Program Latihan Berstruktur Home-Based Untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan Pada Anak Dengan Cerebral Palsy Yang Berada Di Fase Berjalan
Program Latihan Berstruktur Home-Based Untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan Pada Anak Dengan Cerebral Palsy Yang Berada Di Fase Berjalan
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr.
Abstrak
TUJUAN: Menyelidiki hasil program latihan berbasis rumah yang terstruktur (SHEP)setelah 8 minggu untuk
meningkatkan kualitas kemampuanberjalan pada anak-anak dengan cerebral palsy (CP) yang sedang dalam
fase berjalan.
METODE: Sebelas anak berpartisipasi dalam penelitian ini (7 laki-laki dan 4 perempuan, usia rata-rata 10
tahun 3 bulan, standar deviasi (SD) 3thn) dengan Sistem Klasifikasi Fungsi Motorik Bruto (GMFCS) I
III. Penelitian ini menggunakan penilaian berganda prospektif desain dasar untuk menilai efek SHEP pada
berbagai hasil yang diperoleh dalam tiga fase yang berbeda. Intensitas latihan dikuantifikasi oleh OMNI-RPE
yang dinilai oleh pengasuh dan anak-anak. Penilaian hasil kecepatan berjalan, GMFM-66 dan Physiological
cost index (PCI) diukur empat kali pada pra-intervensi (Fase 1) dan pada interval 3 minggu selama delapan
minggu selama intervensi (Fase 2). Penilaian tindak lanjut dilakukan pada satu bulan dan tiga bulan setelah
intervensi (Fase 3). Analisis statistik adalah repeated ANOVA dan Wilcoxon pada peringkat tes.
HASIL: SHEP meningkatkan kemampuan berjalan pada anak-anak dengan CP, terutama untuk kecepatan
berjalan mereka (p = 0,01, Cohen d = 1.9). Peningkatan skor GMFM-66 selama Fase 2 dan Fase 3 memiliki
ukuran efek yang besar, dengan Cohen d dari 1,039 dan 1,054, masing-masing, dibandingkan dengan Fase 1 (p
<0,017). Tidak ada perubahan PCI yang signifikan yang diamati (Cohen d = 0,39).
KESIMPULAN: SHEP dapat menjadi alat intervensi yang berguna, yang diberikan sebagai program latihan
tertulis, terstruktur, dan praktis sebagai program latihan di rumah untuk mencapai tujuan jangka pendek dalam
meningkatkan kemampuan berjalan ketika ditambahkan dari perawatann standar sebelumnya.
PENDAHULUAN
Kriteria Inklusi
Usia 6-17 thn
CP dan GMFSC I-III
Mampu mengikuti satu hingga dua perintah
Menerima perawatan rehabilitasi standar
Material (Partisipan & Prosedur)
Kriteria Ekslusi
Anak CP yang tidak dapat berkomunikasi
Tidak menjalani atau menerima program rehabilitasi
Menerima intervensi bedah atau injeksi botulinum 3 bln terakhir
Latihan kekuatan
Mengunakan tali berbobot 500g
Dilakukan dengan berbaring, duduk, postur berdiri,
Pergerakan: Abduksi bahu, fleksi ekstensi siku, akstensi pinggul dan abduksi, fleksi ekstensi lutut
Latihan peregangan
Ditekankan sebelum setiap latihan aerobic dan penguatan pada SHEP
Dilakukan pada sendi bilateral atas bawah
Pergerakan: Abduksi bahu, fleksi ekstensi siku, akstensi pinggul dan abduksi, fleksi ekstensi lutut
Material (Prosedur)
OMNI-RPE merpakan alat penilai dari latihan fisik sebagai panduan
progresifitas latihan tiap individu
OMNI-RPE dinilai selama latihan aerobic dan kekuatan, nilai Antara 5 dan 8
sebagai panduan intensitas latihan sedang
Nilai OMNI-RPE disarankan kepada partisipan dan pengasuh tidak lebih dari 8
Alat OMNI-RPE dikenalkan terlebih dahulu pada fase 1 terhadap partisipan dan
pengasuh
Material (Prosedur)
Selama prosedur latihan dengan SHEP, pengasuh memonitor partispan dan
mencatat pada logbook yang telah diberikan
Durasi Antara latihan kekuatan dan aerobic tergantung berapa lama partisipan
dapat melakukannya hingga mencapai nilai OMNI-RPE 5-8
Frekuensi latihan sebanyak 3 kali per minggu dari minggu pertama hingga
keempat
Penelitian lain:
• Bania et al, menyimpulkan bahwa meskipun program latihan dapat
meningkatkan aktivitas fisik pada pasien CP, namun efek ini tidak bertahan
setelah rogram dihentikan.
• Penelitian lain juga mengungkapkan hal yang sama, hasil yang sejalan dengan
latihan, dan mulai menurun setelah 4 bulan latihan dihentikan6
Toleransi latihan partisipan meningkat
TEMUAN PADA hingga 23,5 menit per sesi yang lebih
JURNAL tinggi dari durasi tertinggi saat latihan
pertama
Peneliti lain
• SHEP sebenarnya tidak mengkonfirmasi sepenuhnya program latihan
aerobic dan kekuatan , dimana sesi aerobic selama 20 menit adalah
lamanya waktu yang direkomendasikan
• Berjalan cepat adalah pengukuran objektif dalam menilai kemampuan
berjalan
• Keterlambatan dalam berjalan cepat menandakan adanya hambatan
dalam aktivitas seharoi-hari pasien CP
• Self-pace berjalan cepat diukur dengan 6MWT yang merupakan
pengukuran reliable pada pasien CP
PCI berkurang pada fase 2 penilaian
TEMUAN PADA relative terhadap baseline( fase 1)
JURNAL
Peneliti lain
Jumlah partisipan yang sangat kecil pada penlitian ini, serta usia yang
berbeda, membuat perbedaan tiap individu tidaklah tepat
Meskipun efeknya tidak terlalu signifikan, SHEP dapat menjadi alat yang
berguna untuk tetap mempertahankan latihan dan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan ketika ditambahkan pada perawatan standar.
Penelitian skala besar akan memberikan hasil yang bermakna untuk menentukan
generalisasi dari cara ini.
TERIMA KASIH