
standar diet dari rumah sakit berupa bubur kasar dengan persem standar/kebutuhan adalah
energi: 29.05% (kurang), protein: 23.29% (kurang), lemak: 56.07% (kurang), karbohidrat :
22.80% (kurang). Dari % standar/kebutuhan terlihat asupan energi, protein, lemak dan
karbohidrat tergolong rendah. Sehingga asupan masih kurang karena asupan masih kurang
dari 80%.
Tabel 3.5 Hasil pemantauan asupan makan pasien

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Tanggal Asal Asupan
(kcal) (gr) (gr) (gr)
15-16 September MRS 714.4 24 20.1 110.4
2018 MLRS - - - -
16-17 September MRS 393.5 13.3 7.9 67.5
2018 MLRS 120.4 3.5 2.7 23.2
17-18 September MRS 520 20 14 78
2018 MLRS - - - -
Jumlah Asupan 1748.3 60.8 44.7 279.1
Rata-rata Asupan/hari 582.8 20.3 14.9 93
Kebutuhan (100%) 1836 43.2 40.8 324
% Asupan 32% 47% 37% 29%
Keterangan Kurang Kurang Kurang Kurang
Sumber: Data primer terolah September 2018
Kriteria persentase tingkat konsumsi (Supariasa, 2001), yaitu:

34
1. Baik : >80%
2. Cukup : 70-79%
3. Sedang : 60-69%
4. Kurang : <59%
Berdasarkan hasil persentase pemantauan asupan makan pasien selama 9x pemorsian
menggunakan 100% dari kebutuhan terlihat bahwa asupan energi: 32% (kurang), protein:
47% (kurang), lemak: 37% (kurang), dan karbohidrat: 29% (kurang).
Pada pengamatan tanggal 16-17 September 2018 didapatkan penurunan asupan
makanan pasien. Hal tersebut dikarenakan pasien mengalami nyeri pada perut (++) yang
disebabkan karena penyakit maag sehingga membuat pasien mengalami muntah setiap kali
mengkonsumsi makanan (kecuali susu diabetasol) sehingga diet diganti menjadi cair.
Namun pada tanggal 17-18 September 2018, terjadi peningkatan asupan makanan pasien
dikarenakan pasien telah mampu mengkonsumsi makanan (susu diabetasol) dan perut tidak
perih lagi.
Selain mengkonsumsi makanan dari rumah sakit, pasien juga pernah mengkonsumsi
makanan dari luar RS diantaranya agar-agar dan arem-arem. Makanan dari luar rumah sakit
mampu memenuhi asupan makanan pasien sebesar; energi = 8.19%, protein : 10%, lemak:
8%, KH: 9%.
Tabel 3.5 Persentase peningkatan asupan makan pasien
Perbandingan Persentase Asupan Energi Protein Lemak KH
% (kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan recall 2x24 jam sebelum
23% 18.6% 44.8% 18.2%
implementasi
Asupan recall sesudah
32% 47% 37% 29%
Implementasi
Selisih Perubahan Asupan 9% 28.4% -7% 10.8%

Dari hasil recall 2x24 jam dan sesudah implementasi didapatkan peningkatan energi,
protein dan karbohidrat dengan masing-masing selisih energi (9%), protein (24.8%) dan
karbohidrat (10.8%). Dikarenakan kondisi fisik pasien yang mulai membaik, sesak, pusing,
mua, muntah, nyeri yang mulai berkurang dan bahkan tidak ada lagi serta dibantu dengan
dukungan dan motivasi dari pihak keluarga.

35
Dari hasil recall 2x24 jam dan sesudah implementasi didaptkan penurunan lemak,
dengan selisih lemak (7%) dikarenakan pasien masih merasa sesak, pusing, mual, muntah
dan nyeri pada perut dan dada.

G. MONITORING DAN EVALUASI


Tabel 1.11 Hasil monitoring dan evaluasi

Anamnesis Yang dipantau Pemantauan Lama pemantauan Hasil


Antropometri Berat badan Saat pasien bisa 3 hari BB mendekati
diukur normal

Biokimia GDS, Ureum, 3 hari GDS: dalam batas


Kreatinin normal
Saat ada pengukuran Ureum dan
LAB terbaru kreatinin: tidak
didapatkan data
terbaru
Fisik dan Tekanan darah, Setiap hari 3 hari Kesan umum baik,
Klinis pernafasan, Tekanan darah:
nadi, nyeri, tetap tinggi
pusing, mual, Pernafasan:
muntah membaik
Nyeri: (-)
Pusing: (-)
Mual: (-)
Muntah: (-)
Dietary Energi, protein, 3 hari
lemak,
Setiap hari < 80%
karbohidrat dan
serat
Edukasi Gizi Pengetahuan Setiap hari 3 hari Pasien mampu
yang seperti menaati diet yang
apa?? telah diberikan

H. KONSELING GIZI
1. Konseling Gizi
a. Sasaran konseling : pasien dan keluarga pasien

36
b. Tujuan konseling :
1.) Memberikan informasi kepada keluarga tentang diet gagal ginjal, diabetes
melitus, rendah garam I, makanan yang dibatasi dan makanan yang
dianjurkan.
2.) Memberikan edukasi pada keluarga pasien untuk mencegah penurunan
berat badan dan status gizi lebih lanjut
3.) Memberikan informasi kepada pasien untuk mengubah pola makan yang baik
c. Target konseling
1) Keluarga pasien memahami dan menerapkan materi yang diberikan
2) Keluarga dapat memberikan motivasi kepada pasien
d. Waktu konseling
Waktu dilakukannya proses konseling yaitu 15-20 menit.
e. Metode konseling
Metode yang digunakan untuk konseling adalah ceramah dan 37anil jawab
f. Media konseling
Media atau alat bantu yang digunakan untuk konseling adalah leaflet
g. Materi konseling
1) Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak diajurkan
2) Pentingnya membatasi makanan yang tinggi gula, natrium
3) Pentingnya meningkatkan asupan makanan
4) Pentingnya membatasi cairan

I. PERKEMBANGAN DIET
Pada awal masuk Rumah sakit dan sebelum pemantauan pada tanggal 13 September
2018 pasien Ny. Is diberikan jenis diet DM 1700 RG I GG dalam bentuk bubur kasar.
Setelah dilakukan pemantauan asupan makan pada recalltanggal 14 September 2018 dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 3.6 Perkembangan Diet
Hari/Tanggal Perkembangan Diet Bentuk Makanan
Kamis, 13-09-2018 DM RG GG Bubur Kasar
Jumat, 14-09-2018

37
(Pagi) DM RG GG Bubur Kasar
(Siang) DM RG GG Bubur Kasar
(Sore) DM RG GG Nasi
Sabtu, 15-09-2018 DM RG GG Nasi
Minggu, 16-09-2018 DM RG GG Nasi
Senin, 17-09-2018
(Pagi) DM RG GG Nasi
(Siang) DM RG GG Cair
(Sore) DM RG GG Cair
Selasa, 18-09-2018 DM RG GG Cair

Bentuk makanan terjadi perubahan, yaitu dari bubur kasar menjadi nasi biasa. Hal
tersebut atas dasar keinginan pasien sendiri. Ny Is tidak menyukai bubur sehingga
menginginkan nasi. Pada tanggal 17-09-2018 siang, diet diubah kembali dikarenakan setiap
kali konsumsi makanan selalu mengalami muntah dan hanya susu diabetasol yang tidak
membuat pasien muntah sehingga diet diganti menjadi cair (susu diabetasol). Diet cair
(diabetasol 38anilla) memberikan sumbangan energi sebesar 260kkal, protein 10 gr, lemak 7
gr, kh 39 gr per setiap 4 sendok takarnya (60gr).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pasien Ny. I dengan diagnosis Efusi Pleura Dextren Adeno Ca dengan riwayat penyakit
terdahulu DM, HT dan GG
2. Hasil penilaian antropometri berdasarkan data rekam medis status gizi dapat
dikategorikan sebagai status gizi kurang
3. Keadaan fisik pasien setelah pengamatan selama 3 hari. Keadaan umum pasien cukup
dengan sesak (-), mual (-), pusing (-), muntah (-), nyeri pada dada sebelah kanan
berkurang (+) dan nyeri pada perut (-)

38
4. Keadaan klinik pasien setelah dilakukan pengamatan selama 3 hari tekanan darah
masih tetap tinggi (184/111 mmHg), nadi normal (92x/menit) dan suhu normal (36°C).
5. – Domain Intake (NI)
[NI-2.1] Asupan oral inadekuat
- Domain Clinis (NC)l
[NC-2.2] Perubahan nilai LAB
[NC-1.] Kesulitan tidur pada malam hari berkaitan dengan peningkatan tekanan
darah yang dibuktikan dengan tekanan darah tinggi (187/70mmHg)
[NC-1.4] Perubahan fungsional
[NC-3.1] Berat badan kurang
6. Kebutuhan asupan gizi dalam 1 hari :
- 80% = Energi (1468.8kkal), Protein(34.56gr), Lemak (32.64gr), KH (259.2)
- 100% = Energi (1836kkal), Protein(43.2gr), Lemak (40.8gr), KH (324gr)
7. Perkembangan diet :
- Diet yang diberikan sebelum pemorsian: DM RG GG, dengan bentuk bubur kasar
- Diet setelah pemorsian : DM 1700, RG I, GG, dengan bentuk makanan biasa dan
berubah menjadi cair DM
8. Diet yang telah diberikan dari rumah sakit sudah sesuai
9. Persen asupan dibandingan dengan perssen kebutuhan
10. Terjadi penurunan asupan makan pasien sebelum masuk RS dan setelah masuk RS
B. SARAN
1. Pasien
a. Pasien disarankan untu tetap menjalani diet yang telah diberikan, dan pasien
diharapkan untuk patuh dalam melaksanakan diet. Hal ini untuk menjaga agar
kondisi pasien stabil
2. Keluarga Pasien
a. Keluarga pasien hendak memotivasi pasien agar mematuhi diet yang telah dianjurkan
terutama mengenai kebiasaan makan denan pola makan yang tidak sehat harus
dirubah
b. Memotivasi pasien agar tetap menjalankan diet yang telah diberikan di Rumah Sakit
dan meningkatkan asupan makan pasien.

39
c. Perlu adanya pengawasan dan motivasi terhadap pasien agar tercapainya tujuan diet
DM, RG, GG.
3. Rumah Sakit
Petugas rumah sakit khususnya petugas gizi diharapkan untuk lebih memberikan edukasi
gizi kepada pasien dikarenakan pasien sangat membutuhkan edukasi mengenai penyakit
yang diderita agar bisa mengontrolnya.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Ilmu Gizi Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Asosiasi Dietisien Indonesia. 2013. Terminologi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Bandung: Instalasi Gizi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Marianti, 2018, Efusi Pleura. Available at : https://www.alodokter.com/efusi-pleura (DI


akses : 7 Oktober 2018)

40
Wahyuningsih, R. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta: Graha Ilmu

LAMPIRAN

1. FFQ PASIEN SEBELUM MASUK RS


Bahan Makanan Berat Energi Protein Lemak KH Serat
g kcal g g g g
Bubur Nasi 100 72,9 1,3 0,1 16 0,2
Nasi Putih 50 65 1,2 0,1 14,3 0,2
Daging Sapi Rebus 45 201,9 10,7 13,4 10 1
Daging Ayam 10 2,8 2,7 1,9 0 0
Telur Ayam 24 37,2 3 2,5 0,3 0
Tempe 50 99,4 9,5 3,8 8,5 0,7

41
Tahu 30 22,8 2,4 1,4 0,6 0,4
Wortel 135 60,7 1,5 0,3 14,2 4,5
Pepaya 250 97,4 1,5 0,3 24,5 4,5
Tempe Goreng 10 35,4 1,7 2,7 1,5 0,1
Setrup/Sirup 1 2,1 0 0 0,6 0
Teh Manis 35 4,5 0 0 1,1 0
Minyak Kelapa Sawit 10 86,1 0 10 0 0

Total 788,3 35,5 36,5 91,5 11,5

2. RECALL 2X24 JAM SETELAH MASUK RS

Tanggal Jenis Makanan


Asupan %
Bubur : 15 %
Protein hewani : 0%
Protein nabati : 0%
13-09-2018
Sayur 1 : 20%
(Sore)
Sayur 2 : 0%
Buah : 100 %
Cairan : 200ml
Nasi : 35%
Protein hewani (telur ayam) : 50%
Protein nabati : 0%
j14-09-2018
Sayur 1 : 0%
(Pagi)
Sayur 2 : 0%
Dari Luar RS
Buah : 0%
(Rumah)
Cairan : 50ml
Serabi (2 bh kecil) : 100 %
Buah (papaya) : 100 %
14-09-2018 Snack : 100 %
(Snack Pagi)
14-09-2018 Nasi : 35%
(Siang) Protein hewani (telur ayam) : 25%
Protein nabati : 0%

42
Sayur 1 : 0%
Sayur 2 : 0%
Buah (papaya) : 100%
Cairan : 50ml
14-09-2018
Snack : 100%
(Snack Sore)
Nasi : 40%
Protein hewani :0%
Protein nabati : 25%
14-09-2018
Sayur 1 : 20%
(Sore)
Sayur 2 : 30%
Buah : 100%
Cairan : 400ml
Nasi : 35%
Protein hewani : 10%
Protein nabati : 25%
15-09-2018
Sayur 1 : 30%
(Pagi)
Sayur 2 : 10%
Cairan : 200ml
Buah : (-)
15-09-2018 Snack : 100 %
(Snack Pagi)

43
a. Recall 2 hari setelah MRS (hari ke-1)

Berat Energi Protein Lemak KH Serat


Menu Bahan Makanan
(gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (gr)
Bubur bubur nasi 30 21,9 0,4 0 4,8 0,1
Ikan Segar 0 0 0 0 0 0
Rolade Wortel 0 0 0 0 0 0
Ikan kacang kapri 0 0 0 0 0 0
Tempe Tempe 0 0 0 0 0 0
Ketimun 0 0 0 0 0 0
Sayur 1 Tomat 0 0 0 0 0 0
Sayur 2 Buncis 2 0,7 0 0 0,2 0,1
Wortel 2 0,9 0 0 0,2 0,1
Minyak 5 43,1 0 5 0 0

Jumlah 66,5 0,4 5 5,2 0,2

Nasi Putih /
Nasi Liwet 30 38,9 0,7 0,1 8,6 0,1
Telur telur ayam 25 38,8 3,2 2,7 0,3 0
Buah pepaya 100 39 0,6 0,1 9,8 1,8
Serabi Serabi 40 160,2 0,7 10,4 16,4 0,3
Minyak Kelapa
Sawit 3 25,8 0 3 0 0

Jumlah 302,7 5,2 16,3 35 2,2


b. Recall 2 hari setelah MRS (hari ke-2)

Berat Energi Protein Lemak KH Serat


Menu Bahan Makanan
g kcal g g g g
Bubur bubur nasi 80 58,3 1 0,1 12,8 0,2
Telur Telur Ayam 0 0 0 0 0 0
Tempe Tempe 7 13,9 1,3 0,5 1,2 0,1
Buncis 4 1,4 0,1 0 0,3 0,1
Kentang 4 3,7 0,1 0 0,9 0,1
Wortel 6 2,7 0,1 0 0,6 0,2
Kembang Kol 6 1,5 0,1 0 0,3 0,1
Sop Minyak Kelapa
sayur Sawit 5 43,1 0 5 0 0
Buah pepaya 100 39 0,6 0,1 9,8 1,8
Bubur bubur nasi 70 51 0,9 0,1 11,2 0,1
Ikan Ikan Segar 3 2,9 0,5 0,1 0 0
Tagu Tahu 7 5,3 0,6 0,3 0,1 0,1

44
Wortel 3 1,3 0 0 0,3 0,1
Jagung Muda
Sayur 1 Berjanggel 4 2,4 0,1 0 0,6 0,1
Gambas/Oyong 10 2 0,1 0 0,4 0,1
Sayur 2 Wortel 6 2,7 0,1 0 0,6 0,2
Minyak Kelapa
Sawit 5 43,1 0 5 0 0

Jumlah 274,3 5,6 11,3 39,2 3,3

Puding Agar-agar 3 0 0 0 0 0
roti roti tawar 10 27,4 0,9 0,3 5,2 0,3
twar gula pasir 5 19,3 0 0 5 0

Jumlah 46,7 0,9 0,3 10,2 0,3

Total 321,1 6,4 11,6 49,4 3,6

3. RECALL 3X24 JAM SAAT PEMORSIAN

PEMORSIAN HARI KE-1


Tanggal Asupan Makanan (80%) Berat %Asupan
15-09-2018 Nasi 100 gr : 40%
(Siang) Protein hewani (bakwan ikan) 45 gr :0%
PEMORSIAN Protein nabati ( Tempe kuning) 14 gr : 25%

45
Sayur 1 (Soto sayuran : bihun, wortel, toge) 65 gr : 25%
Sayur 2 ( Kacang panjang) 25 gr : 50%
Buah : 100%
Air putih : 400ml
15-09-2018 Snack : 100%
(Snack Sore)
Nasi 150 gr : 50%
Protein hewani (rolade) 48 gr :100 %
Protein nabati (tahu) 20 gr : 100%
15-09-2018
Sayur 1(timun, tomat) 33 gr : 50%
(Sore)
Sayur 2 (sop sayuran : buncis, wortel) 40 gr : 10%
Buah : 100%
Air putih : 400ml

Energi Protein Lemak KH Serat


Menu BM Berat
kcal g g g g
Nasi nasi putih 40 52 1 0,1 11,4 0,1
ikan segar 0 0 0 0 0 0
Galantin
tepung terigu 0 0 0 0 0 0
Ikan
Saos Tomat 0 0 0 0 0 0
Tempe Tempe 4 8 0,8 0,3 0,7 0,1
Minyak 2 17,2 0 2 0 0
Sayur 1 Kacang Panjang 13 4,5 0,2 0 1 0,4
Mie Soun 5 19 0 0 4,6 0
Soto Sayur Toge 5 3 0,3 0,2 0,2 0
Wortel 9 4 0,1 0 0,9 0,3
Buah Pepaya 100 39 0,6 0,1 9,8 1,8

Jumlah 146,8 3 2,7 28,7 2,8

Kacang
Hijau kacang hijau 10 11,6 0,8 0,1 2,1 0,6

Jumlah 11,6 0,8 0,1 2,1 0,6

Nasi Putih nasi putih 75 97,5 1,8 0,2 21,5 0,2


Beef roll (R) 25 34 3,6 2 0,4 0
Rolade Wortel 23 10,3 0,3 0 2,4 0,8
Tahu Tahu 20 15,2 1,6 1 0,4 0,2
Sayur 1 Ketimun 8 1 0,1 0 0,2 0,1

46
Tomat 8 1,6 0,1 0 0,2 0,1
Buncis 3 1 0,1 0 0,2 0,1
Sayur 2 Wortel 3 1,3 0 0 0,3 0,1
Minyak 3 25,8 0 3 0 0
Buah Melon 100 38,2 0,6 0,2 8,3 0,2

Jumlah 226,1 8,1 6,4 33,9 1,9

Nasi nasi putih 13 16,9 0,3 0 3,7 0


Daging
Cincang daging sapi 4 10,8 1 0,7 0 0
Tempe
Cincang Tempe 0 0 0 0 0 0
Makaroni 3 10,6 0,4 0,1 2,1 0,1
Wortel 5 2,2 0,1 0 0,5 0,2
brocoli 5 1,2 0,2 0 0,1 0,1
Sop sayur Toge 4 2,4 0,3 0,1 0,2 0
Minyak 3 25,8 0 3 0 0

Jumlah 69,9 2,1 4 6,7 0,5

Susu Diabetasol 60 260 10 7 39 4

Jumlah 260 10 7 39 4

Total 714,4 24 20,1 110,4 9,7

PEMORSIAN HARI KE-2


Tanggal Asupan Makanan (80%) Berat %Asupan
16-09-2018 Dari Luar RS (05:00)
(Pagi) Susu Diabetasol (1 cup) 4 sdu : 100 %

Dari RS (07:00)
Nasi 130 gr : 10 %
Protein hewani ( Daging giling) 18 gr : 20%
Protein nabati (tempe kukus) 15 gr :0%
Sayur 1(sop sayur : brokoli, wortel, makaroni) 50 gr : 20%
Sayur 2 ( cah sayuran : toge,wortel) 18 gr : 20%
Air putih : 200ml

47
Buah : (-)
16-09-2018 Snack : 100%
(Snack Pagi)
Dari RS
Nasi 150 gr : 10 %
Protein hewani ( Ayam cincang sayur) 20 gr : 0%
Protein nabati (-) (-) : (-)
Sayur 1(soup gambas: gambas, wortel, soun) 80 gr :0%
16-09-2018 Sayur 2 ( cah sayuran :kubis, wortel) 40 gr : 0%
(Siang) Buah (papaya) 100 gr :100%
Air putih : 50ml

Makanan dari luar RS : 1 cup


Agar-agar kecil : 100%
Arem-arem 1 buah : 100%
16-09-2018 Snack : 0%
(Snack Sore)
Nasi 130 gr :0%
Protein hewani (ikan bumbu kuning) 26 gr : 0%
Protein nabati (-) (-) : (-)
16-09-2018 Sayur 1 (toge, ayam) 33 gr :0%
(Sore) Sayur 2 (sop kol+wortel) 80 gr : 0%
Buah : 0%
Air putih : 30 ml
Susu diabetasol (1 cup) 4 sdu : 100% @200ml
Tanggal Asupan Makanan (80%) Berat %Asupan
17-09-2018 Nasi 100 gr :5%
(Pagi) Protein hewani (telur rebus) 56 gr : 0%
Protein nabati(-) (-) : (-)
Sayur 1 (Sop sayur : kentang, wortel, soun) 30 gr :0%
Sayur 2 (labu kuning) 20 gr : 0%
Buah : (-)
Air putih : 30 ml

48
MRLS
Susu diabetasol 4 sdu : 2 sdm cair
17-09-2018 Snack : 0%
(Snack Pagi)

Berat Energi Protein Lemak KH Serat


MENU BM
g kcal g g g g
Puding roti tawar 25 68,5 2,2 0,8 13 0,7
Roti Tawar Agar-agar 3 0 0 0 0 0

Jumlah 68,5 2,2 0,8 13 0,7

Nasi nasi putih 15 19,5 0,4 0 4,3 0


Rolade Daging Ayam 0 0 0 0 0 0
Kol 0 0 0 0 0 0
Sop Wortel 0 0 0 0 0 0
Sayuran Gambas 0 0 0 0 0 0
minyak kelapa
sawit 0 0 0 0 0 0
Buah Pepaya 100 39 0,6 0,1 9,8 1,8

Jumlah 58,5 1 0,1 14,1 1,8

Agar-agar 2 0 0 0 0 0
Agar-agar gula pasir 5 19,3 0 0 5 0
nasi putih 50 65 1,2 0,1 14,3 0,2
Daging Ayam 5 1,4 1,3 0,9 0 0
Arem- Minyak Kelapa
arem Sawit 1 8,6 0 1 0 0

Jumlah 94,4 2,5 2 19,3 0,2

Kacang
Panjang kacang hijau 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0 0

Nasi nasi putih 0 0 0 0 0 0


Ikan Ikan Segar 0 0 0 0 0 0
Sayur 1 Bayam 0 0 0 0 0 0

49
Soto
Sayuran Wortel 0 0 0 0 0 0
toge kacang hijau
mentah 0 0 0 0 0 0
Kembang Kol 0 0 0 0 0 0
Minyak Kelapa
Sawit 0 0 0 0 0 0
Melon Melon fresh 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0 0

Susu Susu Diabetasol 60 260 10 7 39 4

Jumlah 260 10 7 39 4

Nasi nasi putih 5 6,5 0,1 0 1,4 0


Telur
Ayam telur ayam 0 0 0 0 0 0
Sayur 1 labu kuning 0 0 0 0 0 0
Wortel 0 0 0 0 0 0
Sop Kentang 0 0 0 0 0 0
Sayuran Mie Soun 0 0 0 0 0 0
Minyak Kelapa
Sawit 0 0 0 0 0 0

Jumlah 6,5 0,1 0 1,4 0

Susu Susu Diabetasol 6 26 1 0,7 3,9 0,4

Jumlah 26 1 0,7 3,9 0,4

Total 513,8 16,8 10,6 90,7 7,1

PEMORSIAN HARI KE-3


- Jenis diet/bentuk makanan/cara pemberian: diet DM RG GG /cair/oral
Tanggal Asupan Makanan (80%) Berat %Asupan
17-09-2018 Diabetasol (1 cup) 4 sdu :0%
(Siang)
HD
17-09-2018 (-) (-) (-)
(Snack Sore)
17-09-2018 Diabetasol (1 cup) 4 sdu : 100% @200

50
ml
(Sore)

Tanggal Asupan Makanan (80%) Berat %Asupan


MENU BMDiabetasol
Berat
(1 cup)Energi Protein Lemak 4 sdu
KH : Serat
100% @200
18-09-2018 g kcal g g g g
ml
Susu(Pagi)Susu 0 0 0 0 0 0
Diabetasol

Jumlah 0 0 0 0 0

Susu
Susu Diabetasol 60 260 10 7 39 4

Jumlah 260 10 7 39 4

Susu
Susu Diabetasol 60 260 10 7 39 4

Jumlah 260 10 7 39 4

Total 520 19,9 13,9 78 7,9

51

Anda mungkin juga menyukai