Anda di halaman 1dari 25

DTM

DESENSITITASI
Nadya Ayu Krisanti – 1112018015
Dosen Pembimbing: Dr. drg. Chaerita Maulani, Sp. Perio

Tanggal Presentasi:
Identitas Pasien
■ Nama: Lenny
■ Umur: 51
■ Alamat: Taman Laguna blok I no. 1 d
■ Jenis kelamin: Perempuan
■ No. RM: 23 09 146
■ No. Hp: 08111087372
■ Keluhan utama: Gigi atas dan bawah kanan terasa ngilu
Anamnesis
Pasien datang ke RSGM YARSI dengan keluhan gigi atas dan bawah kanan
belakang merasa ngilu. Pasien menyikat gigi 2x sehari setiap setelah mandi
menggunakan bulu sikat gigi yang halus. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik dan tidak memiliki alergi obat. Pasien tidak
mengkonsumsi pil KB.
Status Prasens

■ Keadaan Umum
Ekstra oral: TAK
Intra oral: O car di gigi 27, D car di gigi 45

Kunjungan 1
BOP: 0,28
P.I: 0,28
K.I: 0,22
OHIS: 0,5
Foto klinis
Diagnosis

■ Gingivitis kronis lokalis et causa plak dan kalkulus (BOP: 17% (4/23 gigi))

■ Penyakit gingiva pada reduced periodonsium (BOP: 2,8% (<10%))


Prognosis Umum Prognosis Lokal
Baik : Pasien dewasa, kooperatif, Baik : OHIS baik, karies, resesi gingiva, LA
sosioekonomi baik, tidak memiliki
Riwayat penyakit sistemik
Hipersensitif Dentin
Hipersensitif dentin nyeri singkat dan tajam yang timbul dari
dentin yang terbuka sebagai respons terhadap rangsangan termal,
sentuhan, osmotik, atau kimia.
Etiologi
Nyeri/ngilu dengan kavitas karena adanya kavitas atau karies (abrasi, atrisi,
erosi atau abfraksi)
Nyeri/ngilu tanpa kavitas (resesi gingiva yang menyebabkan permukaan
akar terbuka, dan ngilu setelah perawatan bleaching, scaling dan root
planing, restorasi yang cacat, sindroma gigi retak, penggunaan bur tanpa air
pendingin)
Resesi Gingiva
Resesi gingiva kondisi permukaan akar terbuka karena hilang
atau tertariknya atau retraksi gingiva ke arah akar yang
mengakibatkan permukaan akar tidak terlindung. Resesi gingiva
umumnya terjadi di usia 40 tahun ke atas, tetapi bisa juga
ditemukan pada usia yang lebih
Klasifikasi Resesi Gingiva Menurut
Miller
Kelas 1
Resesi meliputi jaringan marginal yang tidak meluas ke mucogingival junction dan tidak
terdapat kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental.
Klasifikasi Resesi Gingiva Menurut
Miller
Kelas 2
Resesi jaringan marginal meluas ke atau melampaui mucogingival junction, namun tidak
terdapat kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental.
Klasifikasi Resesi Gingiva Menurut
Miller
Kelas 3
Resesi jaringan marginal yang meluas ke atau melampaui mucogingival junction disertai
kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental dengan atau tanpa malposisi
gigi.
Klasifikasi Resesi Gingiva Menurut
Miller
Kelas 4
Resesi jaringan marginal yang meluas ke atau melampaui mucogingival junction, disertai
hilangnya tulang atau jaringan lunak di daerah interdental dengan atau tanpa malposisi gigi
yang sangat parah
Mekanisme Hipersensitif Dentin
■ Teori Transduksi Odontoblastik

Teori transduser odontoblas yang dikemukakan oleh Rapp dkk. yang


mengatakan bahwa odontoblas bertindak sebagai sel reseptor, dan
mengirimkan impuls melalui sambungan sinaptik ke terminal saraf sehingga
menyebabkan sensasi nyeri dari ujung saraf yang terletak di perbatasan
pulpodentine. Namun, bukti teori mekanisme transduser odontoblas masih
kurang dan tidak meyakinkan. Hal ini karena sebagian besar penelitian
menunjukkan bahwa odontoblas adalah sel pembentuk matriks dan tidak
dianggap sebagai sel yang dapat dirangsang, dan tidak ada sinapsis yang
ditemukan antara odontoblas dan terminal saraf.
Mekanisme Hipersensitif Dentin
■ Teori Saraf

Teori ini menganjurkan bahwa rangsangan termal atau mekanis, secara


langsung mempengaruhi ujung saraf di dalam tubulus dentin melalui
komunikasi langsung dengan ujung saraf pulpa. Meskipun teori ini telah
diperkuat oleh adanya serabut saraf yang tidak dimediasi pada lapisan luar
dentin akar dan adanya polipeptida neurogenik yang diduga, teori ini masih
dianggap teoritis dan kurangnya bukti kuat yang mendukungnya.
Mekanisme Hipersensitif Dentin
■ Teori Hidrodinamik

Mekanisme hipersensitivitas dentin yang diterima saat ini adalah teori hidrodinamik yang
dikemukakan oleh Brännström pada tahun 1964. Menurut teori ini, ketika permukaan dentin
yang terbuka terkena rangsangan termal, kimia, sentuhan atau evaporatif, aliran cairan di dalam
tubulus dentin akan meningkat. Pergerakan cairan di dalam tubulus dentin menyebabkan
perubahan tekanan dan merangsang reseptor saraf yang sensitif terhadap tekanan di seluruh
dentin.
Cara Deteksi Pasien Hipersensitif Dentin

■ Adanya dentin yang tidak terlindungi dan tubulus dentin yang terbuka
■ Cara pengecekan:
- Menghembuskan air atau udara ringan dari three way syringe
- Cek menggunakan sentuhan ringan pada sonde/alat yang terbuat dari logam
Cara Deteksi Pasien Hipersensitif Dentin

■ Pertanyaan yang dapat ditanyakan:

– Sifat dari rasa sakitnya tajam, tumpul atau menyakitkan?

– Apakah sakitnya menetap atau segera menghilang?

– Penyebab rasa sakitnya apakah dipicu oleh dingin, panas atau pengunyahan?

– Timbulnya rasa sakit tidak terduga atau sewaktu-waktu?

– Rasa tidak nyamannya di beberapa gigi atau seluruh gigi?

– Berapa lama merasakan ketidaknyamanan?


Desensitisasi
■ Bahan yang digunakan untuk perawatan hipersensitivitas dentin/ hipersensitivitas akar
gigi
■ Cara kerja desensitisasi:
- Menyumbat / memperkecil diameter tubulus dentin
> Gerakan cairan tubulus dentin akibat perangsang akan dihambat sehingga
hipersensitivitas berkurang
> Penyumbatan bisa terjadi dikarenakan adanya pembentukan dentin sekunder di
sepanjang dinding tubulus dentin, pengendapan protein pada dinding tubulus dentin, dan
pembentukan kristal-kristal pada dinding tubuls dentin
- Mengurangi ekstibilitas saraf-saraf interdentin
> Dengan dikuranginya eksibilitas saraf interdentin, kepekaan saraf tersebut
terhadap perangsang akan berkurang. Bahan desensitisasi dengan kerja yang demikian
mempengaruhi saraf-saraf interdentin secara langsung maupun tidak langsung
Bahan Desensitisasi
 Bahan di klinik (in office)
- Bahan fluoride : Menyumbat tubulus dentin
- Pasta yang digunakan adalah campuran dengan natrium fluoride, kaolin dan gliserin
 Bahan di rumah (in home)
- Pasta gigi dengan aksi kerja menyumbat tubulus dentin
> Bahan desensitisasi yang terkandung dalam pasta tersebut ada yang berupa stronsium
klorida (Sensodyne), natrium monofluoroposfat (Colgate), dan formaldehid (Thermodent)
- Pasta gigi dengan aksi kerja mengurangi eksitabilitas saraf
> Pasta gigi khusus dengan aksi kerja mengurangi eksitabilitas saraf mengandung
kalium nitrat
- Pasta gigi dengan aksi ganda
- > Karena seringnya bahan desen yang hanya punya aksi tunggal tidak berhasil mengurangi
hipersensitif, ada pasta gigi yang memiliki 2 aksi ganda. Salah satunya mengandung bahan
kalium nitrat dan natrium monofluoroposfat (Sensodyne-F).
Tahapan
1. Area gigi diisolasi dengan cotton roll dan dikeringkan dengan cotton pellet
2. Tes rasa ngilu/sensitif dengan diberi hembusan udara pada area servikal
gigi/menggunakan tes termal dingin dan dengan alat sonde digerakkan pada area
servikal
3. Kemudian tanyakan pasien apa yang dirasakan
4. Bahan desensitisasi di aplikasikan menggunakan microbrush pada daerah yang sensitif
dan diamkan selama 1-2 menit
5. Kemudian diulang sekali lagi
6. Tes rasa ngilu/sensitif dengan diberi hembusan udara pada area servikal
gigi/menggunakan tes termal dingin dan dengan alat sonde digerakkan pada area
servikal
7. Kemudian tanyakan pasien apakah masih terasa ngilu atau tidak
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai