Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

NOVEMBER 2016
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PADA PEKERJA MEUBEL DI UD. PONDOK MEKAR
TRAUMA OKULI PADA TUKANG GERGAJI KAYU

HUBUNGAN KEJADIAN TRAUMA OKULI PADA TUKAN G


GERGAJI KAYU DI UD. PONDOK MEKAR ANTANG

DISUSUN OLEH :
Mawar Handayani
111 2015 0044

PEMBIMBING:
Dr. dr. H. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa :


Nama : Mawar Handayani
Stambuk : 111 2015 0044
Judul Laporan Kasus : Trauma Okuli pada Tukang Gergaji
Kayu
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka
kepaniteraan klinik pada Disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, November 2016

Supervisor,

Dr. dr. H. Sultan Buraena MS, Sp.OK


BAB I
PENDAHULUAN

Definisi kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam


kesehatan kerja pada tahun 1950 yang disempurnakan pada tahun 1995 adalah upaya
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan
sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan
yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan
disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaannya.
Kecelakaan menurut Fank E. Bird yaitu suatu kejadian yang tidak diinginkan
yang menimbulkan kerugian pada manusia (menyebabkan orang cedera), kerusakan
properti, lingkungan ataupun kegiatan proses kerja, sebagai akibat dari kontak dengan
sumber energi seperti mekanis, kimia, kinetik dan fisik yang melebihi batas
kemampuan tubuh, alat atau struktur.
Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat
menyebabkan kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan
lingkungan kerja, atau kombinasi seluruhnya.
Bahaya atau hazard kesehatan adalah hazard yang berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan. Dari sudut pandang kesehatan kerja, sistem kerja, mencakup
empat komponen kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja, pekerjaan, pengorganisasian
pekerjaan dan budaya kerja.Setiap komponen kerja dapat menjadi sumber atau situasi
yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi kesehatan pekerja.Kerugian kesehatan
dapat berupa cedera atau gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Sumber atau
situasi yang potensial tersebut dikenal sebagai hazard atau faktor risiko
kesehatan.Pada kondisi tertentu hazard kesehatan dapat menjadi nyata dan
menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan. Peluang hazard kesehatan untuk
menimbulkan gangguan kesehatan disebut sebagai risiko kesehatan.
Menurut Kurniawidjaja, 2010 Bahaya atau hazard dapat digolongkan
berdasarkan jenisnya yaitu:
Hazard tubuh pekerja
Hazard tubuh pekerja (somatic hazard), merupakan hazard yang berasal dari
dalam tubuh pekerja yaitu kapasitas kerja dan status kesehatan pekerja, contohnya
seorang pekerja yang buta warna bila mengerjakan alat elektronik yang penuh dengan
kabel listrik yang warna-warni, hazard somatiknya dapat membahayakan dirinya
maupun orang lain orang lain disekelilingnya bila ia salah menyambung warna kabel
tertentu ,tindakan ini berpotensi menimbulkan kebakaran atau ledakan.
Hazard Perilaku Kesehatan
Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard), yaitu hazard yang terkait
dengan perilaku pekerja. Contohnya antara lain model rambut panjang diruang mesin
berputar telah mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara tertarik dalam
mesin dan tubuhnya hancur akibat tergiling mesin penggiling bongkahan batu
(crusher).
Hazard Lingkungan Kerja
Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa faktor fisik,
kimia, dan biologik. Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bila kadarnya atau intensitas
pajanannya tinggi melampaui toleransi kemampuan tubuh pekerja.
Trauma okuli adalah Trauma mata, rusaknya jaringan pada bola mata, kelopak
mata, saraf mata dan atau rongga orbita karena adanya benda tajam atau tumpul yang
mengenai mata dengan keras/cepat ataupun lambat.
Trauma pada mata dapat mengenai jaringan seperti kelopak mata,
konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optic dan orbita secara terpisah
atau menjadi gabungan trauma jaringan mata.
Paparan debu dan serbuk kayu yang terus menerus ditambah dengan tidak
adanya kepedulian perlindungan diri oleh pekerja ini menjadi sebab hazard yang
dapat menimbulkan penyakit di lingkungan kerja terutama yang bekerja pada
penyapu jalan yang banyak terpapar oleh debu. Debu dan serbuk kayu dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit pada paru dan gangguan kesehatan lainnya
seperti iritasi pada mata dan kulit.
LAPORAN KASUS DAN LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI

I. ANAMNESIS
A. Anamnesis Klinis
1) Identitas
- Nama : Tn.Y
- Umur : 48 tahun
- Jenis kelamin : laki-laki
- Pekerjaan : Tukang Gergaji Kayu
- Kedudukan keluarga : ayah
- Status pernikahan : Sudah menikah
- Alamat : Jl. Antang Raya
- Agama : islam
- Pendidikan terakhir : SD
2) Keluhan utama : Nyeri pada mata kiri
3) Anamnesis terpimpin
Pasien mengaku 4 hari yang lalu, mata kiri terkena serbuk kayu pada
saat bekerja. Saat itu pasien tidak memakai peralatan yang semestinya
yakni kacamata. Setelah terkena pasien mengucek mata dan mata terasa
nyeri, merah, dan terasa mengganjal. Pasien adalah seorang tukang
gergaji kayu di salah satu meubel di Antang.
4) Anamnesis sistemik

- Riwayat Hipertensi : disangkal


- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
- Riwayat trauma mata : 4 hari yang lalu terkena serbuk
kayu
- Riwayat asma : disangkal

A. Anamnesis Okupasi
1. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan bahan/material tempat kerja Masa kerja


yang digunakan (perusahaan)
(dalam bulan /
tahun)

Tukang Pemotong Kayu Kayu Toko Meubel CV. Pondok 5 tahun


(dengan gergaji) Alat penghalus kayu Mekar
dengan mesin

2. Uraian tugas/pekerjaan
Pasien adalah pekerja pengetam kayu di Toko meubel UD. Pondok Mekar. Jam
kerja setiap hari dimulai jam 08.00-17.00 WITA.

Uraian Tugas Rutin


Jam 05.00 Bangun, sholat
Jam 06.00 Sarapan dan mandi
Jam 07.30 Berangkat ke tempat kerja Mandi,
Bangun, sholat sarapan
Berangkat ke tempat
Jam 08.00 17.00 Mulai melakukan pemotongan kayu Jam 05.00Jam 06.00
kerja
Jam 12.00 13.00 Istirahat dan makan siang Jam 07.30

Istirahat Tiba di tempat kerja


Jam 22.00 Jam 07.50
Istirahat dan Mulai melakukan
Pulang ke Lanjut kegiaatan makan siang Pemotongan
pengamplsan jam Jam 12.00- (gergaji) kayu jam
rumah jam 13.00 s/d jam 13.00 08.00
17.00
Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
kegiatan kesehatan yang kecelakaan
mungkin kerja

Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko


Penggergajian Bising dari Debu dari - Posisi yang sama Gaji yang Trauma Okuli
kayu suara mesin kayu dalam waktu lama kurang, Konjungtivitis
dan kayu Pekerjaan Rhinitis Alergi
yang yang CTS
terjatuh berulang ISPA
LBP
3 Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja

4 Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami

Pasien merasa nyeri pada mata. Mata juga terasa kemerahan dan gatal.
Awalnya mata terasa mengganjal kemudian pasien mengucek mata berkali-kali
dengan tangan yang kotor, mata menjadi merah dan berair. Pasien seorang
pengrajin kayu, yang bekerja pada bagian pemotongan dengan menggunakan
gergaji di Toko meubel UD. Pondok Mekar yang setiap harinya pasien terpapar
serpihan/serbuk kayu, debu maupun zat kimia lainnya seperti cat. Pada saat
melakukan pekerjaan pasien tidak menggunakan kacamata (goggle) sebagai
bagian dari APD saat bekerja, pasien hanya menggunakan kain penutup mulut.
Lingkungan kerja yang kotor dan banyak debu.
Body Discomfort Map:

Keterangan :
1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat mengisi sendiri
2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan
memberti tanda/mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang
dirasakan
pekerja
Tanda pada gambar area yang dirasakan :
Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /
Baal = vvv Nyeri = ////////
v

vv

II. PEMERIKSAAN FISIK


1) Keadaan umum : Sakit ringan
2) Kesadaran : Compos mentis
3) Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Pernapasan : 21x/mnt
- Nadi : 87x/mnt
- Suhu : 36,9o C

3) Status Gizi
Tinggi Badan : 162cm Berat Badan: 58 Kg IMT = 22,10kg/m2(Normoweight)
KEPALA LEHER
Anemis : (-) MT : (-)
Ikterus : (-) Pembesaran
Sianosis : (-) Tiroid : (-)
KGB : (-)
Edema : (-)
DVS : R+ 0 MmH20
MATA KANAN MATA KIRI
Persepsi Warna : Normal Persepsi Warna : Normal
Kelopak Mata : Normal Kelopak Mata : Edema ringan
Konjungtiva : Normal Konjungtiva : Hiperemis
gerak bola mata : Normal gerak bola mata : Normal
Sklera : Normal (putih)
Sklera : Normal (putih)
Lensa mata : Normal
Lensa mata : Normal
Bulu Mata : Normal (simetris
Bulu Mata : Normal (simetris distribusi
distribusi merata)
merata)
Penglihatan 3 dimensi : (-)
Penglihatan 3 dimensi : (-)
Visus mata :
Visus mata :
tanpa koreksi : Normal
tanpa koreksi : Normal Dengan koreksi: (-)
Dengan koreksi: (-)

THORAX JANTUNG
Simetris : (D) = (S) I : IC tidak tampak

Massa Tumor : (-) P : IC tidak teraba


P : Batas Jantung : dalam batas normal
NyeriTekan : (-)
A : BJ : I/II murni regular
Perkusi : Sonor
Bising : (-)
Auskultasi
BP : Vesikuler
Rh : - / - ; Wh : - / -
ABDOMEN EKSTREMITAS, dll
Datar Edema : (-)
Peristaltik (+) Kesan normal Deformitas : (-)
MT : (-) NT (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Perkusi : Timpani

II. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT


Seorang laki-laki berusia 48 tahun, bekerja sebagai penggergaji kayu di
Toko Meubel UD. PONDOK MEKAR mengeluhkan mata kiri terasa nyeri dan
kemerahan, terasa mengganjal. Awalnya pasien mengaku kemasukan serpihan
kayu pada mata kiri lalu kemudian mengucek dengan tangan yang kotor.
Menurut pasien walaupun mata merah namun ketajaman mata masih baik.
Pasien merasa dimatanya ada yang mengganjal sehingga menimbulkan rasa
tidak nyaman, silau tidak ada, rasa pusing pada kepala tidak ada. Riwayat
pemberian terapi tidak ada. Riwayat demam tidak ada. Riwayat keluarga dan
lingkungan sekitar dengan gejala yang sama disangkal. Riwayat Hipertensi
disangkal. Riwayat kencing manis disangkal. Riwayat alergi obat dan makanan
disangkal. Riwayat asma disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 N: 87, R 21x/menit, S:
36,90 C. Pemeriksaan Visus didapatkan visus mata baik, hiperemis pada
konjungtiva sinistra dari konjungtiva superior et inferior, serta adanya edema
ringan pada palpebra sinistra. Pemeriksaan fisis lainnya dalam keadaan normal.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
V. DIAGNOSIS KERJA :
Trauma okuli sinistra ec serbuk kayu

VI. DIFFERENTIAL DIAGNOSE


- keratitis

VII. DIAGNOSIS OKUPASI


Langkah Diagnosis Pertama
1. Diagnosis Klinis Trauma Okuli Sinistra
Dasar diagnosis Seorang laki-laki berusia 48 tahun, bekerja sebagai
(anamnesis, pekerja penggergaji kayu pada Toko Meubel di UD.
pemeriksaan fisik, Pondok Mekar mengeluhkan mata kiri terasa nyeri, mata
pemeriksaan bengkak dan kemerahan, Menurut pasien 1 minggu yang
penunjang, body lalu pernah kemasukan serpihan debu kayu saat sedang
map, brief survey) menghaluskan kayu dengan mengetam kemudian pasien
mengucek mata dengan menggunakan tangan yang
kotor. walaupun mata nyeri namun ketajaman mata
masih baik. Pasien merasa dimatanya ada yang
mengganjal sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.
Penglihatan kembar tidak ada, silau tidak ada, rasa
pusing pada kepala tidak ada. Riwayat pengobatan tidak
ada.. Riwayat demam tidak ada. Riwayat keluarga dan
lingkungan sekitar dengan gejala yang sama disangkal.
Riwayat Hipertensi disangkal. Riwayat kencing manis
disangkal. Riwayat alergi obat dan makanan disangkal.
Riwayat trauma mata disangkal. Riwayat asma
disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 N: 87, R
21x/menit, S: 36,90 C. Pemeriksaan Visus didapatkan
visus mata baik, hiperemis pada konjungtiva sinistra dari
konjungtiva superior et inferior, serta adanya edema
ringan pada palpebra sinistra. Pemeriksaan fisis lainnya
dalam keadaan normal. Setiap harinya pasien terpapar
debu kayu zat kimia lainnya dalam melakukan
pekerjaannya sebagai tukang penggergaji kayu. Pada
saat melakukan pekerjaan pasien tidak menggunakan
kacamata dan menggunakan kain sebagai penutup
mulut.
2. Pajanan di Faktor Fisik berupa percikan serbuk kayu pada saat
tempat kerja menggergaji kayu dan bising dari mesin.
Faktor ergonomi berupa posisi kerja membungkuk yang
terjadi secara berulang.
Faktor hazard lain berupa penggunaan APD yang tidak
lengkap.
3 . Evidence Based
Survei yang telah dilakukan oleh bagian ophtalmology menunjukkan
bahwa terdapat 71% dari semua cedera mata yang dilakukan di Rumah
sakit terjadi di tempat kerja. Studi menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dan lingkungan menjadi penyebab utama terjadinya trauma pada mata
Sebuah penelitian lain mengatakan bahwa 12.958 tukang kayu aktif di
Washington adalah orang yang beresiko untuk mengalami cedera mata
yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Kemudian sebuah
penelitian di Nigeria juga menyebutkan bahwa pekerja kayu dari usia
rata-rata 38,9 tahun mengalami trauma okular sebanyak 10,7% dengan
pekerja teknis yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pekerja
dibagian administrasi, presentasi yang paling umum saat ini adalah
uveitis anterior, 12 (2,2%) merupakan gangguan mata yang paling
umum timbul karena trauma. Kayu 25 (42,4%) adalah agen utama yang
terlibat dalam etiologi cedera. Penggunaan pelindung terdapat 7 (1,6%)
pekerja teknis sementara kebutaan monokuler yang timbul dari cedera
di tempat kerja terjadi terdapat 5 pekerja (0,9%). Ini ditunjang oleh
jurnal analisis Occupational Eye Injury Among Sawmill Workers in
Nigeria dan Work-related eye injuries among union carpenters.
4. Apakah pajanan -
cukup
Masa kerja 5 tahun
Jumlah jam 9 jam
terpajan/ hari
Pemakaian APD -
Konsentrasi Sulit dinilai
pajanan
Lainnnya........... -
Kesimpulan jumlah -
pajanan dan dasar
perhitungannya
5. Apa ada faktor Sering mengucek mata dengan tangan yang kotor
individu yang
berpengaruh thd
timbulnya
diagnosis klinis?
Bila ada, sebutkan.
6 . Apa terpajan -
bahaya potensial
yang sama spt di
langkah 3 luar
tempat kerja?
Bila ada, sebutkan
7 . Diagnosis Trauma Okuli Sinistra karena Serbuk kayu
Okupasi merupakan Penyakit Akibat Kerja

VIII. KATEGORI KESEHATAN


Kesehatan baik (sehat untuk bekerja = physical fitness),

IX. PROGNOSIS
1 Klinik
ad vitam dubia ad ad bonam
ad sanasionam dubia ad ad bonan
ad fungsionam dubia ad ad bonam

2 Okupasi : dubia ad bonam

X. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN


Jenis Rencana Tindakan (materi & metoda);
permasalahan Tatalaksana medikamentosa; non medika Target Hasil yang
Medis & non mentosa(nutrisi, olahraga, konseling dan waktu diharapkan
medis dll) OKUPASI)
Trauma Okuli Okupasi: Segera Keluhan
- Eliminasi : sulit dilakukan berkurang
- Subsitusi : sulit dilakukan
- Isolasi : sulit dilakukan
- Administrative control : tidak
dilakukan rolling
- APD : diperlukan penggunaan
Kacamata saat bekerja
Terapi Medikamentosa:
- Oral : Asam mefenamat 3 x 1
- Topikal : pilocarpin tetes mata 3x1
OS, Lyteers 2x1 OS
Terapi non medikamentosa
- Menggunakan masker
- Menghindari pencetus (Memakai
goggle saat bekerja atau mengganti
pekerjaan yang tidak terpapar debu
serbuk kayu secara terus menerus)
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing : Dr. dr. H. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

Tanda Tangan :

Nama Jelas : Mawar Handayani

Tanggal : 4 November 2016

Anda mungkin juga menyukai