Anda di halaman 1dari 18

 Titrasi termasuk jenis analisis volumetrik

 Prinsip: analisis volumetric didasarkan pada


pengukuran volume sejumlah larutan pereaksi
yang diperlukan untuk bereaksi dengan
senyawa yang hendak ditentukan. Larutan
pereaksi yang digunakan untuk penentuan
volumetric ini disebut larutan baku

(H.J. Roth, Analisis Farmasi, 145)


 Harus ada reaksi yang sederhana, yang dapat
dinyatakan dengan suatu persamaan kimia
 Reaksi antara zat yang dititrasi dan reagen
harus berlangsung dengan sangat cepat
 Harus ada perubahan yang mencolok dalam
energi bebas, yang menimbulkan perubahan
dalam beberapa sifat fisika atau kimia larutan
pada titik ekivalen
 Harus ada indikator yang dengan tajam
mendeteksi titik akhir

(Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, ed.4, hal 260)


Permanganometri adalah penetapan kadar zat
berdasarkan hasil oksidasi dengan KMnO4.

Metode permanganometri didasarkan pada


reaksi oksidasi ion permanganat.

Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana


asam, netral dan alkalis.
 Suasana Asam MnO4- + 8H+ + 5e → Mn 2+ + 4H2O

 Suasana Netral MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O

 Suasana Basa MnO4- + 3e → MnO42-

 MnO42- + 2H2 O + 2e → MnO2 + 4OH-

 MnO4- + 2H2 O + 3e → MnO2 +4OH-


1.Buret 50 ml
2.Labu ukur 10 ml
3.Labu erlemeyer 500 ml
4.Pengaduk magnetik Stirer
5.Lempengan pemanas
6.Penyaring
7.Pipet
Prosedur
Pembuatan
Kmno4

Pembakuan
KmnO4

Pengujian
Sample

Perhitungan
Pembuatan KmnO4 0.1 N

1.Timbang Kalium permanganat ± 3.3 gram

2. Masukan kedalam labu 1000 ml, larutkan


dengan air ad 1000 ml

3.Didihkan selama ± 15 menit, tutup dan diamkan


selama 2 hari.

4. Saring larutan dan simpan dengan wadah tertutup


rapat dan terlindung cahaya.
Pembakuan KmnO4
1.Timbang ± 200 mg Natrium Oxalat P

2. Masukan kedalam erlemeyer 500 ml, larutkan


dengan air 250ml

3.Tambahkan 10 ml Asam Sulfat P, panaskan sampai


suhu ± 70˚ C .

4. Titrasi dengan KmnO4 0.1 N sambil diaduk sampai


warna merah muda pucat,pertahankan suhu selama
tidak kurang dari 70˚ C .
PERHITUNGAN PEMBAKUAN
NORMALITAS KmnO4 0,1 N

NORMALITAS = W (mg)
V x Mr / valensi
Penetapan kadar sampel

1. Pipet larutan sampel yang sudah setara dengan 0,1 N.


2. Masukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan asam sulfat
10%.
3. Titrasi dengan kalium permanganat yang sudah
dibakukan sampai berwarna merah muda.
4. Catat volume titrasi, lakukan sebanyak 3 kali, dan
hitung kadar sampel.
D. PERHITUNGAN PENETAPAN
KADAR SAMPEL

Vol. Sampel Normalitas Vol KmnO4 yg Normalitas


(V1) Sampel dibutuh- kan KmnO4 (N2)
(N1) (V2)
10,0 mL ……. N 0,0 - …mL 0,090 N
10,0 mL ……. N 0,0 - …mL 0,090 N
10,0 mL ……. N 0,0 - …mL 0,090 N

V1 x N1 = V2 x N2
Normalitas Sampel rata-rata = …….N
D. PERHITUNGAN PENETAPAN
KADAR SAMPEL

% KADAR = N x Mr x ml x 100%
W
KELEBIHAN

KELEBIHAN TITRASI PERMANGANOMETRI

Titrasi permanganometri ini lebih


mudah digunakan dan efektif, karena
tidak memerlukan indikator.
Kekurangan

Larutan KMnO4 pada buret yang


terkena sinar akan terurai menjadi
MnO2,
sehingga pada titik akhir titrasi
akan diperoleh pembentukan
presipitat coklat, yang seharusnya
adalah larutan berwarna merah muda
Manfaat Titrasi Permanganometri

Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang


bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi.

Dalam bidang industri, metode ini dapat


dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana
secara permanganometri dapat diketahui
kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi
reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat
dipisahkan apabila tidak diperlukan atau
berbahaya.
Kesimpulan
1. Titrasi permanganometri merupakan titasi yang
menggunkan KMnO4 sebagai titran.
2. Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam
lingkungan asam
3. Standarisasi larutan KMnO4 : larutan KMnO4
distandarisasi dengan larutan Na oksalat.
4. Pada titrasi permanganometri tidak diperlukan indikator
karena perubahan warna KMnO4 telah menandakan titik
akhir.
5. Titik akhir titrasi permanganometri ditandai dengan
perubahan warna yaitu dari tidak berwarna menjadi
merah muda.

Anda mungkin juga menyukai