Mor Bili
Mor Bili
PENDAHULUAN
DEFINISI
• Gangguan neurologis dalam berbahasa yang didapat akibat
kerusakan pada otak, biasanya di hemisfer kiri. Afasia
meliputi kesulitan dalam mengekspresikan diri ketika
berbicara, kesulitan memahami pembicaraan, kesulitan
dalam membaca dan menulis.
• Afasia bukanlah penyakit, melainkan gejala kerusakan otak.
EPIDEMIOLOGI
NIDCD (2015) terdapat 180.000 kasus baru per
tahun di Amerika Serikat
NINDS (2015)
• Penderita afasia di Amerika Serikat mencapai
1 juta orang, 1:250 warga negara Amerika
Serikat mengalami afasia
• Sebanyak 15% di antara nya berusia <65
tahun dan 43% berusia >85 tahun
• perempuan lebih banyak mengalami afasia
Wernicke dan global, sedangkan laki-laki lebih
sering mengalami afasia Broca
ETIOLOGI
• Stroke
• Trauma kepala
• Tumor otak
• Bedah otak
• Infeksi otak
• Penyakit neurologis progresif
PATOFISIOLOGI
Pusat bahasa tradisional adalah pusat bahasa motorik Broca dan pusat bahasa
reseptif Wernicke yang biasanya terletak di hemisfer dominan (tersering adalah
hemisfer kiri baik pada dominansi tangan kanan maupun kiri). Keduanya dihubungkan
oleh jaras transkortikal yang disebut fasikulus arcuata.
Komponen neuroanatomi yang berperan dalam proses produksi bahasa dan
pemahaman sangat rumit. Komponen ini meliputi masukan (input) auditori dan
pengkodean bahasa di lobus temporal superior, analisis bahasa di lobus parietal, dan
ekspresi di lobus frontal. Masukan tersebut kemudian naik ke tractus corticobulbar
menuju kapsula interna dan batang otak, dengan efek modulator dari ganglia basal
dan cerebellum. Terakhir, masukan dimaknai sebagai bahasa lengkap dengan
kosakata, makna sintaksis, dan gramatikal di interkoneksi antar pusat-pusat bahasa.(1)
KLASIFIKASI
GEJALA
KLINIS
Kelancaran bicara (fluency)
Pemahaman
Kemampuan pengulangan (repetisi)
Kemampuan menemukan kata yang
sesuai (word finding) dan atau
penamaan (naming)
DIAGNOSIS
Kelancaran bicara (fluency)
Pemahaman
Kemampuan pengulangan (repetisi)
Kemampuan menemukan kata yang
sesuai (word finding) dan atau
penamaan (naming)
Pemeriksaan Fisik
• Stadium prodromal
Berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang
diikuti dengan batuk, pilek, faring merah, nyeri
menelan, stomatitis, dan konjungtivitis, dan bercak
Koplik
• Stadium erupsi
Ditandai dengan timbulnya ruam makulopapular yang
bertahan selama 5-6 hari
• Stadium penyembuhan (konvalesens)
Setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang.
Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang
akan menghilang setelah 1-2 minggu.
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED.
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. Jakarta: IDAI;
2009. 33 p.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jumlah leukosit dan hitung jenis sel
Jumlah leukosit cenderung menurun
disertai limfositosis relatif.
Serologi
IgM terdeteksi sejak hari pertama dan
kedua setelah munculnya ruam
sampai 1 bulan setelah infeksi
• Halim RG. Campak pada Anak. 2016;43(3):186–9.
• The American Academy of Pediatrics. Measles. Early release from red book® 2015 Report of the Committee on Infectious Diseases [Internet].
2015 [cited 2020 Sep 17]. Available from: http://redbook.solutions.aap.org/DocumentLibrary/2015RedBookMeasles.pdf
• Abadi MFN. Morbili. Universitas Jember; 2014.
DIAGNOSIS BANDING
Roseola Eritema
Rubella
Infantum Infeksiosum
Penyakit
Skarlatina
Kawasaki
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman
Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. Jakarta: IDAI; 2009. 33 p.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan dengan Komplikasi
Ensefalopati
• Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari & Bronkopneumonia
ampisilin 100 mg/kgBB/hari selama • ampisilin 100 mg/kgBB/hari +
7-10 hari kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari
• Kortikosteroid: deksametason 1 intravena dalam 4 dosis sampai
mg/kgBB/hari sebagai dosis awal sesak berkurang & px bisa
dilanjutkan 0,5 g /kgBB/hari dibagi minum per oral
dalam 3 dosis sampai kesadaran • Oksigen 2 L/menit
membaik
• Kebutuhan jumlah cairan dikurangi
¾ kebuuhan serta koreksi
terhadap gangguan elektrolit
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman
Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. Jakarta: IDAI; 2009. 33 p.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan dengan Komplikasi
Enteritis
Pada keadaan berat anak mudah
jatuh dalam dehidrasi. Pemberian
cairan intravena dapat
dipertimbangkan apabila terdapat
enteritis + dehidrasi
Otitis media
• Kotrimoksazol-
sulfametokzasol (TMP 4 mg/
kgBB/hari dibagi dalam 2
dosis)
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri
Tropis. 2nd ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. 119 p.
Indikasi Rawat Inap
• Hiperpireksia (suhu >39oC)
• Dehidrasi
• Kejang
• Asupan oral sulit
• Adanya komplikasi
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman
Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. Jakarta: IDAI; 2009. 33 p.
KOMPLIKASI
Komplikasi umumnya terjadi pada
anak risiko tinggi, yaitu:
• Usia muda
• Malnutrisi
• Pemukiman padat penduduk
yang lingkungannya kotor
• Anak dengan gangguan imunitas
• Anak dengan defisiensi vitamin A
• World Health Organization. Measles [Internet]. 2019 [cited 2020 Sep 17]. Available from: https://
www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/measles
• World Health Organization. Treating Measles in Children [Internet]. 2004 [cited 2020 Sep 18]. Available from:
https://www.who.int/immunization/programmes_systems/interventions/TreatingMeaslesENG300.pdf
KOMPLIKASI Bronkopneumonia,
laringotrakeobronkitis
Enteritis
Otitis media
Ensefalitis, SSPE
Konjungtivitis
Septikemia
• Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. 2nd ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. 119 p.
• Halim RG. Campak pada Anak. 2016;43(3):186–9.
• Oktavinda Z. Campak. RSUD Soreang Bandung; 2012.
• Perry RT, Halsey NA. The Clinical Significance of Measles : A Review. 2004;21205(Suppl 1).
Halim RG. Campak pada Anak. 2016;43(3):186–9.
PROGNOSIS
PENCEGAHAN
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pengenalan Vaksin Measles Rubella (MR). 2018 ;