Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI JEROAN DENGAN MENGGUNAKAN

METODE HSS GAMA 1, HSS NAKAYASU, DAN HSS LIMANTARA.

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

PEMBAHASAN

KESIMPULAN SARAN
YUDHO FIBRIANSYAH
1552010057
PENDAHULUAN

• LATAR BELAKANG
• banjir merupakan suatu kondisi dimana tidak tertampungya air dalam saluran pembuang (palung sungai) atau
terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang. Salah satu daerah yang mengalami banjir pada bulan lalu adalah
Kabupaten Madiun, banjir yang melanda di beberapa wilayah di Kabupaten Madiun salah satunya Balerejo tersebut
mengakibatkan kerugian baik dari segi ekonomi maupun jiwa, banjir tersebut diakibatkan oleh hujan yang terus
mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam dan meluapnya sungai Jeroan yang menjadi hilir atau saluran
pembuangan dari beberapa sungai yang ada disekitar wilyah tersebut dikutip dari Solopos.com penyebab banjir yang
melanda di wilayah Madiun tersebut adalah jebolnya tanggul kali Madiun di Desa Balerejo,Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun yang akhirnya meluap dan melanda di daerah sekitarnya.Selain bengawan Madiun sungai jeroan
merupakan salah satu saluran pembuang dari beberapa anak sungai yang berada di wilayah Madiun.
• RUMUSAN MASALAH

1. Berapakah debit banjir rencana Sungai Jeroan pada kala ulang tertentu dengan metode HSS Gamma

1,HSS Nakayasu dan HSS Limantara ?

2. Berapakah perbandingan debit banjir rencana dengan menggunakan metode HSS Gama 1, HSS

Nakayasu dan HSS Limantara?

TUJUAN PENELITIAN

• Untuk mengetahui debit puncak sungai Jeroan pada kala ulang 2, 5, 10, 25, 50,dan 100 tahun

• Untuk mengetahui perbandingkan debit banjir rencana dengan metode HSS Gama I, HSS

Nakayasu dan HSS Limantara.


BATASAN MASALAH
1. Data yang di ambil hanya DAS Jeroan
2. Peralihan tataguna lahan pada sekitar area sungai Jeroan tidak dihitung
3. Data curah hujan maximal 10 tahun
4. Tidak menghitung tanggul/talud pada sungai Jeroan
5. Anak sungai yang berhulu tidak dihitung
6. Endapan sedimentasi sungai tidak di perhitungkan
7. Tidak menggunakan aplikasi perhitungan hidrologi seperti Hec-ras, Win-tr dll.
8. Tidak menghitung ketinggian tanggul.
9. Metode yang digunakan adalah HSS Gamma 1, HSS Nakayasu, HSS Limantara.
10. Kala ulang rencana pada 2, 5 , 10 , 20 , 50 , 100 tahun.
11. Tidak menghitung aliran Limpasan Sungai Jeroan
BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA
1. Limantara, Lily Montarcih. 2010, Hidrologi Praktis, Lubuk Agung, Bandung.
2. Sri Harto, Br. 1993, Analisis Hidrologi, PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI, Jakarta. Subarkah, Imam.
1978, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Idea Dharma, Bandung.Suripin, 2004, Sistem Drainase
Perkotaan yang Berkelanjutan, Andi Offset, Yogyakarta
3. Muhammad, Iqbal Tias Pratomo. 2014, Analisis Hidrograf Aliran Daerah Aliran
Sungai Keduang Dengan Beberapa Metode Hidrograf Satuan Sintetik, Jurnal, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Seblas Maret, Surakarta.
BABA II
LANDASAN TEORI Aspek Hidrograf Satuan Sintetik

Sifat-sifat daerah aliran sungai dalam metode HSS


Gamma I adalah sebagai berikut:
•Faktor sumber (source factor, SF) adalah perbandingan
antara jumlah panjang sungai tingkat satu dengan
jumlah panjang sungai semua tingkat.
•Frekuensi sumber (source frequency, SN) ditetapkan
sebagai perbandingan antara jumlah pangsa
sungaitingkat satu dengan pangsa sungai semua tingkat.
•Faktor simetri (symmetry factor, SIM), ditetapkan
sebagai hasil kali antara faktor lebar (WF) dengan luas
DAS sebelah hulu (RUA).
•Faktor lebar (width factor, WF) adalah perbandingan
antara lebar DAS yang diukur dari titik sungai yang
berjarak ¾ L dan lebar DAS yang diukur dari titik
sungai yang berjarak ¼ L dari titik kontrol (outlet).
BAB II
LANDASAN TEORI

ANALISIS HIDROLOGI
karakteristik DAS yang mempengaruhi debit aliran antara hidrograf mempunyai dua andaian pokok dan didasarkan
lain yaitu : atas tiga landasan pemikiran. Dua andaian pokok yaitu:
• Luas DAS menentukan daya tampung terhadap masukan hujan.Makin luas
DAS semakin besar luas daya tampung, berarti semakin besar volume air
• Hidrograf satuan ditimbulkan oleh hujan yang terjadi merata
yang dapat disimpan dan disambungankan oleh DAS. diseluruh DAS (spatialy evently distributed).
• Kemiringan kereng DAS. Semakin besar kemiringan suatu DAS maka • Hidrograf satuan ditimbulkan oleh hujan yang terjadi merata
semakin cepat pula laju debit dan akan mempercepat respon DAS selama waktu 7 yang ditetapkan (constant intensity).
terhadapcurah hujan.
• Bentuk DAS. Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung Sedangkan landasan pemikirannya (postulates) yaitu :
menurunkan laju limpasan dari pada DAS yang berbentuk melebar
walaupun luas keseluruhan dari dua bentuk DAS tersebut sama. • Ordinat hidrograf satuan sebanding dengan volume hujan yang
menimbulkannya (linear system).
• Jenis tanah. Setiap jenis tanah memiliki kapasitas infiltrasi yang berbeda-
beda sehingga, makin besar kapasitas infiltrasi suatu jenis tanah dengan • Tanggapan DAS tidak tergantung dari waktu terjadinya masukan
curah hujan yang singkat maka laju debit akan semakin kecil. (time
• Pengaruh vegetasi. Vegetasi dapat memperlambat jalannya air larian dan invariant).
memperbesar jumlah air yang tertahan di atas permukaan tanah dengan
demikian akan menurunkan laju debit aliran • Waktu dari puncak hidrograf satuan sampai akhir hidrograf
limpasan langsung selalu tetap.
BAB II
LANDASAN TEORI
DISTRIBUSI PROBABILITAS
• Distribusi Gumbel • Distribusi log Normal  
Log = Log X + .S Log X
Dimana:
Log XT :Nilai logaritmis hujan rencana dengan periode ulang T tahun
Dimana :
Log X : Nilai rata – rata dari data Log X
S = Standar deviasi
S Log X: Standard Deviasi, S Log X =
Xi = Curah hujan rata-rata
Xr = Harga rata-rata KT : Faktor frekuensi, nilaiya bergantung dari T

n = Jumlah data

• Distribusi Log Person III


• Distribusi Normal Log = Log X + .S Log X
XT = X KT.S Dimana:
• Dimana: Log XT :Nilai logaritmis hujan rencana dengan periode ulang T tahun

X : Hujan rencana dengan periode ulang T tahun Log X : Nilai rata – rata dari data Log X
S Log X: Standard Deviasi, S Log X =
X : Nilai Rata-rata dari =
K :Variabel standar, besarnya bergantung koefisien kemencengan Cs atau G
Kt : Faktor frekuensi, nilainya bergantung dari T
Cs = Koefisien Kemencengan
S : Standart Deviasi =
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN
• Untuk lokasi penelitian Jeroan terletak di Kabupaten Madiun tepatnya berada di DAS Jeroan yang
mempunyai luas DAS 303,747 Km2, panjang sungai  35 Km dan secara administratif Kali Jeroan terletak
diantara 7012' - 7048'30" Lintang Selatan dan 111025'45" - 111051" Bujur Timur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN
• Data Primer

data yang diperoleh dengan pengamatan dan pengukuran di lapangan dan analisa. Secara umum pengertian
data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama/sumber data atau data yang dikumpulkan peneliti
secara langsung melalui obyek penelitian seperti tinjauan ke lokasi dan data ini biasanya belum diolah. Disini
peneliti melihat keadaan areal perumahan serta kondisi dari profil sungai.

• Data sekunder
- Luas Das
- Panjang Sungai
- Tabel curah hujan 10 tahun
- Peta Topografi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Permulaan penelitian yang digunakan untuk mengolah data dalam penulisan ini adalah metode kuantitatif
deskriptif, yaitu metode perhitungan dan penjabaran hasil pengolahan data lapangan dari lokasi yang ditinjau.
Studi penelitian dilakukan sesuai urutan di bawah ini:
A. Tinjauan Pustaka Rumusan-rumusan serta konsep-konsep teoritis dari berbagai literatur dipelajari dan dipahami agar landasan
teoritis terpenuhi
B. Pengumpulan data pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
• Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan dan pengukuran di lapangan dan analisa
• Data sekunder adalah data yang mendukung penelitian dan memberikan gambaran umum tentang hal-hal yang mencakup
penelitian. Pengumpulan data sekunder didapatkan melalui instansi-instansi yang terkait dalam permasalahan ini
C. Pengolahan data Setelah semua data yang dibutuhkan diperoleh, langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Data-data yang
telah diolah oleh suatu pusat penelitian akan di hitung dengan menggunakan suatu metode.
D. Analisis data dari hasil pengolahan akan dilakukan analisa data sehingga dapat diperoleh kesimpulan akhir yang berarti
Selesai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian

Pengumpulan data

Data Primer : Data Sekunder :


•Observasi Lapangan •Data Curah hujan
•Profil Sungai Jeroan •Peta Topografi
•Peta Das Sungai jeroan

Analisis Hidrologi Distribusi Probabilitas :


•Distribusi Normal
•Distribusi Log Normal
•Distribusi Gumbel
•Distribusi Log Person III

Uji Kecocokan :
•Chi Kuadrat

Pemodelan Hidrograf Satuan Sintetik

HSS Gamma 1 HSS Nakayasu HSS Limantara

Hasil Pemodelan Hidrograf Satuan Sintetik

Kesimpulan dan Saran

Selesai
BAB IV ANALISA DAN
PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui debit banjir pada kawasan Das Sungai Jeroan pada saat hujan. Untuk dapat melakukan
analisis ini maka diperlukan data curah hujan stasiun pengamatan pada wilayah tersebut.Pada perhitungan analisis hidrologi
Curah hujan bulanan rata-rata selama 10 tahunan yaitu dari 2007-2017
Tabel 4.1Hasil perhitungan curah hujan rata-rata
BAB IV ANALISA DAN
PEMBAHASAN
HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI
1. Hasil perhitungan hujan distribusi Gumbel 3. Hasil perhitungan hujan distribusi Log Normal

2. Hasil perhitungan hujan distribusi Normal 4. Hasil perhitungan hujan distribusi Log Person III
BAB IV ANALISA DAN
PEMBAHASAN
HASIL PERHITUNGAN UJI CHI KUADRAT
1. Hasil perhitungan Uji probabilitas chi kuadrat Gumbel 3. Hasil perhitungan Uji probabilitas chi kuadrat Log Normal

2. Hasil perhitungan Uji probabilitas chi kuadrat Normal 4. Hasil perhitungan Uji probabilitas chi kuadrat Log Person III
BAB IV ANALISA DAN
PEMBAHASAN
HIDROGRAF SATUAN SINTETIK GAMA 1
Hasil perhitungan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Gama 1 dilakukan untuk menghitung periode ulang curah hujan pada Daerah
Aliran Sungai (DAS) Sungai Jeroan, periode ulang yang dihitung adalah periode ulang curah hujan 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 20
tahun, 50 tahun, 100 tahun. Hasil perhitungan periode ulang debit banjir Metode HSS Gama 1.

• Luas DAS Sungai jeroan (A) = 303,747 km² 1. Tabel debit puncak HSS Gama 1 berbagai periode
 Luas DAS hulu (Au) = 151,87 km²
 Panjang sungai utama (L) = 35 km
 Lebar DAS di titik 0,25 L dari outlet (WL) = 25,68 km²
 Lebar DAS di titik 0,75 L dari outlet (WU) = 60,65 km²
 Kemiringan rata-rata sungai (S) = 0,027
 Panjang sungai semua tingkat (LN) = 168,7 km
 Panjang sungai semua tingkat 1 (L1) = 70 km
• Panjang alur sungai ke titik berat DAS (Lc) = 28,75 km
 Jumlah pertemuan sungai (JN) =9
 Pangsa sungai tingkat 1 (P1) = 18
 Pangsa sungai semua tingkat (PN) = 48
• Indeks kerapatan sungai (D) = 0,56 KM2
BAB IV ANALISA DAN
PEMBAHASAN
HIDROGRAF SATUAN SINTETIK NAKAYASU
• Berikut ini input data untuk perhitungan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu pada DAS Sungai Jeroan :
• - Panjang sungai (L) = 35 km
• - Luas DAS sampai ke outlet sungai 1. Tabel debit puncak HSS Nakayasu berbagai periode
• dengan batas Lc =  129,55 km2
• - Time tag (Tg) = 0,4 + 0,058 x L
• = 0,4 + 0,058 x 35
• = 2,43 jam
• - Satuan waktu hujan (Tr) = 0,75 x Tg
• = 0,75 x 2,43
• = 1,822 jam
• -Peak time (Tp) = Tg + 0,8 (Tr)
• = 2,43 + 0,8 (1,822)
• = 3,88 jam
• -Parameter Hidrograf
• Parameter alfa () = 3
• T0,3 = @ x Tg
• T0,3 = 7,29 jam
• 0,5 T 0,3 = 3,64 jam
• 1,5 T 0,3 = 10,93 jam
• 2,0 T 0,3 = 14,58 jam
BAB IV ANALISA DAN
PEMBAHASAN
HIDROGRAF SATUAN SINTETIK LIMANTARA
• Luas DAS ke outlet sungai dengan batas Lc =  129,55 km2
• Panjang sungai utama (L) = 35 km
• titik terdekat sungaidengan titik berat DAS (Lc) = 28,75 km
• Kemiringan sungai (s) = 0,027
• Koefisien kekasaran = 0,035

1. Tabel debit puncak HSS Nakayasu berbagai periode 2. Tabel debit puncak HSS Nakayasu,Gama 1 dan Limantara berbagai periode
BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banjir di Sungai Jeroan dapat di akibatkan oleh beberapa faktor yaitu pertemuan antara muara Sungai Jeroan dengan Bengawan Madiun sehingga
mengakibatkan Sungai jeroan meluap karena tidak maksimalnya buangan ke bengawan Madiun.Selain itu ada endapan sedimentasi di beberapa
titik sungai Jeroan yang mengakibatkan pendangkalan sungai, belum lagi peralihan tataguna lahan oleh warga sekitar yang berakibat pada tidak
adanya resapan air yang cukup dibutuhkan agar air pada curah hujan tidak langsung terbuang ke sungai yang berakibat cepatnya luapan Sungai
jeroan yang akan mengakibatkan banjir.selain itu banyak sampah seperti ranting pohon bambu yang menyumbat aliran sungai Jeroan.

B.SARAN
• Dapat digunakan dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik lain untuk mengetahui perbandingannya dengan hasil metode yang sudah dibahas.
• Untuk permasalahan banjir Sungai Jeroan dapat di antisipasi dengan pendekatan secara sosial agar masyarakat di sekitar Sungai Jeroan selalu
menjaga kebersihan sungai.Selain itu pemerintah sekitar harus menormalisasi Sungai jeroan agar kejadian banjir tidak terulang kembali.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai