Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhammad Nur Habibi

Npm : A1L017038

SOAL

1. Jelaskan apa yang menyebabkan terjadinya Perilaku Kekerasan Seksual


(Pemerkosaan dan Pembunuhan) yang menimpa anak kita “Yuyun”
berdasarkan beberapa perspektif dalam teori psikologi abnormal!

2. Penguasaan konten apa yang perlu diketahui oleh siswa untuk mencegah
Pemerkosaan? Kemukakan tip-tip yang dapat direkomendasikan!

3. Bagaimana pandangan Teori Kognitif sosial mengenai Fobia? Jelaskan


dengan contoh kasus yang relevan!

4. Penanganan Gangguan Mood dapat dilakukan secara efektif dengan


Psikoterapi Interpersonal (Interpersonal Psycho Therapy/IPT). Jelaskan
sebuah kasus yang dapat ditemui di lingkungan anda yang dapat ditangani
dengan IPT!

5. Jelaskan alasan dengan perspektif teoritis mengapa sebagian besar remaja


mulai menggunakan zat psikoaktif? Jelaskan dengan salah satu contoh
kasus!

6. Sebutkan masing-masing dengan 5 penciri penting label abnormalitas berikut:

a. Obsesif-kompulsif b. Parafilia

c. Amnesia disosiatif d. Skizopreniauisme

e. Hipokondriasis f. Sindrom Savant

g. Parasomnia h. ADHD

i. Pedofilia j. Demensia
JAWABAN

1. Pemerkosaan lebih dekat dengan implus-implus kekerasa dan isu kekuasaan,


dari para dengan pengejaran kepuasan seksual. Hasrat untuk mendominasi
perempuan atau mengekspresikan kebencian pada mereka menjadi motif jelas
pada pemerkosaan. Meski sebagian pemerkosaan memperlihatkan fakta jelas
tentang adanya faktor psikopatologi yg mendasari, banyak lainnya yg tidaj
memperlihatkan hal itu. Teoretikus sosiokultural berpendapat bahwa sikap dan
praktik budaya dapat mensosialisasi laki laki muda menjadi agresif secara
seksual dan dominan dalam perannya. Namun sebagian besar orang dengan
gangguan psikologis tidak melakukan kekerasan. Meski begitu, bukti
menunjukan peningkatan angka tindak kekerasan terkait dengan beberapa
pola perilaku abnormal, selerti episode akut skizofrenia, atau ketika gangguan
mental parah diperkuat oleh masalah masalah penyalahgunaan alkohol dan
obat terlarang atau akibay rendahnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat
medis

2. Penguasaan  Konten merupakan  layanan BK  yang dirancang untuk


membantu peserta didik (siswa) dalam menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi dan kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan
sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat
sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter yang terpuji. Ada beberapa
tips yang bisa dilakukan untuk hindari pemerkosaan.

1) Biasakan berdoa untuk memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha


Kuasa.

2) Berbusana sopan. Berpakaian menggoda acapkali menjadi magnet dan


membahayakan. Sebaiknya dihindari.

3) Sebaiknya tidak bepergian sendiri. Apalagi jika lokasi yang dituju cukup
jauh dan malam hari.

4) Jika terpaksa pergi sendiri, sebaiknya hindari tempat yang sepi dan rawan.

5) Jangan mudah tergoda dengan rayuan dan iming-iming orang yang baru di
kenal.

6) Selektif dan hati-hati terhadap orang yang meminta bantuan. Seringkali niat
baik kita justru dimanfaatkan orang lain. Tidak sedikit orang yang berpura-
pura meminta pertolongan, tetapi ternyata justru mengarahkan korban ke
tempat yang sepi.

7) Ada baiknya juga bagi para perempuan untuk belajar Bela diri. Bela diri
bisa menjadi pelindung yang cukup bisa diandalkan kaum perempuan
disaat-saat darurat.

8) Jikapun tidak dapat Bela diri, kaum perempuan bisa menyimpan alat-alat
perlindungan diri seperti jarum pentul, peniti, bubuk merica / cabai atau alat
kejut.

9) Sebaiknya jangan terlalu sering memainkan gadget dan memakai


earphone. Karena akan membuat kita kurang peka terhadap kondisi
lingkungan. Perhatian terhadap gadget akan membuat kita kurang peka jika
ada orang yang menunjukan gelagat kurang baik dan mencurigakan.

3. Pandangan kognitif mengenai pobia memandang bahwa kecemasan dan fobia


diakibatkan oleh perasaan ketakutan yang berlebihan. Ketakutan yang
berlebihan itu tergantung bagaimana proses berfikir individu itu sendiri. Apabila
kita selalu berfikir tetntang hal negative dan berbagai ancamannya, dan
mempercayai bahwa hal negative tersebut akan berulang lagi dan lagi, maka
kecemasan pada umumnya dan fobia pada khususnya sangat mungkin terjadi.
Untuk terapi nya bisa digunakan dengan dengan banyak cara, salah satunya
sesuai dengan konsep psikoanalisis yang dipelopori oleh sigmun frued yang
mengatakan bahwa fobia adalah cara ego untuk menghindari konfrontasi
dengan masalah sebenarnya, yaitu konflik semasa kecil yang ditekankan
kemudian mengkristal sehingga konflik atau ketakutan itu akan muncul pada
saat masa perkembangan selanjutnya. Disini jelas bahwa frued menekankan
penyebab munculnya gangguan fobia didasari pada pengalaman masa kanak-
kanak.

Contohnya : seperti pada kasus “yuyun” pemerkosaan yang berujung


pembunuhan bisa membuat fobia bagi sanksi ataupun orang terdekat yuyun.
Ia merasakan kecemasan jika dekat dengan lain jenis karena hal itu akan
memicu timbulnya kejadian yang sebelumnya ia lihat akan terjadi di dirinya
sendiri.

4. Kasus Psikoterapi Interpersonal (Interpersonal Psycho Therapy/IPT)

John mulai mengungkapkan masalah-masalah pernikahannya pada sesi terapi


ke lima, dan menjadi penuh tangis saat ia menjelaskan kesulitannya dalam
mengekspresikan perasaan kepada istrinya karena ia merasa ”mati rasa”. Ia
merasa bahwa ia telah ”menahan” perasaannya, yang menyebabkannya
menjadi terasing dari istrinya. Sesi berikutnya difokuskan pada persamaan
antara dirinya dan ayahnya, terutama mengenai bagaimana cara ia
menjauhkan diri dari istrinya yang sama dengan cara ayahnya menjaga jarak
dengan dirinya. Pada sesi ketujuh, suatu titik balik telah tercapai. John
mengekspresikan bagaimana ia dan istrinya telah menjadi ”emosional” dan
lebih dekat satu sama lain selama smeinggu sebelumnya dan bagaimana ia
dapat berbicara lebih terbuka mengenai perasaannya, dan bagaimana ia dan
istrinya dapat membuat keputusan bersama mengenai suatu masalah
keuangan yang telah mereka khawatir untuk beberapa waktu itu. Saat
kemudian ia dobrhentikan dari pekerjaannya, ia menanyakan pendapat istrinya
dan bukan memicu pertengkaran sebagai cara melampiaskan masalah
pekerjaannya kepada istrinya. Ia sendiri terkejut menemukan bahwa istrinya
berespon secara positif atau tidak ”kasar” seperti yang diperkirakannya pada
saat ia mengekspresikan perasaan-perasaan. Pada sesi terapi terakhir (sesi
12), John mengekspresikan bagaimana terapi telah menghasilkan suatu
”kebahagiaan kembali” dalam dirinya sendiri dalam kaitannya dengan
perasaan-perasaan yang telah ia simpan untuk dirinya sendiri dan suatu
keterbukaan yang ia harap dapat tercipta dalam hubungannya dengan istrinya.

5. Orang mulai menggunakan zat psikoaktif untuk berbagai alasan. Sebagian


remaja mungkin mulai menggunakan obat karena tekanan teman sebaya atau
karena mereka yakin obat dapat membuat mereka lebih canggih atau lebih
dewasa. Sebagian lainnya menggunakan obat sebagai cara untuk
memberontak melawan orang tua atau masyarakat secara luas. Mereka terus
menggunakannya karena obat memberikan efek menyenangkan atau karena
mereka merasa sulit berhenti. Kebanyakan remaja minum alkohol untuk
”mabuk”, bukan untuk menunjukkan bahwa mereka sudah dewasa. Beberapa
orang merokok untuk memperoleh kesenangan. Banyak anak muda miskin
yang mencoba melarikan diri dari kemiskinan, kesedihan dan kebosanan
kehidupan melalui heroin dan obat-obat yang mirip. Remaja yang lebih mampu
mungkin bersandar pada obat yang mengelola transisi dan ketergantungan
menjadi kemandirian dan perubahan hidup utama yang berhubungan dengan
pekerjaan, kuliah dan gaya hidup.

Contoh kasus :

Miranda memakai (pil dan alkohol) untuk menghilangkan rasa sakit yang ia
rasakan dalam hati. Miranda merupakan seorang ibu dari dua anak berusia 36
tahun, yang secara fisik dianiaya oleh suaminya, Carl. Miranda tidak memiliki
self esteem, ia merasa tidak dapat berbuat apa-apa. Miranda telah
melepaskan diri dari kekerasan keluarga dengan menikah di usia 17 tahun,
berharap bahwa pernikahan akan memberinya kehidupan yang lebih baik.
Beberapa tahun pertama perkawinannya bebas penganiayaan namun
segalanya berubah saat Carl kehilangan pekerjaan dan mulai banyak minum.
Saat itu, Miranda telah memiliki dua anak dan merasa terjebak. Dia
menyalahkan dirinya sendiri untuk kehidupan keluarga yang tidak bahagia,
untuk kebiasaan minum Carl, untuk kesulitan belajar anaknya. Satu-satunya
yang dapat dilakukan oleh Miranda adalah minum atau mengkonsumsi pil.
Paling tidak ia tidak perlu memikirkan mengenai berbagai masalah untuk
sementara waktu.
6. 5 ciri penting label abnormalitas :

a. Obsesif-kompulsif

1) Adanya suatu obsesi berupa pikiran, ide, gambaran, atau dorongan


yang tidak diinginkan, namun tetap muncul secara berulang. Obsesi ini
menimbulkan rasa cemas atau emosi negatif lainnya, misalnya rasa jijik.
Contoh obsesi tersebut adalah kecemasan berlebihan terhadap
kebersihan, keamanan, atau simetri (tentang bentuk dan ukuran).

2) Menyadari bahwa obsesi dan kekhawatirannya tidak logis, namun tidak


dapat menghentikan pemikiran atau rasa cemas tersebut.
3) Melakukan aksi tertentu secara berulang untuk meredakan
kecemasannya. Contohnya adalah mencuci tangan, memeriksa kunci
pintu, mengatur posisi barang-barang tertentu, atau mengatakan suatu
kalimat secara berulang.
4) Rasa tenang yang diperoleh hanya bersifat sementara, dan rasa cemas
akibat obsesi yang sama akan muncul kembali.
5) Tindakan kompulsif yang dilakukan secara berulang pada akhirnya
mengganggu produktivitas dan kehidupan penderita.

b. Parafilia

1) Khayalan atau perilaku yang merangsang seksual yang dilakukan secara


berulang-ulang dan sangat kuat, yang melibatkan obyek tertentu
(misalnya sepatu, baju dalam, bahan kulit atau karet)
2) Menimbulkan penderitaan dan nyeri pada seseorang atau pasangannya
3) Melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak
menginginkannya (anak-anak, orang yang tidak berdaya atau
pemerkosaan)
4) Merusak kesehatan mental seseorang.
5) Melanggar hak orang lain dan mengancam kesehatan fisik atau
mentalnya.

c. Amnesia Disosiatif

1) Kehilangan daya ingat.

2) Biasanya mengenai kejadian penting yang baru terjadi/dialami.


3) Mengalami kejadian traumatis.

4) Kebingungan, distress, perilaku mencari perhatian, bisa bersikap


tenang.

5) Berjalanan berkeliling distuatu tempat tanpa tujuan disertai gejala


pengaburan diri (disosiatif).

d. Skizopreniauisme

1) Muncul depresi dan menjadi suka menyendiri


2) Menjadi lebih mudah marah atau curiga dengan orang lain
3) Akan bereaksi secara berlebihan terhadap kritik
4) Tertawa atau menangis secara tiba-tiba, di saat yang tidak tepat
5) Cara bicaranya mulai berubah dan aneh, dengan pemilihan kata yang
tidak biasa

e. Hipokondriasis

1) Orang tersebut terpaku pada ketakutan memiliki penyakit serius atau


pada keyakinan bahwa dirinya memiliki penyakit serius.
2) Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan memiliki suatu
penyakit fisik, yang tetap ada meski telah diyakinkan secara medis.
3) Keterpakuan tidak pada intensitas khayalan dan tidak terbatas pada
kekhawatiran akan penampilan.
4) Gangguan telah bertahan selama 6 bulan atau lebih.
5) tidak muncul secara eksklusif dalam konteks gangguan mental lainnya

f. Sindrom Savant

1) Savant memiliki kedekatan tertentu dengan autisme, tetapi tidaklah


sama.
2) Pengidap sindrom ini memiliki kemampuan spesial yang biasanya
berkisar pada 5 bidang, yaitu keahlian musik, seni, penghitungan
kalender, matematika, dan mekanikal atau kemampuan spasial.
3) Pengidap Savant memiliki daya ingat luar biasa.
4) Savant dapat diperoleh sejak lahir, atau dari peristiwa tertentu yang
terjadi setelah lahir, seperti kecelakaan atau sejenisnya.
5) Kelebihan khusus yang dimiliki seorang Savant ini tidak akan hilang,
tetapi dapat menjadi lebih baik jika dilatih dengan baik.

g. Parasomnia
1) Tidur sambil berjalan – ditandai dengan gerakan badan penderita seperti
berjalan sambil tertidur, dan sesaat setelah terbangun penderita akan
mengalami disorientasi atau kebingungan.
2) Confusional Arousals – berupa kebingungan saat terbangun yang
ditandai dengan mengalami proses berpikir yang sangat lama untuk
mengenali keadaan sekitar, dan bereaksi lambat terhadap perintah atau
pertanyaan yang diajukan sesaat baru terbangun dari tidur.
3) Mimpi buruk – suatu mimpi yang mengganggu waktu tidur seseorang dan
membuat seseorang terbangun dari tidur. Hal dapat terjadi berulang dan
dapat menyebabkan seseorang mengalami kecemasan dan kesulitan
tertidur (insomnia) atau kembali tertidur setelah terbangun dari mimpi
buruk.
4) Night terrors – adalah gangguan yang ditandai dengan rasa ketakutan
yang membuat seseorang berperilaku abnormal seperti berteriak,
memukul, bahkan menendang. Saat terbangun, penderita tidak dapat
mengingat dengan benar apa yang sebenarnya terjadi.
5) Sleep paralysis – atau “ketindihan”, ditandai dengan kesulitan
menggerakkan badan saat baru mulai tertidur atau saat terbangun, dan
dapat terjadi dalam beberapa kali dalam waktu satu kali tidur. Gejala ini
tidak terlalu berbahaya namun dapat menimbulkan ketakutan bagi
seseorang yang sudah pernah mengalaminya.

h. ADHD
1) Sulit fokus : ini terjadi karena mereka tidak mendengarkan instruksi
dengan baik, melewatkan detail penting yang disampaikan orang lain,
atau tidak menyelesaikan apa yang mereka kerjakan. Mereka sangat
mudah melamun, pelupa, dan muda kehilangan benda yang ia miliki.

2) Hiperaktif : mudah gelisah, dan bosan pada sesuatu. Anak dengan


gangguan ini sangat sulit untuk duduk dengan tenang. Mereka
cenderung tergesa-gesa dalam melakukan berbagai hal sehingga
mudah sekali melakukan kesalahan

3) Impulsif : ditandai dengan cepat bergerak sebelum berpikir. Itu artinya,


mereka sering melakukan sesuatu tanpa berpikir apakah tindakan ini
boleh dilakukan atau tidak.

4) Menginterupsi percakapan ataupun aktivitas yang dilakukan orang lain. 

5) Berlari-lari atau memanjat-manjat secara berlebihan di situasi yang tidak


semestinya. 

i. Pedofilia

1) Fantasi seks berulang.

2) Berniat atau sudah melakukan perilaku seksual dengan anak (13 tahun
ke bawah) dalam rentang waktu paling lama 6 bulan sebelum dilakukan
diagnosa.

3) Keinginan yang menyebabkan stres signifikan, dan mengganggu


aktivitas sehari-hari.

4) Kepribadian cenderung tertutup.

5) Pemalu, sensitif dan rentan depresi.

j. Demensia

1) Suasana hati tidak menentu.


2) Sering kehilangan benda akibat lupa tempat meletakkannya.
3) Sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara.
4) Apatis atau tidak perduli terhadap lingkungan sekitar.
5) Sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari.

Anda mungkin juga menyukai