Anda di halaman 1dari 31

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

EPISODE KINI DEPRESI

I. Identifikasi Masalah
1. Ny.Cek Ela, 40 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ (RSEB) Palembang karena mencoba
untuk bunuh diri untuk yang kedua kalinya. Ia selalu sedih dan menangis tanpa sebab.
2. Satu setengah tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol,
dan ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak dosa. Mulai mengisolasi diri, kurang bisa
mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-
dua kata tetapi masih dapat di mengerti, bicaranya tidak kacau.
3. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan. Menurut keluarga
ada stressor yang memicu perubahan prilaku ini yaitu masalah terkait ekonomi.
4. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan prilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan, banyak bicara,
dan beraktivitas, sering keluyuran, belanja, dan boros serta kurang tidur.
5. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk
menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja masih dapat dimengerti, kadang menolak
untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
6. Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan premorbid
terdapat ciri kepribadian dependen. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat ada upaya bunuh
diri menurun sampai 10-0). Pemeriksaan fisik tak ada kelainan.
7. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik: ditemukan adanya banyak psikopatologi anatara lain adanya
discriminative insight yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung,
sperrung, da nada autisme serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat
terganggu.

II. Masalah Utama

III. Analisis Masalah


1. Ny.Cek Ela, 40 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ (RSEB) Palembang karena mencoba
untuk bunuh diri untuk yang kedua kalinya. Ia selalu sedih dan menangis tanpa sebab
a. Apa saja factor penyebab bunuh diri?
Jawab:
1. Major depressive illness, affective disorder.
2. Penyalahgunaan obat-obatan (sebanyak 50% korban percobaan bunuh memiliki level alkohol
dalam darah yang positif).

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 1


3. Memiliki pikiran bunuh diri, berbicara dan mempersiapkan bunuh diri.
4. Riwayat percobaan bunuh diri.
5. Riwayat bunuh diri dalam keluarga.
6. Isolasi sosial, hidup seorang diri, kehilangan dukungan, penolakan.
7. Stressor atau kejadian hidup yang negatif (masalah pekerjaan, pernikahan, seksual, patologi
keluarga, konflik interpersonal, kehilangan, berhubungan dengan kelompok teman yang
suicidial)
8. Kemarahan, agresi dan impulsivitas.
9. Penyakit fisik dan komplikasinya atau riwayat menderita sakit kronik.
10. Akses pada media untuk melukai diri sendiri.
11. Rendahnya tingkat 5-HIAA
Kadar serotonin (5-HT) dan metabolit utamanya, 5-hydroxyindoleacetic acid5-HIAA yang
rendah, ditemukan dalam cairan serebrospinal orang yang terdepresi yang berusaha bunuh
diri dengan cara kekerasan.

b. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan kasus ini?


Jawab:
Usia

 ♂, puncak tentamen suicidum = setelah usia 45 tahun


♀, puncak tentamen suicidum = setelah usia 55 tahun
 Orang lanjut usia kurang sering melakukan usaha tentamen suicidum dibandingkan orang
muda, tetapi lebih sering berhasil
untuk usia 75 tahun atau lebih : usia muda = >3 : 1.
Jenis kelamin
 Melakukan tentamen suicidum = ♂ : ♀ = 3 : 1, angka yang stabil pada keseluruhan usia
 Berusaha melakukan tentamen suicidum = ♀ : ♂ = 4 : 1

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 2


c. Apa makna Ny. Cek Ela mencoba bunuh diri untuk yang kedua kalinya dan menangis
tanpa sebab?
Jawab:
Makna Ny. Cek Ela mencoba bunuh diri untuk yang kedua kalinya dan menangis tanpa sebab 
Ny.Cek Ela mengalami depresif berat.

MANIK

2 THN LALU
Cenderung normal

SETAHUN TERAKHIR

2 THN LALU DEPRESIF


1,5 THN LALU USAHA BUNUH DIRI

Berdasarkan PPDGJ-III dikatakan bahwa periode depresi adalah penurunan suasana perasaan
serta pengurangan energi dan aktivitas dengan gejala utama seperti :
1. Afek depresif. contohnya: merasa sedih, tertekan, merasa kehilangan, kosong, dan terisolasi;
2. Kehilangan minat dan kegembiraan;

3. Berkurangnya energi sehingga mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)
dan menurunnya aktivitas

Gejala lainnya:

1. Konsentrasi dan perhatian berkurang;


2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
3. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
5. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
6. Tidur terganggu;
7. Nafsu makan berkurang.

(Maslim, 2013)

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 3


d. Apa hubungan menangis tanpa sebab dengan bunuh diri?
Jawab:
Adanya keadaan bunuh diri disebabkan salah satu faktor yaitu depresi berat dimana depresi
merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang
sedih. Selain itu pada keadaan depresi bisa menimbulkan keadaan menangis yang tidak
terkendali.
(Elvira, 2013)

e. Apa tipe-tipe dari bunuh diri?


Jawab:
 Egoistic suicide
Individu yang bunuh diri dalam tipe ini adalah individu ynag terisolasi dengan masyarakat
atau lingkungannya, dimana individu mengalami underinvolvement dan underintegration.
Individu menemukan bahwa sumber daya yang dimilikinya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dan lebih memilih untuk melakukan perilaku bunuh diri
 Altruistic suicide
Individu dalam tipe ini mengalami overinvolvement dan overintegration. Pada situasi
demikian, hubungan yang menciptakan kesatuan antara individu dengan masyarakat atau
lingkungannya begitu kuat sehingga perilaku bunuh diri yang dilakukan demi kelompok
masyarakat/ lingkungan
 Anomic suicide
Tipe bunuh diri ini didasarkan pada bagaimana masyarakat mengatur anggotanya, masyarakat
membantu individu mengatur hasratnya (misalnya, materi, aktivitas seksual, dll). Individu
yang tiba-tiba masuk dalam situasi ini dan mempersepsikan sebagai sebuah kekacauan dan
tidak dapat di toleransi cenderung akan melakukan tindakan bunuh diri
 Fatalistic suicide
Tipe bunuh diri ini berdasarkan pada pengaturan individu dalam sebuah kelompok yang
termasuk dalam kategori berlebihan (misal: budak) sehingga terjadilah tindakan bunuh diri.

(Oktamiya, 2012)

2. Satu setengah tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol, dan ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak dosa. Mulai mengisolasi diri, kurang

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 4


bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat
sepatah-dua kata tetapi masih dapat di mengerti, bicaranya tidak kacau.
a. Apa makna Ny. Cek Ela selalu mendengar seperti ada orang yang mengobrol, dan ada
keyakinan kuat bahwa dirinya banyak dosa?
Jawab:
- Mendengar seperti ada orang mengobrolgangguan persepsi (halusinasi auditorik)
- Keyakinan kuat bahwa dirinya banyak dosa waham dosa, dimana

Gejala ini merupakan salah satu gambaran utama psikotik atau gangguan mental. (Sadock, 2010
dan Maslim, 2013)

b. Apa saja macam-macam halusinasi, dan halusinasi apa pada kasus ini?
Jawab:
Halusinasi persepsi sensorik palsu yang tidak dikaitan dengan stimulus eksternal yang nyata.
 Halusinasi hipnagogik  persepsi palsu yang terjadi saat akan jatuh tertidur, umumnya di
anggap sebagai fenomena yang tidak patologis.
 Halusinasi hipnopompik  persepsi palsu yang terjadi saat bangun dari tidur, biasanya
tidak di anggap patologis.
 Halusinasi auditorik: persepsi palsu akan bunyi, biasanya berupa suara-suara namun dapat
pula berupa bunyi-bunyian lain. Sering mendengar suara-suara, kadang suara sering kali
mengancam, kotor, menuduh, atau menghina. Dua atau lebih suara dapat saling berbicara satu
sama lainnnya, atau mendengar suara mungkin berkomentar tentang perilaku atau kehidupan
pasien. Atau bahkan mendengar music merupakan halusinasi yang paling sering ditemukan
pada gangguan pskiatri.
 Halusinasi visual : persepsi palsu yang melibatkan penglihatan baik suatu citra yang
membentuk (misalnya, orang) dan citra tak berbentuk (misalnya, kilatan cahaya). Pasien
melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain
tidak melihatnya.
 Halusinasi olfaktori persepsi palsu akan bau
 Halusinasi gustatorik persepsi palsu akan rasa, misalnya rasa yang tidak enak, disebabkan
oleh kejang unsinatus, paling sering terjadi pada gangguan medis
 Halusinasi taktil (haptic) persepsi palsu akan sentuhan atau sensasi permukaan. Pasien
merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.
 Halusinasi somatic (halusinasi senestesik) sensasi palsu akan adanya sesuatu yang terjadi
pada atau ditujukan ketubuhnya, paling sering berasal dari visera.
 Halusinasi liliput (mikrospia) persepsi palsu bahwa ukuran obyek terlihat mengecil.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 5


 Halusinasi yang kongruen-mood halusinasi yang isinya konsisten dengan mood depresif
atau manik (contohnya; pasien depresi mendengar suara yang mengatakan bahwa dirinya
adalah orang jahat; pasien manik mendengar suara yang mengatakan dirinya amat berharga,
berkuasa dan berpengetahuan tinggi).
 Halusinasi yang tidak kongruen-mood halusinasi yang isinya tidak konsisten dengan
mood depresif maupun manik (missal, pada depresi halusinasi tidak melibatkan tema seperti
rasa bersalah, berhak dihukum atau perasaan rendah diri; pada mania, halusinasi tidak
melibatkan tema seperti harga diri dan kekuasaan yang tinggi).
 Halusinasi perintah persepsi palsu akan perintah yang membuat seseorang merasa wajib
mematuhi atau tak kuasa menolak.
Pada kasus Ny. Cek Ela mengalami halusinasi auditorik. Dimana Ny.Cek Ela selalu mendengar
suara seperti ada orang yang mengobrol.
(Sadock, 2010)

c. Apa saja gangguan waham, dan waham apa pada kasus ini?
Jawab:
Tipe waham:
1. Waham bizar kepercayaan yang salah dan aneh, sangat tidak masuk akal, (contohnya,
penyusup dari angkasa luar telah menanamkan elektroda ke dalam otaknya)
2. Waham sistematik kepercayaan yang salah atau kepercayaan yang disatukan oleh satu
peristiwa atau tema tunggal (contohnya, seseorang merasa dikejar-kejar oleh CIA, FBI atau
mafia)
3. Waham yang kongruen-mood waham yang isi=nya sesuai dengan mood (contohnya,
pasien depresi yang percaya bahwa dirinya bertanggung jawab akan kehancuran dunia)
4. Wahan yang tidak kongruen-mood waham dengan isi yang tidak sesuai dengan mood
(misalnya, pasien depresi yang memiliki waham kendali pikir atau siar isi pikir)
5. Waham nihilistic perasaan yang salah bahwa dirinya, orang lain, dan dunia ini tidak ada
atau akan mengalami kiamat.
6. Waham kemiskinan kepercayaan yang salah pada seseorang bahwa ia bangkrut atau akan
kehilangan semua harta bendanya.
7. Waham somatic kepercayaan salah yang melibatkan fungsi tubuh (contohnya,
kepercayaan bahwa otaknya akan membusuk atau meleleh)
8. Waham paranoid
- Waham kejar kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa dirinya
dilecehkan, dicurigai atau dikejar,

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 6


- Waham kebesaran konsep seseorang akan arti penting diri, kekuasaan atau
identitasnya yang terlalu dilebih-lebihkan.
- Waham rujukan kepercayaan yang salah pada seseorang bahwa perilaku orang lain
ditujukan kepada dirinya, bahwa peristiwa, objek, tau orang lain memiliki kepentingan
tertentu dan luar biasa, biasanya dalam konotasi negative, berasal dari ide rujukan, yaitu
ketika seseorang secara salah merasa bahwa orang lain membicarakan dirinya
(contohnya, kepercayaan bahwa orang di tv dan radio berbicara kepada atau mengenai
dirinya)
9. Waham menyalahkan diri perasaan menyesal dan bersalah yang tidak pada tempatnya.
10.Waham kendali perasaan yang salah bahwa keinginan, pikiran dan perasaan seseorang
dikendalikan oleh kekuatan dari luar.
11.Waham ketidahsetiaan (waham cemburu) kepercayaan salah yang berasal dari
kecemburuan patologis seseorang bahwa kekasihnya tidak setia
12.Erotomani kepercayaan delusional, lebih sering ditemukan pada wanita dari pada pria,
bahwa seseoraang sedang jatuh cinta pada dirinya (kompleks Clerambault-Kandinsky)
13.Waham dosa keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang
tidak diampuni atau bahwa dia bertangguang jawab atas suatu kejadian yang tidak baik.
14.Pseudologia fantastika bentuk kebohongan ketika seseorang tampaknya mempercayai
bahwa khayalannya menjadi nyata dan terjadi pada dirinya.

(Sadock, 2010)

Pada kasus ini Ny. Cek Ela mengalami waham dosa karena ny cek Ela merasa dirinya banyak
berdosa.

(Sadock, 2010)

d. Apa makna mulai mengisolasi diri, kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih
dapat di mengerti, bicaranya tidak kacau?
Jawab:
o Mengisolasi diri, kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari :
regresi atau deteriorasi
o Bicara terbatas : hemmung
o Ucapan kalimat sepatah-dua kata : gangguan cara bicara
o Masih dapat dimengerti, bicaranya tidak kacau : koheren

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 7


Mulai mengisolasi diri, kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari,
bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih dapat di mengerti, bicaranya tidak
kacau menandakan Ny. Cek Ela berada pada Episode Depresi, dimana pada pasien gangguan
bipolar pada fase depresi sering mengalami gangguan mood, afek dan perasaan, gangguan bicara,
gangguan persepsi dan pikiran.
(Sadock, 2010)

e. Apa hubungan satu setengah tahun yang lalu dengan keluhan utama Ny. Cek Ela?
Jawab:

MANIK

2 THN LALU
Cenderung normal

SETAHUN TERAKHIR

DEPRESIF DEPRESIF
1,5 THN LALU USAHA BUNUH DIRI

Hubungan satu setengah tahun dengan keluhan utama adalah adanya pengulangan episode
depresif berat dengan gejala psikotik pada pasien.
(Maslim, 2013 dan Sadock, 2010)

f. Faktor apa saja yang menyebabkan perubaha prilaku pada Ny. Cek Ela?
Jawab:
 Faktor genetik atau endogen
Data genetik dengan kuat menunjukkan bahwa faktor genetik terlibat dalam timbulnya
gangguan mood tetapi pola pewarisan genetik terjadi melalui mekanisme yang kompleks.
Komponen genetik memainkan peranan yang bermakna di dalam menurunkan gangguan
bipolar I.
 Faktor psikososial
Peristiwa hidup dan stress lingkungan.Terdapat pengamatan klinisi bahwa peristiwa hidup
yang penuh tekanan lebih sering timbul mendahului episode gangguan mood yang mengikuti.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 8


Peristiwa hidup memegang peran utama dalam depresi. Stesor dari lingkungan juga bisa
menyebabkan awitan depresi.

g. Apa saja jenis-jenis gangguan jiwa pada kasus ini?


Jawab:

Gangguan non psikotik : Mood atau gangguan afektif yang ditandai dengan gangguan utama
yaitu keadaan emosi internal yang menyebabkan subyektif kesulitan & bermasalah dalam fungsi
kejiwaan.
I. Gangguan neurotik:
1. Kel. Gangguan cemas:
 Panik dan agoraphobia
 Fobia
 Obsesi kompulsi
 Gangguan cemas menyeluruh
 Stres pasca trauma
 Cemas oleh karena kondisi fisik
 Cemas oleh karena penggunaan zat / obat
2. Kelompok gangguan somatoform
3. Kelompok gangguan disosiatif konversi
II. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
Gangguan “neurotik”:
1. Gangguan non jiwa psikotik
2. RTA (realty testing ability) relatif masih baik
3. Insight (tilikan) masih baik
4. Freud: membedakan 2 jenis neurosis
1. Actual neurosis etiologi terbendungnya libido fisiologis contoh:
cemas,hipokondriasis,neurasthenia
2. Psikoneurosis: pikiran,keinginan yang didepresi

Gangguan Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau
aneh.
Klasifikasi Gangguan Psikotik:

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 9


1. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya
a. Skizofrenia
b. Gangguan Skizotipal
c. Gangguan Waham Menetap
d. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
e. Gangguan Waham Induksi
f. Gangguan Skizoafektif
g. Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya

2. Gangguan Suasana Perasaan (Mood {Afektif})


a. Episode Manik
b. Gangguan Afektif Bipolar
c. Episode Depresi
d. Gangguan Depresif Berulang
e. Gangguan Suasana Perasaan Menetap
- Skilotimia
- Distimia
f. Gangguan Suasana Perasaan Lainnya
Kategori sisa untuk gangguan suasana perasaan menetap yang tidak cukup parah atau tidak
berlangsung lama untuk memenuhi criteria skilotimia dan distimia.
(Elvira, 2013)

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 10


h. Apa yang dimaksud dengan schizophrenia?
Jawab:
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin,
yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Merupakan gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan
ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan
antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi
(persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
(Sadock, 2010)

i. Apa saja macam-macam schizophrenia?


Jawab:
- Skizofrenia Paranoid
- Skizofrenia Hebefrenik
- Skizofrenia Katatonik
- Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated)
- Depresi Pasca-Skizofrenia
- Skizofrenia Residual
- Skizofrenia Simpleks
- Skizofrenia lainnya
- Skizofrenia YTT
- Skizofrenia laten

j. Apa saja macam-macam gangguan afektif?


Jawab:
- Gangguan Afektif Ringan
Jenis gangguan penting yang termaksud dalam kategori ini adalah Depresi normal, yakni
dukacita (grief) atau kepedihan. Gangguan ini merupakan proses psikologis mengikuti
pengalaman “kehilangan” (loss) sesuatu yang berharga.

- Gangguan Afektif Neurotik

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 11


Gangguan afektif neurotic adalah gangguan emosi atau mood yang mengakibatkan fungsi dan
aktivitas penderita sangat terhambat, namun tidak sampai mengalami putus kontak dengan
realitas.

- Psikosis Afektif
Gangguan ini berbeda dengan depresi neurotic dalam 2 hal. Pertama gangguan ini
mempengaruhi keselurahan kepribadian penderita. Kedua penderita kehilangan kontak
dengan realitas.

3. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan. Menurut
keluarga ada stressor yang memicu perubahan prilaku ini yaitu masalah terkait ekonomi
a. Apa hubungan adanya stressor dengan keluhan yang di alami oleh Ny.Cek Ela?
Jawab:
Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan hal tersebut
menunjukkan Ny. Cek Ela mengalami episode hipomanik dan dengan adanya stressor
(masalah ekonomi) maka Ny. Cek Ela mengalami pengulangan episode depresi dan memicu
untuk melakukan percobaan bunuh diri kembali.
(Sadock, 2010)

b. Apa saja macam-macam stressor?


Jawab:
1. Stressor di dalam diri
Dikarenakan adanya konflik yang terjadi anatara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal
ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak
mampu diatasi maka dapat menimbulkan stres.
2. Stresor di dalam keluarga
Stres ini bersumber dari masalah keluarga yang ditandai dengan adanya perselisihan masalah
keluarga serta adanya tujuan yang berbeda antara keluarga
3. Stresor di dalam masyarakat dan lingkungan
Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan masyarakat pada umumnya.
(Alimul, 2008)

c. Apa makna selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa
bulan?

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 12


Jawab:
Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan hal tersebut
menunjukkan Ny. Cek Ela mengalami episode hipomanik
Hipomanik  durasi setidaknya 4 hari dan menyerupai episode manik, namun tidak cukup berat
untuk menimbulkan hendaya fungsi social atau pekerjaan serta tidak ada ciri psikotik.
4. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan prilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan, banyak bicara,
dan beraktivitas, sering keluyuran, belanja, dan boros serta kurang tidur.
a. Apa hubungan perubahan prilaku yang terjadi dua tahun yang lalu dengan keluhan
utama?
Jawab:
Ciri khas GAF Episode Kini Depresi.
Episode Mania  Episode Depresi
Adanya riwayat gangguan afektif dalam keluarga (genetik) + stressor sebagai faktor pemicu 
peningkatan hormon kortisol, neurotransmiter norepineprin, dopamine  respon
neurotransmiter tersebut ke sistem limbik (hipotalamus, amigdala, dan hipokampus) terganggu
 gejala episode manik  stressor menetap atau timbul lagi  penurunan neurotransmiter
serotonin, norepineprin, dopamin , dan hormon kortisol  respon neurotransmiter tersebut ke
sistem limbik (hipotalamus, amigdala, dan hipokampus) terganggu  gejala episode depresi,
halusinasi auditorik, waham menyalahkan diri (gejala psikotik).

b. Apa makna dua tahun yang lalu terdapat perubahan prilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara, dan beraktivitas, sering keluyuran, belanja, dan boros serta
kurang tidur?
Jawab:
a. Kegembiraan yang berlebih : euphoria
b. Banyak bicara : logorea
c. Sering keluyuran : vagabondage
d. Belanja dan boros : maniak
e. Kurang tidur : insomnia
Jadi, perubahan prilaku yang terjadi 2 tahun yang lalu merupakan episode mania.
(Sadock, 2010)

5. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk
menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja masih dapat dimengerti, kadang
menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 13


a. Apa makna pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk
menjawab pertanyaan, jawaban hanya sepatah dua kata saja dan masih dapat di mengerti,
kadang menolak bicara sama sekali?
Jawab:

Makna dari keluhan tersebut menunjukkan Ny. Cek Ela mengalami gangguan bipolar dengan
episode depresif berat.

Ganguan mood dengan episode depresif berat jika pasien memenuhi 5 dari sembilan kriteria yang
terjadi selama atau lebih dari 2 minggu. Kriterianya adalah :

1. Mood menurun hampir sepanjang hari (Contoh :perasaan sedih atau kosong)
berdasarkan pengamatan orang lain : tampak bersedih .
2. Menurunnya minat atau kesenangan yang nyata, hal ini ditunjukan oleh hasil
pengamatan orang lain.
3. Penurunan berat badan yang bermakna
4. Insomnia atau hiperinsomnia
5. Agitasi atau retardasi psikomotorik (kegelisahan atau pekerjaan menjadi lamban
6. Lelah/ hilang enenrgi hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berarti atau rasa bersalah yang berlebihan (dapat menyerupai waham),
setiap hari hampir menyalahkan diri atas kehancuran dunia.
8. Penurunan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi
9. Berpikir berulang mengenai kematian, gagasan bunuh diri berulang atau rencana
spesifik untuk bunuh diri.
(Elvira, 2013)
Huruf yang tebal merupakan gangguan mood pada kasus.

b. Apa yang dimaksud dengan hiperaktivitas?


Jawab:
Hiperaktivitas/hiperkinesis  aktivitas yang merusak, agresif, dan gelisah, sering di sebabkan
oleh sejumlah patologi otak yang mendasari.
Hiperaktivitas  Gerak bertujuan
Hiperkinetik  Gerak tidak bertujuan

c. Apa yang di maksud dengan hipoaktivitas?


Jawab:

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 14


Hipoaktivitas/hipokinesis  penurunan aktivitas motoric dan kognitif, seperti pada retardasi
psikomotor, perlambatan secara nyata proses pikir, bicara, dan gerakan
(Sadock, 2010)

d. Apa saja tanda-tanda autisme?


Jawab:
1. Interaksi Sosial :
 Interaksi sosial tidak memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi wajah kurang
hidup, gerak – gerik kurang bertujuan
 Tidak ada empati
 Tidak bermain dengan teman sebayanya
 Kurang mampu mengadakan hubungan sosial & emosional timbal balik
2. Komunikasi/Bahasa
 Perkembangan bicara lambat/tidak berkembang , tidak berusaha berkomunikasi secara
nonverbal
 Bila bisa bicara, bukan untuk berkomunikasi
 Bahasa yang aneh & berulang – ulang
 Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru
3. Perilaku
 Mempertahankan minat dengan cara yang khas & berlebihan
 Terpaku pada kegiatan yang ritualistik/rutinitas yang tidak ada gunanya
 Gerakan yang aneh dan berulang – ulang
 Sering terpukau dengan bagian – bagian pada benda

(Sadock, 2010)

6. Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan
premorbid terdapat ciri kepribadian dependen. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat ada
upaya bunuh diri menurun sampai 10-0). Pemeriksaan fisik tak ada kelainan.
a. Bagaimana cara penilaian GAF scale dan interpretasinya?
Jawab:
Pemeriksaan ini adalah diagnosis multiaksial di dalam psikiatri tepatnya di aksis V, caranya yaitu
melakukan pengamatan kepada pasien dengan skala penilaian fungsi secara global.

GLOBAL ASSESSMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE

100 - 90 : Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada


BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 15
masalah yang tak tertanggulangi

90 - 81 : Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak


lebih dari masalah harian yang biasa.

80 - 71 : Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan


dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll.

70 - 61 : Beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas


ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
60 - 51 : Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

50 - 41 : Gejala berat (serious), disabilitas berat

40 - 31 : Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan


realita & komunikasi, disabilitas berat dalam
beberapa fungsi.

30 - 21 : Disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai,


tidak mampu berfungsi hampir semua bidang.
20 - 11 : Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas
sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri.
10 - 01 : Seperti diatas => persisten & lebih serius

0 : Informasi tidak adekuat

(Maslim, 2013)

b. Apa hubungan riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam
keluarga, dan premorbid terdapat ciri kepribadian dependen dengan keluhan utama?
Jawab:
 Riwayat perkawinan yang baik : normal (bukan merupakan stressor)
 Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga: meningkatkan kecenderungan terkena
gangguan afektif.
Pewarisan gangguan bipolar I tampak sekitar 50% pasien gangguan bipolar I setidaknya
memiliki satu orang tua dengan gangguan mood. Jika salah satu orang tua memiliki gangguan
bipolar I, terdapat 25% kemungkinan bahwa setiap anaknya memiliki gangguan mood, jika
kedua orang tua memiliki gangguan bipolar I, terdapat 50-75% kemungkinan anaknya
memiliki gangguan mood.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 16


 Premorbid terdapat gangguan kepribadian dependen: Gangguan kepribadian yang
memperlihatkan ketergantungan pada orang lain di dalam kehidupannya
(Sadock, 2010)

c. Apa makna ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan premorbid terdapat ciri
kepribadian dependen?
Jawab:
Kemungkinan diturunkan dari orang tua

d. Apa yang di maksud dengan kepribadian?


Jawab:
Kepribadian adalah karakteristik yang meliputi segala corak tingkah laku individu yang
terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi/berinteraksi dan menyesuaikan dirinya
terhadap lingkungan baik yang bersifat internal atau eksternal sehingga corak tingkah laku dapat
membentuk satu kesatuan fungsional yang khas pada seseorang.
(Sunaryo, 2004)

e. Apa saja factor penyebab gangguan kepribadian?


Jawab:
Faktor Genetika
Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah beberapa
kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu penelitian, tentang
penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional danwaktu luang, dan sikap
social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-kirasama dengan kembar
monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.

2. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungandengan
gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secaratemperamental
ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.
3. Faktor Biologis
- Hormon , orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan
peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 17


- Neurotransmitter , penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik danserotonergik,
menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadaran darineurotransmitter tersebut.
Meningkatkan kadaar serotonin dengan obatseretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat
menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin
menurunkan depresi,impulsivitas.
- Elektrofisiologi , perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram
telahditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering pada
tipe antisocial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombanglambat.

4.Faktor Psikoanalitik

Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi padasalah satu
stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau
kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dansangat teliti

(Sunaryo, 2004 dan Sadock, 2010)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian:

1. Faktor Biologi

Merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani à disebut faktor fisiologis à
keadaan genetik, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi
badan, berat badan, dan sebagainya.

2. Faktor Sosial

 Faktor sosial à masyarakat, yakni manusia-manusia lain di sekitar individu yang


bersangkutan.

 Termasuk à tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa dan sebagainya


yang berlaku di masyarakat itu.

 Dalam perkembangan anak à peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi
pembentukan kepribadian.

 Pengaruh keluarga à pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak masih
terbatas jumlah dan luasnya à intensitas sangat tinggi karena berlangsung terus menerus,
serta umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana bernada emosional.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 18


3. Faktor Kebudayaan

 Perkembangan dan pembentukan kepribadian à tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan


masyarakat dimana seseorang itu dibesarkan.

a. Nilai-nilai :

 Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh
manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu.

 Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki
kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.

b. Adat dan Tradisi :

 Menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya.

 Menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada
kepribadian seseorang.

c. Pengetahuan dan Keterampilan :

 Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat


mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu.

 Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-
cara kehidupannya.

d. Bahasa

 Merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri khas dari suatu kebudayaan.

 Alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunjukkan bagaimana seseorang itu
bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.

f. Apa macam-macam gangguan kepribadian?


Jawab:
Menurut klasifikasi DSM IV-TR, Gangguan kepribadian terdiri dari (dicatat pada aksis II) :
1. Gangguan Kepribadian Paranoid
2. Gangguan Kepribadian Skizoid
3. Gangguan Kepribadian Skizotipal

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 19


4. Gangguan Kepribadian Antisosial
5. Gangguan Kepribadian Ambang
6. Gangguan Kepribadian Histrionik
7. Gangguan Kepribadian Narsisistik
8. Gangguan Kepribadian Menghindar
9. Gangguan Kepribadian Dependen
10. Gangguan Kepribadian Obsesif-Komplusif/Anankastik
11. Gangguan Kepribadian YTT

(Maslim, 2013)

g. Apa makna pemeriksaan fisik tidak ada kelainan?


Jawab:
Menyingkirkan kemungkinan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

7. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik: ditemukan adanya banyak psikopatologi anatara lain adanya
discriminative insight yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung,
sperrung, da nada autisme serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat
terganggu.
a. Apa makna ditemukan adanya banyak psikopatologi antara lain adanya discriminative
insight yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung,
sperrung, dan ada autisme serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya adalah
RTA sangat terganggu?
Jawab:
Makna dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan Ny. Cek Ela mengalami gangguan psikosis
(Sadock, 2010)

b. Apa saja jenis-jenis psikopatologi?


Jawab:
Jenis-jenis psikopatologi:
 Gangguan kesadaran
 Gangguan ingatan
 Gangguan afek emosi
 Gangguan orientasi
 Gangguan psikomotor

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 20


 Gangguan proses berpikir
 Gangguan persepsi
 Gangguan intelegensia
 Gangguan kepribadian
 Gangguan penampilan
 Gangguan pola hidup dan relasi

c. Apa saja klasifikasi pemeriksaan RTA dan interpretasinya?


Jawab:
REALITY TESTING ABILITY (RTA)
Kemampuan seseorang untuk menilai realitas. Kemampuan ini akan menentukan persepsi,
respons emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas kehidupan. Kekacauan perilaku,
waham, dan halusinasi adalah salah satu contoh penggambaran gangguan berat dalam
kemampuan menilai realitas (RTA).
DAYA NILAI
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dengan situasi
tersebut.
1. Daya Nilai Sosial: kemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar (situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari) dan bertindak yang sesuai dalam situasi tersebut dengan
memperhatikan kaidah sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budayanya. Pada
gangguan jiwa berat atau kepribadian antisosial maka daya nilai sosialnya sering terganggu.
2. Uji Daya Nilai: kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai
dalam situasi imajiner yang diberikan.

(Elvira, 2013)

d. Apa saja tingkatan depresi dan bagaimana cara penilaiannya?


Jawab:
Gejala utama depresi:
 Afek depresif
 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 21


Gejala lain/tambahan:
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang

(Maslim, 2013)

Tingkatan depresi
1) Episode depresi ringan
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 atau 3 gejala utama depresi
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lain
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang dilakukan

2) Episode depresif sedang


- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi
- Ditambah sekurang-kurangnya 3 (sebaiknya 4) dari gejala lain
- Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
- Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social, pekerjaan dan urusan
rumah tangga

3) Episode depresif berat tanpa gejala psikotik


- Semua dari 3 gejala utama depresi harus ada
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat
- Bila ada gejala penting (misalnya: agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok maka
pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat
masih dapat dibenarkan

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 22


- Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi
jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

4) Episode depresif berat dengan gejala psikotik


- Episode depresi berat yang memenuhi kriteria F32.2
- Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang
dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab
atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau
menuduh, atau bau kotoran atau daging yang membususk. Retardasi psikomotor yang berat
dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan
sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek (mood-coungruent)

(Maslim, 2013 dan Tom Insel, 2014)

8. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini?


Jawab:
Pada kasus ini cara mendiagnosis dengan menggunakan diagnosis multiaksial yang terdiri dari 5
aksis:
Aksis I : Gangguan klinis
Kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis
Aksis II : Gangguan kepribadian
Reatardasi mental
Aksis III : Kondisi medik umum
Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan
Aksis V : Penilaian fungsi secara global
(Maslim, 2013)

9. Apa kemungkinan penyakit yang terjadi pada kasus ini?


Jawab:
- Gangguan afektif bipolar episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
- Skizofrenia
- Depresif pasca-skizofrenia (Maslim, 2013)

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 23


Ciri/Kelainan Gangguan Afektif Bipolar Skizoafektif Depresi Pasca-
Tipe 1, Episode Kini Depresif Skizofrenia
10. Berat dengan Gejala Psikotik
Penyakit
Waham + + +
apa
yang Halusinasi Auditori + + +

Episode Manik + +/- -

Episode Depresif + +/- +

Fase Normal + - -

Penurunan Kognitif - + +

Autisme + + +

Genetik + + +

paling mungkin terjadi?


Jawab:
Aksis I : F31.5 Gangguan afektif bipolar episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
Aksis II : F60.7 Gangguan kepribadian dependen
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah ekonomi
Aksis V : GAF = 10-0
(Maslim, 2013)

11. Bagaimana neuroanatomi pada kasus ini?


Jawab:
Baik gejala gangguan mood ataupun temuan riset biologis menyokong hipotesis bahwa gangguan
mood melibatkan patologi system limbic, ganglia basalis dan hipotalamus. Orang dengan gangguan
neurologis ganglia basalis dan system limbic (terutama lesi eksitasi pada hemisfer non dominan)
cenderung menunjukkan gejala depresif. System limbic dan ganglia basalis berhubungan sangat erat,
serta system limbic dapat memainkan peranan penting dalam menghasilkan emosi. Perubahan tidur,
nafsu makan, dan perilaku seksual serta perubahan biologis menurut pengukuran endokrin,
imunologis dan kronobiologis pada pasien depresi mengesankan adanya disfungsi hypothalamus.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 24


Postur bungkuk, dan keterlambatan motoric, dan hendaya kognitif ringan pada pasien depresi, serupa
dengan tanda gangguan ganglia basalis, misalnya penyakit Parkinson dan demensia subkortikal lain.
(Sadock, 2010)

12. Bagaimana neurokimia dan neuroendokrin pada kasus iini?


Jawab:
Abnormalitas metabolit amin biogenic-seperti asam 5-hidroksiindolasetat (5-HIAA), asam
homovanilat (HVA), dan 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol (MHPG)- di dalam darah, urine, dan cairan
serebrospinalis pada pasien dengan gangguan mood. Gangguan mood di sebabkan oleh disregulasi
heterogen amin biogenic.
a. Amin biogenic
Dari amin biogenic, norepinefrin dan serotonin adalah dua neurotransmitter yang paling terkait
dalam gangguan mood
b. Norepinefrin
Hubungan antara downregulation reseptor β-adrenergik dan respon antidepresan klinis
menunjukkan peranan langsung terhadap system noradrenergic pada depresi. Depresi juga di
tandai adanya keterlibatan reseptor prasinaps β2-adrenergik menimbulkan penurunan jumlah
norepinefrin yang dilepaskan. Reseptor
c. Serotonink
Serotonin telah menjadi neurotransmiter amin biogenik yang paling lazim dikaitkan dengan
depresi. Kekurangan serotonin dapat mencetuskan depresi dan beberapa pasien dengan impuls
bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin yang rendah di dalam cairan serebrospinal
serta konsentrasi tempat uptek serotonin yang rendah pada trombosit.
d. Dopamin
Aktivasi dopamin berkurang pada depresi dan meningkat pada mania. Dua teori terkini
mengenai dopamin dan depresi adalah bahwa jaras dopamin mesolimbik mungkin mengalami
disfungsi pada depresi dan bahwa reseptor dopamin D1 mungkin hipoaktif pada depresi.

Faktor neurokimia lain

Asam amino glutamat dan glisin tampaknya menjadi neurotransmiter eksitasi utama pada sistem
saraf pusat. Glutamat dan glisin berikatan dengan reseptor N-metil-D-aspartad (NMDA), jika
berlebihan, dapat memiliki efek neurotoksik. Hipokampus memiliki konsentrasi reseptor NMDA
yang tinggi sehingga mungkin juga glutamat bersama dengan hiperkortisolemia memerantari efek
neurokognitif pada stres kronis.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 25


Regulasi neuroendokrin

Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin dan juga menerima berbagai input
saraf melalui neurotransmiter amin biogenik. Aksis neuroendokrin utama yang dimaksud di sini
adalah aksis adrenal, tiroid, serta hormon pertumbuhan. Kelainan neuroendokrin lain yang telah
digambarkan pada pasien dengan gangguan mood mencakup berkurangnya sekresi melatonin
nokturnal, pelepasan prolaktin pada pemberian triptofan, kadar basal folicle stimulating hormon
(FSH) dan luteinizing hormone (LH), serta kadar testosteron pada laki-laki.

(Sadock, 2010)

13. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?


Jawab:
1) Litium
Indikasi:
Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi
rumatan GB.
Dosis:
Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi dosis hingga
mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan terjadi dalam 7-
14 hari.Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi keadaan akut lebih tinggi
bila dibandingkan dengan untuk terapi rumatan. Untuk terapi rumatan, dosis berkisar
antara 0,4-0,8 mEql/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektif sebagai terapi rumatan.
Sebaliknya, gejalatoksisitas litium dapat terjadi bila dosis 1,5 mEq/L.
2) Valproat.
Dosis:
Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum berkisar
antara 45 -125 ug/mL. Untuk GB II dan siklotimia diperlukan divalproat dengan
konsentrasi plasma 50 ug/mL. Dosis awal untuk mania dimulai dengan 15-20 mg/kg/hari
atau 250 – 500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai konsentrasi serum
45- 125 ug/mL. Efek samping, misalnya sedasi, peningkatan nafsu makan, dan
penurunan leukosit serta trombosit dapat terjadi bila konsentrasi serum 100 ug/mL. Untuk
terapi rumatan, konsentrasi valproat dalam plasma yang dianjurkan adalah antara 75-100
ug/mL.
Indikasi:

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 26


Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi rumatan
GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium, siklus cepat, GB pada anak
dan remaja, serta GB pada lanjut usia.
3) Lamotrigin
Indikasi:
Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun rumatan.
Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat.
Dosis:
Berkisar antara 50-200 mg/hari.

Antipsikotika Atipik
1) Risperidon
Dosis:
Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet dan cairan.
Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat dinaikkan hingga
mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon
injeksi jangka panjang (RIJP) dapat pula digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang
dianjurkan untuk orang dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak
berespons dengan 25 mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua
minggu.
Indikasi:
Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan
2) Olanzapin
Indikasi:
Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut mania dan
campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB.
Dosis:
Kisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari.
3) Quetiapin.
Dosis:
Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari. Tersedia dalam
bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg, dan 300 mg,
dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia quetiapin-XR dengan dosis
300 mg, satu kali per hari.
Indikasi:

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 27


Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran, siklus cepat, baik
dalam keadaan akut maupun rumatan.
4) Aripiprazol
Dosis:
Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran dosis efektifnya
per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang direkomendasikan yaitu antara 10 - 15
mg dan diberikan sekali sehari. Apabila ada rasa mual, insomnia, dan akatisia, dianjurkan
untuk menurunkan dosis. Beberapa klinikus mengatakan bahwa dosis awal 5 mg dapat
meningkatkan tolerabilitas.
Indikasi:
Aripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut. Ia juga efektif
untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi tambahan pada GB I,
episode depresi.

Antidepresan
Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi. Penggunaannya harus dalam
jangka pendek. Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi hipomania atau mania.
Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi
dengan stabilisator mood atau dengan antipsikotika atipik

Intervensi Psikososial
Intervensi psikososial meliputi berbagai pendekatan misalnya:
- Cognitive behavior therapy (CBT)
CBT adalah mengidentifikasi semua pola pikir dan perilaku negative ,menata ulang dengan
pola piker dan perilaku yang positif. CBT bias mengindentifikasi pemicu gangguan bipolar.
- Psychoeducation.
Penyuluhan tentang gangguan bipolar sehingga penderita dan keluarga bias memahami
gangguan bipolar lebih baik sehingga bias berkerja sama dalam pemulihan penyakit.
- Family therapy
Dalam therapy keluarga diberikan bagaimana komunikasi yang baik,menyelesaikan konflik
dan memecahkan masalah.
- Group therapy
Terapi dalam kelompok sesama penderita depresi. dalam therapy ini sesama penderita saling
belajar.

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 28


Sedikit data yang menguatkan keunggulan salah satu pendekatan psikoterapi dibandingkan
yang lain dalam terapi gangguan mood masa anak-anak dan remaja. Tetapi, terapi keluarga
adalah diperlukan untuk mengajarkan keluarga tentang gangguan mood serius yang dapat
terjadi pada anak-anak saat terjadinya stres keluarga yang berat. Pendekatan psikoterapetik
bagi anak terdepresi adalah pendekatan kognitif dan pendekatan yang lebih terarah dan lebih
terstruktur dibandingkan yang biasanya digunakan pada orang dewasa. Karena fungsi
psikososial anak yang terdepresi mungkin tetap terganggu untuk periode yang lama,
walaupun setelah episode depresif telah menghilang, intervensi keterampilan sosial jangka
panjang adalah diperlukan. Pada beberapa program terapi, modeling dan permainan peran
dapat membantu menegakkan keterampilan memecahkan masalah yang baik. Psikoterapi
adalah pilihan utama dalam pengobatan depresi.
(Elvira, 2013)

14. Apa yang akan terjadi bila kasus ini tidak di tatalaksana secara komprehensif?
Jawab:
 Bunuh diri (Putus Asa)

15. Bagaimana prognosis pada kasus?


Jawab:
Prognosis pada penderita dengan gangguan bipolar I lebih buruk daripada penderita dengan depresi
berat. Dalam 2 tahun pertama setelah episode awal, 40 – 50 % penderita mengalami serangan manik
lain.
Faktor-faktor yang membuat prognosis menjadi lebih buruk antara lain :
a. Riwayat pekerjaan yang buruk
b. Penggunaan alkohol
c. Gambaran psikotik
d. Gambaran depresif diantara episode manik dan depresi
e. Adanya bukti keadaan depresif
f. Jenis kelamin laki-laki
Indikator prognosis yang baik adalah sebagai berikut :
a. Fase manik (dalam durasi pendek)
b. Onset terjadi pada usia yang lanjut
c. Pemikiran untuk bunuh diri yang sedikit
d. Gambaran psikotik yang sedikit
e. Masalah kesehatan (organik) yang sedikit

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 29


(Sadock, 2010)

16. Apa Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini?


Jawab:
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan
yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)

17. Apa pandangan islam mengenai kasus ini?


Jawab:
"Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka
berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS. Al-Kahfi ; 6)

a. Kesimpulan
Ny.Cek Ela, 40 tahun mengalami gangguan jiwa berat, yuaitu gangguan afektif bipolar episode kini
depresif berat dengan gejala psikotik, terdapat gangguan kepribadian dependen serta adanya stressor
berupa masalah ekonomi dengan GAF =10-0

b. Kerangka Konsep

Faktor resiko:
- Gangguan afektif dalam keluarga
Gangguan otak
- Premorbid kepribadian dependen
- Stressor (masalah ekonomi
Gangguan mood

Episode manik Episode depresi Episode Gejala


hipomanik psikotik

Gembira berlebihan Sedih dan Percobaan


Banyak bicara dan menangis tanpa bunuh diri Cenderung - Waham
beraktivitas
BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA &sebab
FUNGSI LUHUR” normal/maintenance - Halusinasi 30
Sering keluyuran auditorik
Sering belanja dan boros
Kurang tidur
Gangguan afektif bipolar episode
Premorbid kepribadian
Masalah kini depresif berat dengan gejala
dependen
GAF scale turun ekonomi psikotik

Aksis V Aksis IV Aksis I Aksis II

Multiaksial

BLOK XVI “KEDOKTERAN JIWA & FUNGSI LUHUR” 31

Anda mungkin juga menyukai