Anda di halaman 1dari 23

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB 1.

Memahami dan menjelaskan psikopatologi psikotik Gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan menyeluruh dalam uji realitas seperti yang ditandai dengan delusi, halusinasi, bicara inkohern yang jelas, atau perilaku yang tidak teratur atau mengacau, biasanya tanpa ada kewaspadaan pasien terhadap inkomprehensibilitas dalam tingkah lakunya. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu : Faktor-faktor somatik (somatogenik) Neroanatomi Nerofisiologi Neurokimia Tingkat kematangan dan perkembangan organik Faktor-faktor pre dan peri - natal Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) : Interaksi ibu anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan) Peranan ayah Persaingan antara saudara kandung Inteligensi Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu. Keterampilan, bakat dan kreativitas Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya Tingkat perkembangan emosi Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) Kestabilan keluarga Pola mengasuh anak Tingkat ekonomi Perumahan : perkotaan lawan pedesaan Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai Pengaruh rasial dan keagamaan Nilai-nilai Menjelaskan klasifikasi gangguan psikotik 1.Gangguan psikotik singkat : Simptom psikotik singkat : 1 hari 1 bulan. Kemudian dapat berfungsi secara normal (waktu terbatas). Ada stressor yang diketahui ada yang tidak. Di DSM IV ada yang disebut gangguan reaktif singkat yang kejadiannya setelah melahirkan. Perlakuan gangguan psikotik : kombinasi pengobatan dan psikoterapi.

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Kriteria diagnostik untuk gangguan psikotik singkat Adanya satu atau lebih gejala berikut Waham Halusinasi Bicara terdisorganisasi Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik Lamanya suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan, akhirnya kembali penuh pada tingkat fungsi pramorbid Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan mood dengan ciri psikotik, gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi umum medis. 2. Gangguan schizofreniform Ada simptom psikotik, tetapi lama dan keparahannya kurang daripada pada psikosis reaktif yang singkat (1-6 bulan, kalau lebih dari 6 bulan, harus di diagnosis schizophrenia) Simptom psikoafektif : Apabila ada simptom-simptom yang sifatnya schizofrenik dan afektif. DSM IV: ada simptom depresi mayor atau periode manik dan simptom delusi dan halusinasi. 3. Gangguan delusional Penderita dapat berfungsi normal. Hanya ada satu gejala yaitu delusi. Ada 5 subtipe : 1) Erotomania: delusi bahwa orang lain biasanya orang penting sangat mencintai dirinya. Disamping itu biasanya ada simptom depresi atau mania. 2) Gangguan delusi kebesaran : merasa bahwa dirinya orang yang sangat penting (merasa dirinya ratu adil). 3) Gangguan delusi iri : ada delusi bahwa pasangannya tidak setia. 4) Gangguan delusi persekutori : merasa bahwa dirinya akan dianiaya, merasa dirinya akan dibunuh. 5) Gangguan delusi somatic : merasa bahwa dirinya mempunyai penyakit yang membahayakan atau bahwa akan mati. Kepercayaan ini ekstrim dan tidak dapat diubah. 4. Gangguan psikotik bersama Bila seorang atau lebih banyak orang mengembangkan sistem delusional sebagai akibat hubungan yang dekat dengan orang yang delusional. Kalau dua orang disebut folie a deux. Sering terjadi tiga orang atau lebih, atau seluruh keluarga . jadi seakan-akan orang terjangkit karena dekat, kalau pisah yang terjangkit dapat kembali normal. Perilaku kacau Kewajiban umum dan dasar manusia dalam masyarakat lingkungan kehidupan serta rumah tangga adalah bekerja untuk mendapatkan nafkah, atau bekerja sesuai fungsinya, walaupun bukan untuk mendapatkan uang atau materi. Kewajiban dalam rumah tangga, kehidupan sosial dalam masyarakat yaitu bersosialisasi dan penggunaan waktu senggang.Pada penderita psikotik fungsi pekerjaan sering tak bisa dijalankan dengan seksama, tak mau bekerja sesuai kewajiban dan tanggungjawab dalam keluarga, atau tak mampu bekerja sesuai dengan tingkat pendidikan. Sering terjadi tak mau, tak mampu bekerja dan malas. 2

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Dalam kehidupan sosial sering ada penarikan diri dari pergaulan sosial atau penurunan kemampuan pergaulan sosial. Misalnya setelah sakit stres berat menarik diri dari organisasi social kemasyarakatan, atau sering terjadi kemunduran kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosial dan pekerjaannya.Pada penggunaan waktu senggang orang normal bisa bercengkrama dengan anggota keluarga atau masyarakat, atau membuat program kerja rekreasi dan dapat menikmatinya. Namun pada penderita gangguan jiwa berat keadaan tersebut dilewatkan dengan banyak melamun, malas, bahkan kadang-kadang perawatan diri sehari-hari dilalaikan seperti makan, minum, mandi, dan ibadah. Waham Waham adalah isi pikir (keyakinan atau pendapat) yang salah dari seseorang. Meskipun salah tetapi individu itu percaya betul, sulit dikoreksi oleh orang lain, isi pikir bertentangan dengan kenyataan, dan isi pikir terkait dengan pola perilaku individu. Seorang pasien dengan waham curiga, maka pola perilaku akan menunjukkan kecurigaan terhadap perilaku orang lain, lebih-lebih orang yang belum dikenalnya. Bisa terjadi kecurigaan kepada orang sekitarnya akan meracuni atau membunuh dia. Akibat waham curiga ini pada orang yang sebelumnya bersifat emosional agresif. Ia bisa membunuh orang karena wahamnya kalau tidak dibunuh, ia akan dibunuh. Atau ia akan diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang dibunuhnya. Halusinasi Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa ada rangsangan. Pasien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tak ada sesuatu rangsang pada kelima indera tersebut.Halusinasi dengar adalah gejala terbanyak pada pasien psikotik (99 %). Pasien psikotik yang nalar (ego)-nya sudah runtuh, maka halusinasi tersebut dianggap real dan tak jarang ia bereaksi terhadap halusinasi dengar. Bila halusinasi berisi perintah untuk membunuh ia pun akan melaksanakan pembunuhan. Ini memang banyak terjadi pada pasien psikotik yang membunuh keluarganya sendiri. Sebaliknya halusinasi yang memerintah untuk bunuh diri tak jarang pasien pun akan bunuh diri. Illusi Illusi adalah sensasi panca indera yang ditafsirkan salah. Pasien melihat tali bisa ditafsirkan sebagai seekor ular. Illusi ini sering terjadi pada panas yang tinggi dan disertai kegelisahan, dan kadang-kadang perubahan kesadaran (delirium). Illusi juga sering terjadi pada kasus-kasus epilepsi (khususnya epilepsi lobus temporalis), dan keadaan-keadaan kerusakan otak permanen. Misalnya seorang petinju di Malang terungkap di pengadilan ia menderita epilepsi. Ia membunuh anaknya sendiri yang masih tidur di kasur dengan parang, karena menganggap anaknya adalah seekor kucing yang sedang tidur. Juga kasus seorang ibu yang menyiram anak balitanya dengan air panas di Semarang beberapa waktu yang lalu, dan akhirnya si anak meninggal dunia. Ia melihat dan merasa menyiram hewan. Tilikan Yang Buruk Pasien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti adanya perubahan perilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau minum obat atau tak mau diajak berobat, atau bila ada waham dianggap mau diracuni. Keadaan merasa tidak sakit ini yang mempersulit pengobatan, apalagi keluarga juga mengiyakan karena merasa tak sakit ia tak mau mencari pengobatan. Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Di sini peran keluarga penting, kalau 3

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB memang menemukan gejala tersebut seperti waham, halusinasi dan illusi, segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa. Psikosis di Masyarakat Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada dalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien psikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa stressor psikososial yang jelas. Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua pasien psikotik (skizofrenia) dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini sekarang menjadi stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi sekarang situasi sudah berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka yang fase aktif gangguan psikotiknya dirawat, sedang yang tenang dipulangkan namun masih dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Fase aktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku yang membahayakan diri atau membahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas. Perjalanan psikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit Umum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayanan integrasi dan konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belum memadai sesuai kebutuhan. Ciri-ciri penderita psikotik antara lain: - Penarikan diri dari pergaulan sosial, banyak di dalam rumah, malu keluar rumah. - Tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya. Di rumah tak mau bekerja, atau bekerja sekedarnya saja karena diperintah, setelah itu tak mau mengerjakan tugas yang diberikan. - Berpikir aneh, dangkal, berbicara tak sesuai dengan keadaan situasi keseharian, bicara ngelantur. - Dalam pergaulan ada riwayat gejala waham atau halusinasi dan illusi. - Perubahan perilaku yang nyata, misalnya tadinya ceria menjadi melamun, perilaku aneh-aneh yang sebelumnya tidak pernah dijalani. - Kelihatan menjadi murung dan merasa tak berdaya. - Sulit tidur dalam beberapa hari, atau bisa tidur yang terlihat oleh keluarganya, tetapi pasien merasa sulit atau tidak bisa tidur. 2. Memahami dan menjelaskan skizofrenia 2.1 Definisi Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikologi dengan gangguan dasar pada kepribadian dan distorsi khas proses pikir yang ditandai dengan proses pikir penderita yang lepas dari realita sehingga terjadi perubahan kepribadian seseorang yang reversible dan menuju kehancuran serta tidak berguna sama sekali ( Dep. Kes. , 1995 ). Terjadinya serangan skizofrenia pada umumnya sebelum usia 45 tahun dan berlangsung paling sedikit 1 bulan. Penderita skizofrenia banyak ditemukan dikalangan golongan ekonomi rendah , sehingga hal ini diperkirakan merupakan faktor predisposisi penyebab timbulnya skizofrenia. (Dep. Kes 1995). 4

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB 2.2 Etiologi dan faktor resiko ORGANOBIOLOGIK Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya. Ada banyak faktor yang berperan serta bagi munculnya gejala-gejala Skizofrenia. Hingga sekarang banyak teori yang dikembangkan untuk mengetahui penyebab (etiologi) Skizofrenia, antara lain: Faktor genetik (turunan/pembawa sifat) Auto-antibody Virus Malnutrisi (kekurangan gizi) Sejauh manakah peran genetik pada Skizofrenia? Dari penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut: Studi terhadap keluarga menyebutkan bahwa pada orang tua 5,6%; saudara kandung 10,1%; anak-anak 12,8%; dan penduduk secara keseluruhan 0,9% (Gottesman, Shields, 1982). Studi terhadap orang kembar menyebutkan pada kembar identik (monozygote) fraternal (dizygote) adalah 15,2% (Kendler, 1983) Meskipun diakui bahwa ada peran gen pada transmisi (pemindahan) Skizofrenia namun ternyata tidak sepenuhnya memenuhi hukum Mendel. Sebagai contoh misalnya kalau benar bahwa Skizofrenia itu diturunkan (ditransmisikan) sepenuhnya melalui dominant gene, maka 50% dari anakanaknya akan menderita Skizofrenia. Namun dalam kenyataannya angka ini jauh lebih rendah. Sebaliknya jika Skizofrenia itu diturunkan sepenuhnya melalui recessive gene, maka diharapkan 100% dari anak-anaknya akan menderita Skizofrenia, manakala orang tuanya menderita Skizofrenia. Namun dalam kenyataannya angka ini hanya 36,6%. Dengan demikian jelaslah bahwa transmisi gen pada Skizofrenia sangan kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya. Penelitian lain menyebutkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin juga mempunyai peran dalam timbulnya Skizofrenia di kelak di kemudian hari. Ganguan perkembangan otak ini muncul misalnya karena virus, malnutrisi, infeksi, trauma, toksin dan kelainan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Perihal adakah hubungan antara faktor gen dengan gangguan perkembangan otak janin, penelitian mutakhir menyebutkan bahwa meskipun ada gen yang abnormal, Skizofrenia tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya yang disebut faktor epigenetik. Kesimpulannya adalah bahwa gejala Skozofrenia baru muncul bila terjadi interaksi antara gen yang abnormal dengan: Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang dapat mengganggu perkembangan otak janin. Menurunnya auto-immune yang disebabkan infeksi selama kehamilan Berbagai macam komplikasi kandungan. Kekurangan gizi yang cukup berat terutama pada trisemester pertama kehamilan. Hingga sekarang masih terjadi pertanyaan dan masih dalam penelitian perihal faktor genetik (turunan) pada Skizofrenia. Beberapa pertanyaan berikut ini masih belum dapat dijawab tuntas; Apakah Skizofrenia ini merupakan penyakit keluarga. Sejauh mana peran serta gen dan lingkungan sebagai faktor penyebab (etiology) Skizofrenia. Andaikan penyakit ini diturunkan, bagaimana mekanisme transmisi penyakit ini dalam keluarga. 5

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Bagaimana mekanisme genetik dan lingkungan pada Skizofrenia. Dimana lokasi gen yang dimaksud.

Sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, para ahli melakukan berbagai penelitian untuk mendapatkan jawabannya antara lain: Studi tentang riwayat keluarga (Family history Studies). Studi keluarga (family history). Studi adopsi (adoption studies). Studi kembar (twin studies). Studi terkait (linkage studies). Studi tentang biologi molekuler (molecular biology). PSIKOSOSIAL Stresor psikososial adalah setiap keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan penyesuaian diri (adaptasi) untuk menanggulangi stresor (tekanan mental) yang timbul. Pada umunya jenis stresor psikososial dapat digolongkan sebagai berikut: Perkawinan. Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stres yang dialami oleh seseorang; misalnya pertengkaran, perpisahan (separation), perceraian (divorce), kematian salah satu pasangan, kesetiaan dan lain-lain. Stresor perkawinan ini dapat menyebabkan orang jatuh sakit. Problem orang tua Permasalahan yang dihadapi orangtua, misalnya tidak punya anak, kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit dan hubungan yang tidak baik dengan mertua, ipar, besan, dan sebagainya. Permasalahan tersebut jika tidak bisa diatasi oleh yang bersangkutan dapat merupakan sumber stres yang pada gilirannya seseorang dapat jatuh sakit. Hubungan interpersonal (antar pribadi) Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami konflik, atau konflik dengan kekasih, konflik dengan rekan sekerja, antara atasan dan bawahan dan sebagainya. Konflik antar pribadi ini merupakan sumber stres bagi seseorang yang bila tidak dapat diatasi pada gilirannya akan menyebabkan jatuh sakit. Pekerjaan Gangguan ini misalnya karena kehilangan pekerjaan (PHK), pensiun (post power syndrome), pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi jabatan dan sebagainya, yang bila tidak dapat diatasi akan mengakibatkan sakitnya seseorang. Lingkungan Hidup Faktor ini tidak hanya diselihat dari lingkungan itu bebas polusi, sampah dan lain sejenisnya tetapi terutama kondisi lingkungan sosial dimana seseorang itu hidup. Contohnya: masalah perumahan, pindah tempat tinggal, penggusuran, hidup dalam lingkungan yang rawan dan lain sebagainya. Rasa tidak aman dan tidak terlindung membuat jiwa seseorang tercekam sehingga mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup yang lama-kelamaan daya tahan seseorang turun sehingga jatuh sakit.

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Keuangan Kondisi sosial-ekonomi yang tidak sehat, misalnya pendapatan jauh dari pengeluaran, terlilit hutang, bangkrut, soal warisan dan sebagainya; kesemuanya itu dapat menyebabkan sumber stres pada seseorang yang bila tidak dapat ditanggulangi yang bersangkutan akan jatuh sakit. Hukum Keterlibatan seseorang dalam masalah hukum, misalnya tuntutan hukum, pengadialan, penjara dan lain sebagainya dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit. Perkembangan Yang dimaksud perkembangan di sini adalah masalah perkembangan baik fisik maupun mental seseorang, misalnya masa remaja, masa dewasa, menopouse, usia lanjut dan lain sebagainya. Kondisi seperti itu tidak selalu dilewati dengan baik; ada sementara orang yang tidak mampu sehingga jatuh sakit karenanya. Penyakit fisik atau cidera Sumber stres yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seseorang antara lain penyakit (terutama penyakit kronis), jantung, kanker, kecelakaan, operasi, aborsi dan lain sebagainya. Faktor keluarga Yang dimaksud adalah faktor stres yang dialami oleh anak remaja karena kondisi keluarga (sikap orang tua) yang tidak baik, antara lain: Hubungan kedua orangtua yang dingin atau penuh ketegangan atau acuh tak acuh. Kedua orangtua jarang di rumah dan tidak ada waktu dengan anak-anak. Komunikasi antara orangtua dan anak tidak baik. Kedua orangtua berpisah atau bercerai. Salah satu orangtua menderita gangguan jiwa/kepribadian. Orangtua dalam mendidik anak kurang sabar, pemarah, keras dan otoriter, dan lain sebagainya. Lain-lain Stresor kehidupan lainnya juga dapat menimbulkan gangguan kejiwaan (stres pasca trauma) adalah antara lain bencana alam, huru-hara, peperangan, kebakaran, perkosaan, kehamilan di luar nikah, aborsi dan sebagainya. 2.3 Epidemiologi Prevalensi skizofrenia di Amerika Serikat dilaporkan bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 persen dengan angka insidens 1 per 10.000 orang per tahun.Berdasarkan jenis kelamin prevalensi skizofrenia adalah sama, perbedaannya terlihat dalam onset dan perjalanan penyakit. Onset untuk laki laki 15 sampai 25tahun sedangkan wanita 25-35 tahun. Prognosisnya adalah lebih buruk pada lakilaki dibandingkan wanita.Beberapa penelitian menemukan bahwa 80% semua pasien skizofrenia menderita penyakit fisik dan 50% nya tidak terdiagnosis.Bunuh diri adalah penyebab umum kematian diantara penderita skizofrenia, 50% penderita skizofrenia pernah mencoba bunuh diri 1 kali seumur hidupnya dan 10% berhasil melakukannya. Faktor risiko bunuh diri adalah adanya gejala depresif,usia muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi Komorbiditas Skizofrenia dengan penyalahgunaan alkohol kira-kira 30%sampai 50%, kanabis 15% sampal 25% dan kokain 5%-10%. Sebagian besar penelitian menghubungkan hal ini sebagai suatu indikator prognosis yang buruk karena penyalahgunaan zat menurunkan efektivitas dan kepatuhan pengobatan. Hal yang biasa kita temukan pada penderita skizofrenia adalah adiksi nikotin, dikatakan 3 kali populasi umum (75%-90% vs 25%-30%). 7

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Penderita skizofrenia yang merokok membutuhkan anti psikotik dosis tinggi karena rokok meningkatkan kecepatan metabolisme obat tetapi juga menurunkan parkinsonisme. Beberapa laporan mengatakan skizofrenia lebih banyak dijumpai pada orang orang yang tidak menikah tetapi penelitian tidak dapat membuktikan bahwa menikah memberikan proteksi terhadap Skizofrenia 2.4 Klasifikasi 1. Skizofrenia Paranoid Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia Sebagai tambahan : Halusinasi dan atau waham harus menonjol : Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau Passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejarkejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / menonjol. Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai kehidupan social yang dapat membantu mereka melewati penyakitnya. Juga, kekuatan ego paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuanmentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik. Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah. Mereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka secara adekuat didalam situasi social. Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak. 2. Skizofrenia Hebefrenik Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun). Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan : Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan; Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, 8

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases); Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien. Menurut DSM-IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi. 3. Skizofrenia Katatonik Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya : stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara) Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh); Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan); Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya); Fleksibilitas cerea / waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat. Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif. Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. Perawatan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau cedera yang disebabkan oleh dirinya sendiri. 4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated). Seringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu: 9

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

5. Depresi Pasca-Skizofrenia Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau : Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini; Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya); dan Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu. Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai. 6. Skizofrenia Residual Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua : Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk; Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia; Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negative dari skizofrenia; Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut. Menurut DSM IV, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang cukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan social, perilaku eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe residual. Jika waham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak disertai afek yang kuat. 7. Skizofrenia Simpleks Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari : gejala negative yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan disertai dengan perubahanperubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial. Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya. Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya 10

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat. 8. Skizofrenia lainnya Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak berdasarkan DSM IV TR), antara lain : Bouffe delirante (psikosis delusional akut). Konsep diagnostik Perancis dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala yang kurang dari tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan skizofreniform didalam DSM-IV. Klinisi Perancis melaporkan bahwa kira-kira empat puluh persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya diklasifikasikan sebagai media skizofrenia. Skizofrenia laten. Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat konseptualisasi diagnostic skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline schizophrenia) di masa lalu. Oneiroid. Keadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin pasien sangat kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap waktu dan tempat. Istilah skizofrenik oneiroid telah digunakan bagipasien skizofrenik yang khususnya terlibat didalam pengalaman halusinasinya untuk mengeluarkan keterlibatan didalam dunia nyata. Jika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhati-hati dalam memeriksa pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau neurologist dari gejala tersebut. Parafrenia. Istilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia paranoid. Dalam pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk secara progresif atau adanya system waham yang tersusun baik. Arti ganda dari istilah ini menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi. Pseudoneurotik. Kadang-kadang, pasien yang awalnya menunjukkan gejala tertentu seperti kecemasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan pikiran dan psikosis. Pasien tersebut ditandai oleh gejala panansietas, panfobia, panambivalensi dan kadang-kadang seksualitas yang kacau. Tidak seperti pasien yang menderita gangguan kecemasan, mereka mengalami kecemasan yang mengalir bebas (free-floating) dan yang sering sulit menghilang. Didalam penjelasan klinis pasien, mereka jarang menjadi psikotik secara jelas dan parah. Skizofrenia Tipe I. Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom positif yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembicaraan. Disertai dengan struktur otak yang normal pada CT dan respon yang relatif baik terhadap pengobatan. 11

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Skizofrenia tipe II. Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom negative yaitu pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembicaraan atau isi pembicaraan, penghambatan (blocking), dandanan yang buruk, tidak adanya motivasi, anhedonia, penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian. Disertai dengan kelainan otak struktural pada pemeriksaan CT dan respon buruk terhadap pengobatan. 2.5 Psikopatologi Tanda awal dari skizofrenia adalah simtom-simtom pada masa premorbid. Biasanya simtom ini muncul pada masa remaja dan kemudian diikuti dengan berkembangnya simtom prodormal dalam kurun waktu beberapa hari sampai beberapa bulan. Adanya perubahan social / lingkungan dapat memicu munculnya simtom gangguan. Masa prodormal ini bisa langsung sampai bertahuntahun sebelum akhirnya muncul simtom psikotik yang terlihat. Perjalanan penyakit skizofrenia yang umum adalah memburuk dan remisi. Setelah sakit yang pertama kali, pasien mungkin dapat berfungsi normal untuk waktu lama (remisi), keadaan ini diusahakan dapat terus dipertahankan. Namun yang terjadi biasanya adalah pasien mengalami kekambuhan. Tiap kekambuhan yang terjadi membuat pasien mengalami deteriorasi sehingga ia tidak dapat kembali ke fungsi sebelum ia kambuh. Kadang, setelah episode psikotik lewat, pasien menjadi depresi, dan ini bisa berlangsung seumur hidup.Seiring dengan berjalannya waktu, simtom positif hilang, berkurang, atau tetap ada, sedangkan simtom negative relative sulit hilang bahkan bertambah parah. Faktor-faktor resiko tinggi untuk berkembangnya skizofrenia adalah Mempunyai anggota keluarga yang menderita skizofrenia, terutama jika salah satu orang tuanya/saudara kembar monozygotnya menderita skizofrenia, kesulitan pada waktu persalinan yang mungkin menyebabkan trauma pada otak, terdapat penyimpangan dalam perkembangan kepribadian, yang terlihat sebagai anak yang sangat pemalu, menarik diri, tidak mempunyai teman, amat tidak patuh, atau sangat penurut, proses berpikir idiosinkratik, sensitive dengan perpisahan, mempunyai orang tua denga sikap paranoid dan gangguan berpikir normal, memiliki gerakan bola mata yang abnormal, menyalahgunakan zat tertentu seperti amfetamin, kanabis, kokain, Mempunyai riwayat epilepsi, memilki ketidakstabilan vasomotor, gangguan pola tidur, control suhu tubuh yang jelek dan tonus otot yang jelek. 2.6 Manifestasi klinis Gejala Positif Skizofrenia Gejala-gejala positif yang diperlihatkan pada penderita Skizofrenia adalah sebagai berikut: a) Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal). Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinan itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya. b) Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya penderita mendengar suara-suara/bisikan di telinganya padahal sebenarnya tidak ada sumbernya. c) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya. d) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan. e) Merasa dirinya Orang Besar, merasa serba bisa, serba mampu dan sejenisnya. 12

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB f) Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya. g) Menyimpan rasa permusuhan. Gejala Negatif Skizofrenia Gejala-gejala negatif yang diperlihatkan adalah sebagai berikut: a) Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran perasaan ini terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi. b) Menarik diri atau mengungsikan diri (with-drawn) tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming). c) Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam. d) Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial. e) Sulit dalam berpikir abstrak. f) Pola pikir stereotip. g) Tidak ada/kehilangan dorongan kehendak (avolition) dan tidak ada inisatif, tidak ada upaya dan usaha, setra tidak ingin apa-apa dan serba malas (kehilangan nafsu) Gejala-gejala negatif Skizofrenia sebagaimana diuraikan di atas seringkali tidak disadari atau kurang diperhatikan oleh pihak keluarga, karena dianggap tidak mengganggu sebagaimana halnya pada penderita Skizofrenia yang menunjukkan gejala-gejala positif. Oleh karenanya pihak keluarga seringkali terlambat membawa penderita untuk berobat.Dalam pengalaman praktek, gejala positif Skizofrenia baru muncul pada tahap akut. Sedangkan pada stadium kronis (menahun) gejala negatif Skizofrenia lebih menonjol. Tetapi tidak jarang baik gejala positif atau negatif muncul berbauran, tergantung pada stadium penyakitnya. 2.7 Diagnosis dan diagnosis banding DIAGNOSIS SKIZOFRENIA Paling sedikit terdapat 1 dari 6 kriteria di bawah ini selama satu fase penyakit: a) Delusi atau waham yang aneh (isinya jelas tak masuk akal), dan tidak berdasarkan kenyataan. Sebagai contoh misalnya: Waham dikendalikan oleh kekuatan dari luar (delusions of being controlled). Waham penyiaran pikiran (thought broadcasting) Waham penyisipan pikiran (thought insertion) Waham penyedotan pikiran (thought withdrawl). b) Delusi atau waham somatik (fisik), kebesaran, keagamaan, nihilistik atau waham lainnya yang bukan waham kejar atau cemburu. c) Delusi atau waham kejar atau cemburu (delusions of persecution or jealousy) dan waham tuduhan (delusions of suspicion) yang disertai halusinasi dalam bentuk apapun (halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan). d) Halusinasi pendengaran yang dapat berupa suara yang selalu memberi komentar tentang tingkah laku atau pikirannya, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap-cakapan (dialog). e) Halusinasi pendengaran yang terjadi beberapa kali yang berisi lebih dari satu atau dua kata dan tidak ada hubungannya dengan kesedihan (depresi) atau kegembiraan (euforia). f) Inkoherensi, yaitu kelonggaran asosiasi (hubungan) pikiran yang jelas, jalan pikiran yang tidak masuk akal, isi pikiran atau pembicaraan yang kacau, atau kemiskinan pembicaraan yang disertai oleh paling sedikit satu dari yang disebut di bawah ini 13

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Afek (alam perasaan) yang tumpul, mendatar atau tidak serasi (inappropriate). Berbagai waham atau halusinasi. Katatonia (kelakuan) atau tingkah laku lain yang sangat kacau (disorganized) Deteriorasi (kemunduran/kemerosotan) dari taraf fungsi penyesuaian (adaptasi) dalam bidang pekerjaan, hubungan sosial dan perawatan dirinya. Jangka waktu: gejala penyakit itu berlangsung secara terus menerus selama paling sedikit 6 bulan dalam satu periode di dalam kehidupan seseorang, disertai dengan terdapatnya beberapa gejala penyakit pada saat diperiksa sekarang. Masa 6 bulan itu harus mencakup fase aktif dimana terdapat gejala pada kriteria (A), dengan atau tanpa fase prodromal (gejala awal) atau residual (gejala sisa) seperti yang dinyatakan di bawah ini. Catatan: Fase Prodromal: deteriorasi yang jelas dalam fungsi sebelum fase aktif penyakit itu, dan yang tidak disebabkan oleh Gangguan Afek atau akibat Gangguan penggunaan zat (NAZA : Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif lainnya), serta mencakup paling sedikit 2 dari 8 gejala yang tersebut di bawah ini yang menetap (gejala sisa), dan yang tidak disebabkan oleh gangguan Afek atau gangguan penggunaan zat (NAZA) Gejala Prodromal dan Residual Skizofrenia Sebelum seseorang secara nyata aktif (manifes) menunjukkan gejala-gejala Skizofrenia, yang bersangkutan terlebih dahulu menunjukkan gejala-gejala awal yang disebut gejala prodromal. Sebaliknya jika penderita Skizofrenia tidak lagi aktif menunjukkan gejala-gejala Skizofrenia, maka yang bersangkutan menunjukkan gejala-gejala sisa yang disebut gejala residual. Gejala-gejala prodromal atau residual adalah sebagai berikut: Penarikan diri atau isolasi dari hubungan sosial (withdrawn), enggan bersosialisasi dan enggan bergaul. Hendaya (impairment) yang nyata dalam fungsi peran sebagai pencari nafkah (tidak mau bekerja), siswa/mahasiswa (tidak mau sekolah/kuliah) atau pengatur rumah tangga (tidak dapat menjalankan urusan rumah tangga); kesemuanya itu terkesan malas. Tingkah laku aneh dan nyata, misalnya mengumpulkan sampah, menimbun makanan atau berbicara, senyum-senyum dan tertawa sendiri di tempat umum; atau berbicara sendiri tanpa mengeluarkan suara (komat-kamit). Hendayana yang nyata dalam higiene (kebersihan/perawatan) diri dan pakaian, misalnya tidak mau mandi dan berpakaian kumal (berpenampilan lusuh dan kumuh). Afek (alam perasaan) yang tumpul atau miskin, mendatar dan tidak serasi, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi dan terkesan dingin. Pembicaraan yang melantur (digressive), kabur, kacau, berbelit-belit, berputar-putar (circum-stantial) atau metaforik (perumpamaan). Ide atau gagasan yang aneh dan tidak lazim atau pikiran magis, seperti takhayul, kewaskitaan (clairvoyance), telepati, indera keenam, orang lain dapat merasakan perasaannya, ide-ide yang berlebihan, gagasan mirip waham yang menyangkut diri sendiri (ideas of refference). Penghayatan persepsi yang tidak lazim, seperti ilusi yang selalu berulang, merasa hadirnya kekuatan atau seseorang yang sebenarnya tidak ada. Catatan: berbeda dengan halusinasi, yang dimaksud dengan ilusi adalah pengalaman panca indera dimana ada sumber atau stimulus, namun ditafsirkan salah. 14

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB DIAGNOSIS BANDING Gangguan Psikotik Sekunder dan Akibat Obat Gejala psikosis dan katatonia dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan medis psikiatrik dan dapat diakibatkan oleh berbagai macam zat. Jika psikosis atau katatonia disebabkan oleh kondisi medis nonpsikiatrik atau diakibatkan oleh suatu zat, diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan psikotik akibat kondisi medis umum, atau gangguan katatonia akibat zat. Manifestasi psikiatrik dari banyak kondisi medis nonpsikiatrik dapat terjadi awal dalam perjalanan penyakit, seringkali sebelum perkembangan gejala lain. Dengan demikian klinisi harus mempertimbangkan berbagai macam kondisi medis nonpsikiatrik dii dalam diagnosis banding psikosis, bahkan tanpa adanya gejala fisik yang jelas. Pada umumnya, pasien dengan gangguan neurologist mempunyai lebih banyak tilikan pada penyakitnya dan lebih menderita akibat gejala psikiatriknya daripada pasien skizofrenik, suatu kenyataan yang dapatmembantu klinisi untuk membedakan kedua kelompok tersebut. Saat memeriksa seorang pasien psikotik, klinisi harus mengikuti tiga pedoman umum tentang pemeriksaan keadaan nonpsikiatrik. Pertama, klinisi harus cukup agresif dalam mengejar kondisi medis nonpsikiatrik jika pasien menunjukkan adanya gejala yang tidak lazim atau jarang atau adanya variasi dalam tingkat kesadara. Kedua, klinisi harus berusaha untuk mendapatkan riwayat keluarga yang lemgkap, termasuk riwayat gangguan medis, neurologist, dan psikiatrik. Ketiga, klinisi harus mempertimbangkan kemungkinan suatu kondisi medis nonpsikiatrik, bahkan pada pasien dengan diagnosis skizofrenia sebelumnya. Seorang pasien skizofrenia mempunyai kemungkinan yang sama untuk menderita tumor otak yang menyebabkan gejala psikotik dibandingkan dengan seorang pasien skizofrenik. Berpura-pura dan Gangguan buatan Baik berpura-pura atau gangguan buatan mungkin merupakan suatu diagnosis yang sesuai pada pasien yang meniru gejala skizofrenia tetapi sebenarnya tidak menderita skizofrenia. Orang telah menipu menderita skizofrenia dan dirawat dan diobati di rumah sakit psikiatrik. Orang yang secara lengkap mengendalikan produksi gejalanya mungkin memenuhi diagnosis berpura-pura (malingering); pasien tersebut biasanya memilki alasan financial dan hokum yang jelas untuk dianggap gila. Pasien yang kurang mengendalikan pemalsuan gejala psikotiknya mungkin memenuhi diagnosis suatu gangguan buatan (factitious disorder). Tetapi, beberapa pasien dengan skizofrenia seringkali secara palsu mengeluh suatu eksaserbasi gejala psikotik untuk mendapatkan bantuan lebih banyak atau untuk dapat dirawat di rumah sakit. Gangguan Psikotik Lain Gejala psikotik yang terlihat pada skizofrenik mungkin identik dengan yang terlihat pada gangguan skizofreniform, gangguan psikotik singkat, dan gangguan skizoafektif. Gangguan skizofreniform berbeda dari skizofrenia karena memiliki lama (durasi) gejala yang sekurangnya satu bulan tetapi kurang daripada enam bulan. Gangguan psikotik berlangsung singkat adalah diagnosis yang tepat jika gejala berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan jika pasien tidak kembali ke tingkat fungsi pramorbidnya. Gangguan skizoafektif adalah diagnosis yang tepat jika sindroma manik atau depresif berkembang bersama-sama dengan gejala utama skizofrenia.Suatu diagnosis gangguan delusional diperlukan jika waham yang tidak aneh (nonbizzare) telah ada selama sekurangnya satu bulan tanpa adanya gejala skizofrenia lainnya atau suatu gangguan mood.

15

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Gangguan Mood Diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood dapat sulit, tetapi penting karena tersedianya pengobatan yang spesifik dan efektif untuk mania dan depresi. Gejala afektif atau mood pada skizofrenia harus relative singkat terhadap lama gejala primer. Tanpa adanya informasi selain dari pemeriksaan status mental, klinisi harus menunda diagnosis akhir atau harus menganggap adanya gangguan mood, bukannya membuat diagnosis skizofrenia secara prematur. Gangguan Kepribadian Berbagai gangguan kepribadian dapat ditemukan dengan suatu cirri skizofrenia; gangguan kepribadian skizotipal, schizoid, dan ambang adalah gangguan kepribadian dengan gejala yang paling mirip. Gangguan kepribadian, tidak seperti skizofrenia, mempunyai gejala yang ringan, suatu riwayat ditemukannya gangguan selama hidup pasien, dan tidak adanya onset tanggal yang dapat diidentifikasi. 2.8 Terapi PSIKOFARMAKA Kemajuan di bidang Ilmu kedokteran jiwa (psikiatri) akhir-akhir ini mengalami kemajuan pesat, baik di bidang organobiologik maupun obat-obatannya. Dari sudut organobiologik sudah diketahui bahwa pada Skizofrenia (dan juga gangguan jiwa lainnya) terdapat gangguan pada fungsi transmisi sinyal penghantar saraf (neurotransmitter) sel-sel susunan saraf pusat (otak) yaitu pelepasan zat dopamin dan serotin yang mengakibatkan gangguan pada alam pikir, alam perasaan dan perilaku. Oleh karena itu obat psikofarmaka yang akan diberikan ditujukan pada gangguan fungsi neurotransmitter tadi sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat dihilangkan dengan kata lain penderita Skizofrenia dapat diobati. Hingga sekarang belum ditemukan obat yang ideal, dari banyak jenis obat psikofarmaka yang ada. Masing-masing obat mempunyai kelebihan dan kekurangan selain juga ada efek samping. Misalnya ada jenis psikofarmaka yang lebih berkhasiat menghilangkan gejala negatif Skizofrenia atau sebaliknya, ada juga yang lebih cepat menimbulkan efek samping dan lain sebagainya. Adapun obat Skizofrenia yang ideal yaitu yang memenuhi syarat antara lain: Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu singkat. Tidak ada efek samping, kalupun ada relatif kecil. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat baik gejala positif maupun negatif Skizofrenia. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat). Tidak menyebabkan kantuk. Memperbaiki pola tidur. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi dan dependensi. Tidak menyebabkan lemas otot. Dan, kalau mungkin pemakainnya dosis tunggal (single dose). Berbagai jenis obat yang beredar di pasaran yang diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan generasi kedua (atypical). Contoh yang beredar di Indonesia tahun 2001:

16

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Termasuk golongan generasi pertama misalnya: Nama Generik Nama Dagang 1. chlorpromazine HCl Largactil, Promactil, Meprosetil 2. Trifluoperazine HCl Stelazine 3. Thioridazine HCl Melleril 4. Haloperidol Haldol, Govotil, Serence Termasuk golongan generasi kedua misalnya: Nama Generik 1. Risperidone 2. Clozapine 3. Quetiapine 4. Olanzapine 5. Zotetine 6. Aripiprazole

Nama Dagang Risperdal, Rizodal, Noprenia Clozaril Seroquel Zyprexa Lodopin Abilify

Dari berbagai jenis obat psikofarmaka di atas, efek samping yang sering dijumpai meskipun relatif kecil dan jarang adalah gejala ekstra-piramidal (Extra pyramidal Syndrome/ EPS) yang mirip dengan penyakit Parkinson, misalnya kedua tangan gemetar (tremor), kekakuan alat gerak (kalau berjalan seperti robot), otot leher kaku sehingga kepala yang bersangkutan seolah-olah terpelintir atau ketarik dan lain sebagainya. Bila terdapat efek samping ekstra-piramidal tadi dapat diberikan obat penawarnya yaitu obat dengan nama generik Tryhexyphenydyl HCl, Benzhexol HCl, Levodopa + Benserazide dan Bromocriptin Mesilate; sedangkan nama dagangnya adalah Arkine, Artane, Madopar, dan Parlodel. Golongan obat anti Skizofrenia baik generasi pertama (typical) maupun generasi kedua (atypical) pada pemakaian jangka panjang umumnya menyebabkan pertambahan berat badan. Obat golongan typical khususnya berkhasiat dalam mengatasi gejala-gejala positif Skizofrenia, sehingga meninggalkan gejala-gejala negatif Skizofrenia. Sementara itu pada penderita Skizofrenia dengan gejala negatif pemakaian golongan typical kurang memberikan respons. Selai itu obat golongan typical tidak memberikan efek yang baik pada pemulihan fungsi kognitif penderita. Selain daripada itu obat golongan typical sering menimbulkan efek samping berupa gejala ekstra-piramidal (extrapyramidal symptoms/ EPS). PSIKOTERAPI Ragam psikoterapi banyak macamnya, tergantung dari kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit (Pramopbid), sebagai contoh misalnya: Psikoterapi Suportif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya dalam mengahadapi hidup ini tidak kendur dan menurun. Psikoterapi Re-edukatif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu dan juga dengan pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar. 17

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Psikoterapi Re-konstruktif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan yang menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit. Psikoterapi Kognitif Jenis psikoterapi ini maksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai nili moral etika, mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, mana yang halal dan haram dan lain sebagianya. Psikoterapi Psikodinamik Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upaya untuk mencari jalan keluarnya. Dengan psikoterapi ini diharapkan penderita dapat memahami kelebihan dan kelemahan dirinya dan mampu menggunakan mekanisme pertahana diri yang baik.

REHABILITASI Program rehabilitasi ini biasanya dilakukan dilembaga rahabilitasi misalnya dibahagian lain di Rumah Sakit Jiwa khusus untuk untuk penderita yang kronis. Di lembaga itu penderita tidak hanya diberi terapi psikofarmaka tetapi juga menintegrasikan dengan jenis jenis terapi yang lainnya termasuk keterampilan. Dalam lembaga rehabilitasi ini para penderita merupakan kelompok atau komunitas diman terjadi interaksi antar sesama penderita dengan para pelatih. Program rehabilitasi ini tidak hanya diikuti oleh penderita yang dirawat jalan.Program rehabilitasi sebagai persiapan kembali ke keluarga dan masyarakat meliputi berbagai macam kegiatan, antara lain : Terapi kelompok Menjalankan ibadah keagamaan bersama sama (jamaah) Kegiatan kesenian (menyanyi, musik, tari tarian, seni lukis dsb) Terapi fisik berupa olah raga Keterampilan (membuat kerajinan tangan) Berbagai macam kursus Bercocok tanam (bila tersedia lahan) Rekreasi (darmawisata) Dan lain sebagainya. 2.9 Komplikasi Penyalahgunaan alkohol dan narkoba skizofrenia dengan memperburuk gejala. Dua puluh persen menjadi tujuh puluh persen dari individu yang memiliki skizofrenia memiliki masalah dengan narkotika {Frankenburg}. Tekanan, pengangguran, kemiskinan, dan tempat tinggal lain-lain komplikasi yang mungkin. Pasien skizofrenia adalah 3 kali lebih mungkin untuk merokok sebagai masyarakat umum, dan oleh itu terkena risiko kesehatan merokok terkait termasuk penyakit jantung dan kanker. Sepuluh persen dari pasien dengan skizofrenia memiliki resiko yang tinggi bunuh diri {Frankenburg} 2.10 Pencegahan Menurut Prof. Tuti, terdapat tiga bentuk pencegahan primer. Pertama, pencegahan universal, ditujukan kepada populasi umum agar tidak terjadi faktor risiko. Caranya adalah mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan. Kedua, pencegahan selektif, ditujukan kepada kelompok yang mempunyai risiko tinggi dengan cara, orang tua menciptakan keluarga yang harmonis, hangat, dan stabil. Ketiga, pencegahan terindikasi, yaitu mencegah mereka yang baru 18

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB memperlihatkan tanda-tanda fase prodromal tidak menjadi skizofrenia yang nyata, dengan cara memberikan obat antipsikotik dan suasana keluarga yang kondusif. Skizofrenia sendiri merupakan gangguan jiwa yang paling berat, menyerang bagian yang sangat inti dari manusia yaitu persepsi, pikiran, emosi dan perilaku, sehingga gejalanya sangat kompleks dan bercampur baur. Pada penderita skizofrenia yang terganggu adalah sirkuit saraf otaknya, sehingga kadang-kadang disebut misconnection syndrome. Kemampuan berpikir dan merasakan yang tidak terorganisasi, tidak berkaitan atau salah mengaitkan, terjadi karena adanya gangguan pada sirkuit saraf pada iregion-regio otak terkait untuk mengirimkan dan menerima pesan secara efisien dan tepat. 2.11 Prognosis Prognosis untuk skizofrenia pada umumnya kurang begitu menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat kembali pulih dari episode awal dan fungsinya dapat kembali pada tingkat prodromal (sebelum munculnya gangguan tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada diantaranya, ditandai dengan kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang singkat. (Imam Setiadi daam Skizofrenia, Refika Aditama, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis skizofrenia Keluarga Skizofrenia tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi individu penderitanya, tapi juga bagi orang-orang terdekat kepadanya. Biasanya, keluarganyalah yang paling terkena dampak dari hadirnya skizofrenia. Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari keluarganya. jangan membeda-bedakan antara orang yang mengalami Skizofrenia dengan orang yang normal, karena orang yang mengalami gangguan Skizofrenia mudah tersinggung. Inteligensi Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi yang tinggi akan lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang yang inteligensinya rendah. Karena orang yang mempunyai inteligensi tinggi biasanya mudah diberi pemahaman, mudah mengerti akan pentingnya pengobatan. Pengobatan Obat memiliki dua kekurangan utama. Pertama hanya sebagian kecil pasien (kemungkinan 25%) cukup tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah fungsi mental yang cukup normal. Kedua antagonis reseptor dopamine disertai dengan efek merugikan yang mengganggu dan serius. Namun pasien skkizofrenia perlu di beri obat Risperidone serta Clozapine. Reaksi Pengobatan Dalam proses penyembuhan skizofrenia, orang yang bereaksi terhadap obat lebih bagus perkembangan kesembuhan daripada orang yang tidak bereaksi terhadap pemberian obat. Stressor Psikososial Dengan semakin bertambah meningkatnya perkembangan teknologi, akan mempengaruhi juga pada proses penyembuhan penyakit skizofrenia. Biasanya negara berkembang, penderita skizofrenia bisa lebih cepat disembuhkan karena adanya dukungan dari masyarakat sekitar. Sedangkan pada Negara-negara maju, prognosis lebih susah dikarenakan, biasanya pada Negara-negara maju masyarakatnya cenderung individual, tidak mengenal tetangga, dan tidak perdui terhadap lingkungan sekitar. Apabila stressor dari skizofrenia ini berasal dari luar, maka akan mempunayi dampak yang positif, karena tekanan dari luar diri individu dapat diminimalisir atau dihilangkan. Begitu 19

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB pula sebaliknya apabila stressor datangnya dari luar individu dan bertubi-tubi atau tidak dapat diminimalisir maka prosgnosisnya adalah negatif atau akan bertambah parah. Kekambuhan penderita skizofrenia yang sering kambuh prognosisnya lebih buruk. Dengan seringnya penderita skizofrenia kambuh maka akan semakin lemah pula system yang ada pada dirinya. Gangguan Kepribadian Pada gangguan kepribadian ini, orang yang mempunyai tipe introvert lebih susah dideteksi apakah ia mempunyai gejala skizofrenia karena orang tersebut cenderung menutup diri. Prognosis untuk orang yang mempunyai gangguan kepribadian akan sulit disembuhkan. Besar kecilnya pengalaman akan memiliki peran yang sangat besar terhadap kesembuhan. Onset Jenis onset yang mengarah ke prognosis yang baik berupa onset yang lambat dan akut, sedangkan onset yang tidak jelas memiliki prognosis yang lebih baik. Proporsi Orang yang mempunyai bentuk tubuh normal (proporsional) mempunyai prognosis yang lebih baik dari pada penderita yang bentuk tubuhnya tidak proporsional. Perjalanan penyakit Pada penderita skizofreniayang masih dalam fase prodromal prognosisnya lebih baik dari pada orang yang sudah pada fase aktif dan fase residual. Kesadaran Kesadaran orang yang mengalami gangguan skizofrenia adalah jernih. Hal inilah yang menunjukkan prognosisnya baik nantinya.

3. Memahami dan menjelaskan ibadah mahdhoh 1. Pengertian Ibadah Ibadah secara etimologis berasal dari bahasa arab yaitu - - yang artinya melayani patuh, tunduk. Sedangkan menurut terminologis ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai allah azza wa jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin[1]. Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya[2]; 2. Ibadah Mahdoh adalah ibadah yang dari segi perkataan, perbuatan telah didesign oleh Alloh SWT kemudian diperintahkan kepada Rasulullah untuk mengerjakannya. Seperti sholat fardu 5 kali, ibadah puasa ramadhan dan haji. Semuanya adalah bentuk paket dari Allah turun kepada Rasulullah kemudian wajib ditirukan oleh umatnya tanpa boleh menambah atau memperbaharui sedikitpun. Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetpkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah : Wudhu, Tayammum Mandi hadats Shalat Shiyam ( Puasa ) Haji Umrah 20

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip, yaitu: a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun alSunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya. Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah. b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh: Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah(QS. 64) Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah( QS. 59: 7). c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebuthikmah tasyri. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syariat, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat. d. Azasnya taat, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi. 3. Ibadah Ghairu Mahdah Ibadah ghoiru mahdoh : adalah seluruh perilaku seorang hamba yangdiorientasikan untuk meraih ridho Allah (ibadah). Dalam hal ini tidak ada aturan baku dari Rasulullah. (edisi I tentang bidah, sudah penulis singgung-- Dalam hadis Jarir ibn `Abdullah disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa merintis jalan yang baik dalam Islam (man sanna fl Islm sunnatan hasanah), maka ia memperoleh pahalanya dan pahala orang-orang yang melakukannya sesudahnya, tanpa berkurang sedikit pun pahala mereka; dan barangsiapa merintis jalan yang buruk dalam Islam (man sanna fl Islm sunnatan sayyi-ah), maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang melakukannya sesudahnya, tanpa berkurang sedikit pun dosa mereka. (Lihat antara lain: Shahih Muslim, II: 705, Hadis senada diriwayatkan oleh 5 imam antara lain, Nasai, Ahmad, Turmudi, Abu Dawud dan Darimi). Atau dengan kata lain definisi dari Ibadah ghairu mahdhah atau umum ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah. misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialah belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4: a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan. Selama tidak diharamkan oleh Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.

21

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB b. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah bidah , atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bidah, maka bidahnya disebut bidah hasanah, sedangkan dalam ibadahmahdhah disebut bidah dhalalah. c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan. d. Azasnya Manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan D. Hakikat Ibadah Sebenarnya dalam ibadah itu terdapat hakikatnya, yaitu [3] : ketundukan jiwa yang timbul dari karena hati (jiwa) merasakan cinta akan Tuhan yang mabud dan merasakan kebesaran-Nya, lantaran beri;tiqad bahwa bagi alam ini ada kekuasaan yang akal tak dapat mengetahui hakikatnya". Adapun seorang arif juga mengatakan bahwa hakikat ibadah yaitu : , pokok ibadah itu, ialah engkau meridhoi Allah selaku pengendali urusan; selaku orang yang memilih; engkau meridhai Allah selaku pembagi, pemberi penghalang (penahan), dan engkau meridhai Allah menjadi sembahan engkau dan pujaan (engkau sembah) Didalam ibadah itu terdapat berbagai macam penghalang ibadah [4]. Penghalangnya yaitu : 1. Rezeki dan keinginan memilikinya, 2. Bisikan-bisikan dan keinginan meraih tujuan, 3. Qadha; dan pelbagai problematika, dan 4. Kesusahan dan berbagai musibah. E. Syarat-Syarat Diterimanya Ibadah Ibadah adalah perkara taufiqiyyah, yaitu tidak ada suatu ibadah yang disyariatkan kecuali berdasarkan Al Quran dan As Sunnah. Apa yang tidak di syariatkan berarti bidah mardudah (bidah yang ditolak ), hal ini berdasarkan sabda Nabi : . Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntutan dari Kami, maka amalan tersebut tertolak. Ibadah-ibadah itu bersangkut penerimaannya kepada dua faktor yang penting, yang menjadi syarat bagi diterimanya. Syarat-syarat diterimanya suatu amal (ibadah) ada dua macam yaitu[5]: 1. Ikhlas

)11-11: (. Katakan olehmu, bahwasannya aku diperintahkan menyembah Allah (beribadah kepada-Nya) seraya mengikhlaskan taat kepada-Nya; yang diperintahkan aku supaya aku merupakan orang pertama yang menyerahkan diri kepada-Nya.

22

AJENG FEBRIYANTI 1102010013 SKENARIO 4 (A5) BISIKAN GHAIB 2. Dilakukan secara sah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah ........)111: ( Barang siapa mengharap supaya menjumpai Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh, dan janganlah ia mensyarikatkan seseorang dengan tuhannya dalam ibadahnya itu Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syariatnya dan meninggal-kan bidah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan. Ulama ahli bijak berkata: inti dari sekian banyak ibadah itu ada 4, yaitu[6]: 1. Melakasanakan kewajiban-kewajiban Allah 2. Memelihara diri dari semua yang diharamkan Allah 3. Sabar terhadap rizki yang luput darinya 4. Rela dengan rizki yang diterimanya.

DAFTAR PUSTAKA
Hawari, Dadang.2006.Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa.Jakarta:FKUI Maslim, Rusdi.2003.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ Prof. Amin Syukur MA.Pengantar Studi Islam. Semarang :CV. Bima Sakti,2003, Hlm. 80. http://ms.mdhealthresource.com/disability-guidelines/schizophrenia/complications

23

Anda mungkin juga menyukai