Dalam hubungan asmara, perilaku memutuskan komunikasi atau hubungan tanpa kejelasan ini
jelas nggak baik, biasa kita sebut dengan “ghosting”. Nah, sebenarnya, kenapa sih orang
melakukan ghosting?
1. CONVENIENCE (KENYAMANAN)
Beberapa orang merasa bahwa menghilang lebih mudah dan nyaman dilakukan daripada harus
mengatur strategi atau meyiapkan alasan untuk mengakhiri sebuah hubungan.
2. ATTRACTION (DAYA TARIK)
Beberapa orang menjadikan alasan “tidak tartarik lagi” untuk melakukan ghosting. Biasanya
terjadi ketika awal dikenalkan atau ketika online dating.
Perilaku ghosting bisa terjadi pada berbagai bentuk hubungan, seperti hubungan romantis,
pertemanan, atau perkenalan, dan juga pada hubungan yang sudah terjalin lama ataupun
sebentar. Ketika seseorang melakukan ghosting, biasanya mereka melihat faktor investasi
waktu dan keterikatan ketika berhubungan.
5. SAFETY (KEAMANAN)
Beberapa orang menjadikan keamanan sebagai alasan, seperti situasi yang berbahaya,
melakukan hal yang tidak pantas, menakutkan, sebagai proteksi diri, atau kesehatan mental diri
sendiri, sehingga melakukan ghosting merupakan salah satu cara paling mudah dan praktis
untuk keselamatan.
Biasakan mencari berbagai masukan dan informasi dari sumber terpercaya sebelum
memutuskan
Melatih diri untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, misalnya diri
sendiri, orang yang mengalami, orang yang melihat
Buat skala prioritas, misalnya dari yang terpenting, dari yang paling perlu segera
dilakukan, atau dari yang paling dibutuhkan. Lakukan secara tertulis (dapat dilihat dan
dievaluasi kembali)
Berlatih untuk mengungkapkan perasaan dengan cara komunikasi yang tepat
1. Kebingungan
Kehancuran harga diri juga bisa jadi salah satu dampak dari menerima
perilaku ghosting. Terutama bila hubungan yang berakhir adalah hubungan asmara.
Hal ini dapat membuat korban merasa kesulitan mentolerir rasa sakit akibat
ditinggalkan yang kemudian meningkatkan rasa ketidakpercayaan diri.
Faktanya, rasa sakit fisik dan rasa sakit emosional sebenarnya berada di jalur saraf
yang sama. Dilansir dari data American Psychology of Association, penelitian yang
menunjukkan bahwa perilaku ghosting atau penolakan sosial menyebabkan tingkat
rasa sakit yang sama dengan yang disebabkan oleh cedera pada tubuh.
Hal ini disebabkan otak yang mengaktifkan sinyal sakit sehingga rasanya terasa sama
dengan rasa sakit fisik. Tidak heran, beberapa orang yang menjadi
korban ghosting merasakan sakit yang mengganggu.
Menurut penelitian, ternyata dampak ghosting sangat berpengaruh kepada psikologis kita.
Seperti yang diungkapkan oleh Jennice Vilhauer, Ph.D., seorang Psikolog dari Los Angeles,
dalam tulisannya di Psychology Today. Bahwa korban ghostingakan merasa tidak berharga,
merasa dipergunakan dan dapat memicu trauma.
Korban ghosting juga merasa tersiksa karena berada di situasi yang ambigu dan
membingungkan. Rasa sakit hati yang dirasakan oleh korban ghostingsama seperti sakit fisik.
Para psikolog dan profesional kesehatan mental sudah menggolongkan tindakan ghosting
sebagai emotional cruelty atau kekejaman emosional.
Face reality (Hadapi Kenyataan)
Pasanganmu sudah memutuskan untuk move on, menerima lebih penting dan lebih baik
dibandingkan mengetahui alasannya. Orang yang melakukan ghosting juga menunjukkan kalau
ia tidak menghargai perasaanmu. Lihat kepercayaanmu akan dirimu sendiri dan
keberhargaanmu untuk menerima cinta.
No contact (Batasi Komunikasi)
Ketika kamu merasa sangat ingin mengirimkan pesan atau menelepon orang tersebut, pikirkan
apa yang akan kamu rasakan nantinya. Beri batasan pada dirimu dan tau apa saja yang bisa
kamu terima dan tidak bisa kamu terima.
Lihat apakah ada “red flags” atau sinyal-sinyal buruk dari pasangan yang kamu
abaikan.
Don’t Isolate (Jangan Menutup Diri)
Kembali ke kehidupanmu, buat rencana dengan teman-teman, dan nikmati hal-hal yang ingin
kamu lakukan. Istirahatlah sebentar, jangan terlalu terburu-buru menjalin sebuah hubungan
baru. Tapi juga jangan terlalu menutup diri dan tenggelam dalam luka masa lalu.
Menurut American Psychology of Association, ghosting adalah momen
yang terjadi ketika seorang teman atau seseorang yang pernah dekat denganmu
menghilang dari kontak tanpa penjelasan. Perilaku ghosting bisa terjadi karena
banyak penyebab. Mulai dari rasa takut akan menghadapi sesuatu, menghindari
konflik dengan orang lain, hingga kurangnya rasa tanggung jawab. Ia mungkin
memiliki anggapan bahwa menghilang dari kehidupan orang lain tidak akan memiliki
dampak yang besar. Cara menghindari ghosting yaitu: Sadari dan Kita Harus Dapat
mengidentifikasi ghosting, Berlatih untuk mengambil keputusan. Menurut penelitian,
ternyata dampak ghosting sangat berpengaruh kepada psikologis kita. Seperti yang
diungkapkan oleh Jennice Vilhauer, Ph.D., seorang Psikolog dari Los Angeles, dalam
tulisannya di Psychology Today. Bahwa korban ghostingakan merasa tidak berharga, merasa
dipergunakan dan dapat memicu trauma.