Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang
• Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki
permasalahan kompleks, salah satu permasalahan tersebut adalah
permasalahan sampah.
• Pemerintah Surabaya sudah berupaya untuk membenahi keadaan
lingkungan di wilayah Surabaya. Mulai dari penataan kota,
memperluas lahan hijau, dan pengendalian sampah. Akan tetapi
dalam pengendalian sampah tidak jarang ditemukan masyarakat yang
masih membuang sampah secara sembarangan, tidak melakukan
pemilahan pada sampah organik dan anorganik, serta pengelolaan
sampah yang kurang tepat.
• Minimnya sikap kesadaran konservasi masyarakat terhadap
pengelolaan sampah menyebabkan berbagai dampak negatif
terhadap lingkungan seperti tercemarnya tanah oleh sampah, polusi
udara akibat pembakaran sampah, polusi air akibat pembuangan
sampah ke sungai, rusaknya ekosistem, terganggunya pemandangan
dan timbul bau yang tidak sedap.
• Tujuan dari penulisan gagasan ini yaitu untuk menumbuhkan dan
menerapkan sikap sadar konservasi masyarakat wilayah Surabaya
dalam pengelolaan sampah.
• Manfaat dari penulisan gagasan ini yaitu agar mampu meminimalisir
permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh banyaknya sampah.
GAGASAN
Kondisi Terkini
• Menurut pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang
Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, Anna Fajriatin, jumlah volume
sampah yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pada tahun
2020 mencapai 1.500 ton/ hari.
• Kabid Sarana dan Prasarana DKRTH Kota Surabaya, Arif Sugiharto, juga
menjelaskan, jumlah sampah rumah tangga per hari mencapai 1.500
ton. Sampah rumah tangga yang mendominasi adalah sampah
organik yaitu sisa makanan dan sayuran.
Pada tahun 2018 sampah organik yaitu sampah sisa makanan, mendominasi dari jenis
sampah yang terkumpul di TPA. Data hasil Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tahun 2018 disajikan pada infografis dibawah ini.
Solusi yang Pernah Diterapkan
• Pemerintah Kota Surabaya telah menerbitkan surat edaran untuk seluruh
pelaku usaha di Surabaya yaitu Perda Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2019,
tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Kota Surabaya dan Upaya
Pengendalian Sampah.
• Pemerintah Kota Surabaya juga telah menerbitkan Peraturan Daerah Kota
Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 tentang pengelolaan sampah dan
kebersihan di kota Surabaya dan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 64
Tahun 2018 tentang Kebijakan Strategi Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
• Pemerintah Surabaya memberlakukan patrol keliling untuk mengecek
ketertiban masyarakat dalam mengelola sampah.
Pihak-Pihak yang Ikut Berkontribusi
• Pihak-pihak yang dapat berkontribusi dalam mengimplementasikan
solusi dan gagasan adalah seluruh masyarakat Surabaya beserta
dengan pemerintah kota. Masyarakat dan pemerintah bersama
menjaga serta melestarikan lingkungan kesadaran dalam mengelola
sampah, terutama sampah organik. Sedikit demi sedikit sampah
organik yang dikelola dengan baik mampu membantu perekonomian
masyarakat.
Langkah-Langkah Strategis
• Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan serta pemanfaatan
sampah organik dengan bijak
• Mengelola sampah organic dengan menggunakan metode biopori untuk
mengolahnya menjadi pupuk kompos.
• Membangun bank sampah di sejumlah kelurahan, RT dan RW. Kemudian
memberikan penjelasan kepada masyarakat untuk memisahkan sampah anorganik
dan organik. 
• Bekerjasama dengan Prancis yang menyediakan larva untuk mengahancurkan
sampah yang ada di lima TPS Surabaya.
• Menyediakan Rumah Kompos untuk mengurangi sampah. Dan menggunakan pupuk
yang dihasilkan dari rumah kompos untuk taman-taman yang ada di Surabaya.
KESIMPULAN
Sikap sadar konservasi masyarakat wilayah Surabaya dalam pengelolaan
sampah perlu untuk ditingkatkan. Pengelolaan sampah organik yang
dilakukan dengan bijak dapat memberikan nilai postif bagi masyarakat
dan juga alam sekitarnya. Sampah organik dapat menyuburkan tanah
jika diolah menjadi pupuk degan baik, hal ini sangat bermanfaat bagi
tanaman serta ekosistem di dalam tanah. Selain itu tidak akan ada lagi
bau tidak sedap yang diakibatkan karena sampah yang menumpuk.
Maka dari itu pengelolaan serta pemanfaatan kembali sampah organik
perlu dilakukan, agar tidak menimbulkan bau yang mengganggu
lingkungan serta dapat menjadikan olahan sampah organik sebagai
pemasukan baru bagi masyarakat.
Daftar Pustaka
• Alamsyah, Dedi., R. Muliawati. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta :Nuha Medika
• Alim, Achmad. (2020, 30 Agustus). Sampah Domestik di Kali Surabaya Mencapai 40 Meter Kubik per Hari. Diakses dari
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/sampah-domestik-di-kali-surabaya-mencapai-40-meter-kubik-per-hari/
pada 25 April 2021 (09:50)
• Rachmadiarti, Fida. 2017. Buku Ajar Mahasiswa Konsevasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Surabaya: Penerbit Unesa
University Press
• Widarti, Peni. (2021, 22 Februari). "Volume Sampah Surabaya Berhasil Turun 20 Persen". Diakses dari
https://surabaya.bisnis.com/read/20210222/531/1359407/volume-sampah-surabaya-berhasil-turun-20-persen pada 25
April 2021 (09:48)
• Suminar, Agustina. (2021, 21 Februari). Aktivis Lingkungan Ajak Masyarakat Kelola Sampah Organik. Diakses dari
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/aktivis-lingkungan-ajak-masyarakat-kelola-sampah-organik/ pada 25
April 2021
• Surabaya.go.id. (2019, 07 Januari). Berkat larva, Sampah Organik dikelola Pemerintah Kota Surabaya menjadi Kompos.
Diakses dari https://surabaya.go.id/id/berita/49950/berkat-larva-sampah-organik-di pada 25 April 2021
• Kopmas.com. (2018, 21 Agustus). Ubah Sampah Jadi Nilai tambah, Pemkot Surabaya Tekan Volume Sampah Organik.
Diakses dari https://biz.kompas.com/read/2018/08/21/083042128/ubah-sampah-jadi-nilai-tambah-pemkot-surabaya-
tekan-volume-sampah-organik pada 25 April 2021

Anda mungkin juga menyukai