Materi 3
Materi 3
KORELASI
Pendahuluan
Koefisien Korelasi:
• Angka indeks korelasi (coefficient of correlation) adalah suatu
angka yang menunjukkan tinggi rendahnya derajat hubungan
antara dua variabel atau lebih
• Koefisien korelasi (r) besarnya nilai paling sedikit -1 dan paling
besar +1 (-1 r 1)
• Note:
r < 0 : derajat hubungan antara dua variabel berlawanan (korelasi
negatif), garis regresi miring ke atas kanan
r > 0 : derajat hubungan antara dua variabel sejajar (korelasi positif),
garis regresi miring ke bawah kanan
r = 0 : tidak ada hubungan antara dua variabel, tidak ada korelasi linear
Harga r bergerak antara –1 dan +1 dengan tanda negatif
menyatakan adanya korelasi tak langsung atau korelasi
negatif dan tanda positif menyatakan adanya korelasi
langsung atau korelasi positif. Harga r = 0 menyatakan tidak
ada hubungan linier antara variabel X dan Y
Korelasi negatif Korelasi negatif Tidak ada Korelasi positif korelasi positif
sempurna sedang korelasi sedang sempurna
n X i Yi ( X i )( Yi )
r
{n X i2 ( X i ) 2 }{n Yi2 ( Yi ) 2 }
Contoh:
n X i Yi ( X i )( Yi )
r
{n X i2 ( X i ) 2 }{n Yi2 ( Yi ) 2 }
• Koefisen
korelasi ini mengukur kedekatan hubungan antara dua
variabel ordinal. Koefisien korelasi ini dinamakan koefisien
korelasi pangkat atau koefisien korelasi Spearman
dilambangkan dengan
• Rumus Korelasi Rank Spearman:
6 D i2
1
n (n 2 1)
= Koefisien korelasi rank spearman
n = Banyaknya ukuran sampel
= Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel x rank variabel y
Langkah-langkah Uji Rank Spearman
4. Kriteria keputusan:
H0 diterima, jika
H0 ditolak, jika atau
Contoh: No Skor Motivasi Nilai Statistika
1 64 42
Sebuah penelitian dilakukan
2 56 46
untuk mengetahui korelasi
3 50 40
antara motivasi belajar dengan 4 68 55
prestasi belajar statistika. Hasil 5 76 65
pengumpulan data dapat dilihat 6 84 88
pada Tabel. Tentukan koefisien 7 90 86
korelasi rank spearman? 8 66 56
Bagaimana kesimpulan yang 9 85 62
dapat diambil dari data 10 90 92
tersebut? Gunakan = 0,05 11 75 55
12 92 81
Penyelesaian:
No Skor Nilai Ranking x Ranking di
Motivasi Statistika y
(x) (y)
1 64 42 3 2 1 1
2 56 46 2 3 -1 1
3 50 40 1 1 0 0
4 68 55 5 4,5 0,5 0,25
5 76 65 7 8 -1 1
6 84 88 8 11 -3 9
7 90 86 10,5 10 0,5 0,25
8 66 56 4 6 -2 4
9 85 62 9 7 2 4
10 90 92 10,5 12 -1,5 2,25
11 75 55 6 4,5 1,5 2,25
12 92 81 12 9 3 9
Jumlah 22 34
Perhitungan:
6D 2
6 (34) 204
1 i
1 1 0,881
n (n 1)
2
12 (12 1)
2
1716
Langkah-langkah pengujian hipotesis:
1. Hipotesis
H0 : = 0
H1 : ≠ 0
2. Taraf nyata: = 0,05
3. Statistik Uji:
; dk = n - 2 = 12 - 2 = 10
4. Kesimpulan:
H0 ditolak, jika berarti ada hubungan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar statistika
Koefisien Korelasi Kendall’s
2s
N(N 1)
s = jumlah skor yang terjadi
Contoh:
No Skor Nilai Ranking x Ranking
Motivasi Statistika y
(x) (y)
1 64 42 3 2
2 56 46 2 3
3 50 40 1 1
4 68 55 5 4,5
5 76 65 7 8
6 84 88 8 11
7 90 86 10,5 10
8 66 56 4 6
9 85 62 9 7
10 90 92 10,5 12
11 75 55 6 4,5
12 92 81 12 9
Penyelesaian:
Ranking Ranking S
x y
1 1 0
2 3 -1
3 2 1 Koefisien korelasi
4 6 -2 Kendall’s:
5 4,5 0,5
2(-1)
6 4,5 1,5 0,0152
7 8 -1 12(12 1)
8 11 -3
9 7 2
10,5 10 -0,5
10,5 12 -1,5
12 9 3
Jumlah -1
Korelasi Parsial
Dimana,
R = Koefisien korelasi ganda
F = Nilai uji
k = Banyaknya variabel bebas X
n = ukuran sampel
Kriteria:
H0 ditolak, jika nilai dengan dan
Contoh:
10(1122) (60)(170)
rx1y
10(406) (60) 10(3162) (170)
2 2
1020 1020
rx1y
460 x 2720 1118,57
rx1y 0,912
n X 2 Y X 2 Y
rx 2 y
n X X n Y Y
2
2 2
2 2 2
10(737) (40)(170)
rx 2 y
10(182) (40) 10(3162) (170)
2 2
570 570
rx 2 y
220 x 2720 773,56
rx 2 y 0,74
n X1X 2 X1 X 2
rx1x 2
n X X n X X
2
1 1
2 2
2 2
2
10(267) (60)(40)
rx1x 2
10(406) (60) 10(182) (40)
2 2
270 270
rx1y
460 x 220 318,12
rx1x 2 0,85
a. Koefisien Korelasi Parsial
• Hubungan antara X1 dengan Y: