Anda di halaman 1dari 21

http://www.free-powerpoint-templates-design.

com

LogoType

Strabismus
• Your Picture Here
Epidemiologi Strabismus
Esotropia > eksotropia
Sering terjadi pada anak dengan usia < 6 tahun. Biasanya
mulai terlihat pada umur 3 tahun. Namun, bisa menetap
sampai usia dewasa. Strabismus pada anak lebih sering
ditemukan bentuk esotropia dibandingkan eksotropia
dengan perbandingan 3-5 kali lebih banyak. Hal ini
dikarenakan adanya gangguan pada cranial nerve VI yang
sering pada anak-anak dengan anomali kongenital.

61,9% 38,1%

Menurut penelitian pada jurnal Opthalmic &


Physiological Optics oleh Stidwill (2007), survei
terhadap sekitar 60.000 pemeriksaan mata optometri,
dengan penilaian ortoptik, 5% pasien ditemukan
memiliki anomali penglihatan binokular. Dari 3.075
anomali binokuler, 74% mengalami strabismus
bersamaan, 10% paretik, 8% mengalami
dekompensasi heteroforia dan 6% ketidakcukupan
Definisi Strabismus
Restriksi atau paralisis muskulus ekstraokular

Tidak sejajar(tidak satu sumbu) antara transmisi penggerak &


transmisi yang digerakkan.

Strabismus adalah penyimpangan dari kesejajaran mata di mana satu mata berputar, sementara
atau menetap . Ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki kontrol otot mata yang buruk atau
sangat berpandangan jauh ke depan. Strabismus merupakan suatu kelainan kedudukan bola
mata yang bisa terjadi pada arah atau jarak penglihatan tertentu saja, misalnya kelainan
kedudukan untuk penglihatan jarak jauh saja atau kearah atas saja, atau terjadi pada semua
arah dan jarak penglihatan. Kelainan kedudukan bola mata dibagi dalam kedudukan yang
bersifat laten disebut sebagai foria dan yang manifes disebut sebagai tropia.
Strabismus dapat diklasifikasikan berdasarkan arah
gerak bola mata menjadi :
a. Esotropia: berputar ke dalam.
b. Exotropia: belokan ke luar.
c. Hipertropia: berputar ke atas.
d. Hipotropia: berputar ke bawah.
Gambar 2-2
A, Diagram esotropia dengan deviasi mata kanan dan mata kiri tetap (aktif
target). B, Gambar jatuh di fovea kiri (mata tetap) dan di retina hidung
mata kanan, yang menyimpang.
Strabismus
Insert the title of your subtitle Here

S A P
Objektif
 Deviasi jelas ketika
kedua bola mata
Subjektif digerakan pada otot
yang lumpuh
 Bola mata terlihat  Ocular torticollis,  Non Operatif :Lensa
tidak sejajar penderita memutar Diagnosis Banding Prisma, Kacamata
 Gerak mata kepala kearah kerja atau lensa kontak,
terbatas otot yang lumpuh toksin botulinum
 Mual (kepala miring)  Pseudostrabismus tipe A
 Sering berkedip yang akan  Diplopia Monokular  Operatif :Reseksi
atau menyipitkan membantu  Convergence dan resesi,
mata saat dibawah mengurangi Insufficiency Penggeseran titik
matahari diplopianya. perlekatan otot,
 Proyeksi salah fiksasi posterior
 Vertigo
Pemeriksaan Diagnostik Strabismus
 E-chart atau Snellen Chart Pemeriksaan dengan e-chart digunakan pada anak mulai umur 3 - 3,5 tahu
n, sedangkan diatas umur 5 – 6 tahun dapat digunakan Snellen chart.
 Untuk anak dibawah 3 th dapat digunakan cara
a. Objektif dengan optalmoschope
b. Observasi perhatian anak dengan sekelilingnya
c. Oklusi
 Menentukan anomaly refraksi Dilakukan retroskopi setelah antropinisasi dengan atropin 0,5 % - 1 %

 Retinoskopi Sampai usia 5 tahun anomali refraksi dapat ditentukan secara objectif dengan retinosko
pi setelah atropinisasi dengan atropin 0,5 % - 1 %, diatas usia 5 tahun ditentukan secara subjektif sep
erti pada orang dewasa.

 Tes Hisch Berg Penderita disuruh untuk melihat cahaya pada jarak 30cm, perhatikan reflek cahaya ter
hadap pupil. Apabila letak nya di pinggir pupil, maka deviasinya 15 derajat, tapi apabila letaknya diant
ara pinggir pupil dan limbus maka deviasinya 30 derajat dan jika letak nya di limbus, maka derajat dev
iasinya 45 derajat.(1 derajat= 2 prisma diopter)

 Uji Krimsky Penderita melihat kesumber cahaya yang jarak nya ditentukan. Perhatikan reflek cahaya
pada mata yang berdeviasi. Kekuata prisma yang terbesar diletakkan di depan mata yang brdeviasi, s
ampai reflek cahaya yang terletak disentral kornea
Komplikasi Strabismus
Supresi Defect otot
tak disadari dari penderita untuk Your Picture Here Kontraktur otot mata
menghindari diplopia yang biasanya timbul pada
timbul akibat adanya deviasinya. strabismus yang bersudut
belum diketahui mekanisme besar & berlangsung lama
terjadinya.

Amblyopia Defect otot


menurunkan visus pada Perubahan sekunder dari struktur
satu /dua mata dengan/ tanpa conjungtiva & jaringan fascia
koreksi kacamata & tanpa yang ada disekeliling otot
adanya kelainan organiknya. . menahan pergerakan normal mata

Anomalous Adaptasi posisi kepala


retinal correspondence Paralyse Rectus Lateralis
fovea dari mata yang sehat mata kanan akan terjadi
menjadi sefaal dengan daerah Head Turn kekanan
diluar fovea dari mata yang
berdeviasi. .
Klasifikasi Strabismus
Bentuk strabismus Foria

Bentuk strabismus Foria

1. Ortoforia Merupakan kedudukan bola mata dimana kerja otot-otot luar


bola mata seimbang sehingga memungkinkan terjadinya fusi tanpa
usaha apapun. Pada ortoforia kedudukan bola mata ini tidak berubah
walaupun refleks fusi diganggu. Dengan penglihatan binokular
didapatkan persepsi serentak dengan kedua mata, fusi dan penglihatan
ruang.
2. Heterotrofi Merupakan keadaan kedudukan bola mata yang normal
namun akan timbul deviasi apabila refleks fusi diganggu. Deviasi hilang
bila faktor desosiasi ditiadakan akibat terjadinya pengaruh refleks fusi.
Macam-macam heterotrofi bergantung kepada bidang deviasinya. Pada
bidang horizontal ditemukan esofori dan eksofori, pada bidang vertikal
ditemukan hipo atau hiperforia sedang pada bidang frontal ditemukan
insiklofori dan eksiklofori. Penyebabnya adalah akibat tidak
seimbangnya atau insufisiennya otot penggerak mata.
Klasifikasi Strabismus

Terdapat 75-90% penduduk menderita heteroforia dan biasanya tidak


menimbulkan keluhan. Fusi pasien dapat terganggu bila pasien kelelahan atau
saat mata tertutup misalnya pada uji tutup mata dan uji tutup mata bergantian.
Pada penderita heteroforia tidak terdapat ambliopia dan mungkin masih terdapat
penglihatan stereoskopik. Heteroforia ini dapat dibagi menurut arah sumbu
deviasi penglihatan.

 Esoforia
 Eksforia
 Hiperforia
 Hipoforia
 Sikloforia :
Insikloforia: bila kornea berputar ke arah nasal
Eksokloforia: bila kornea berputar ke arah temporal.
Our Team Layout
Insert the title of your subtitle Here

Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here

Name Here Name Here Name Here


Programmer Programmer Programmer
Tropia dapat dibagi kedalam berbagai kategori
Menurut arah deviasi (vauhgan,dkk.2009).

1. Menurut arah deviasi (vauhgan,dkk.2009).

a. Ke Luar: Exotropia Merupaka strabismus divergen manifest dimana sumbu penglihatan ke arah
temporal. Karena syarat penglihatan binokuler tidak terpenuhi misalnya pada myopia yang lama
tidak dikoreksi, pada anisokonia atau lesi retina akan terjadi amblyopia kemudian eksotropia. 
Eksotropia intermiten Onset deviasi muncul dalam usia 5 tahun.  Eksotropia konstan Lebih jarang
dibandingkan intermiten. Kelainan ini dijumpai sejak lahir.
b. Ke Dalam: Esotropia
c. Ke Bawah: Hypotropia Hipertropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata
dimana salah satu sumbu penglihatan menuju titik fiksasi sedangkan sumbu penglihatan yang
lainnya menyimpang pada bidang vertikal ke arah superior.
d. Ke Atas: Hypertropia Hipotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata dimana
salah satu sumbu penglihatan menuju titik fiksasi sedangkan sumbu penglihatan yang lainnya
menyimpang pada bidang vertikal ke arah inferior.
Menurut manifestasinya :
a. Manifest: Heterotropia
b. Latent: Heterophoria yaitu deviasi terjadi apabila mekanisme fusi diputus.

Menurut kemampuan fixasi mata :


c. Unilateral strabismus terjadi bila satu mata yang berdeviasi secara konstan.
b. Alternating strabismus terjadi bila kedua mata berdeviasi secara bergantian.

Menurut waktu berlangsungnya strabismus :


d. Permanent: mata tampak berdeviasi secara konstan.
b. Intermittent: pada keadaan tertentu misalnya lelah, cemas,
mata kadang tampak berdeviasi dan kadang-kadang normal.
Menurut Sudut Deviasi

3. Menurut sudut deviasi

a. Comitant Strabismus
yaitu sudut deviasi
tetap konstan pada
berbagai posisi.

b. Non Comitant
Strabismus ketika sudut
deviasi tidak sama, pada
kebanyakan kasus
disebabkan kelumpuhan
otot ekstraokuler,
karenanya sering disebut
sebagai paralytic
strabismus.
Daftar Pustaka

1. Gordon RA, Donzis PB. Refractive development of the human eye. Arch Ophthalmol.
1985;103(6):785–789
2. Pierce EA, Foley ED, Smith LE. Regulation of vascular endothelial growth factor by oxygen in a
model of retinopathy of prematurity. Arch Ophthalmol. 1996;114(10):1219–1228
3. Chow LC, Wright KW, Sola A; CSMC Oxygen Administration Study Group. Can changes in
clinical practice decrease the incidence of severe retinopathy of prematurity in very low birth
weight infants? Pediatrics. 2003;111(2):339–345
4. Wright KW, Sami D, Thompson L, Ramanathan R, Joseph R, Farzavandi S. A physiologic
reduced oxygen protocol decreases the incidence of threshold retinopathy of prematurity. Trans
Am Ophthalmol Soc. 2006;104:78–84
Thank you
Strabismus

Anda mungkin juga menyukai