Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN KEDOKTERAN KERJA


CARPAL TUNNEL SYNDROME

Disusun Oleh :
Aghnia Putri Mahardiyanti
2013730002

Penguji:
dr. Pitut Aprilia Savitri, MKK

KEPANITRAAN KLINIK IKAKOM 2


PUSKESMAS PONDOK PUCUNG TANGERANG SELATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimah kasih
kepada dr. Eva Mayasari selaku pembimbing di PKM Pondok pucung yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan
laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada
khususnya.

Tangerang, Januari 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Menurut WHO (1950), Kesehatan Kerja adalah kesehatan fisik maupun psikis pekerja
sehubungan dengan pekerjaannya (mencakup metode kerja, kondisi kerja, dan lingkungan
kerja) yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit, ataupun perubahan kesehatan
pekerja. Kemudian pada tahun 1995 sebuah Komisi Gabungan antara WHO dan ILO
melengkapi definisi dari Kesehatan Kerja yaitu suatu pelayanan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental, dan sosial) yang setinggi-tingginya bagi
pekerja disemua jabatan, pencegahan penyimpang kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara
pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan jabatannya.
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula untuk
mengatasi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri
tapi harus dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap kesehatan tersebut.
Terwujudnya derajat kesehatan dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagaimana telah dikemukakan oleh Hendrik L. Blum. Faktor-faktor yang dimaksud antara
lain: faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan.
Diantara faktor-faktor tersebut, faktor lingkungan merupakan faktor yang paling besar
memegang peranan dalam status kesehatan masyarakat.
.
B. TUJUAN
Pengamatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
yang terjadi pada Sektro Formal “Pekerja Pemotong singkong disekitar Puskesmas Pondok
Pucung ”.

3
C. MANFAAT
Diharapkan penyusun dapat mengidentifikasi hazard yang ada di lingkungan kerja dan
penyakit yang timbul akibat kerja, serta menentukan alat pelindung diri yang dapat
digunakan untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan akibat kerja.

Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Kerja


1. Jenis Pengamatan : Kunjungan (Kedokteran Kerja)
2. Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan
3. Jenis Pekerjaan : Tukang Potong Singkong
4. Waktu Pelaksanaan : Senin, 10 Januari 2019
5. Lokasi : Jl. Trulek

Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis akibat kerja kepada tukang potong singkong
yang bekerja di suatu pabrik keripik singkong di Jl. Trulek. Beliau bekerja dari pagi hingga sore,
dari senin sampai sabtu selama kurang lebih 10 jam, hari minggu libur berikut deskripsi waktu
kerja beliau:
Senin - Sabtu : jam 05.00 – 15.00 WIB

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. STATUS KESEHATAN PASIEN


1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia : 49 tahun
Pekerjaan : Pemotong Singkong
Alamat : Jl. Trulek
Pendidikan : SMP

2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Nyeri pada pergelangan tangan kiri sejak 1 bulan terakhir.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Nyeri pada pergelangan tangan kiri sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri
yang dirasakan terasa seperti kebas, dan jika digerakkan beberapa saat,
nyeri nya akan menghilang, nyeri menetap pada daerah pergelangan dan
tidak menjalar ke lengan atau ke bahu. Keluhan tersebut dirasakan hilang
timbul terutama jika pasien beraktivitas lama, seperti saat sedang bekerja
yang membutuhkan tenaga saat memegang singkong untuk dipotong.
Keluhan seperti ini sudah dirasakan pasien sejak ± 2 tahun terakhir, namun
biasanya membaik jika pasien mengistirahatkan tangan nya atau tidak
dirasakan pasien jika pasien sedang tidak ada pekerjan, dan selama kurang
lebih 2 bulan ini keluhan semakin sering dirasakan oleh pasien. Pasien
bekerja menghabiskan waktu 10 jam dengan posisi duduk dan terdapat
istirahat pukul 12.00 s/d 13.00 kemudian lanut bekerja hingga pukul
15.00. Keluhan lainnya disangkal.

5
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

d. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang serupa. Riwayat
darah tinggi dan kencing manis pada keluarga disangkal.

e. Riwayat Alergi
Alergi obat, debu, makanan, cuaca, disangkal.

f. Riwayat Psikososial
Pasien bekerja sebagai pemotong singkong. Sehari-hari pasien
melakukan kegiatan seperti memotong singkong pada saat jam kerja,
setelah selesai bekerja pasien mengerjakan pekerjaan rumah tangga nya
mengebor tembok dan mengelas. Pasien bekerja sejak pagi hingga sore
hari. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol ataupun rokok. Pasien minum
teh saat pagi hari dan banyak minum air putih

g. Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku sudah pernah berobat untuk keluhan tersebut tapi
tidak ada perbaikan dan sedang tidak dalam pengobatan jangka panjang.

3. Riwayat Pekerjaan
a. Jenis Pekerjaan

Jenis Pemotong singkong


Pekerjaan
Profil Tempat Sudah berdiri sejak 20 tahun yang lalu, pabrik ini
Bekerja memproduksi keripik singkong pedas yang
didistribusikan ke berbagai daerah di Tangerang.
Industri ini tergolong dalam industri rumahan dengan

6
jumlah pekerja 25 orang, dengan deskripsi kerja yang
berbeda-beda
Alat Yang Pisau
Digunakan
Tempat Kerja Pabrik
Lama Kerja Pada hari Senin – Sabtu : 05.00 – 15.00

b. Uraian Tugas/Pekerjaan
1) Cara Melakukan Pekerjaan
Os bekerja sebagai pemotong singkong sejak tahun 2007 Setiap
harinya melakukan pekerjaan yang sama.

2) Detail Aktifitas
Urutan aktivitas jam kerja :

Jam Kegiatan Yang Dilakukan


05.00 – 05.30 Sarapan dan ketempat kerja
05.30 – 12.00 Mulai bekerja
12.00 – 13.00 Istirahat dan makan siang
13.00 – 15.00 Mulai bekerja kembali hingga selesai

c. Bahaya Potensial

Kegiatan Bahaya Potensial


Fisik Gangguan Kimia Gangguan Biologis Gangguan Ergonomis Gangguan Psikososial Gangguan accident

7
Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan
Pergi - - Debu, ISPA Bakteri, Infeksi - - - - -

ketempat Asap virus

kerja kendar
aan
Memotong Benda Terkena - - - - Duduk lama Myalgia, Jam kerja Kebosana Luka

singkong tajam. pisau CTS yang n dan terkena


panjang dan Stress benda
kegiatan tajam
yang
monoton

4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum dan Tanda Vital
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital TD : 120/70mmHG HR : 84x/m
RR : 19x/m T : 36.5 oC
Keadaan Gizi BB : 65 kg TB : 157 cm
BMI : 26,3 Interpretasi : Obese 1
Status Generalis
Mata : CA (-/-), SI (-/-) R. Cahaya (+/+)
Visus Baik
Hidung : Pendarahan (-), Sekret (-) Massa (-)
Telinga : Sekret (-/-) Serumen (-/-)
Mulut : Faring Hiperemis (-) Karies Dentis (-)
Tonsil T1 – T1
Leher : Pembesaran Tiroid / KGB (-)
JVP : Normal
Thorax : Simetris kanan dan kiri
Pulmo : Retraksi Dinding Dada (-/-)
Vocal Fremitus sama kanan dan kiri
Batas paru jantung normal
Vesikuler (+/+) Wheezing (-/-) Ronkhi (-/-)

8
Cor : Ictus Cordis Tidak Terlihat
Ictus Cordis Teraba
BJ I dan II Regular, Gallop (-) Murmur (-)
Abdomen : Nampak cembung, distensi (-) Bising Usus (+)
Timpani (+) Nyeri Tekan (-) CVA (-/-)
Ekstremitas : Atas : Akral Hangat (+/+) CRT < 2’ (+/+)
Bawah : Akral Hangat (+/+) CRT < 2’ (+/+)

Status Lokalis :
 Pemeriksaan Motorik
Kekuatan otot :5 5
5 5

Tonus : Baik

Atrofi : Tidak Ada

 Tes provokasi
Tes phalen : Kesemutan (+/-) bertambah saat dilakukan fleksi tangan secara maksimal
Tes flick : Kesemutan (+/-) berkurang saat pasien mengibas-ngibaskan tangan.

B. ANALISIS HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENYAKIT YANG DIDERITA


1. Pemeriksaan ruang / tempat kerja

Pasien bekerja dengan menggunakan alat yang dapat menyebabkan cedera akibat
pekerjaan dengan menggunakan pisau. Selain itu, dengan posisi kerja yang tidak
nyaman dan relatif pasien menggunakan tangannya untuk memotong dan posisi
pasien yang selalu duduk dalam waktu yang cukup lama sehingga posisi kerja tidak
ergonomis.

2. Pembuktiaan hubungan penyakit dengan pekerjaan


Pasien mengaku keluhan dirasakan ± 2 tahun terakhir namun hilang timbul dan
tidak dirasakan jika pasien sedang tidak bekerja atau pasien beristirahat dengan

9
cukup, namun 1 bulan terakhir pasien mengaku keluhan yang dirasakan semakin
sering. Jadi pekerjaannya terbukti membuat keluhan menjadi lebih berat.
3. Pembuktian tidak ada hubungan penyakit dengan penyebab luar pekerjaan
Pasien tidak memiliki pekerjaan lain.

C. MENEGAKKAN DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA


1. Diagnosis Kerja
CTS (Carpal Tunnel Syndrome)
Diagnosis Differensial
-
2. Diagnosis Okupasi
G56.0 Carpal Tunnel Syndrome
3. Kategori Kesehatan
“Kesehatan baik cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan”

D. PROGNOSIS
- Ad Vitam : Dubia Ad Bonam (menyangkut kehidupan)
- Ad Sanasionam : Dubia Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
- Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam (menyangkut fungsional)
Prognosa Okupasi : Dubia Ad Bonam

E. PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN

Jenis Permasalahan Rencana Tindakan Target Waktu dan Keterangan


Evaluasi
Carpal Tunnel Kuratif: 3-4 minggu gejala Penyakit dapat
Syndrome Analgetik, Vit B kompleks, sudah hilang, gejala dipulihkan
Wrist splint sembuh atau apabila
Preventif: berkurang melakukan
Mengurangi berat badan peregangan
berlebih Penderita memahami ringan disela-
cara mengatasi dan sela aktivitas

10
Melakukan pemanasan mencegah terjadi
sebelum bekerja kembali CTS

Relaksasi secara berkala


misalnya tiap 30 menit

Promotif:
Edukasi agar melakukan
pemanasan sebelum melakukan
aktifitas
Kurangnya APD dan Bekerja sama dengan Seumur hidup APD dapat
ketidaktahuan puskesmas untuk menyediakan selama bekerja mengurangi
pentingnya APD yang sesuai standar. keluhan-
penggunaan APD keluhan pasien
Edukasi tentang pentingnya Dilakukan
pelatihan K3
menggunakan APD
bertujuan
Pelatihan K3 
menghindar
dan kurangi
kecelakaan

Menghindar
dan kurangi
bahaya
peledakan
 Berikan
peluang atau
jalan
menyelamatka
n daripada
waktu
kebakaran
atau peristiwa
- peristiwa
lain yang
beresiko 
 Berikan
pertolongan

11
pada
kecelakaan. 
Jam kerja yang terlalu Bekerja dengan teman, agar Setiap bekerja Bekerja sama
lama / istirahat kurang pekerja dapat bekerja dengan teman
maksimal dan tidak mudah dapat
lelah dan menghindari stress mengurangi
dan bosan berkepanjangan keluhan dan
meminimalisir
bahaya kerja

F. PEMECEHANAN MASALAH
Untuk pemecahan masalah terhadap kasus diatas, saya menyimpulkan bahwa
pada pasien sebaiknya, pasien bekerja tidak sendiri. Jika memang harus bekerja sendiri
pasien harus mampu mengatur waktu bekerja dan istirahat, dalam sehari bekerja hanya 8
jam saja. Saya perlu juga pengajuan untuk memfasilitasi alat-alat pelindung diri yang
sesuai dengan kebutuhan pekerja kepada puskesmas tempat pasien bekerja. Selain itu,
kita dapat memberi masukan alat pelindung diri apa yang cocok untuk digunakan saat
bekerja, posisi apa saja yang baik, bagaimana mencegah agar tidak terjadi penyakit akibat
kerja, dan nyaman tentunya hingga pasien akan menggunakannya dengan baik.

BAB III

KESIMPULAN

12
A. KESIMPULAN
Keluhan yang dirasakan pasien merupakan kebiasaan yang terjadi akibat posisi
pasien yang tidak baik selama bekerja dan jam kerja pasien yang cukup panjang. Oleh
karena itu pasien harus mengatur jam kerja dan istirahatnya. Dan diberikan pengetahuan
terhadap pekerjaan yang dilakukan pasien agar pasien dapat mencegah terjadinya
kekambuhan penyakitnya. Seperti melakukan istirahat setelah 2 jam bekerja dan
melakukan peregangan dengan tujuan tidak terjadi gerakan yang statis.

B. SARAN

Pekerjaan yang pada posisi yang berulang dan terus menerus, diperlukan adanya
istirahat pada tengah-tengah aktivitas bukan saat pekerjaan telah selesai baru
mendapatkan istirahat. Dan juga lakukan relaksasi pada otot di sela-sela waktu bekerja.
Penting tanggung jawab dan kedisiplinan pekerja/individu itu sendiri dalam
mengendalikan risiko yang mungkin terjadi pada dirinya.

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai