Anda di halaman 1dari 32

KLAIM KONSTRUKSI

Kata “klaim” atau “claim” dalam bahasa inggris, berasal dari


bahasa latin “clamare” atau “clamo” yang berarti berteriak.
Pengertian klaim barat vs indonesia :
Dunia barat :
Hampir semua batasan dari kepustakaan barat menyatakan
bahwa klaim adalah suatu permintaan (demand)
Indonesia :
Hampir semua batasan dari kepustakaan indonesia menyatakan
bahwa klaim adalah suatu tuntutan, sehingga klaim menjadi
sesuatu yang kurang disukai (tabu).
PENGERTIAN KLAIM KONSTRUKSI

Klaim Konstruksi : Klaim Yang Timbul Dari


Atau Sehubungan Dengan Pelaksanaan
Suatu Pekerjaan Jasa Konstruksi Antara
Pengguna Jasa Dan Penyedia Jasa Atau
Antara Penyedia Jasa Utama Dengan Sub-
penyedia Jasa Atau Pemasok Material Atau
Antara Pihak Luar Dan Pengguna/Penyedia
Jasa Yang Biasanya Mengenai Permintaan
Tambahan Waktu, Biaya Atau Kompensasi
Lain
PERKEMBANGAN KLAIM KONSTRUKSI
PERIODE • PERIODE AWAL KEMERDEKAAN, INDUSTRI JASA KONSTRUKSI
1945 -1950 BELUM TUMBUH MAKA BELUM ADA KLAIM KONSTRUKSI

• KETATANEGARAAN BELUM STABIL, KABINET BERGANTI-GANTI DALAM


PERIODE
HITUNGAN BULAN, BELUM MULAI MEMBANGUN SEHINGGA BELUM ADA
1951 -1959 KLAIM KONSTRUKSI

• PRESIDEN SOEKARNO MULAI MELAKUKAN PEMBANGUNAN, PERSAINGAN


PERIODE BELUM ADA KARENA PROYEK-PROYEK LANGSUNG DITUNJUK PRESIDENT,
1960 - 1966 KLAIM KONSTRUKSI BELUM ADA. KONTRAK KONSTRUKSI MASIH SANGAT
SEDERHANA

• PEMERINTAH MEMPUNYAI PROGRAM PEMBANGUNAN YANG TERARAH


PERIODE DAN BERKESINAMBUNGAN DIKENAL DENGAN ISTILAH REPELITA,
1967 - 1996 INDUSTRI JASA KONSTRUKSI MULAI TUMBUH TETAPI KLAIM
KONSTRUKSI MASIH JARANG TERJADI.

• AKIBAT KRISIS MONETER PERTENGAHAN 1997 BANYAK KONSTRUKSI


TERBENGKALAI. PENGGUNA JASA TIDAK MAMPU MEMBAYAR
PERIODE 1997
PENYEDIA JASA. KLAIM KONSTRUKSI MULAI MUNCUL . PENYEDIA JASA
– SEKARANG MULAI BERANI MENGAJUKAN SUATU KLAIM KARENA SUDAH SANGAT
TERPAKSA
PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI

VARIATION
LIABILITY
& DELAY

DAMAGE

CONSTRUCTION
CLAIM
PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI

Sebab-sebab umum :
1.Komunikasi antara pengguna jasa dan
penyedia jasa buruk
2.Administrasi kontrak kurang cukup
3.Sasaran waktu tidak terkendali
4.Kejadian eksternal yang tidak dikehendaki
5.Kontrak yang memiliki perbedaan
penafsiran
PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI

Sebab-sebab dari pengguna jasa :


1.Informasi tender yang tidak
lengkap mengenai desain, bahan
dan spesifikasi
2.Penyelidikan site kurang
sempurna
3.Alokasi resiko tidak jelas
4.Keterlambatan pembayaran
5.Larangan metode kerja tertentu
PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI
Sebab-sebab dari penyedia jasa :
1. Pekerjaan yang cacat/mutu pekerjaan buruk
2. Keterlambatan penyelesaian
3. Klaim tandingan/perlawanan klaim
4. Pekerjaan tidak sesuai spesifikasi
5. Bahan yang dipakai tidak memenuhi syarat
UNSUR-UNSUR KLAIM
UNSUR-UNSUR KLAIM ANTARA LAIN :
1. TAMBAHAN UPAH, MATERIAL, PERALATAN,ADMINISTRASI,
DAN WAKTU
2. PENGULANGAN PEKERJAAN (BONGKAR/PASANG)
3. PENURUNAN PRESTASI KERJA
4. PENGARUH IKLIM
5. SALAH PENEMPATAN PERALATAN
6. PENUMPUKAN BAHAN
7. TIDAK EFISIENSI JENIS PEKERJAAN
JENIS-JENIS KLAIM

Jenis Klaim Terbagi Atas :


1. Klaim Tambahan Biaya Dan Waktu
2. Klaim Biaya Tak Langsung (Overhead)
3. Klaim Tambahan Waktu (Tanpa Tambahan Biaya)
4. Klaim kompensasi lain
KEMAMPUAN MEMBAYAR KLAIM
DALAM UU NO. 2/2017 TENTANG JASA KONTRUKSI PASAL 15
AYAT 2 :
PENGGUNA JASA HARUS MEMILIKI KEMAMPUAN MEMBAYAR
BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI YANG DIDUKUNG DENGAN
DOKUMEN PEMBUKTIAN DARI LEMBAGA PERBANKAN
DAN/ATAU LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
KEGAGALAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
DAN KEGAGALAN BANGUNAN
KEGAGALAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
BERDASARKAN PPRI PASAL 31 NO.29 TAHUN 2000:
Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan
konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan
sebagaimana Disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik
sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna
jasa atau penyedia jasa.
1. PERENCANA KONSTRUKSI BEBAS DARI KEWAJIBAN UNTUK MENGGANTI ATAU
MEMPERBAIKI KEGAGALAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 31 YANG DISEBABKAN KESALAHAN PENGGUNA JASA, PELAKSANA
KONSTRUKSI DAN PENGAWAS KONSTRUKSI

2. PELAKSANA KONSTRUKSI BEBAS DARI KEWAJIBAN UNTUK MENGGANTI ATAU


MEMPERBAIKI KEGAGALAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 31 YANG DISEBABKAN KESALAHAN PENGGUNA JASA, PERENCANA
KONSTRUKSI DAN PENGAWAS KONSTRUKSI

3. PERENCANA KONSTRUKSI BEBAS DARI KEWAJIBAN UNTUK MENGGANTI ATAU


MEMPERBAIKI KEGAGALAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 31 YANG DISEBABKAN KESALAHAN PENGGUNA JASA, PELAKSANA
KONSTRUKSI DAN PENGAWAS KONSTRUKSI

4. PENYEDIA JASA WAJIB MENGGANTI ATAU MEMPERBAIKI KEGAGALAN PEKERJAAN


KONSTRUKSI SEBAGAIMANA SEBAGAIMANA DALAM PASAL 31 YANG DISEBABKAN
KESALAHAN PENYEDIA JASA ATAS BIAYA SENDIRI
KEGAGALAN BANGUNAN

PENGGUNA JASA PENYEDIA JASA

BERTANGGUNG
BERTANGGUNG JAWAB SEJAK
JAWAB (DALAM PENYERAHAN
PENGELOLAAN) AKHIR PALING
LAMA 10 TAHUN

DITETAPKAN
OLEH PENILAI
KEGAGALAN
AHLI BANGUNAN
KEGAGALAN BANGUNAN

Pasal 34 PP RI no.29/2000 :
Kegagalan bangunan merupakan keadaan
bangunan yang tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dari Segi teknis,
manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan
atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan
penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah
penyerahan akhir pekerjaan konstruksi
JANGKA WAKTU PERTANGGUNG
JAWABAN
Jangka waktu pertanggung jawaban atas kegagalan bangunan
sesuai pasal 34 PP RI 29/2000 :
1.Ditentukan sesuai dengan umur konstruksi yang
direncanakan maksimal 10 tahun, sejak penyerahan akhir
pekerjaan konstruksi
2.Penetapan umur konstruksi yang direncanakan harus jelas
dan tegas dinyatakan dalam dokumen perencanaan, serta
disepakati dalam kontrak konstruksi
3.Jangka waktu pertanggung jawaban atas kegagalan
bangunan harus dinyatakan dengan tegas dalam kontrak kerja
konstruksi.
PENILAIAN KEGAGALAN BANGUNAN
Penilai ahli harus memiliki sertifikasi keahlian dan terdaftar
pada lembaga, sesuai PP RI pasal 36 no 29/2000 :
1.Kegagalan Bangunan Dinilai Dan Ditetapkan Oleh Satu Atau
Lebih Penilai Ahli Yang Profesional Dan Kompoten Dalam
Bidangnya Dan Bersifat Independen Dan Mampu Memberikan
Penilaian Secara Obyektif, Yang Harus Dibentuk Paling Lambat
1 Bulan Sejak Diterimanya Laporan Mengenai Terjadinya
Kegagalan Bangunan
2.Penilai dipilih dan disepakati bersama oleh penyedia jasa dan
pengguna jasa
3.Pemerintah berwewenang untuk mengambil tindakan tertentu
apabila kegagalan menimbulkan gangguan pada keselamatan
umum termasuk dalam memberikan pendapat dalam
penunjukkan.
TUGAS PENILAI AHLI
 Menetapkan sebab-sebab terjadinya kegagalan bangunan
 Menetapkan tidak berfungsinya sebagian atau
keseluruhan bangunan
 Menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan serta tingkat dan kesalahan yang
dilakukan
 Menetapkan besarnya kerugian, serta usulan besarnya
ganti rugi yang harus dibayar oleh pihak-pihak yang
melakukan kesalahan
 Menetapkan jangka waktu pembayaran kerugian
GANTI RUGI KEGAGALAN BANGUNAN
(PP RI PASAL 46 NO.29/2000)

 Pelaksanaan ganti rugi dalam hal kegagalan


konstruksi dapat dilakukan dengan mekanisme
pertanggungan pihak ketiga atau asuransi,
dengan ketentuan :
1. Persyaratan dan jangka waktu ditetapkan atas
dasar kesepakatan
2. Premi dibayar oleh masing-masing pihak, dan
biaya premi yang menjadi tanggungan penyedia
jasa menjadi bagian unsur biaya pekerjaan
konstruksi.
 Dalam hal pengguna jasa tidak bersedia
memasukkan premi maka resiko kegagalan
bangunan menjadi tanggung jawab pengguna
jasa
MENGHINDARI KEGAGALAN BANGUNAN

PROFESIONALISME BENAR-BENAR
DIWUJUDKAN

TEAM WORK YANG HANDAL


(KEWAJIBAN &TANGGUNG JAWAB)

SEGITIGA FUNGIONAL PROYEK


MENYADARI PENTINGNYA KERJASAMA

PCM (PRE CONSTRUCTION MEETING)

KEJELASAN DOKUMEN LELANG


PERKEMBANGAN KEJADIAN SUATU
KLAIM (PROSES KLAIM)
Proses klaim terjadi sebagai akibat perubahan yang
diperintahkan atau diminta. Proses terjadinya klaim :
1.Perubahan pekerjaan
2.Pemberitahuan
3.Permintaan perubahan
4.Penerbitan perintah perubahan
5.Klaim
6.Arbitrase / pengadilan
7.Amandemen kontrak
• DIKETAHUI SEBELUMNYA
PERUBAHAN PEKERJAAN
• TIDAJ DIKETAHUI SEBELUMNYA

• JIKA PERUBAHAN PEKERJAAN DIKETAHUI SEBELUMNYA MAKA


PEMBERITAHUAN
DILAKUKAN PEMBERITAHUAN KEPADA PENGGUNA JASA

• JIKA PERUBAHAN PEKERJAAN TIDAK DIKETAHUI SEBELUMNYA,


PERMINTAAN PERUBAHAN TERSEBUT DINAMAKAN PERUBAHAN TAK RESMI.
PERUBAHAN PENYEDIA JASA MENGAJUKAN PERMINTAAN PERUBAHAN KEPADA
PENGGUNA JASA

PENERBITAN • APABILA PEMBERITAHUAN & PERMINTAAN PERUBAHAN DISETUJUI,


PERINTAH PENGGUNA JASA WAJIB MENERBITKAN PERINTAH PERUBAHAN
PERUBAHAN

• APABILA PEMBERITAHUAN & PERMINTAAN PERUBAHAN TIDAK


KLAIM DISETUJUI, PENYEDIA JASA DAPAT MENGAJUKAN KLAIM

• JIKA KLAIM TIDAK DISETUJUI, MAKA TERJADI


ARBITRASE / PENGADILAN SENGKETA, PENYEDIA JASA MENGAJUKAN
PENYELESAIAN SENGKETA LEWAT ARBITRASE

• SETELAH TERBIT PERINTAH PERUBAHAN, PERINTAH


AMANDEMEN KONTRAK PERUBAHAN HARUS DIIKUTI DENGAN PENERBITAN
AMANDEMEN KONRAK
BEBERAPA PENGERTIAN CHANGES
1. Formal changes
Pengarahan kepada kontraktor untuk melakukan suatu
perubahan.
2. Construction changes
perubahan konstruksi untuk perbaikan
3. Cardinal changes
perubahan kontrak, dapat merubah karakter dari
pekerjaan
4. Design related changes
perubahan design melalui review
5. Termination
penghentian atau pengurangan bagian pekerjaan
tertentu
6. Payment changes
perubahan angsuran biaya
7. Coordination changes
Perubahan tanggung jawab koordinasi
8. Owner supply
perubahan tanggung jawab owner
9. Higher standart changes
Perubahan Keinginan Mendapatkan Standart Produk
Yang Lebih Tinggi
10. Delay
Perubahan Yang Mempengaruhi Keterlambatan
Pekerjaan
11. Acceleration
Percepatan untuk mengejar keterlambatan
12. Kualitas material
Perubahan terhadap kualitas material yang lebih baik.
UNSUR-UNSUR DALAM PROSES PENANGAN KLAIM
1. Administrasi kontrak
2. Manajer kontrak / administrator kontrak (analisis,
mencatat & penyelesaian)
3. Evaluasi ( wawancara & mempelajari dokumen)
4. Bahan-bahan evaluasi (dokumen kontrak, perubahan
pekerjaan, ringkasan pekerjaan, risalah rapat, jadual
pelaksanaan, foto dan laporan)
5. Analisis
6. Perintah perubahan
7. Penyelesaian sengketa
ANALISIS KLAIM
Analisis klaim :
1.Analisis secara faktual (apa yang sesungguhnya
terjadi)
2.Analisis secara hukum atau berdasarkan kontrak
3.Analisis biaya (berupa biaya tambahan uang atau
waktu harus diberikan kepada penyedia jasa)
JENIS-JENIS KLAIM
Jenis klaim terbagi atas :
4. Klaim tambahan biaya dan waktu
5. Klaim biaya tak langsung (overhead)
6. Klaim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya)
7. Klaim kompensasi lain
KEMAMPUAN MEMBAYAR KLAIM
Dalam uu no. 2/2017 tentang jasa kontruksi pasal 15
ayat 2 :
Pengguna jasa harus memiliki kemampuan
membayar biaya pekerjaan konstruksi yang didukung
dengan dokumen pembuktian dari lembaga perbankan
dan/atau lembaga keuangan bukan bank.
RESIKO PROYEK
Dalam teori hukum dikenal suatu ajaran yang disebut dengan
resicoleer (ajaran tentang resiko)
Resicoleer adalah suatu ajaran, seseorang berkewajiban
untuk memikul kerugian, jika ada suatu kejadian diluar
kesalahan salah satu pihak yang menimpa benda yang menjadi
objek perjanjian.
CHANGE/CHANGE ORDER/VARIATION
Perubahan dalam bahasa inggris disebut “changes” dan perintah
perubahan disebut “changes order” atau variation.
Perubahan dapat berupa :
-Lingkup pekerjaan
-Spesifikasi teknik
-Jenis material
-Metode kerja
-Percepatan pelaksanaan, dll
ARBITRASE, ARBITER/ARBITRATOR
Arbitrase telah dikenal di indonesia sejak abad xix (1848)
dengan diberlakukannya kitab undang-undang hukum acara
perdata (reglement op de rechtsvordering atau dikenal R.V
PENGERTIAN ARBITRASE
 Menurut Rv, Arbitrase Adalah Suatu Bentuk Peradilan Di Luar
Badan Peradilan Resmi Yang Dibentuk Dan Diselenggarakan
Berdasarkan Bentuk Sukarela Dan Itikat Baik Dari Para Pihak
Yang Berselisih Atau Yang Bersengketa tersebut diselesaikan
oleh hakim (para ahli) yang mereka tunjuk sendiri dengan
ketentuan bahwa putusan yang diambil oleh hakim atau para
hakim tersebut merupakan putusan pada tingkat terakhir dan
mengikat para pihak.
 Hakim-hakim menurut rv dinamakan wasit atau dikenal
sebagai arbiter
JENIS ARBITARSE

Ada 2 jenis arbitrase :


1.Arbitrase AD HOC
Dibentuk Khusus Untuk Memutus/Menyelesaikan
Sengketa/Perselisihan, Sering Juga Disebut Arbitrase
Sukarela Dan Bersifat Sementara
2.Arbitrase institusional (kelembagaan)
Suatu institusi arbitrase yang bersifat permanen,
terlepas ada tidaknya sengketa, lengkap dengan arbiter-
arbiter, kepengurusan tempat sidang yang permanen
dan prosedur yang baku.
LEMBAGA-LEMBAGA ARBITRASE
Lembaga-lembaga yang menyediakan jasa arbitrase :
1. Arbitrase nasional
Keberadaannya dan daerah kewenangan meliputi wilayah
suatu negara tertentu :
a.Indonesia : -Badan arbitrase nasional indonesia (bani)
-Badan arbitrase muamalat indonesia (bamui)
B. Belanda : Nederland arbitrase institute
C. Inggris : the british institute of arbitration
2. Arbitrase international
Daerah kewenangannya meliputi seluruh dunia
b.Court of arbitration of international chamber of commerce (icc)
c.The international center for settlement of investment disputes
(icsid)
d.United nations commision on international trade law (uncitral)
diterbitkan oleh pbb tahun 1976
ARBITRASE VS PENGADILAN
ARBITRASE PENGADILAN
BEBAS & OTONOM MENENTUKAN MUTLAK TERIKAT PADA HUKUM
RULES & INSTITUSI ARBITRASE ACARA YANG BERLAKU
MENGHINDARI KETIDAKPASTIAN YANG BERLAKU MUTLAK ADALAH
AKIBAT PERBEDAAN SISTEM SISTEM HUKUM DARI NEGARA
HUKUM DENGAN NEGARA TEMPAT SENGKETA DIPERIKSA
TEMPAT SENGKETA DIPERIKSA,
MAUPUN KEMUNGKINAN ADANYA
KEPUTUSAN HAKIM YANG UNFAIR
DENGAN MAKSUD APAPUN

KELELUASAN MEMILIH ARBITER MAJELIS HAKIM PENGADILAN


PROFESIONAL, PAKAR DALAM DITENTUKAN OLEH
BIDANG YANG MENJADI OBJEK ADMINISTRASI PENGADILAN
SENGKETA, DAN INDEPENDEN
DALAM MEMERIKSA SENGKETA
ARBITRASE VS PENGADILAN

ARBITRASE PENGADILAN
WAKTU PROSEDUR & BIAYA PUTUSAN PENGADILAN DITENTUKAN
ARBITRASE LEBIH EFISIEN. PUTUSAN OLEH ADMINISTRASI PENGADILAN
BERSIFAT FINAL & BINDING, DAN
TERTUTUP UNTUK UPAYA HUKUM
BANDING DAN KASASI

PERSIDANGAN TERTUTUP (NON TERBUKA UNTUK UMUM (KECUALI


PUBLICITY), MEMBERI KASUS PERCERAIAN)
PERLINDUNGAN UNTUK INFORMASI
ATAU DATA USAHA YANG BERSIFAT
RAHASIA

PERTIMBANGAN HUKUM LEBIH POLA PERTMBANGAN PENGADILAN


MENGUTAMAKAN ASPEK PRIVAT DAN PUTUSAN HAKIM ADALAH WIN
DENGAN WIN-WIN SOLUTION LOOSE
PROSES PENANGANAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE
BERHASIL
KASUS KUASA HUKUM PENYELE
NEGOSIASI
SENGKETA SAIAN
BERHASIL
PENYELESAIAN SOMASI
GAGAL GAGAL

ARBITRASE

ARBITRASE INSTITUTIONAL
AD HOC (BANI)

PROSES
PERSIDANGAN
PN.DOMISILI
KEPUTUSAN TERMOHON
(30 HARI)
BERHASIL GAGAL EKSEKUSI
PELAKSANAAN
SUKARELA PENGADILAN

Anda mungkin juga menyukai