Anda di halaman 1dari 36

Diagnosis

Marcella Egi 1995015


Diagnosis

– Seni dan ilmu untuk mendeteksi dan membedakan


penyimpangan kesehatan, penyebab serta sifatnya.
– Tujuan: menentukan masalah apa yang dialami pasien dan
mengapa pasien mengalami masalah tersebut 
berhubungan dengan perawatan yang diperlukan
– 5 Tahapan proses mendiagnosis:
– Pasien memberi tahu dokter alasan kunjungan
– Dokter bertanya kepada pasien tentang gejala dan riwayat yang
meyebabkan kunjungan
– Dokter melakukan tes klinis objektif
– Dokter menghubungkan temuan objektif dengan perincian
subjektif dan membuat daftar kemungkinan diagnosis dari
diagnosis banding
– Dokter menentukan diagnosis definitif.
1. Keluhan Utama

– Alasan pasien datang seringkali sama pentingnya dengan


test diagnostik yang dilakukan
– Sebagai petunjuk awal yang penting  membantu dokter
untuk merumuskan diagnosis yang benar
2. Riwayat Medis

– Dokter bertanggung jawab untuk mendapatkan riwayat


medis yang tepat dari setiap pasien yang datang untuk
perawatan (riwayat medis pasien diperbarui menyeluruh
dan lengkap)
– Evaluasi riwayat medis:
– Kondisi medis dan obat-obatan saat ini yang akan mengharuskan
perubahan cara perawatan gigi yang akan diberikan
– Kondisi medis yang mungkin memiliki oral manifestasi atau
menyerupai patosis gigi
– Tekanan darah dan nadi harus dicatat setiap kali
kunjungan  peningkatan  indikasi pasien cemas/
hipertensi /masalah kardiovaskular lainnya 
protokol pengurangan stress / rujuk ke dokter umum
– Modifikasi rencana perawatan  alergi obat, alergi
terhadap produk dental, transplantasi organ, atau
sedang minum obat yang dapat berinteraksi secara
negatif dengan anestesi lokal umum, analgesik, obat
penenang dan antibiotik
Lesi yang meniru patolologis
oral
Keterlibatan tuberkulosis kelenjar getah bening
servikal dan submandibular  kesalahan diagnosis
pembesaran kelenjar getah bening akibat infeksi
odontogenik.

Pasien immunocompromised dan diabetes melitus


yang tidak terkontrol  respon buruk terhadap
perawatan gigi dan menunjukan abses berulang
dari rongga mulut

Sickle cell anemia dapat menyebabkan nyeri tulang


 meniru nyeri odontogenik.

Multiple myeloma dapat menyebabkan mobilitas


gigi

Terapi radiasi pada daerah kepala dan leher 


peningkatan sensitivitas gigi
3. Riwayat Gigi

– Kronologis kejadian yang mengarah ke keluhan utama


dicatat sebagai riwayat gigi  membantu penentuan test
diagnostik yang akan dilakukan

a. Riwayat masalah gigi sekarang


Mencakup gejala masa lalu, masa kini serta prosedur atau
trauma apapun yang mungkin menyebabkan keluhan utama.
b. Lokasi  tes diagnostik lebih fokus pada gigi yang
dikeluhkan
c. Awal mula  etiologi (setelah restorasi, trauma, spontan)
d. Intensitas  menentukan apa yang diperlukan untuk
mengurangi rasa sakit, mempengaruhi keputusan untuk
merawat atau tidak terapi endodontik
d. Faktor yang memperingan atau memperberat perhatikan
pasien yang menggunakan analgesik 4-6 jam sebelumnya
yang dapat mengubah validitas hasil diagnosis
 menentukan tes diagnostik mana yang harus dilakukan
untuk menetapkan diagnosis yang lebih objektif.

e. Durasi  Perbedaan sensitivitas dingin yang mereda dalam


beberapa detik dan hilang dalam beberapa menit dapat
menentukan apakah restorasi atau perawatan endodontik.
4. Pemeriksaan Ekstra Oral

– Pemeriksaan visual dan palpasi pada wajah dan leher 


menentukan adanya pembengkakan, apakah
pembengkakan terlokalisasi atau difus, fluktuasi atau tidak

– Jika kelenjar ditemukan kencang dan lunak bersamaan


dengan pembengkakan wajah dan suhu yang meningkat,
ada kemungkinan besar bahwa ada infeksi
5. Pemeriksaan Intra Oral

– Pemeriksaan jaringan lunak


– Gingiva dan mukosa harus dikeringkan (syringe / kain kasa)
– Semua jaringan lunak diperiksa apakah ada kelainan warna,
tekstur, lesi atau ulserasi
– Pembengkakan intra oral
– Visual dan diraba  menentukan apakah difus / terlokalisasi,
fluktuasi / tidak  asal endodontik, periodontik atau kombinasi
keduanya atau non odontogenik
– Palpasi
– Pemeriksaan jaringan keras alveolar
– Tes palpasi  tekanan kuat pada mukosa yang menutupi akar
dan apeks  mendeteksi adanya kelainan periradikular atau
area spesifik yang menghasilkan respon nyeri terhadap
tekanan.
– Respon positif  indikasi proses inflamasi periradikular aktif.
– Tes ini tidak menunjukan apakah proses inflamasi berasal dari
endodontik atau periodontal.
– Perkusi
– Rasa sakit pada tes perkusi  tidak mengindikasikan gigi vital/
tidak  indikasi peradangan pada ligamen periodontal 
mungkin peradangan sekunder dari trauma fisik, oklusi
prematur, penyakit periodontal.
– Mobiliti
– Peningkatan kegoyangan gigi bukan indikasi vitalitas pulpa 
indikasi dari perlekatan periodontal yang terganggu.
– Mungkin diakibatkan oleh trauma fisik, trauma oklusal,
kebiasaan parafungsional, penyakit periodontal, fraktur akar,
pergerakan ortodontik, atau perluasan penyakit pulpa yang
masuk ke ruang ligamen periodontal.
– Cara: ujung belakang dari dua pegangan alat, satu pada aspek bukal dan satu pada aspek
lingual gigi. Tekanan diterapkan dalam arah fasial-lingual serta dalam arah vertikal dan
kegoyangan gigi diberi skor. Mobilitas yang melebihi +1 harus dianggap abnormal.
– Namun, gigi harus dievaluasi berdasarkan besar kegoyangan relatif terhadap gigi yang
berdekatan dan kontralateral.
Pencatatan Kegoyangan Gigi
Mobilitas +1: Gerakan gigi lebih besar dari normal
Mobilitas +2: Gerakan gigi horizontal tidak lebih dari 1 mm
Mobilitas +3: Gerakan gigi horizontal lebih besar dari 1 mm,
dengan atau tanpa gerakan rotasi atau vertikal
– Pemeriksaan periodontal
– Pengukuran kedalaman poket periodontal  indikasi
kedalaman sulkus gingiva.
– Menggunakan probe periodontal, catat kedalaman poket
periodontal pada aspek mesial, tengah, dan distal dari kedua
sisi bukal dan lingual gigi. Probe periodontal dilakukan dengan
teknik berjalan di sekitar sumbu panjang gigi.
– Kehilangan tulang periodontal yang luas, umumnya dianggap
berasal dari periodontal dan biasanya generalis di daerah lain di
mulut. Namun, kehilangan tulang vertikal pada daerah tertentu
mungkin berasal dari endodontik, khususnya dari gigi nonvital
yang infeksinya telah meluas dari periapikal ke sulkus gingiva.
– Tes pulpa
– Tes Termal
– Respons dasar atau respon normal baik terhadap dingin atau panas:
respons pasien merasakan sensasi tetapi segera menghilang setelah
pengangkatan stimulasi termal.
– Respons abnormal mencakup kurangnya respons terhadap
rangsangan, sensasi rasa nyeri menetap atau intens setelah
rangsangan dihilangkan, rasa sakit yang luar biasa segera setelah
rangsangan ditempatkan pada gigi.
Dry ice / karbon dioksida beku
Stick es

Refrigerant spray
• Menggunakan • efektif dalam • hasil pengujian yang
rubber dam mengevaluasi baik dan setara
• Es yang mencair respons pulpa pada dengan CO2 beku
mengalir ke gigi dan gigi dengan • menggunakan
gingiva berdekatan mahkota tiruan cotton pellet besar
 respon positif penuh  aplikasi pada
palsu • Stik CO2 dimasukan bukal / tengah gigi
• berguna pada gas Co2 dalam
pasien dengan tabung plastik 
mahkota tiruan aplikasi pada
porcelain atau permukaan bukal
porcelaine-fused-to- struktur gigi alami/
metal dimana tidak mahkota
terdapat permukaan • Isolasi  suhu
gigi alami yang sangat rendah dapat
dapat diakses mengakibatkan luka
bakar jar lunak

gigi "normal" yang berdekatan atau kontralateral juga harus dites


untuk menentukan respons dasar
– Tes Panas
– sangat berguna ketika keluhan utama pasien adalah rasa sakit
gigi yang intens saat kontak dengan cairan panas atau
makanan, tidak dapat mengidentifikasi gigi mana yang sensitif
– Respon nyeri langsung dan intens
– Dapat terjadi respon yang tertunda  ditunggu 10 detik antara
setiap tes panas

Diisi air
biasa
dengan
Jar Lapisa

n
Gu ●
Kece Ru
patan
suhu
u pelum
tta
bb
yang
mirip as tinggi
dengan
yang
menyeba m
sebel
um per pada
perm
bkan
sensasi
nyeri
su
melet
akan ch ukaa
n gigi
er

Dikeluark bahan
an dari
yang a/ kerin
po
jarum
suntik ke nti dipan g
gigi yang
askan co ●
Jaran

diisolasi
Isolasi
masing
masing
k 
agar mp
g dan
tidak
lis
gigi
sampai
yang
dikeluhka
irig tidak
mene
mpel
ou
direk
ome hi
n
ditemuka asi pada nd
ndasi
kan ng
n gigi
– Tes elektrik
– Pembacaan angka pada pulp tester memiliki signifikansi jika
hasilnya berbeda dari gigi kontrol pada pasien yang sama
dengan elektroda pada posisi di area yang sama pada kedua
gigi
– Gigi diisolasi dan dikeringkan, gigi kontrol di tes dahulu untuk
respon dasar / sensasi normal, gigi yang dicurigai di tes 2x
Gigi dilapisi Ujung probe tester Ditempatkan di
media berbasis ditempatkan
bersentuhan dengan
sepertiga insisal
air/vaselin (pasta
struktur gigi area bukal gigi
gigi)
– Tes khusus
– Tes gigitan
– Tes perkusi dan gigitan diindikasikan ketika pasien datang dengan
rasa sakit saat menggigit
– Alat yang digunakan harus memberikan tekanan pada masing
masing cusp/ area gigi
– Gigi berdekatan di tes untuk kontrol sebagai respon normal
Daer Pasien Teka Setia
dimint Mel p
ah nan
cupp
a
untuk
epa cusp
ed memb
kuat skan di
out erikan sela
tekana teka tes
pada ma
instru
n nan deng
mengg beb
men igit den an
(perlah
erap cara
berko gan
ntak an a yang
pada
sampai
deti cep
oklusi sam
cusp penuh) k at a
– Tes kavitas
– Hanya digunakan ketika semua metode tes tidak memungkinkan
atau hasil dari tes lainnya tidak konsisten
– Contoh: ketika gigi yang dicurigai menderita penyakit pulpa memiliki
mahkota tiruan penuh (tidak ada struktur gigi yang tersedia untuk
tes pulpa elektrik dan hasil tes dingin tidak meyakinkan), preparasi
kavitas kelas I dibuat pada permukaan oklusal mahkota dengan high
speed round bur # 1 atau # 2 sampai kontak dengan dentin 
diminta untuk merespon jika ada sensasi nyeri
– Staining dan transluminasi

Aplikasi Dihilangka
– Untuk menentukan adanya retakan / fraktur dan menentukan sejauh
apa fraktur gigi

dengan cotton n dengan


Zat biru tip applicator Gigi dengan
Arahkan
(akan 70%
metilen
Probe fraktur
cahaya isopropil
menembus
menghalang
fiberop daerah retak)
intensitas alkohol i cahaya
– Anestesi selektif
– Ketika gejala tidak terlokalisasi (RA/RB), kemungkian akan sulit
didiagnosis. Ketika tes pulpa tidak meyakinkan, anestesi selektif
dapat membantu
Mulai
Inje dari gigi Sam Bila sakit
tidak
paling
ksi posteri pai hilang,
mengula
intra or di nyeri ng
teknik
rahang
liga yang hilan pada
dicuriga rahang
men i
g lain
5. Pemeriksaan Radiologi

– Interpretasi radiografi dari potensial patosis endodontik


adalah bagian integral dari penentuan diagnosis dan
prognosis endodontik.
– Beberapa tes diagnostik memberikan informasi yang sama
pentingnya dengan radiografi dental.
– Radiograf seharusnya hanya digunakan sebagai salah satu
alat untuk memberikan petunjuk penting bagi pemeriksaan
diagnostik

Anda mungkin juga menyukai