Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN ANAK

DIARE
 

Luh Made Denita Dwi Pradina KP.12.19.003


Ni Made Widya Pertiwi KP.12.19.021
I Kadek Candra Kusuma Cahyadi KP.12.19.034
DIARE
Definisi
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita
mengalumni rangsungan buang air besar yang
terus-menerus dan tinja atau feses yang masih
memiliki kandungan air berlebihan. Diare
kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi
virus tetapi juga seringkali akibat dari racun
bacteria.

05/20/21 Annual Review 2


KLASIFIKASI
1.
DIARE
Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.

2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.

3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik bukan
suatu kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang penyebab dan
patogenesisnya multikompleks. Mengingat banyaknya kemungkinan
penyakit yang dapat mengakibatkan diare kronik dan banyaknya
pemeriksaan yang harus dikerjakan maka dibuat tinjauan pustaka ini
untuk dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah. ( Nursalam 2008)

05/20/21 Annual Review 3


Sedangkan menurut Wong (2008), diare dapat diklasifikasikan, sebagai berikut:

Diare akut
a.

Merupakan penyebab utama keadaan sakit pada balita. Diare akut didefenisikan sebagai peningkatan atau perubahan
frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens infeksius dalam traktus Gastroenteritis Infeksiosa (GI).
Keadaan ini dapat menyertai infeksi saluran napas atau (ISPA) atau infeksi saluran kemih (ISK). Diare akut
biasanya sembuh sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika
dehidrasi tidak terjadi.

b. Diare kronis

Didefenisikan sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi dan kandungan air dalam feses dengan lamanya
(durasi) sakit lebih dari 14 hari. Kerap kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom malabsorpsi,
penyakit inflamasi usus, defisiensi kekebalan, alergi makanan, intoleransi latosa atau diare nonspesifik yang kronis,
atau sebagai akibat dari penatalaksanaan diare akut yang tidak memadai.

05/20/21 Annual Review 4


c. Diare intraktabel

Yaitu diare membandel pada bayi yang merupakan sindrom pada bayi dalam usia minggu pertama dan lebih lama
dari 2 minggu tanpa ditemukannya mikroorganisme patogen sebagai penyebabnya dan bersifat resisten atau
membandel terhadap terapi. Penyebabnya

yang paling sering adalah diare infeksius akut yang tidak ditangani secara memadai.

d. Diare kronis nonspesifik

Diare ini juga dikenal dengan istilah kolon iritabel pada anak atau diare todler, merupakan penyebab diare kronis
yang sering dijumpai pada anak-anak yang berusia 6 hingga 54 minggu. Feses pada anak lembek dan sering
disertai dengan partikel makanan yang tidak tercerna, dan lamanya diare lebih dari 2 minggu. Anak- anak yang
menderita diare kronis nonspesifik ini akan tumbuh secara normal dan tidak terdapat gejala malnutrisi, tidak ada
darah dalam fesesnya serta tidak tampak infeksi enterik.

05/20/21 Annual Review 5


PENYEBAB DIARE
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai
berikut :
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
b) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adeno-virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
c) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas hominis); jamur (Candida albicans)

2) Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA) , tonsilitis/ tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
05/20/21 Annual Review 6
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)

Selain kuman, ada beberapa perilaku yang dapat meningkatan resiko terjadinya diare, yaitu :
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan.
b. Menggunakan botol susu.
c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar.
d. Air minum tercemar dengan bakteri tinja.
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja, atau sebelum menjamaah makanan.

05/20/21 Annual Review 7


TANDA DAN GEJALA DIARE
Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan
menurun, tinja cair (lendir dan tidak menutup kemungkinan diikuti keluarnya darah, anus lecet, dehidrasi (bila terjadi
dehidrasi berat maka volume darah berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun,
keadaan menurun diakhiri dengan syok), berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung,
mulut dan kulit menjadi kering (Octa dkk, 2014).
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila penderita
telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, ubun-ubun besar
cekung pada bayi, tonus otot dan tugor kulit berkurang, dan selaput kering pada mulut bibir terlihat kering. Gejala klinis
menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan yang hilang.

05/20/21 Annual Review 8


AKIBAT DIARE
A. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab
terjadinya kematian pada diare. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis), Hal ini terjadi karena
kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja, Metabolisme lemak tida sempurna sehingga benda kotor tertimbun
dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan.
B. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa, Gejala hipoglikemia
akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada hayi dan 50% pada anak anak.
C. Gangguan Gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat disebabkan olch karena asupan makanan sering
dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat dan makanan yang diberikan
sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
D. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (syock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan
terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak. kesadaran menurun dan bila
tidak segera diatasi klien akan meninggal.

05/20/21 Annual Review 9


PENCEGAHAN DIARE
1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanantersedia dalam bentuk yang ideal dan
seimbang untuk dicerna dan diserapsecara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga
pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masaini.
2. Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahapmulai dibiasakan dengan makanan orang
dewasa. Perilaku pemberianmakanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa,dan
bagaimana makanan pendamping ASI diberikan
3. Menggunakan Air Bersih Yang Cukup
Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Face-Oral kuman tersebut dapat ditularkan bila
masuk ke dalam mulut melaluimakanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-
jaritangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci denganair tercemar.
05/20/21 Annual Review 10
4. Mencuci Tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yangpenting dalam penularan kuman diare
adalah mencuci tangan. Mencucitangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah
membuangtinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anakdan sebelum makan,
mempunyai dampak dalam kejadian diare (Menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%).
5. Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upayapenggunaan jamban mempunyai dampak yang
besar dalam penurunan risikoterhadap penyakit diare.
6. Membuang Tinja Bayi Yang Benar
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Halini tidak benar karena tinja bayi dapat
pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar.
7. Pemberian Imunisasi Campak
Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untukmencegah agar bayi tidak terkena penyakit
campak. Anak yang sakit campaksering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga
dapatmencegah diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelahbayi berumur 9 bulan.

05/20/21 Annual Review 11


8. Penyediaan Air Bersih
 Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkanmelalui air antara lain adalah diare, kolera, disentri,
hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata, dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersihbaik secara kuantitas
dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhikebutuhan air sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri
danlingkungan.
9. Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang biaknyavektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa
dsb. Selain itu sampahdapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan danestetika seperti bau yang tidak
sedap dan pemandangan yang tidak enakdilihat. Oleh karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk
mencegahpenularan penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harusdikumpulkan setiap hari dan
dibuang ke tempat penampungan sementara.
10. Sarana Pembuangan Air Limbah
Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harusdikelola sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber
penularan penyakit.Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akanmenimbulkan bau, mengganggu
estetika dan dapat menjadi tempatperindukan nyamuk dan bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensimenularkan
penyakit
05/20/21 seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah yangendemis filaria.
Annual Review 12
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai