Anda di halaman 1dari 42

DISKUSI ILMIAH

Telemedicine Oleh
Amalia Widya Larasati - 1518011174
Dita Ayu Permata Dewi - 1318011008
Mira Kurnia - 1518011120

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2020
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China China
31 Desember 2019  WHO 7 Januari 2020  pneumonia tsb
melaporkan kasus pneumonia diindentifikasi sebagai jenis baru
yang tidak diketahui etiologinya corona virus (COVID-19)

Indonesia

Pandemik • Menetapkan Kedaruratan


Kesehatan Masyarakat
30 Januari 2020  WHO COVID-19  Keppres No 11
menetapkan sebagai Tahun 2020
Kedaruratan Kesehatan • Bencana nonalam akibat
Masyarakat Yang Indonesia COVID-19 sebagai bencana
Meresahkan Dunia (Public nasional  Keppres No. 12
• 29 April 2020  SE No
Health Emergency of Tahun 2020
International Concern) HK.02.01/Menkes/303/2020
• 30 April 2020  Perkonsil
No. 74 tahun 2020
Penularan Pelayanan
Pencegahan Telemedicine
Penyebaran
COVID-19 Kesehatan COVID-19

• SE No. HK.02.01/MENKES/303/2020
COVID-19 dapat Hubungan tatap muka tentang Penyelenggaraan Pelayanan
menular dari manusia antara dokter sebagai Pembatasan Kesehatan Melalui Pemanfaatan
ke manusia melalui pemberi pelayanan pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
droplet  paling kesehatan dan pasien kesehatan secara dalam Rangka
berisiko kontak erat sebagai penerima tatap muka melalui Pencegahan Penyebaran Corona Virus
termasuk dokter dan pelayanan kesehatan pemanfaatan
tenaga kesehatan menjadi risiko terhadap teknologi Disease 2019 (COVID-19)
lain yang penyebaran penyakit informasi dan • Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
memberikan infeksi termasuk komunikasi berupa No. 74 Tahun 2020 tentang
pelayanan kesehatan COVID-19 telemedicine. Kewenangan Klinis dan Praktik
Kedokteran melalui Telemedicine pada
Masa Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) di Indonesia
TUJUAN
01 02 03
Mengetahui definisi Mengetahui konsep Mengetahui tujuan,
dan terminologi dari telemedicine manfaat, dan
telemedicine tantangan dari
telemedicine

04 05 06
Mengetahui Mengetahui proses Mengetahui alur
kebijakan dan jenis pelayanan pelayanan
pelayanan telemedicine telemedicine di
telemedicine fasyankes
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi
• Bahasa Yunani yaitu 'tele' yang berarti jarak atau jauh sehingga
telemedicine adalah memberikan pelayanan kesehatan dari jarak
jauh
• Pelayanan telemedicine merupakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi untuk mendiagnosis, mengobati, mencegah,
dan/atau mengevaluasi kondisi kesehatan pasien sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya dengan tetap memperhatikan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien (Kemenkes RI, 2020).
Konsep

Store-and-forward
Real time (Synchronous) (Asynchronous)
• Bentuk sederhana: penggunaan telepon, atau • Mencakup pengumpulan data medis dan pengiriman data tsb
kompleks: penggunaan robot bedah ke dokter pada waktu yg tepat untuk evaluasi secara offline
• Memerlukan kehadiran kedua pihak pada waktu • Tidak memerlukan kehadiran kedua belah pihak dalam waktu
yang sama yang sama
• Perlu media penghubung • Biasanya digunakan oleh dermatologi, radiologi, dan patologi
• Contoh: tele-stethoscope  membuat seorang
dokter mendengarkan detak jantung pasien dari
jarak jauh
Teknologi
Telemedicine
Perangkat Keras
• Jaringan komputer/internet 
memungkinkan komunikasi antarkomputer dan pertukaran
data
• Handphone  mengirim pesan, suara,
gambar, video  menambah kecepatan
pengiriman data  real time  video
conference, chatting, browsing internet
• Satelit  memperluas jangkauan ke
daerah terpencil
• Plug-play device  penambahan piranti
kesehatan ke komputer spt stetoskop,
termometer, usg, laboratorium
• Teknologi multimedia  media suara, gambar, dan video 
bersifat digital dan dapat dikirim secara digital
Perangkat Lunak
• Teknologi chatting dan conference 
dapat dilakukan 2 orang atau lebih yg
berbeda dalam satu forum
• Pengolahan citra  mengaji teknik-teknik
mengolah citra (gambar, foto)  termasuk
memperbaiki citra sebelum dikirim ke
tempat lain
• Teknologi kompresi data  mengubah
data berukuran besar menjadi berukuran
kecil dengan tidak menghilangkan
informasi di dalamnya
Tujuan

Melibatkan penggunaan
Untuk memberikan berbagai jenis teknologi
dukungan klinis informasi dan komunikasi

Untuk mengatasi Untuk meningkatkan


hambatan geografis, outcome kesehatan
menghubungkan
pengguna yang tidak
berada dalam lokasi
fisik yang sama
Tujuan implementasi telemedicine terutama
kaitannya dengan pandemi COVID-19,
• sebagai tindakan pencegahan untuk melindungi
orang dari kontaminasi dan untuk meratakan
kurva COVID-19 termasuk membatasi interaksi
sosial atau meminimalisir kontak fisik selama
dilakukannya karantina dan isolasi mandiri
Manfaat
Secara Umum Secara Khusus
Mempermudah dalam mendapat Memahami secara
informasi tentang kesehatan, menyeluruh tentang arus
pelayanan kesehatan, obat, situasi pelayanan kesehatan
01 penyakit, gaya hidup sehat  02 di negara setempat terkait
masyarakat dapat dengan dini COVID-19
mencegah atau mengobati
penyakit yang diderita

Secara Khusus Secara Khusus


Menyediakan pelayanan
03 kesehatan secara jarak jauh 04 Memungkinkan tingkat
keberhasilan pencegahan
tanpa mengurangi kualitas penyebaran virus corona lebih
pelayanan  pelayanan besar tanpa adanya interaksi
kesehatan menjadi lebih tatap muka atau kontak fisik
efisien (terutama di era
pandemi COVID-19)
Manfaat dalam penerapannya di era pandemi COVID-19 ini
1. Memahami secara menyeluruh tentang arus situasi pelayanan
kesehatan di negara setempat.
2. Menyediakan pelayanan kesehatan secara jarak jauh tanpa mengurangi
kualitas pelayanan.
3. Memungkinkan tingkat keberhasilan pencegahan penyebaran virus lebih
besar tanpa adanya interaksi tatap muka dan risiko bahayaa
Kekurangan

Informasi internet masih


terkendala dengan sulitnya
Akses kesehatan melalui internet mencari informasi yang valid,
01 terbatas pada golongan tertentu 02 lengkap, dan mudah
saja yang cukup mapan. dimengerti.

Pada saat tertentu, banyak 04 Pasien mungkin tidak menyadari


03 orang kembali ke apa yang bahwa mereka memiliki
telemedicine sebagai pilihan dan
biasa mereka lakukan dan
tidak tahu cara mengaksesnya
bagaimana mereka
sebelumnya berinteraksi Inti tantangan bagi praktisi
dengan sistem pelayanan 05 sebenarnya yang harus dihadapi,
kesehatan yaitu dalam menjaga dan
melakukan perlindungan atas data
dan privasi pasien
01 Kebijakan Telemedicine di Indonesia
• Peraturan Konsil Kedokteran Pasal 4
Indonesia No. 74 • Dokter dan Dokter Gigi yang melaksanakan Praktik
Kedokteran melalui Telemedicine harus melakukan
Tahun 2020 tentang Kewenangan
penilaian kelaikan pasien sesuai dengan kompetensi
Klinis dan dan kewenangannya.
Praktik Kedokteran melalui • Dalam hal pasien tidak dalam kondisi gawat
Telemedicine pada darurat,
Dokter dan Dokter Gigi yang menangani wajib menilai
Masa Pandemi Corona Virus Disease kelaikan pasien untuk ditangani melalui Telemedicine.
2019 • Dalam hal hasil penilaian ditemukan pasien dalam
(COVID-19) di Indonesia kondisi gawat darurat, memerlukan tindakan
diagnostik, dan/ atau terapi, Dokter dan Dokter Gigi
harus merujuk pasien ke Fasyankes disertai dengan
informasi yang relevan.
Pasal 5
• Pasien yang berobat melalui telemedicine wajib
memberikan persetujuan (general/informed consent)

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan
02 Kebijakan Telemedicine di Indonesia Pasal 7
• Peraturan Konsil Kedokteran
• Dokter dan Dokter Gigi yang melakukan Praktik
Indonesia No. 74
Kedokteran melalui telemedicine wajib membuat
Tahun 2020 tentang Kewenangan rekam medis. Hal tersebut dapat berupa rekam medis
Klinis dan manual dalam bentuk tulisan atau rekam medis
Praktik Kedokteran melalui elektronik dalam bentuk transkrip
Telemedicine pada Pasal 8
Masa Pandemi Corona Virus Disease • Dokter dan Dokter Gigi dapat melakukan diagnosis
2019 dan tatalaksana pemeriksaan penunjang berupa
(COVID-19) di Indonesia laboratorium, pencitraan/radio image, terapi, dan
dicatat dalam rekam medis. Selain itu Dokter dan
Dokter Gigi juga dapat memberikan resep obat dan/
atau alat kesehatan dan surat keterangan sakit

Pasal 10
• Dokter dan Dokter Gigi yang melaksanakan Praktik
Kedokteran melalui telemedicine berhak
mendapatkan imbalan.
03 Kebijakan Telemedicine di Indonesia
• Peraturan Konsil Kedokteran Pasal 9
Indonesia No. 74 Hal yang dilarang bagi Dokter dan Dokter Gigi dalam
melakukan Praktik Kedokteran melalui telemedicine:
Tahun 2020 tentang Kewenangan • Telekonsultasi antara tenaga medis dengan pasien
Klinis dan secara langsung tanpa melalui Fasyankes;
Praktik Kedokteran melalui • Memberikan penjelasan yang tidak jujur, tidak etis,
Telemedicine pada dan tidak memadai (inadequate information) kepada
pasien atau keluarganya;
Masa Pandemi Corona Virus Disease • Melakukan diagnosis dan tatalaksana di luar
2019 kompetensinya;
(COVID-19) di Indonesia • Meminta pemeriksaan penunjang yang tidak relevan
• Melakukan tindakan tercela, tindakan intimidasi atau
tindakan kekerasan terhadap pasien dalam
penyelenggaraan praktik kedokteran;
• Melakukan tindakan invasif melalui telekonsultasi;
• Menarik biaya diluar tarif yang sudah ditetapkan oleh
Fasyankes; dan/ atau
• Memberikan surat keterangan sehat
Jenis Pelayanan Telemedicine
Teleradiologi

Merupakan pelayanan radiologi


diagnostik dengan menggunakan
transmisi elektronik image dari semua
modalitas radiologi beserta data
pendukung dari Fasyankes Peminta
Konsultasi ke Fasyankes Pemberi
Konsultasi, untuk mendapatkan
Expertise dalam hal penegakan
diagnosis
Gambar 3. Teleradiologi
Tele-EKG

Merupakan pelayanan
elektrokardiografi dengan
menggunakan transmisi elektronik
gambar dari semua modalitas
elektrokardiografi beserta data
pendukung dari Fasyankes Peminta
Konsultasi ke Fasyankes Pemberi
Konsultasi, untuk mendapatkan
Expertise dalam hal penegakan
diagnosis.

Gambar 4. Tele-EKG
Tele-USG

Merupakan pelayanan ultrasonografi


obstetrik dengan menggunakan
transmisi elektronik gambar dari
semua modalitas ultrasonografi
obstetrik beserta data pendukung dari
Fasyankes Peminta Konsultasi ke
Fasyankes Pemberi Konsultasi, untuk
mendapatkan Expertise dalam hal
penegakan diagnosis.

Gambar 5. Tele-USG
Telekonsultasi Klinis

Merupakan pelayanan konsultasi


klinis jarak jauh untuk membantu
menegakkan diagnosis, dan/atau
memberikan pertimbangan/saran
tata laksana. Ini dapat dilakukan
secara tertulis, suara, dan/atau video,
serta harus terekam dan tercatat
dalam rekam medis sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Gambar 6. Telekonsultasi (Video Call)


Proses Pelayanan Telemedicine

SE No. HK.02.1/Menkes/303/2020
Alur Pelayanan Telemedicine di Fasyankes

Fasyankes Pemberi Konsultasi

Fasyankes Peminta Konsultasi


Alur Pelayanan Telemedicine di Indonesia
SDM

• Sarana
• Prasarana
• Peralatan

Aplikasi
Hak dan Kewajiban Fasyankes
Pemberi Konsultasi

Permenkes RI No. 20 Tahun 2019

Hak Kewajiban
Menerima informasi medis berupa Menyampaikan jawaban konsultasi dan/
gambar, citra (image), teks, biosinyal, atau memberikan Expertise sesuai standar
video dan/atau suara yang baik
dengan menggunakan transmisi Menjaga kerahasiaan data pasien
elektronik untuk menjawab konsultasi
dan/atau memberi Expertise Memberikan informasi yang benar, jelas, dapat
dipertanggungjawabkan, dan jujur mengenai
hasil konsultasi dan/atau expertise
Menerima imbalan jasa Pelayanan Menyediakan waktu konsultasi 24 (dua puluh
Telemedicine empat) jam dalam sehari, 7 (tujuh) hari dalam
seminggu
Hak dan Kewajiban Fasyankes
Peminta Konsultasi

Permenkes RI No. 20 Tahun 2019

Hak Kewajiban
Mengirim informasi medis berupa gambar, pencitraan,
teks, biosinyal, video dan/atau suara dengan
Memperoleh jawaban konsultasi menggunakan transmisi
dan/atau menerima Expertise elektronik sesuai standar mutu untuk
sesuai standar meminta jawaban konsultasi dan/atau
memperoleh Expertise
Menjaga kerahasiaan data pasien
Menerima informasi yang benar, Memberikan informasi yang benar, jelas,
jelas, dapat dipertanggungjawabkan, dan jujur dapat dipertanggungjawabkan, dan jujur
mengenai hasil mengenai hasil konsultasi dan/atau
konsultasi dan/atau Expertise. Expertise kepada pasien
TELAAH
JURNAL
Validity

Judul Pengarang dan Institusi


“Telemedicine in the Era of COVID-19”, • Penulisan nama pengarang dituliskan dengan nama lengkap
• Jumlah kata cukup (6; tidak lebih dari 14) dan gelar, terdapat asal institusi, dan terdapat alamat email
• Menggambarkan keseluruhan isi jurnal sebagai alamat korespondensi.
• Hal tersebut tidak sesuai dengan kaidah penulisan nama
pengarang dan institusi yang baik
Validity

Abstrak
• tidak menyertakan abstrak sehingga tidak memiliki
nilai informatif tambahan yang dapat
menggambarkan isi jurnal.
• tidak memiliki kata kunci yang dapat
mempermudah penelusuran sehingga informasi
yang mungkin diinginkan dan ternyata terdapat
pada jurnal ini kurang dapat diperoleh oleh
penelusur dan menggunakannya sebagai rujukan.
Validity
Pendahuluan

01. Tidak memiliki subjudul pendahuluan

paragraf awal lebih membahas


tentang bagaimana penyebaran virus
02. corona ini membuat dunia kewalahan

halaman pertama jurnal ini mulai menjelaskan


03.
mengenai telemedicine meliputi kelebihan dan
beberapa kekurangannya sebagai upaya
pencegahan penyebaran virus corona
Validity
Hasil Diskusi
Metode Isi jurnal mengemukakan hal-hal yang rasional
dan alasan yang relevan terhadap implementasi
Studi literatur dengan telemedicine sebagai solusi yang inovatif dalam
metode pengumpulan data memfasilitasi pelayanan kesehatan yang optimal
dengan studi pustaka sambil meminimalisir risiko paparan virus
sehingga mampu menekan jumlah pasien
COVID-19

Kesimpulan Daftar Pustaka


Telemedicine yang memberi kemudahan • Disusun sesuai aturan penulisan
dan fungsi yang optimal dalam menurut Vancouver dan seluruhnya
menghadapi kondisi pandemic serta merujuk pada sitasi yang tertera pada
dapat menurunkan resiko penyebara naskah.
virus dan jumlah pasien COVID-19 serta • Sumber kepustakaan berjumlah 13
tetap memberikan pelayanan kesehatan sehingga jurnal cukup dapat
yang maksimal dipercaya.
Importance
Pembahasan jurnal ini sangat penting terutama di era
pandemi COVID-19 ini karena dapat memberikan
informasi mengenai solusi yang inovatif dan terjangkau,
dalam hal ini penggunaan telemedicine dalam
memfasilitasi pelayanan kesehatan sambil
meminimalisir risiko paparan dari orang-ke-orang
sehingga akan mengoptimalisasi penyelesaian pandemi
COVID-19
Aplicability
• Jurnal ini dapat diterapkan di berbagai negara, namun di
Indonesia sendiri masih terbatas pada kota besar dimana
banyak hal yang dibutuhkan seperti smartphone, komputer,
dan ketersediaan internet yang masih minim di daerah
pedalaman.
• Kurangnya kemampuan mengoperasikan media oleh

penyedia layanan dan juga pasien


Problem
• Wabah COVID-19 telah menyebar ke berbagai
wilayah yang kemudian pada tanggal 11 Maret
2020 WHO menyatakan COVID-19 sebagai

I suatu pandemi.
• Pembatasan pergerakan dari populasi wilayah
setempat
• Sehingga, tatap muka ini harus dihindari sebisa

P C mungkin. Namun, hal ini dapat mengurangi


mutu pelayanan kesehatan yang diterima
pasien
O Intervention
• Tidak dilakukan intervensi
Comparison
• Tidak ada pembanding dan tidak dilakukan perbandingan

Outcome
• layanan konsultasi melalui video call atau telekonferensi,
pemeriksaan pasien jarak jauh
KESIMPULAN
1. Telemedicine adalah pemberian pelayanan kedokteran jarak jauh oleh dokter dan
dokter gigi dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi,
2. Telemedicine diterapkan dalam dua konsep, yaitu realtime (synchronous) dan store-
and-forward (asynchronous) dan penggunaan teknologinya membutuhkan perangkat
keras dan perangkat lunak.
3. Tujuan dan manfaat telemedicine di era pandemi COVID-19, yaitu sebagai tindakan
pencegahan penyebaran virus dari orang-orang dan untuk meratakan kurva COVID-19
sambil meminimalisir kontak fisik selama masa karantina dan isolasi diri.
Tantangannya, yaitu akses terbatas dan tantangan praktisi dan pasien dalam
mengoperasikan media dalam melakukan telemedicine.
4. Kebijakan terbaru mengenai telemedicine tercantum dalam Perkonsil No. 74 Tahun
2020 tentang Kewenangan Klinis dan Praktik Kedokteran Melalui Telemedicine Pada
Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia.
5. Proses pelayanan telemedicine dimulai dari dokter yang melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, penegakan diagnostik, hingga penulisan resep elektronik yang
kemudian akan diterima oleh apoteker melalui jasa pengantaran, dan setelah itu
pasien harus menggunakan obat sesuai resep dan informasi dari apoteker.
6. Alur pelayanan telemedicine di fasyankes terdiri dari fasyankes pemberi konsultasi
dan fasyankes peminta konsultasi yang dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
7. Alur pelayanan telemedicine untuk COVID-19 dengan gejala khas adalah
melakukan triase dengan kuesioner secara online lalu melakukan telekonsultasi
dengan dokter umum. Apabila diperlukan, dokter umum dapat berkonsultasi
dengan dokter spesialis, merujuk pasien ke unit gawat darurat, atau ICU.
Terimakasih 
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.


Daftar Pustaka
Fong, B., Fong, A.C.M, Li, C.K. 2011. Telemedicine Technologies : Information Technologies in Medicine and Telehealth (1st edition). United Kingdom: John
Willey & Sons.
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Implementasi Telemedicine di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19) Revisi ke- 4. Jakarta: Kemenkes RI.
Leite H, Hodgkinson IR, Gruber T. New Development: ‘Healing at a distance’-telemedicine and COVID-19. Public Money & Managment, 2020.
Ohannessian R, Duong TA, Odone A. 2020. Global Telemedicine Implementation And Integration Within Health Systems To Fight The COVID-19 Pandemic: A
Call To Action. JMIR Public Health and Surveillance: 6(2).
Pagliari C, Detmer D, Singleton P. Potential of electronic personal health records. Analysis, 2005.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 74 Tahun 2020 Tentang Kewenangan Klinis dan Praktik Kedokteran Melalui Telemedicine Pada Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine Antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Portnoy J, Waller M, Elliott T. Telemedicine in the Era of COVID-19. J Allergy Clin Immunol Pract 2020;1-3.
Santoso BS, Rahmah M, Setiasari T, Sularsih P. 2015. Perkembangan dan Masa Depan Telemedika di Indonesia. Yogyakarta: Departemen Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi, FT UGM.
Setyono A, Alam MJ, Eswaran C. Mobile telemedicine system application for telediagnosis using multimedia messaging service technology. Int. J. Wireless and
Mobile Computing. 2014; 7(4):348-61
Surat Edaran Nomor HK.02.01/Menkes/303/2020 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Wiryawan IW. 2016. Bunga Rampai 2 Problematika Hukum: Pengaturan Serta Integrasi Telemedicine Dalam Strategi Kebijakan Pengembangan Pembangunan
Kesehatan Modern. Denpasar: UNUD.
World Health Organization. 2010. Telemedicine Opportunities and Developments in Member States: Report On The Second Global Survey On eHealth. Global
Observatory for eHealth Series, 2.

Anda mungkin juga menyukai