I. Identifikasi Masalah
1. Ny.Cek Ela, 40 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ (RSEB) Palembang karena mencoba
untuk bunuh diri untuk yang kedua kalinya. Ia selalu sedih dan menangis tanpa sebab.
2. Satu setengah tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol,
dan ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak dosa. Mulai mengisolasi diri, kurang bisa
mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-
dua kata tetapi masih dapat di mengerti, bicaranya tidak kacau.
3. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan. Menurut keluarga
ada stressor yang memicu perubahan prilaku ini yaitu masalah terkait ekonomi.
4. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan prilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan, banyak bicara,
dan beraktivitas, sering keluyuran, belanja, dan boros serta kurang tidur.
5. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk
menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja masih dapat dimengerti, kadang menolak
untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
6. Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan premorbid
terdapat ciri kepribadian dependen. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat ada upaya bunuh
diri menurun sampai 10-0). Pemeriksaan fisik tak ada kelainan.
7. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik: ditemukan adanya banyak psikopatologi anatara lain adanya
discriminative insight yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung,
sperrung, da nada autisme serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat
terganggu.
MANIK
2 THN LALU
Cenderung normal
SETAHUN TERAKHIR
Berdasarkan PPDGJ-III dikatakan bahwa periode depresi adalah penurunan suasana perasaan
serta pengurangan energi dan aktivitas dengan gejala utama seperti :
1. Afek depresif. contohnya: merasa sedih, tertekan, merasa kehilangan, kosong, dan terisolasi;
2. Kehilangan minat dan kegembiraan;
3. Berkurangnya energi sehingga mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)
dan menurunnya aktivitas
Gejala lainnya:
(Maslim, 2013)
(Oktamiya, 2012)
2. Satu setengah tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol, dan ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak dosa. Mulai mengisolasi diri, kurang
Gejala ini merupakan salah satu gambaran utama psikotik atau gangguan mental. (Sadock, 2010
dan Maslim, 2013)
b. Apa saja macam-macam halusinasi, dan halusinasi apa pada kasus ini?
Jawab:
Halusinasi persepsi sensorik palsu yang tidak dikaitan dengan stimulus eksternal yang nyata.
Halusinasi hipnagogik persepsi palsu yang terjadi saat akan jatuh tertidur, umumnya di
anggap sebagai fenomena yang tidak patologis.
Halusinasi hipnopompik persepsi palsu yang terjadi saat bangun dari tidur, biasanya
tidak di anggap patologis.
Halusinasi auditorik: persepsi palsu akan bunyi, biasanya berupa suara-suara namun dapat
pula berupa bunyi-bunyian lain. Sering mendengar suara-suara, kadang suara sering kali
mengancam, kotor, menuduh, atau menghina. Dua atau lebih suara dapat saling berbicara satu
sama lainnnya, atau mendengar suara mungkin berkomentar tentang perilaku atau kehidupan
pasien. Atau bahkan mendengar music merupakan halusinasi yang paling sering ditemukan
pada gangguan pskiatri.
Halusinasi visual : persepsi palsu yang melibatkan penglihatan baik suatu citra yang
membentuk (misalnya, orang) dan citra tak berbentuk (misalnya, kilatan cahaya). Pasien
melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain
tidak melihatnya.
Halusinasi olfaktori persepsi palsu akan bau
Halusinasi gustatorik persepsi palsu akan rasa, misalnya rasa yang tidak enak, disebabkan
oleh kejang unsinatus, paling sering terjadi pada gangguan medis
Halusinasi taktil (haptic) persepsi palsu akan sentuhan atau sensasi permukaan. Pasien
merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.
Halusinasi somatic (halusinasi senestesik) sensasi palsu akan adanya sesuatu yang terjadi
pada atau ditujukan ketubuhnya, paling sering berasal dari visera.
Halusinasi liliput (mikrospia) persepsi palsu bahwa ukuran obyek terlihat mengecil.
c. Apa saja gangguan waham, dan waham apa pada kasus ini?
Jawab:
Tipe waham:
1. Waham bizar kepercayaan yang salah dan aneh, sangat tidak masuk akal, (contohnya,
penyusup dari angkasa luar telah menanamkan elektroda ke dalam otaknya)
2. Waham sistematik kepercayaan yang salah atau kepercayaan yang disatukan oleh satu
peristiwa atau tema tunggal (contohnya, seseorang merasa dikejar-kejar oleh CIA, FBI atau
mafia)
3. Waham yang kongruen-mood waham yang isi=nya sesuai dengan mood (contohnya,
pasien depresi yang percaya bahwa dirinya bertanggung jawab akan kehancuran dunia)
4. Wahan yang tidak kongruen-mood waham dengan isi yang tidak sesuai dengan mood
(misalnya, pasien depresi yang memiliki waham kendali pikir atau siar isi pikir)
5. Waham nihilistic perasaan yang salah bahwa dirinya, orang lain, dan dunia ini tidak ada
atau akan mengalami kiamat.
6. Waham kemiskinan kepercayaan yang salah pada seseorang bahwa ia bangkrut atau akan
kehilangan semua harta bendanya.
7. Waham somatic kepercayaan salah yang melibatkan fungsi tubuh (contohnya,
kepercayaan bahwa otaknya akan membusuk atau meleleh)
8. Waham paranoid
- Waham kejar kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa dirinya
dilecehkan, dicurigai atau dikejar,
(Sadock, 2010)
Pada kasus ini Ny. Cek Ela mengalami waham dosa karena ny cek Ela merasa dirinya banyak
berdosa.
(Sadock, 2010)
d. Apa makna mulai mengisolasi diri, kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih
dapat di mengerti, bicaranya tidak kacau?
Jawab:
o Mengisolasi diri, kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari :
regresi atau deteriorasi
o Bicara terbatas : hemmung
o Ucapan kalimat sepatah-dua kata : gangguan cara bicara
o Masih dapat dimengerti, bicaranya tidak kacau : koheren
e. Apa hubungan satu setengah tahun yang lalu dengan keluhan utama Ny. Cek Ela?
Jawab:
MANIK
2 THN LALU
Cenderung normal
SETAHUN TERAKHIR
DEPRESIF DEPRESIF
1,5 THN LALU USAHA BUNUH DIRI
Hubungan satu setengah tahun dengan keluhan utama adalah adanya pengulangan episode
depresif berat dengan gejala psikotik pada pasien.
(Maslim, 2013 dan Sadock, 2010)
f. Faktor apa saja yang menyebabkan perubaha prilaku pada Ny. Cek Ela?
Jawab:
Faktor genetik atau endogen
Data genetik dengan kuat menunjukkan bahwa faktor genetik terlibat dalam timbulnya
gangguan mood tetapi pola pewarisan genetik terjadi melalui mekanisme yang kompleks.
Komponen genetik memainkan peranan yang bermakna di dalam menurunkan gangguan
bipolar I.
Faktor psikososial
Peristiwa hidup dan stress lingkungan.Terdapat pengamatan klinisi bahwa peristiwa hidup
yang penuh tekanan lebih sering timbul mendahului episode gangguan mood yang mengikuti.
Gangguan non psikotik : Mood atau gangguan afektif yang ditandai dengan gangguan utama
yaitu keadaan emosi internal yang menyebabkan subyektif kesulitan & bermasalah dalam fungsi
kejiwaan.
I. Gangguan neurotik:
1. Kel. Gangguan cemas:
Panik dan agoraphobia
Fobia
Obsesi kompulsi
Gangguan cemas menyeluruh
Stres pasca trauma
Cemas oleh karena kondisi fisik
Cemas oleh karena penggunaan zat / obat
2. Kelompok gangguan somatoform
3. Kelompok gangguan disosiatif konversi
II. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
Gangguan “neurotik”:
1. Gangguan non jiwa psikotik
2. RTA (realty testing ability) relatif masih baik
3. Insight (tilikan) masih baik
4. Freud: membedakan 2 jenis neurosis
1. Actual neurosis etiologi terbendungnya libido fisiologis contoh:
cemas,hipokondriasis,neurasthenia
2. Psikoneurosis: pikiran,keinginan yang didepresi
Gangguan Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau
aneh.
Klasifikasi Gangguan Psikotik:
- Psikosis Afektif
Gangguan ini berbeda dengan depresi neurotic dalam 2 hal. Pertama gangguan ini
mempengaruhi keselurahan kepribadian penderita. Kedua penderita kehilangan kontak
dengan realitas.
3. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan. Menurut
keluarga ada stressor yang memicu perubahan prilaku ini yaitu masalah terkait ekonomi
a. Apa hubungan adanya stressor dengan keluhan yang di alami oleh Ny.Cek Ela?
Jawab:
Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan hal tersebut
menunjukkan Ny. Cek Ela mengalami episode hipomanik dan dengan adanya stressor
(masalah ekonomi) maka Ny. Cek Ela mengalami pengulangan episode depresi dan memicu
untuk melakukan percobaan bunuh diri kembali.
(Sadock, 2010)
c. Apa makna selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa
bulan?
b. Apa makna dua tahun yang lalu terdapat perubahan prilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara, dan beraktivitas, sering keluyuran, belanja, dan boros serta
kurang tidur?
Jawab:
a. Kegembiraan yang berlebih : euphoria
b. Banyak bicara : logorea
c. Sering keluyuran : vagabondage
d. Belanja dan boros : maniak
e. Kurang tidur : insomnia
Jadi, perubahan prilaku yang terjadi 2 tahun yang lalu merupakan episode mania.
(Sadock, 2010)
5. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk
menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja masih dapat dimengerti, kadang
menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
Makna dari keluhan tersebut menunjukkan Ny. Cek Ela mengalami gangguan bipolar dengan
episode depresif berat.
Ganguan mood dengan episode depresif berat jika pasien memenuhi 5 dari sembilan kriteria yang
terjadi selama atau lebih dari 2 minggu. Kriterianya adalah :
1. Mood menurun hampir sepanjang hari (Contoh :perasaan sedih atau kosong)
berdasarkan pengamatan orang lain : tampak bersedih .
2. Menurunnya minat atau kesenangan yang nyata, hal ini ditunjukan oleh hasil
pengamatan orang lain.
3. Penurunan berat badan yang bermakna
4. Insomnia atau hiperinsomnia
5. Agitasi atau retardasi psikomotorik (kegelisahan atau pekerjaan menjadi lamban
6. Lelah/ hilang enenrgi hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berarti atau rasa bersalah yang berlebihan (dapat menyerupai waham),
setiap hari hampir menyalahkan diri atas kehancuran dunia.
8. Penurunan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi
9. Berpikir berulang mengenai kematian, gagasan bunuh diri berulang atau rencana
spesifik untuk bunuh diri.
(Elvira, 2013)
Huruf yang tebal merupakan gangguan mood pada kasus.
(Sadock, 2010)
6. Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan
premorbid terdapat ciri kepribadian dependen. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat ada
upaya bunuh diri menurun sampai 10-0). Pemeriksaan fisik tak ada kelainan.
a. Bagaimana cara penilaian GAF scale dan interpretasinya?
Jawab:
Pemeriksaan ini adalah diagnosis multiaksial di dalam psikiatri tepatnya di aksis V, caranya yaitu
melakukan pengamatan kepada pasien dengan skala penilaian fungsi secara global.
(Maslim, 2013)
b. Apa hubungan riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam
keluarga, dan premorbid terdapat ciri kepribadian dependen dengan keluhan utama?
Jawab:
Riwayat perkawinan yang baik : normal (bukan merupakan stressor)
Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga: meningkatkan kecenderungan terkena
gangguan afektif.
Pewarisan gangguan bipolar I tampak sekitar 50% pasien gangguan bipolar I setidaknya
memiliki satu orang tua dengan gangguan mood. Jika salah satu orang tua memiliki gangguan
bipolar I, terdapat 25% kemungkinan bahwa setiap anaknya memiliki gangguan mood, jika
kedua orang tua memiliki gangguan bipolar I, terdapat 50-75% kemungkinan anaknya
memiliki gangguan mood.
c. Apa makna ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan premorbid terdapat ciri
kepribadian dependen?
Jawab:
Kemungkinan diturunkan dari orang tua
2. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungandengan
gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secaratemperamental
ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.
3. Faktor Biologis
- Hormon , orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan
peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.
4.Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi padasalah satu
stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau
kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dansangat teliti
1. Faktor Biologi
Merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani à disebut faktor fisiologis à
keadaan genetik, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi
badan, berat badan, dan sebagainya.
2. Faktor Sosial
Dalam perkembangan anak à peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi
pembentukan kepribadian.
Pengaruh keluarga à pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak masih
terbatas jumlah dan luasnya à intensitas sangat tinggi karena berlangsung terus menerus,
serta umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana bernada emosional.
a. Nilai-nilai :
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh
manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu.
Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki
kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
Menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada
kepribadian seseorang.
Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-
cara kehidupannya.
d. Bahasa
Merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri khas dari suatu kebudayaan.
Alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunjukkan bagaimana seseorang itu
bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
(Maslim, 2013)
7. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik: ditemukan adanya banyak psikopatologi anatara lain adanya
discriminative insight yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung,
sperrung, da nada autisme serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat
terganggu.
a. Apa makna ditemukan adanya banyak psikopatologi antara lain adanya discriminative
insight yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung,
sperrung, dan ada autisme serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya adalah
RTA sangat terganggu?
Jawab:
Makna dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan Ny. Cek Ela mengalami gangguan psikosis
(Sadock, 2010)
(Elvira, 2013)
(Maslim, 2013)
Tingkatan depresi
1) Episode depresi ringan
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 atau 3 gejala utama depresi
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lain
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang dilakukan
Fase Normal + - -
Penurunan Kognitif - + +
Autisme + + +
Genetik + + +
Asam amino glutamat dan glisin tampaknya menjadi neurotransmiter eksitasi utama pada sistem
saraf pusat. Glutamat dan glisin berikatan dengan reseptor N-metil-D-aspartad (NMDA), jika
berlebihan, dapat memiliki efek neurotoksik. Hipokampus memiliki konsentrasi reseptor NMDA
yang tinggi sehingga mungkin juga glutamat bersama dengan hiperkortisolemia memerantari efek
neurokognitif pada stres kronis.
Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin dan juga menerima berbagai input
saraf melalui neurotransmiter amin biogenik. Aksis neuroendokrin utama yang dimaksud di sini
adalah aksis adrenal, tiroid, serta hormon pertumbuhan. Kelainan neuroendokrin lain yang telah
digambarkan pada pasien dengan gangguan mood mencakup berkurangnya sekresi melatonin
nokturnal, pelepasan prolaktin pada pemberian triptofan, kadar basal folicle stimulating hormon
(FSH) dan luteinizing hormone (LH), serta kadar testosteron pada laki-laki.
(Sadock, 2010)
Antipsikotika Atipik
1) Risperidon
Dosis:
Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet dan cairan.
Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat dinaikkan hingga
mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon
injeksi jangka panjang (RIJP) dapat pula digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang
dianjurkan untuk orang dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak
berespons dengan 25 mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua
minggu.
Indikasi:
Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan
2) Olanzapin
Indikasi:
Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut mania dan
campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB.
Dosis:
Kisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari.
3) Quetiapin.
Dosis:
Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari. Tersedia dalam
bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg, dan 300 mg,
dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia quetiapin-XR dengan dosis
300 mg, satu kali per hari.
Indikasi:
Antidepresan
Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi. Penggunaannya harus dalam
jangka pendek. Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi hipomania atau mania.
Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi
dengan stabilisator mood atau dengan antipsikotika atipik
Intervensi Psikososial
Intervensi psikososial meliputi berbagai pendekatan misalnya:
- Cognitive behavior therapy (CBT)
CBT adalah mengidentifikasi semua pola pikir dan perilaku negative ,menata ulang dengan
pola piker dan perilaku yang positif. CBT bias mengindentifikasi pemicu gangguan bipolar.
- Psychoeducation.
Penyuluhan tentang gangguan bipolar sehingga penderita dan keluarga bias memahami
gangguan bipolar lebih baik sehingga bias berkerja sama dalam pemulihan penyakit.
- Family therapy
Dalam therapy keluarga diberikan bagaimana komunikasi yang baik,menyelesaikan konflik
dan memecahkan masalah.
- Group therapy
Terapi dalam kelompok sesama penderita depresi. dalam therapy ini sesama penderita saling
belajar.
14. Apa yang akan terjadi bila kasus ini tidak di tatalaksana secara komprehensif?
Jawab:
Bunuh diri (Putus Asa)
a. Kesimpulan
Ny.Cek Ela, 40 tahun mengalami gangguan jiwa berat, yuaitu gangguan afektif bipolar episode kini
depresif berat dengan gejala psikotik, terdapat gangguan kepribadian dependen serta adanya stressor
berupa masalah ekonomi dengan GAF =10-0
b. Kerangka Konsep
Faktor resiko:
- Gangguan afektif dalam keluarga
Gangguan otak
- Premorbid kepribadian dependen
- Stressor (masalah ekonomi
Gangguan mood
Multiaksial