Anda di halaman 1dari 15

PENGAMBILAN

SAMPEL AUDIT DAN


UJI SUBSTANTIF

Kelompok 4
A. Alfiyyah Syahadati Juana (A031191101)
Andi Islah Amanah (A031191107)
Dea Gheby Yolanda (A031191145)
Nur Waina Fatah (A031191151)
Yunita Arista Kusumawardani (A031191150
KONSEP DASAR
PENGAMBILAN
SAMPEL AUDIT

.
KONSEP DASAR PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT

SIFAT DAN TUJUAN


Sampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu populasi kurang dari
100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, dengan tujuan untuk mengevaluasi sejumlah
karakteristik populasi. Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk :
1. Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material.
2. Membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu.

KETIDAKPASTIAN, RISIKO-RISIKO SAMPLING, DAN RISIKO AUDIT


Sampling audit dalam pengujian substantif ditunjukkan baik untuk risiko sampling dan risiko nonsampling.
Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian substantif adalah :
3. Risiko kesalahan penerimaan (Risiko Beta)
4. Risiko kesalahan penolakan (Risiko Alfa)

Risiko kesalahan penerimaan dalam sampling audit berhubungan dengan risiko deteksi yang berkaitan dengan
pengujian substantif terinci yang spesifik yang diterapkan pada pemilihan item sampel. Risiko kesalahan
penerimaan dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan model risiko audit dan pemecahan untuk
TD sebagai berikut :
TD = AR
IR x CR x AP
PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK
Terdapat dua pendekatan sampling statistik yang bisa digunakan oleh
auditor dalam pengujian subtantif, yaitu:

1. Sampling Probability
2. Proportional to Size (PPS) , dan Sampling variabel klasik.

Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialah bahwa sampling PPS


didasarkan pada teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel
.
klasik didasarkan pada teori distribusi normal. Setiap pendekatan
bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuai standar
pekerjaan lapangan yang ketiga.
.

SAMPLING PPS
(PROBABILITY-
PROPORTIONAL-TO-SIZE)
.
SAMPLING PPS (PROBABILITY-
PROPORTIONAL-TO-SIZE)

Sampling PPS adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori


sampling atribut untuk menyatakan kesimpulan dalam jumlah
nominal, bukan sebagai tingkat penyimpangan. Jenis sampling ini
bisa digunakan dalam pengujian subtantif terhadap transaksi dan
saldo-saldo.
Model ini terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo
yang salah saji terlalu tinggi (overstatement) dan terutama akan
berguna dalam pengujian:

1. Piutang apabila pengkreditan yang tidak dikerjakan terhadap


rekening debitur tidak signifikan.
2. Investasi dalam surat berharga.
3. Pengujian harga persediaan apabila diperkirakan hanya
terdapat sedikit selisih.
4. Tambahan pada aktiva tetap.
Tahap-tahap dalam rencana sampling
Menetapkan Tujuan
1
Rencana Sampling
2 Menetapkan Populasi
dan Unit Sampling
Menentukan Ukuran
Sampel 3
n = BV x RF
TM – (AM x EF) Menentukan Metode
4 Pemilihan Sampel
Melaksanakan Rencana SI = BV n
Sampling 5

6 Mengevaluasi Hasil Sampel


Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Sampling PPS

Keuntungan Kerugian

● Lebih mudah digunakan dibandingkan dengan sampling variabel ● Sampling PPS didasarkan pada asumsi bahwa nilai
klasik karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan audit dari suatu unit sampling tidak akan lebih kecil
mengevaluasi hasil sampel dengan tangan atau dengan bantuan dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Apabila
tabel. nilai audit kurang dari nol diantisipasi, maka
● Besarnya ukuran sampel PPS tidak didasarkan atas berbagai perancangan khusus diperlukan
taksiran nilai audit. ● Pemilihan saldo nol memerlukan pertimbangan
● Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah khusus.
distratifikasi karena itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai ● Evaluasi PPS bisa melebihi ASR apabila salah saji
nominal (dollar/rupiah) ditemukan dalam sampel, akibatnya auditor
● Pemilihan sampel sistematik PPS, secara otomatis mengidentifikasi kemungkinan besar akan menolak nilai buku
setiap unsure yang secara individual signifikan apabila nilainya populasi yang sesungguhnya bisa diterima.
melebihi batas atas moneter tertentu. ● Apabila jumlah salah saji meningkat, maka ukuran
● Apabila auditor menduga tidak terjadi salah saji, sampling PPS sampel yang sesuai juga akan meningkat. Oleh
biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil karena itu akan terjadi pengambilan sampel yang
daripada sampel yang dihasilkan oleh sampling variabel klasik. besar dibandingkan dengan sampel pada sampling
● Sampel PPS dirancang lebih mudah dan pemilihan sampel bisa variabel klasik.
dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkap.
 
SAMPLING
VARIABEL
CREDITS: This presentation template was created

KLASIK
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Jenis-Jenis Teknik Sampling Variabel Klasik
● RATA RATA PER UNIT (MEAN PER UNIT/ MPU)

Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian dihitung dan
dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang ditemukan pada estimasi total nilai populasi. Cadangan resiko sampling yang berkaitan
dengan estimasi ini juga dihitung untuk digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut.

1. Menentukan Tujuan Rencana Sampling MPU


2. Menetapkan Populasi dan Unit Sampling
3. Menentukan Ukuran Sampel

● ESTIMASI DIFERENSIASI (DIFFERENCE)

Dalam teknik ini, perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Metode ini hanya dapat
digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salah saji secara material
Tiga kondisi berikut diperlukan dalam penggunaan teknik ini:

1. Nilai buku setiap item populasi harus diketahui


2. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-item secara individual
3. Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan.

Langkah-langkah dalam melakukan estimasi diferensiasi

1. Menentukan tujuan dan menetapkan populasi dan unit sampling


2. Menentukan ukuran sampel
3. Menentukan metode pemilihan sampel
4. Melaksanakan rencana sampling
Jenis-Jenis Teknik Sampling Variabel Klasik
ESTIMASI RASIO

Dalam teknik ini, pertama auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Berikutnya,
rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut.
Rasio ini dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan estimasi nilai populasi total.

Adapun tahap-tahap dalam estimasi rasio adalah sebagai berikut :

Melaksanakan Rencana Sampel

Setelah dilakukan audit untuk item sampel ditentukan, dalam estimasi rasio penting untuk:
1) Hitung rasio antara jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk unsur- unsur sampel (R).
2)  Hitung rasio antara nilai audit dengan nilai buku untuk setiap unsur.
3)  Hitung standar deviasi untuk rasio individual dari unsur-unsur sampel (Srj).

Mengvealuasi Hasil Sampel

Dalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi ditentukan dengan rumus berikut:

X = BV x R

Rumus untuk menentukan cadangan untuk risiko sampling dicapai sama dengan rumus pada estimasi selisih,
kecuali standar deviasi selisih diganti dengan standar deviasi untuk rasio individual dalam sampel.
Keuntungan dan Kekurangan Pemakaian Sampling
Variabel Klasik
Keuntungan Kekurangan

1) Sampelnya lebih mudah untuk diperluas 1) Lebih rumit dibandingkan dengan PPS.
daripada sampel PPS Auditor perlu bantuan program computer
2) Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak untuk merancang sampel yang efisien dan
memerlukan pertimbangan perancangan khusus. mengevaluasi hasil sampel.
3) Jika ada perbedaan besar antara nilai audit dan 2) Untuk menentukan ukuran sampel, auditor
nilai buku,tujuan auditor dapat terpenuhi hanya harus mempunyai estimasi penyimpangan
dengan ukuran sampel yang lebih kecil standar karakteristik yang dikehendaki
dibandingkan sampling PPS. dalam populasi.
SAMPLING
NONSTATISTIK
DALAM PENGUJIAN
CREDITS: This presentation template was created

SUBSTANTIF
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
SAMPLING NONSTATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF
Perbedaan utama antara sampling non statistik dan statistik terletak dalam tahap- tahap penentuan ukuran sampel dan pengevaluasian
hasil sampel. Tahap-tahap ini sering dipahami lebih objektif atau lebih teliti dalam sampling statistik, serta lebih subjektif dan
mendasarkan pada pertimbangan

Menentukan Ukuran Sampel


Pertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk memperoleh sampel-sampel yang efisisen dan efektif.
Hal ini dihasilkan dalam sampel statistik yang secara eksplisit menspesifikasikan faktor-faktor penting dan menghubungkannya ke
model matematika.

Mengevaluasi Hasil Sampel


Dalam sampling non statistik seperti halnya sampling statistik, auditor harus memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam
sampel pada populasinya dan mempertimbangkan resiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampel. Dua metode yang dipakai
dalam memproyeksian salah saji dalam sampling non statistik adalah :

• Metode rasio di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel dibagi dengan nilai
buku sampel-sampel tersebut.
• Metode diferensiasi di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah (atau mengurangi) proyeksi
diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi

Dalam sampel nonstatistik, auditor tidak dapat menghitung cadangan risiko sampling untuk spesifikasi, tingkat yang dapat
diukur pada risiko kesalahan penerimaan atau risiko kesalahan penolakan. Ketika sampel nonstatistik tidak mendukung nilai
buku data yang disajikan, auditor dapat (1) Menguji unit sampel tambahan dan mengevaluasi kembali; (2) menerapkan
prosedur audit alternatif dan mengevaluasi kembali; atau (3) meminta klien untuk menginvestigasi dan membuat
penyesuaian (jika perlu).
Thank you !!

Anda mungkin juga menyukai