Anda di halaman 1dari 24

FRAKTUR

OLEH
KELOMPOK I
DEFINISI FRAKTUR

 Fraktur adalah terputusnya kontinuitas


jaringan tulang yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa (Mansjoer et al, 2000).

 Fraktur adalah pemecahan suatu bagian,


khususnya tulang; pecahan atau rupture pada
tulang (Dorland, 1998).
ETIOLOGI

T • Trauma langsung
menyebabkan patah
R tulang pada titik
terjadinya kekerasan.

A • Trauma tidak langsung


menyebabkan patah
tulang ditempat yang jauh
U dari tempat terjadinya
kekerasan dan yang patah
biasanya adalah bagian
M yang paling lemah dalam
jalur hantaran vektor
kekerasan.
A
Kekurangan mineral
sampai batas tertentu
pada tulang dapat
Kondisi menyebabkan patah
tulang: contohnya
patologi osteoporosis, tumor
tulang (tumor yang
menyerap kalsium
tulang)
• Fraktur kompresi
(Wedge fractures)
• Fraktur remuk
Mekanism (Burst fractures)
e Cedera • Fraktur dislokasi
• Cedera pisau lipat
(Seat belt
fractures)
Cedera
Torakolumba
l
• Penyebab tersering
cedera torakolumbal
adalah jatuh dari
ketinggian serta
kecelakaan lalulintas.
KLASIFIKASI
1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya
komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak keluar
melewati kulit.
2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak
jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan
lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi
infeksi. Fraktur terbuka terbagi 4 grade:
 Grade I : Robekan kulit dengan kerusakan kulit dan
otot.
 Grade II : Seperti grade I dengan memar kulit dan
otot.
 Grade III : Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan
pembuluh darah, syaraf, otot dan kulit.
PATOFISOLOGI

Cedera spinal di atas vertebra T10 menyebabkan


transeksi korda, cederadi antara vertebra T10 dan
LI dapat menyebabkan lesi korda dan lesi akar
saraf, dan cedera di bawah vertebra Ll hanya
menyebabkan lesi akar. Bila cedera tulang berada
pada sambungan torakolumbal, penting untuk
membedakan antara transeksikorda tanpa kerusakan
akar dan transeksi korda dengan
kerusakan/transeksi akar. Pasien tanpa kerusakan
akar jauh lebih baik daripada pasien dengan
transeksi korda dan akar.
MANIFESTASI KLINIS

Nyeri
Bengkak /edema
Memar / ekimosis
Spasme otot
Penurunan sensasi
Gangguan fungsi
Mobilitas abnormal
Krepitasi
Deformitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Rontgen: menentukan
lokasi/luasnya fraktur/luasnyatrauma, skan
tulang, temogram, scan CI: memperlihatkan
fraktur juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
 Hitung darah lengkap : HB mungkin
meningkat/menurun.
 Kreatinin : traumaa otot meningkatkan beban
kreatinin untuk ginjal.
 Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada
kehilangan darah, transfusi multiple, atau
cederah hati.
PENATALAKSANAAN
Medis
 Rekognisi
 Reduksi
Cara pengobatan fraktur secara reduksi
Pemasangan gips
Pemasangan traksi
Reduksi tertutup
Reduksi terbuka
Retensi Reduksi
 Mempertahankan reduksi seperti melalui pemasangan gips atau
traksi
 Rehabilitasi
 Memulihkan kembali fragmen-fragmen tulang yang patah untuk
mengembalikan ke fungsi normal.
Cara operatif / pembedahan

 Pada saat ini metode penatalaksanaan yang


paling banyak keunggulannya mungkin adalah
pembedahan. Metode perawatan ini disebut
fiksasi interna dan reduksi terbuka.
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktifitas/ Istirahat : keterbatasan/ kehilangan
fungsi pada bagian yang terkena
b. Sirkulasi : hipertensi (kadang-kadang terlihat
sebagai respon terhadap nyeri/ ansietas) atau
hipotensi (kehilangan darah), takikardi.
c. Neurosensori : deformitas local: angulasi abnormal,
pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot,
terlihat kelemahan/ hilang fungsi.
d. Nyeri/ Kenyamanan
e. Keamanan : laserasi kulit, avulsi jaringan,
perdarahan, perubahan warna, pembengkakan local
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Preoperatif
 Perubahan perfusi jaringan peerifer berhubungan dengan
trauma pembuluh darah atau kompresi pada pembuluh
darah
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur
terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
 Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan
fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak
 Resiko ketidakseimbangan cairan elektrolit berhubungan
dengan pendarahan
 Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan
Post operasi
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi
restriktif (imobilisasi)
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi,
pemasangan gips
 Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan
fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak
 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma jaringan
lunak, prosedur invasif/traksi tulang)
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur
terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
 Gangguan body image berhubungan dengan perubahan
pada anggota tubuh pasca post operasi
INTERVENSI KEPERAWATAN PREOPERATIF
No Dx. Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Perubahan perfusi Setelah diberikan tindakan a. Kaji adanya / kualitas nadi
jaringan perifer keperawatan, diharapkan perifer distal terhadap cidera
berhubungan dengan tidak terjadi perubahan melalui palpasi / doopler
trauma pembuluh perfusi jaringan, dengan b. Kaji aliran kapiler, warna kulit
darah atau kompresi kriteria hasil : dan kehangatan distal pada
pada pembuluh darah a. Individu akan fraktur
  mengidentifikasi factor- c. Kaji jaringan sekitar akhir gips
faktor yang untuk titik yang kasar / tekanan
meningkatakan sirkulasi selidiki keluhan “rasa
perifer, melaporkan terbakar”dibawah gips
penurunan dalam nyeri d. Awasi posisi / lokasi cincin
penyokong berat
e. Awasi tanda – tanda vital
 
N Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
O
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan a. Bantu latihan rentang gerak
fisik berhubungan keperawatan diharapkan pasif aktif pada ekstremitas
dengan kerusakan mobilitas fisik klien optimal, yang sakit maupun yang
rangka dengan criteria hasil : sehat sesuai keadaan klien.
neuromuskuler nyeri, Klien dapat b. Berikan papan penyangga
terapi restriktif meningkatkan/mempertahank kaki, gulungan
(imobilisasi) an mobilitas pada tingkat trokanter/tangan sesuai
paling tinggi yang mungkin indikasi.
dapat mempertahankan posisi c. Bantu dan dorong
fungsional, meningkatkan perawatan diri
kekuatan/fungsi yang sakit (kebersihan/eliminasi)
dan mengkompensasi bagian sesuai keadaan klien.
tubuh, menunjukkan tekhnik d. Dorong/pertahankan asupan
yang memampukan cairan 2000-3000 ml/hari.
melakukan aktivitas. e. Kolaborasi pelaksanaan
fisioterapi sesuai indikasi.
N Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
O
3 Nyeri akut Setelah diberikan tindakan a. Pertahankan imobilasasi bagian
berhubungan dengan keperawatan diharapkan yang sakit dengan tirah baring,
spasme otot, gerakan klien mengatakan nyeri gips, bebat dan atau traksi
fragmen tulang, berkurang atau hilang, b. Tinggikan posisi ekstremitas
edema, cedera dengan kriteria hasil : yang terkena.
jaringan lunak a. Menunjukkan tindakan c. Lakukan dan awasi latihan
santai, mampu gerak pasif/aktif.
berpartisipasi dalam d. Lakukan tindakan untuk
beraktivitas, tidur, meningkatkan kenyamanan
istirahat dengan tepat, (masase, perubahan posisi)
b. Menunjukkan e. Ajarkan penggunaan teknik
penggunaan manajemen nyeri (latihan
keterampilan relaksasi napas dalam, imajinasi visual,
dan aktivitas trapeutik aktivitas dipersional)

sesuai indikasi untuk f. Lakukan kompres dingin

situasi individual selama fase akut (24-48 jam


pertama) sesuai keperluan.
INTERVENSI KEPERAWATAN POST OPERATIF
N Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
O
1 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Rencanakan periode
aktivitas tindakan keperawatan istirahat yang cukup.
berhubungan diharapkan pasien 2. Berikan latihan aktivitas
dengan memiliki cukup energi secara bertahap.
imobilisasi, untuk beraktivitas, 3. Bantu pasien dalam
pemasangan dengan kriteria hasil : memenuhi kebutuhan
gips • Klien menampakan sesuai kebutuhan.
kemampuan untuk 4. Setelah latihan dan
memenuhi kebutuhan aktivitas kaji respons
diri. pasien
• Pasien
mengungkapkan
mampu untuk
melakukan beberapa
aktivitas tanpa
dibantu.
N Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
O
2 Resiko infeksi Setelah diberikan 1. Lakukan perawatan pen
berhubungan tindakan steril dan perawatan
dengan keperawatan luka sesuai protokol
ketidakadeku diharapkan klien 2. Ajarkan klien untuk
atan mencapai mempertahankan
pertahanan penyembuhan luka sterilitas insersi pen.
primer sesuai waktu, dengan 3. Kolaborasi pemberian
(kerusakan KH : bebas drainase antibiotika dan toksoid
kulit, taruma purulen atau eritema tetanus sesuai indikasi.
jaringan dan demam
lunak,
prosedur
invasif/traksi
tulang)
N Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
O
3 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Pertahankan tempat tidur
integritas kulit tindakan keperawatan yang nyaman dan aman
berhubungan diharapkan intregitas kulit (kering, bersih, alat tenun
dengan fraktur pasien normal, dengan kencang, bantalan bawah
terbuka, kriteria hasil : siku, tumit).
pemasangan  Klien menyatakan 2. Masase kulit terutama daerah
traksi (pen, ketidaknyamanan penonjolan tulang dan area
kawat, sekrup) hilang, menunjukkan distal bebat/gips.
perilaku tekhnik untuk 3. Lindungi kulit dan gips pada
mencegah kerusakan daerah perianal
kulit/memudahkan 4. Observasi keadaan kulit,
penyembuhan sesuai penekanan gips/bebat
indikasi, mencapai terhadap kulit, insersi
penyembuhan luka pen/traksi
sesuai
waktu/penyembuhan
lesi terjadi.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
• Implementasi disesuaikan dengan intervensi

PREOPERATIF

DX 1 : Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan

DX 2 : Klien menyatakan ketidaknyamanan hilang,


menunjukkan perilaku tekhnik untuk mencegah
kerusakan kulit/memudahkan penyembuhan sesuai
indikasi, mencapai penyembuhan luka sesuai
waktu/penyembuhan lesi terjadi.

DX 3 : Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang


POST OPERATIF

DX 1 : Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas

DX 2 : Tidak terjadi infeksi

DX 3 : Klien menyatakan ketidaknyamanan hilang,


menunjukkan perilaku tekhnik untuk mencegah
kerusakan kulit/memudahkan penyembuhan sesuai
indikasi, mencapai penyembuhan luka sesuai
waktu/penyembuhan lesi terjadi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai