KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
Pendahuluan
Penyakit kulit akibat kerja
merupakan salah satu penyakit Dermatitis kontak dikelompokkan
akibat kerja (occupational disease) Penyakit kulit akibat kerja menjadi dua. DKI disebabkan oleh
yang banyak terjadi pada yang paling umum terjadi zat bersifat iritan dan DKA
masyarakat dan merupakan adalah dermatitis kontak, disebabkan oleh alergen yang
penyakit akibat kerja kedua menimbulkan reaksi
terbanyak di Eropa setelah cidera yaitu sebanyak 70-90%. hipersensitivitas tipe IV.
musculoskeletal.1
Tempat Kerja
• Area pembangunan rumah atau
bangunan lain.
• Pasien sudah bekerja sebagai pekerja bangunan sejak kurang lebih 3
tahun. Status pasien sebagai buruh lepas. Pasien bekerja ±8 jam per
Lama Kerja hari, namun terkadang bisa hingga 9 jam. Dalam seminggu, pasien
bekerja 5-7 hari disesuaikan dengan proyek yang sedang dikerjakan.
Jam kerja antara jam 07.30.00-12.00 WIB kemudian istirahat pukul
12.00 – 13.00. Pekerjaan dimulai kembali pada pukul 13.00 – 16.30
WIB.
Uraian • Terdapat beberapa proses kerja yang harus dilalui dalam proses pembangunan
secara umum meliputi perancangan dan pembuatan pondasi dan kerangka
rumah, pembangunan dinding, pembangunan atap, pembuatan lantai,
Tugas
pembuatan plafon, pengecatan tembok, dan beberapa tahap lain yang terkait.
Secara keseluruhan pasien bekerja dalam posisi berdiri dan jongkok sesuai
bagian tugas yang sedang dikerjakan dan kontak bahan sesuai dengan yang
dibtuhkan saat itu.
Uraian •Pada semua proses kerja, pasien tidak menggunakan APD standar. Pasien hanya
menggunakan celana panjang, baju lengan panjang atau pendek, topi, sandal jepit
atau sepatu dan buff kain. Pada pengerjaan bangunan yang membutuhkan semen,
Tugas
alat yang digunakan berupa cangkul dan sekop. Bahan semen banyak menempel di
gagang cangkul dan sekop sehingga pasien berkontak di bagian tangan. Terkadang juga
menciprati bagian lengan pasien.
URAIAN TUGAS DAN PROSES KERJA
1 3
2 4
5 6
Kimia Cat: iritan dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan Area pembangunan 8 jam
Semen: Kromat pada semen dapat menyebabkan dermatitis
kontak alergi
Logam berat pada besi: Gangguan dermatologis
Debu
Asbes : Asbestosis
Biologi Jamur: Tinea, gatal-gatal, penyakit kulit lain
Bakteri, virus : infeksi
Ergo-nomi Posisi membungkuk: Low back pain Area pembangunan 8 jam
Mengangkat beban dengan posisi tidak ergonomis : Low
back pain, gangguan muskuloskeletal lain.
Lama kerja melebihi jam kerja standard: kelelahan dan stress
psikologis
Keadaaan umum: Kepala, mata, telinga, hidung, tenggorokan, mulut dalam Pada region palmar dan
Tampak sakit ringan, batas normal. Faring dan tonsil tidak ada kelainan. Tidak dorsum manus serta
tekanan darah: 126/70 ada pembesaran KGB leher. Pada thoraks, gerakan ekstensor antebrachii dektra
mmHg, frekuensi nadi: dinding dada dan fremitus taktil simetris, tidak et sinistra tampak vesikel dan
89x/menit, frekuensi didapatkan rhonki atau wheezing, kesan dalam batas papul multiper dengan dasar
nafas: 16 x/menit, normal. Jantung, ictus cordis tidak terlihat, pada palpasi
$30.99
eritematous tersebar diskret
suhu:36,9oC, berat teraba ictus cordis pada linea midclavicularis sinistra ICS
ukuran milier hingga
badan: 62 kg, tinggi V. Pada perkusi, batas jantung normal. Abdomen datar,
lentikuler dengan kesan
badan: 165 cm, IMT: tidak tampak lesi, tidak didapatkan organomegali
xerotik.
22.77 kg/m2 ataupun asites, kesan dalam batas normal. Ekstremitas
superior dan inferior, teraba hangat, tidak tampak
defomitas, tidak didapatkan edema.
DIAGNOSIS OKUPASI
1. Diagnosa klinis
DIAGNOSIS OKUPASI
• Pajanan 8 jam perhari, 5-7 hari per minggu, selama 3 tahun terakhir. Namun, pajanan disesuaikan dengan
tahapan pembangunan dan bagian tugas. Pasien tidak terpajan semen setiap hari.
4. Besarnya pajanan
PENATALAKSANAAN
Umum
•Adalah penyakit yg mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan yg
. Penyakit Akibat Kerja sebab utama terdiri dari satu agen penyebab yg sudah diakui (evidance based). Sedangkan,
Penyakit Yang berhubungan dengan pekerjaan (Work Related Disease) adalah penyakit yg
(Occupational Diseases) mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang peranan penting
bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit
Penyakit diperberat oleh • Adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja
pekerjaan atau Penyakit yang
tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun
mengenai Populasi Pekerja
(Disease affecting working dapat diperberat oleh kondisi lingkungan pekerjaan
population) yang buruk bagi kesehatan.
Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit yang diakibatkan.
Adanya fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi
Contoh adanya pajanan asbes secara evidence based akan mengakibatkan asbestosis,
daripada pada masyarakat umum
silika menyebabkan silikosis.
Penyakit Akibat Kerja dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat kerja. Dengan
melakukan diagnosis okupasi/ diagnosis penyakit akibat kerja, maka hal ini akan berkontribusi
terhadap:
Pengendalian pajanan berrisiko pada sumbernya
Asuhan medis dan upaya rehabilitasi pada pekerja yang sakit dan/atau cedera
Pencegahan terhadap terulangnya atau makin beratnya kejadian penyakit atau kecelakaan
•Berdasarkan evidence based, semen merupakan zat terpenting yang dapat menyebabkan dermatitis kontak akibat kerja (DKAK).
Berdasarkan
zat ter
dermati
•Dikromat adalah komponen alergi utama dalam semen. Semen juga mengandung nikel dan kobalt yang juga sangat bersifat alergen.
•Resin epoksi juga merupakan alergen penting lainnya dalam industri konstruksi. Kromium mengalami oksidasi pada level yang berbeda-beda dari 0-6.
• Hexavalent chromate (VI) memiliki potensi alergen tertinggi dan selalu menjadi
alergen pekerjaan penting dengan signifikansi klinis yang tinggi. Kromat inilah yang
berperan sebagai allergen yang menginduksi reaksi hipersensitivitas tipe 4 dan
menyebabkan dermatitis kontak alergi
Faktor Individu yang
Besarnya Pajanan Berperan
•Dari tujuh langkah diagnosis penyakit akibat kerja, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami penyakit akibat kerja dermatitis kontak aergi akibat paparan kromat pada semen di tepat kerja.