Anda di halaman 1dari 15

REAKSI ENL (TIPE 2)

MULIANA HIJRAH
105505405319
Pembimbing:
Dr. dr. Hj. Sitti Musafirah, Sp.KK
Nama : Ny. R
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : BTN Bulukokeng Permai
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poli kulit di Balai
Kesehatan Kulit, Kelamin dan Kosmetik dengan keluhan timbul
bercak merah pada lengan kanan sejak 4 hari yang lalu, nyeri (+), gatal
(-). Pasien juga mengeluh muncul bercak yang sama pada wajah,
punggung tangan kanan, telapak tangan kiri, dan kedua tungkai bawah
yang disertai nyeri. Keluhan ini sudah pernah dialami sebelumnya.
Pasien telah didiagnosis kusta tipe MB sejak tahun 2019 dan telah
menyelesaikan pengobatan MDT-MB.
STATUS DERMATOLOGI

• EFFLORESENSI
makula eritematosa, nodus
eritematosa

• LOKALISASI
Wajah, punggung tangan
kanan, telapak tangan kiri, dan
kedua tungkai bawah
Pemeriksaan
Kerokan Kulit

• Hasil  BTA (+1) Fragmatik


DIAGNOSIS

• Reaksi ENL (tipe 2)

DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
• Furunkel/karbunkel
• Lupus vulgaris
TATALAKSANA

• Metilprednisolon 7x1
• Paracetamol 500 mg 3x1
• Neurobion 1x1
EDUKASI
• Istirahat
• Hindari faktor pencetus
terjadinya reaksi
RESUME
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poli
kulit di Balai Kesehatan Kulit, Kelamin dan Kosmetik
dengan keluhan timbul bercak merah pada lengan
kanan sejak 4 hari yang lalu, nyeri (+), gatal (-). Pasien
juga mengeluh muncul bercak yang sama pada wajah,
punggung tangan kanan, telapak tangan kiri, dan kedua
tungkai bawah yang disertai nyeri. Keluhan ini sudah
pernah dialami sebelumnya. Pasien telah didiagnosis
kusta tipe MB sejak tahun 2019 dan telah
menyelesaikan pengobatan MDT-MB. Pada
pemeriksaan dermatologi, tampak lesi makula
eritematosa dan nodus eritematoa pada wajah dan
keempat ekstremitas. Pada pemeriksaan kerokan kulit,
didapatkan BTA (+1) fragmatik. Diagnosis dari pasien
ini adalah reaksi ENL (tipe 2). Pengobatan yang
diberikan meliputi terapi sistemik yaitu
metilprednisolon 4 mg 7x1, paracetamol 500 mg 3x1,
dan neurobion 1x1.
DISKUSI
• Pada kasus ini, diagnosis ENL ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
dermatologi. Berdasarkan anamnesis,
didapatkan seorang perempuan berusia 30
tahun dengan keluhan timbul bercak merah
yang terasa nyeri pada wajah dan keempat
ekstremitas sejak 4 hari yang lalu yang mana
keluhan ini sudah pernah dialami sebelumnya
dan pasien telah didiagnosis kusta tipe MB
sejak tahun 2019 dan telah menyelesaikan
pengobatan MDT-MB.
• Pada beberapa literatur menyatakan bahwa
reaksi ENL hanya timbul pada kusta tipe MB
yang biasanya muncul setelah mendapat
pengobatan yang lama, umumnya lebih dari 6
bulan pengobatan. Literatur lain menyatakan
bahwa reaksi ENL lebih banyak terjadi pada
pengobatan tahun kedua.
• Dari pemeriksaan dermatologis, pada pasien
ini didapatkan adanya makula eritematosa dan
nodus eritematosa pada wajah dan keempat
ekstremitas. Berdasarkan literatur, gambaran
klinis reaksi ENL berupa nodus eritema dan
nyeri dengan tempat predileksi di lengan dan
tungkai.
• Pada pasien ini diberikan metilprednisolon
dengan dosis 28 mg/hari sebagai obat
antireaksi. Pada pasien juga diberikan
analgetik berupa paracetamol 3x500 mg untuk
mengurangi keluhan nyeri, neurobion 1x1
untuk memelihara fungsi saraf, dan dianjurkan
untuk beristirahat yang cukup dan
menghindari faktor pencetus reaksi.
• Berdasarkan literatur, pengobatan reaksi kusta
yaitu pemberian obat antireaksi, istirahat, serta
pemberian analgetik, sedatif untuk mengatasi
rasa nyeri. Obat anti reaksi yang dapat
digunakan adalah prednison. Pemberian
prednison diberikan dalam dosis tunggal (40
mg/hari) pagi hari sesudah makan yang
diturunkan secara bertahap sebanyak 5-10 mg
setiap 2 minggu hingga mencapai dosis 5 mg.
Pada ENL yang berat dan berkepanjangan dan
terdapat ketergantungan pada steroid perlu
ditambahkan lampren.
Prognosis pada pasien ini baik. Setelah menyelesaikan pengobatan
antireaksi selama 12 minggu dan menghindari faktor-faktor yang dapat
menimbulkan reaksi maka diharapkan pasien dapat sembuh dari reaksi.
Namun, kekambuhan dapat muncul kembali bila pasien terpapar faktor
pencetus.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai