Anda di halaman 1dari 42

Farmakoterapi 2

Kasus 2 : Typhoid Fever

1
Typhoid Fever

Definisi Etiologi
• Typhoid adalah penyakit • Bakteri Salmonella Typhi
infeksi sistemik akut yang
disebabkan infeksi
salmonella Thypi.
Organisme ini masuk
melalui makanan dan
minuman yang sudah
terkontaminasi oleh
kuman salmonella

Kapita selekta kedokteran

2
Patofisiologi
Patofisiologi

3
Manifestasi klinik

1. Demam
2. Nyeri kepala
3. Nyeri otot
4. Mual
5. Muntah
6. Obstipasi atau diare
7. Nyeri tekan perut kanan bawah

Kapita selekta kedokteran

4
Manajemen Terapi:

• Menghentikan invasi kuman


• Memperpendek perjalanan penyakit
Tujuan terapi • Mencegah terjadinya komplikasi
• Mencegah kekambuhan

• Tirah baring
• Diet TKTP lunak atau diet padat rendah selulosa,
Penatalaksanaa • Antibiotik
n terapi • Antipiretik
• Vitamin B kompleks & vitamin C
• Mobilisasi bertahap setelah 7 hari bebas demam

PDT RSU Dr.Sutomo surabaya, 2008


5
SKENARIO
Nama : BGS
Umur : 23 tahun 6 bulan
Keluhan utama :
• panas badan sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit
(SMRS),
• pusing,
• panas naik turun karena obat,
• malam lebih panas,
• menggigil,
• mimisan 3x,
• buang air besar (BAB) tidak lancar sejak 3 hari yang lalu
RP : (-)
RO : (-)

6
DIAGNOSIS

• Awal : DHF gr II
• Akhir : Thyphoid fever

7
STRATEGI
PHARMACEUTICAL CARE

Subjective-
Obeytif-
Assesment-
Planing
8
S (SUBJECTIVE)
• Panas hari ke 6,
• panas naik turun,
• panas naik saat malam dan siang, saat pagi hari panas turun.
• Telah minum beberapa jenis obat, panas turun kemudian naik lagi.
• Pusing, nyeri kepala terutama daerah belakang dan leher,
• nyeri terasa menggigil dan berdenyut saat panas tinggi.
• Dada terasa tidak enak (mengganjal) karena dahak tidak bisa
keluar. Tidak batuk dan tidak sesak.
• Mimisan 3x setiap panas tinggi,
• setelah mimisan panas turun sejenak.
• Gusi berdarah,
• perut kembung.
• BAB tidak lancar, keluar sedikit sekitar 1-2 sdm padahal makan
banyak.
• Buang air kecil (BAK) lancar dan berwarna kuning. 9
O (OBJECTIVE)
DATA KLINIK TANGGAL
16/9 17/9 18/9 19/9 20/9 21/9 22/9 23/9
TD Pagi (120/80) - 110/70 110/70 110/60 130/90 120/80 120/80 120/70
Siang (120/80) - 120/80 120/80 110/80 130/80 120/80 120/80 -
Malam (120/80) - 120/80 110/80 110/60 - - 120/80 -
N Pagi (80x/menit) - 104 108 102 130 88 88 92
Siang (80x/menit) - 88 100 90 104 88 84 92
Malam (80x/menit) - 92 88 92 100 100 94 96
Suhu Pagi (36,5-37,5 oC) - 40 40 39,7 39 36 37,5 37,5
Siang (36,5-37,5 oC) - 38,6 38,6 38 38,4 38,6 37,2 37,2
Malam (36,5-37,5 oC) - 40,3 38,7 38,2 38,1 39,2 37,9 37,5

RR (20x/menit) 24 16 - - 20 20 16 -
Mual - - - + - + - - -
Muntah - - - + - - - - -
BAB - Tdk Mencret Mencret Mencret - -
lancar 1x 1x 1x

BAK dbn (dalam batas dbn dbn dbn dbn dbn dbn
normal)

Nyeri tekan - - - - - - -
Mimisan - +/- - + - - - -
10
O (OBJECTIVE)
DATA TANGGAL
LABORATORIUM 16/9 17/9 18/9 20/9

Ig M-Salmonella - -
K 3,8 – 5 mmol/L 3,17 2,97 3,01
Na 136 – 144 mmol/L 123,2 130 126
Cl 97 – 103 mmol/L 100,5 94 92
BUN 5 – 23 mg/dL 8
SGOT/AST 5 – 34 U/L 98 87
SGPT/ALT 11 – 60 U/L 64 44
WBC (4,60–10,2)x103 /µL 8,47
(4500-12500) / µL 7400

RBC (4,04 – 6,13) 106/UL 4,58


(4,33-5,95) 106/UL 4,20

HCT 37,7 – 53,7 % 38,1


40-47 % 39,1 35,9

PLT 142 – 424 125 194


150000-350000 145000

Ig G Dengue - -
Ig M-Dengue - -
HGB 13,4 – 17,7 13
14-18 12,9
11
Terapi yang diberikan:
TANGGAL
OBAT RUTE DOSIS FREK 21/9 23/9
16/9 17/9 18/9 19/9 20/9 22/9

√ √ √ √
Infus Ra iv 28 tetes/menit

Infus Ra:D5 (2:2) iv √ √ √ √


√ √ √ √ √ √ √ √
Paracetamol po 500 mg k/p 3x1 tab

Rob (vitamin BC) po 3x1 tab √ √ √

Rob (Jamu dehaf) po 3x1 bungkus √ √ √ √ √ √

√ 2x1 √
KSR po 600 mg 1x1 tab √ √ √ √ 2x1 √

Inj Ranitidin iv 50 mg 2x1 ampl √ √ √ √

Antasida syr po 3xII C √


√ √
Ciprofloxacin iv drip 400 mg 2x1 √ √

12
Catatan perkembangan pasien

Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi

 Pasien mengeluh seperti yang tertulis di anamnesa


 Pasien mendapat terapi infus Ringer asetat dan paracetamol po bila panas
16/09/10  Pasien mendapat diet TKTP 2100 kcal/hari

 Pasien mengeluh panas pagi tadi dan setelah di beri parasetamol suhu turun sebentar dan
kemudian panas lagi
 Pasien mengeluh mencret 1x, ampas banyak dan air sedikit
 Nafsu makan pasien menurun
 Data laboratorium menunjukkan kadar K rendah yaitu 2,97
17/09/10
 Terapi tetap, namun ada tambahan terapi untuk hipokalemia yaitu KSR po dan beberapa vitamin
yaitu vitamin BC po dan jamu dehaf po

 Pasien mendapat diet TKTP tetap


 Pasien mendapat terapi tetap dan terdapat tambahan 1 obat yaitu advis dari dr.x berupa ranitidin
inj karena pada pagi hari pasien mengeluh mual, muntah dan kembung.
18/09/10

 Pasien mendapat diet TKTP tetap


 Pasien mendapat terapi tetap
19/09/10  Malam hari suhu mencapai 40°C setelah minum parasetamol panas turun
 Pasien mengeluh mimisan
13
Catatan perkembangan pasien
Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi

 Pasien mengeluh mual, panas naik turun, BAB mencret 1x


 Diagnosis ditegakkan thypoid fever
20/09/10  Pasien mendapat diet terapi TKTP 2100 kcal/hari rendah serat
 Pasien mendapat perubahan terapi yaitu infus Ra:D5, parasetamol,
jamu dehaf, KSR, ranitidin, antasida syr, dan ciprofloxacin
 Nafsu makan tetap
 Pasien mengeluh nyeri di bagian belakang leher, saat pagi panas turun
yaitu 36°C namun siang dan malam naik lagi yaitu 38,6°C dan 39,2°C,
BAB masih mencret 1x
21/09/10
 Nafsu makan tetap
 Pasien mendapat diet TKTP tetap
 Pasien mendapat terapi tetap
 Pasien masih panas namun sudah tidak mual dan mencret sehingga
22/09/10 terapi Ranitidin inj dihentikan
 Pasien mendapat diet TKTP tetap
 Pasien mendapat terapi tatap hanya saja terapi jamu dehaf dihentikan
 Suhu tubuh pasien sudah turun dan normal dan KRS (keluar rumah
23/09/10
sakit)
14
A : Assesment

15
R
Problem u
Medik S/O Terapi T Dosis DRP’s Analisis
e

indikasi  Pengganti cairan/


•Larutan infus RA elektrolit yang hilang & tambahan
•Dosis 28tts/ nutrisi
•Kadar serum Iv
menit
elektrolit (K &
Na),
•Mual & Sesuai
muntah
•diare
•Regimen indikasi  Pengganti cairan/
Infus Ra:D5 (2:2) IV (-) dosis tdk elektrolit yang hilang & tambahan
TYPHOID disebutkan nutrisi
FEVER

•Panas (suhu 500 mg Indikasi: analgesik antipiretik


Paracetamol
> 38 C) PO 3x1 tab - menurunkan suhu subuh dan
•pusing (k/p) mengatasi sakit kepala  sesuai

Lemah, Vitamin B komleks untuk membantu


intake •Rob (vitamin BC) •3x1 Tab proses metabolisme tubuh dalam
PO - mengubah makanan menjadi energi
makanan
berkurang secara lebih efisiensesuai

Sebagai multivitamin untuk


•3x1
SGOT (98) & •Rob (Jamu dehaf) Membantu kesehatan fungsi hati
PO bungkus
SGPT (64) -
sesuai

16
R
Problem u
Medik S/O Terapi T Dosis DRP’s Analisis
e

Serum
Suplemen kalium untuk
eklektrolit P 600 mg -
kalium (K) KSR O (1 x 1 tab)
Pengobatan dan pencegahan
hipokalemia  sesuai
rendah

Mual, H2-blocker bekerja dengan


50 mg
Muntah Inj Ranitidin IV (2 x 1 -
menghambat sekresi
dan H2 blocker amp)
as.lambung yg berlebihan
kembung sesuai
TYPHOID
FEVER Sebagai penetral asam
lambung  pemakainnya
Ranitidin
Mual, P ditunda dulu karena Px sudah
kembung Antasida syr O 3 x ll C + Ntasida
mendapat ranitidin injeksi yang
Syr
dapat menekan produksi as.
lambung

Antibiotik golongan qkuinolon


IV
Panas, Ciprofloxacin Dr
400 mg
-
untuk bakteri aerob gram
diare (antibiotik) ip
2x1 negatif( Salmonella typhi) 
sesuai

17
P (plan)

Rekomendasi terapi

Monitoring terapi

KIE

18
Rekomendasi Terapi
• Dilaksanakan tes widal.
• Penggunaan Infus Ra:D5 (2:2) dengan dosis
1000-2000 ml/hari dengan kecepatan 14-28
TPM disesuaikan kondisi pasien
• Pemberian Vitamin BC diteruskan sampai tanggal
23 untuk membantu pemulihan pasien
• Pemberian vitamin C  pasien mengalami gusi
berdarah & sbg penambah daya tahan tubuh
• Antasida syr pada tgl 20 seharusnya tidak
diberikan karena pasien sudah mendapat
inj.ranitidin untuk menekan prod. As.lambung
• Saat KRS px tetap diberi antibiotik Ciprofloxacin
(PO) karena pengobatan minimal 5-7 hari (AHFS
& harrison) 19
MONITORING KEFARMASIAN
OBAT MONITORING EFEKTIFITAS
Ranitidin Mual (-), muntah (-), kembung (-)
paracetamol Nyeri (-) febris (-)
siprofloksasin Febris (-), tes widal (-)
Infus RA dan Infus RA:D5 (2:2) KU baik, tidak lemah
KSR Serum elektrolit (K)  normal
Antasida Syr Mual (-), muntah (-), kembung (-)
Rob (Jamu dehaf) fungsi hati membaik
Rob (Vitamin BC) KU& nafsu makan membaik

20
P (PLAN)
MONITORING-EFEK
SAMPING OBAT
Siprofloksasin: Paracetamol:
Pusing, ruam, Ruam & reaksi
mual,muntah, diare hipersensitivitas

KSR:
Ranitidin
Mual,muntah
Sakit Kepala diare,nyeri perut
Pusing
Gangguan GIT
Ruam Kulit 21
P (PLAN)
KIE pada KELUARGA PASIEN (PX KRS)

Paracetamol diminum 30 menit seblum


makan/2 jam setelah makan A to Z

-Jika pada saat KRS mendapat antibiotik oral maka


harus diminum sampai habis
-Ciprofloxacin tablet diminum dalam keadaan perut
kosong absorbsi terganggu dengan adanya makanan
(AHFS)
22
P (PLAN)

Informasi pada PERAWAT


• Penggunaan antibiotik memungkinkan
adanya hipersensitivitas  dilakukan tes
alergi
• Ciprofloxacin  stabilitas selama 14 hri
dilemari es atau suhu ruang.(AHFS)

23
pustaka

• ISO Indonesia Volume 47


• Kapita Selekta Kedokteran
• A to Z Drug Facts and Comparison.
• AHFS Drug information essential
• Harrison principal of internal
medicine
• Handbook of injectable drug

24
TERIMA KASIH 

25
ASERING INFUS
Indikasi Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi:
gastroenteritis akut,
demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik,
dehidrasi berat,
trauma.
Keunggulan -Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien
yang mengalami gangguan hati
-Mempunyai efek vasodilator
-Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat
lebih baik dibanding RL pada neonatus
-Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral
pada anestesi dengan isofluran
-Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml
pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga
memperkecil risiko memperburuk edema serebral

Sediaan Larutan asering 500ml


Dosis Disesuaikan pada masing2 individu

26
Infus Perihal Ringer
Laktat
Ringer
Dekstrose
asering D5 : RA
(2:2)
Komposisi Na 130 Na 147, K Na 130 Na 130
mEq/L, K 4, 4, Ca 4,5, mEq mEq
Ca 3, Cl Cl 155,5, K 4 mEq K 4 mEq
109, Laktat Kalori 200 Cl 109 mEq Cl 109 mEq
28 Ca 3 mEq Ca 3 mEq
asetat 28 asetat 28
mEq mEq ,
dextrose 50
g/l
Indikasi Sebagai Pengganti Pengganti Pengganti
Pengganti cairan kehilangan cairan
Cairan tubuh dan cairan tubuh dan
ekstraselul nutrisi ekstraselul nutrisi
er (elektrolit er
dan air) abnormal
yang akut
Sediaan 500ml Rp. 500ml Rp. 500ml Rp. -
12.700 dan 14.600 dan 14.500 dan
1000ml 1000ml 1000ml

27
Perhitungan Infus
• Tetesan makro (dewasa) 1cc= 20 tetes
• Cairan yang diberikan
1000-2000ml/hari
 TPM= (jumlah cairanx20)/(lamax60)
 = (1000x20)/ (24x60)= 13,88 =14 tetes
 = (2000x20)/ (24x60)= 27,78 =28 tetes

28
paracetamol
Mekanisme Menghambat prostaglandin di SSP tetapi tidak memiliki
efek anti-inflamasi,mengurangi demam melalui aksi
langsung pada hipotalamus pengatur pusat panas (a to z)
Indikasi Analges ik dan antipiretik(a to z)

ESO , Ruam Kulit & reaksi hipersensitivitas (DIH)

Sediaan 500 mg/ tab, 120 mg/ 5ml sirup

Farmakokinetika Absobsi terhambat dg adanya makanan, Bioavaibilitas:


10-60 menit, terikat PP: 25%, T ½: 1.25-3 hours
Eliminasi: urin (AHFS)

Dosis -PO 325-650 mg (prn) 4 sampai 6 jam atau 1 g3


sampai 4 kali / hari. Jangan melebihi 4 g / hari (a to z)

29
vitamin indikasi Perhatian

Vitamin B kompleks: Vitamin B Kompleks B kompleks jika berlebihan


membantu membantu menyebabkan sakit perut,
proses metabolisme sembelit, mual, muntah,
tubuh dalam mengubah pusing, perubahan warna urin
makanan menjadi energi dll
secara lebih efisien.

Vitamin C membantu Gunakan Sesuai dosis yang


menyembuhkan luka, dianjurkan
mencegah kerusakan ESO: kelelahan, dan sakit
sel, meningkatkan gusi kepala
dan gigi yang sehat, dan
memperkuat sistem
kekebalan tubuh. Hal ini
juga membantu tubuh
menyerap zat besi.
30
Jamu Dehaf
komposisi indikasi Dosis Perhatian

Ekstrak Psidium Suplemen untuk 1 sachet 3-4 Penggunaan


guajava 0.78 g, pasien dengan kali/hari berlebihan (>8
ekstrak Phyllantus Demam Berdarah sachet per hari)
urinaria 0.78 g, Dengue dapat
ekstrak Carica menyebabkan
papaya 2.10 g, konstipasi
ekstrak Curcuma
aeruginosa 0.96 g,
ekstrak Curcuma
domestica 1.38 g

31
Indikasi & dosis Kontraindikasi Perhatian ESO

KSR Pengobatan & Gagal ginjal Kerusakan Mual, muntah,


pencegahan
hipokalemia.
yang telah ginjal, gagal diare, nyeri
2-3 kali sehari 1-2 lanjut, jantung perut.
tablet .(600 mg) hiperkalemia, kongestif. Jarang :
penyakit Interaksi obat : ulserasi
Addison yang meningkatkan saluran
tidak diobati, resiko pencernaan.
dehidrasi akut, hiperkalemia
penyumbatan jika digunakan
saluran dengan ACE
pencernaan. inhibitor,
silosporin,
diuretika hemat
Kalium.

32
Antasida syr
Komposisi Tiap 5 ml suspensi mengandung:
-Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan Aluminium
Hidroksida) 200 mg
-Magnesium Hidroksida 200 mg
Mekanisme -Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida merupakan
antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan
menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam
lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu efek laksatif dari
Magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari Aluminium
Hidroksida.
Indikasi kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum
dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung
dan perasaan penuh pada lambung.
KI / peringatan Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.

ESO Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan
gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.

Dosis Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 - 2 jam setelah makan
dan menjelang tidur.

33
Ranitidin
Mekanisme -Menghambat kerja histamin pada sisi reseptor H2 bloker
yang terletak terutama di sel parietal lambung
-Menghambat sekresi asam lambung
Indikasi Untuk pengobatan jangka pendek dan pencegahan jangka
panjang ulkus duodenum aktif dan pengobatan keadaan
hipersekresi lambung.
KI / peringatan Hipersensivitas dan hati-hati pada pasien lansia,
kerusakan ginjal dan hati.
ESO Sakit Kepala, Pusing, Gangguan GIT, Ruam Kulit

Sediaan dan harga Tablet : 150 mg, 300 mg. Kapsul : 150 mg, 300 mg
Sirup : 15 mg/ml. Injeksi : 0,5 mg/ml, 25 mg/ml.
Farmakokinetika Bioav: 50%, Durasi 8-12 jam, PP: 15%
Dimetabolisme di hati, 30% dieliminasi oleh ginjal.
T1/2 : 1,7 – 3 jam (meningkat pada kerusakan ginjal).
Dosis -PO : 150 mg 2 x 1 atau 300 mg menjelang tidur
- IM : 50 mg tiap 6-8 jam
-IV : 50 mg tiap 6-8 jam atau 6,25mg/jam infus

34
A to Z Drug Fact dan Pedoman Obat Edisi IV
RANITIDIN

Sifat pH= 6,7-7,3


10mg/ml=59mOsm/kg

Administration IM dan IV
Direct IV injection, 50mg dilarutkan
dalam 20 ml pelarut yang sesuai
(NACL, RL, dekstrose) selama 5
menit (4ml/min)

Stabilitas Disimpan suhu 4-30C, telindung


cahaya, stabil selama 24 jam
setelah dibuka

(The Injectable Drugs)


35
Characteristic Cimetidine Ranitidine Famotidine Nizatidine
OoA 1 hour 1 hour 30 minutes
DoA 4-5 hours 8-12 hours 10-12 hours 8-12 hours
Bioavailability 60 20% 5525% 414% 955%
75% in renal
failure
Protein binding 206% 15% 16% 305%
Half-life 1.90.4hr 20.4hr 30.5hr 1.40.2hr
Excretion urine urine urine Urine
Renal ClCr :15-30 ClCr <50 ClCr <10 ClCr 20-50
impairment mL/min: mL/min: mL/min: mL/min :
600mg/day; PO 150 mg/day 20 150 mg/day;
or IM/IV mg/day or
ClCr<15 50 mg 20 mg ClCr <20
mL/min: q 12-24 hr every mL/min: 150
300-400 other day mg every
mg/day other day

Hepatic No dosage adjustment is needed


36
impairment
Characteristic Omeprazole Lansoprazo Pantoprazole Rabeprazole Esomeprazole
le
OoA 1hr 1hr 1,75 hr 1,75 hr 1,5hr
DoA 72hr >1day >1 day 24 hours
Bioavailability 30-40% 80-85% 77% 52% 64%
Protein binding 95% 98% 97% 94,8-97,5% 97%
Half-life 0,5-1hr 1hr 2hr 1-2hr 1-1,5 hr
Excretion Urine(77%); Urine (33%) Urine (71%); Urine (90%); Urine (80%); feces
feces Feces (67%) feces(18%) feces (20%)
Renal impairment No dosage adjustment is needed (no significant changes)
Hepatic No Severe  No No No dosage
impairment dosage decreased dosage dosage adjustment is needed
Adjustmet dose Adjustmet Adjustmet  For patients with
is needed (prolonged is needed is needed severe liver
t½) impairment (Child
Pugh class C), do not
exceed a dose of 20
mg.
Factors that affect Food Antacids none Food not Food
absorption food studied
PPI used 30-60 minutes before meals, recommended in the morning

37
Pump Proton omeprazol Lansoprazol Pantoprazol
Inh.
Sediaan Omeprazole 20 mg Lansoprazole 30 mg Pantozol IV vial
(Generik) @ Rp 900,- (Generik) @Rp 1.700,- 40mg@Rp 155.485,-

Ozid kapsul 20mg LAZ 30mg(Dexa) PANTOZOL 20mg


(Darya)@ Rp 8.000,- @Rp 10.000,- @ Rp16.500,-

Ozid IV Vial 40 mg Lancid 30mg(Kalbe) PANTOZOL 40mg


@ Rp 115.000,- @Rp 9.000,- @Rp 20.800,-

OMZ Kapsul 20mg


(Dexa)@ Rp 11.000,-

OMZ Inj Ampul 40 mg


@119.500,-

38
Fauci et al, 2008 39
40
dosis Farkin interaksi ES

Kloramfenikol IV:50 mg/kg PP: 60% -Antibiotik β- Angioedema,


daily in equally Eksresi:30% laktam rash, urticaria,
divided doses of an IV dose -antikoagulan fever,
every 6 hours excreted -fenobarbital Headache
given for 14-15 unchanged in -rifampin (DIH)
days (AHFS) urine (AHFS)
T ½: 1.5-4.1
hours (AHFS)
Ceftriakson IV or IM: 2-4 g PP: 85% to Aminoglikosida Ruam,
once daily 3-1 95% Kuinolon Diare
days (AHFS) T ½ : 5-9 Probenecid Nyeri pada
hours; Kloramfenikol tempat
peak,: I.M.: 2- Tes GD suntikan (DIH)
3 hours (AHFS)
Excretion:
Urine (33% to
67% as
unchanged
drug); feces
(as inactive
drug) (DIH)

41
dosis Farkin interaksi ES

Ciprofloxacin Typoid fever  Bioav: 50-85% Antacids, iron Pusing, ruam,


bakteri basil T ½: 3-7 jam salts, zinc mual,muntah,
gram (-) PP : 16-43% salts, diare
Salmonella Metab: hepar sucralfate, (AHFS)
Typhi Eliminasi : didanosine
400 mg Tiap12 ginjal (PO)
jam ≥ 5-7 (AHFS) (AHFS)
hari (harrison)
levofloxacin Oral or IV: 500 Bioav: 99% Antacids, iron mual, diare,
mg once every T ½: 6-8 jam salts, zinc sembelit, sakit
24 hours for 7- PP : 24-38% salts, kepala,
10 days.1(AHFS) Metab: hepar sucralfate, insomnia,
Eliminasi : didanosine & pusing (AHFS)
ginjal, urin digoxin (AHFS)
&feces
(AHFS)

42

Anda mungkin juga menyukai