Anda di halaman 1dari 55

PENEGAKAN DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT

KERJA DAN PENATALAKSANAAN PASIEN LAKI-


LAKI USIA 44 TAHUN, SEORANG SLIDER PABRIK
KARET DI PTPN VII PEMATANG KIWAHDENGAN
ONIKOMIKOSIS

Dokter Muda :
Alda Putri Rahmadilla
Clara Yulianti Tarigan
Raihanah Nabilah

Pembimbing :
dr. Yeni Febriyanti
dr. Sinta Prima Wulansari
dr. Muhammad Aditya Utomo

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN OKUPASI


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 
2022
03

Table of contents

1. PENDAHULUAN
4. PEMBAHASAN
2. TINJAUAN PUSTAKA

5. KESIMPULAN
3. ILUSTRASI KASUS
3

PENDAHULUAN
12
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis
dengan suhu dan kelembaban yang tinggi berpotensi terjadinya
penyebaran dan interaksi jamur

Berdasarkan jenis organ tubuh yang dapat mengalami kelainan


akibat pekerjaan seseorang, maka kulit dan kuku merupakan
organ tubuh yang paling sering terkena

Onikomikosis diperkirakan mencakup lebih dari 50% kelainan


kuku dan merupakan kelainan kuku paling sering terjadi

Onikomikosis mempengaruhi kualitas hidup penderitanya, baik


secara fisik, fungsi dan psikis, antara lain beberapa kasus
merasakan nyeri, kesulitan memakai sepatu dan melakukan
pekerjaan, infeksi sekunder, hingga masalah penampilan secara.
PROFIL
PERUSAHAAN
Saat ini wilayah kerja PTPN VII
meliputi 3 (tiga) Provinsi (Lampung,
Sumatera Selatan dan Bengkulu) yang
terdiri atas 5 Distrik, 10 Unit di
Provinsi Lampung, 11 Unit di
Provinsi Sumatera Selatan, dan 5 Unit
di Provinsi Bengkulu.
PROFIL PERUSAHAAN
● PTPN VII Memproduksi karet dan juga sawit. Produksi karet dari PTPN VII dipasarkan
ke konsumen di dalam negeri dan juga diekspor ke mancanegara melalui PT Kharisma
Pemasaran Bersama Nusantara (Persero), yaitu perusahaan BUMN yang merupakan
anak perusahaan dari Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III
(Persero). Tujuan utama ekspor komoditas karet PTPN VII yaitu RRC, Jepang, Amerika
Serikat, Uni Eropa, Argentina, serta Turki. Produksi SIR 20 di PTPN VII seluruhnya
telah memenuhi persyaratan standar mutu internasional.
● PTPN VII mengelola 14 unit usaha komoditas karet, salah satunya Unit Rejosari-
Pematang Kiwah. Unit usaha ini tidak memiliki kebun budidaya, tetapi hanya memiliki
pabrik pengolahan karet yang menghasilkan produk SIR 20 (SIR - Standard Indonesian
Rubber). Bahan baku dari pabrik ini diperoleh dari kebun-kebun yang berada dalam
wilayah kerja distrik yang sama serta membeli dari petani karet di sekitar pabrik. Pabrik
ini memiliki kapasitas 40 ton karet kering per hari
TUJUAN METODE

Diagnosis okupasi dan menatalaksana


pasien secara holistik dan komprehensif
dengan mengidentifikasi faktor risiko, Studi ini merupakan laporan kasus data
masalah klinis, serta penatalaksanaan primer diperoleh melalui anamnesis dan
pasien berbasis Evidence Based pemeriksaan fisik pada seorang pegawai
Medicine dengan pendekatan patient PTPN. Penilaian berdasarkan diagnosis
centered, family approach, dan holistik dari awal, proses, dan akhir studi
community oriented pada pasien dengan secara kualitiatif dan kuantitatif
pekerjaan penyadap karet di PTPN VII
unit kerja Resa-Pewa.
8

TINJAUAN PUSTAKA
9

ONIKOMIKOSIS
Onikomikosis merupakan infeksi jamur
pada kuku yang disebabkan oleh jamur
dermatofita (tinea unguium), kapang
nondermatofita, dan ragi.
 Penyakit ini dapat terjadi pada matriks,
nail bed, atau nail plate.
10

EPIDEMIOLOGI
Insiden onikomikosis pada populasi umum di Amerika Serikat sekitar 2-8% dan
meningkat menjadi 14-28% pada usia di atas 60 tahun. Di Kanada, prevalenasinya
diperkirakan 6,5%. Prevalensi di Inggris, Spanyol, dan Finlandia berkisar 3 – 8 %.3

Infeksi jamur ini lebih sering terjadi pada kuku kaki dibandingkan kuku
tangan.

Sering terjadi pada dewasa dengan prevalensi pria=wanita dan orang


yang bekerja pada air kotor

Prevalensi onikomikosis berkisar 2,6% pada anak di bawah usia 18


tahun, mencapai 90% pada usia lanjut.

Sebanyak 70% infeksi jamur pada kuku disebabkan oleh Trichophyton


rubrum dan 20% oleh Trichophyton mentagrophytes.
Onikomikosis Subungual Distal dan Lateral (OSDL)
• Paling banyak ditemukan, jamur melakukan invasi melalui
hiponikium di bagian distal atau lipat kuku lateral lalu menuju ke
lempeng kuku yang menyebar ke bagian proksimal
• Kuku tampak kusam, diskromasi menjati putih kekuningan, coklat
hingga hitam dibagian distal maupun lateral, onikolisis dan
hiperkeratosis subungual
• Sering disertai penebalan kuku bentuk longitudinal atau oval
Gejala Klinis berwarna kekuningan atau putih berisi jamur

Onikomikosis Subungual Proksimal (OSP)


• Dimulai dari lipatan kuku proksimal melalui kutikula yang meluas ke
distal
• Tampak area berwarna putih dibawah lipatan kuku proksimal,
onikolisis, hiperkeratosis, dan bercak atau garis transversal

Onikomikosis Superfisial (OS)


• Jarang ditemukan dan sering pada imunokompramais.
• Jamur menginvasi langsung lapisan superfisial lempeng kuku,
ditandai dengan bercak atau garis transversal berwarna putih keruh
berbatas tegas dan dapat berkonfluens
Onikomikosis Endoniks (OE)

• Jamur menginfeksi lapisan superfisial lempeng kuku dan


berpenetrasi hingga lapisan dalam
Gejala Klinis • Kuku berwarna putih susu dan adanya pelepasan kuku secara
lamelar

Onikomikosis Total Distorfik (OTD)

• Primer  ditemukan pada kandidiasis mukokutan kronik/


imunokomrpromais
• Sekunder  kondidi lanjut dati keempat bentuk sbelumnya
• Tampak penebalan difus, warna kuning kecoklatan disertai
pembengkakan falangs distal
Ef: kuku menjadi rusak, rapuh, warna suram.
Permukaan kuku menebal, bawah kuku tampak
detritus

Gejala Klinis

Lokalisasi: semua kuku jari tangan dan kaki


14

Kerokan kuku+KOH 40%

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Biakan kerokan skuama:
koloni jamur
Onikodistrofi trauma ( akibat
trauma>kerusakan kuku)

Diagnosis
Banding
Psoriasis pada kuku: tampak tebal,
permukaan ada pits
Tatalaksana Umum
Konfirmasi
Menjelaskan informasi kepada pasien mengenai penyakit tinea unguium yang
disebabkan oleh jamur

Informasi
Menginformasikan mengenai prognosis dan pentingnya pencegahan terjadinya Tinea Unguium

Edukasi
• Mengenai penggunaan obat dan agar meminum antijamur dan kontrol ke dokter 1 bulan kemudian atau
terdapat efek samping dari pengobatan.
• Menghentikan atau menghindari paparan
• Menghindari menyentuh atau menggaruk lesi karena dapat menimbulkan infeksi sekunder
Tatalaksana Khusus
 Pengobatan sistemik selalu diperlukan pada pengobatan subtipe OSP
(Onikomikosis Subungual Proksimal) dan subtipe OSDL
(Onikomikosis Subungual Distal Lateral) yang melibatkan daerah
lunula.
 OS (Onikomikosis Superfisial) dan OSDL (Onikomikosis Subungual
Distal Lateral) yang terbatas pada distal kuku dapat diobati dengan
agen topikal.
 Kombinasi pengobatan sistemik dan topikal akan meningkatkan
kesembuhan. Tingkat kekambuhan tetap tinggi, bahkan dengan obat-
obat baru, sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik antara pasien dan
tenaga kesehatan
Tatalaksana Khusus
Antijamur Topikal Sistemik

• Amorolfine  • Griseofulvin  500-


dioleskan pada kuku 1000 mg/hari selama
yang terkena 6-9 bulan untuk infeksi
1-2x/minggu selama 6- kuku tangan dan 12-
12 bulan 18 bulan untuk infeksi
• Ciclopirox kuku kaki
dioleskan pada kuku • Terbinafine  250
1x/hari selama 48 mg/hari selama 6
minggu bulqn untuk infeksi
• Tioconazole jamur kuku tangan dan
• Eficonazole  12 bulan untuk infeksi
1x/hari jamur kaki
• Itraconazole 
1x/hari selama 6 bulan
untuk infeksi jamur
tangan dan 9 bulan
untuk infeksi jamur
kaki
20-02-2022

ILUSTRASI KASUS

Dr. G. Evans
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 44 tahun
Pekerjaan : Pekerja di Pengolahan Pabrik Karet Pewa (Bagian Slider)
Pendidikan : SD
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Purwosari
ANAMNESIS

Keluhan Utama
• Kuku pada kedua tangan mengalami
penebalan dan warnanya berubah menjadi
coklat kekuningan sejak 3 tahun yang lalu
Keluhan Tambahan
• Tidak ada
Riwayat Perjalanan Penyakit
Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang ke Puskesbun Pematang Kiwah dengan keluhan kuku
pada kedua tangan pasien mengalami penebalan dan perubahan warna menjadi coklat
kekuningan sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya pasien merasakan kuku pada jari kelingking yang
berubah warna menjadi putih kekuningan, lalu menyebar ke kuku tangan yang lain dari jari
manis tengah, telunjuk dan jempol. Tapi pasien tidak pernah mengobatinya karena keluhan pada
kukunya tidak terdapat gatal dan nyeri. Pasien mengatakan bahwa keluhan tersebut memberat
saat sedang melakukan pekerjaannya sebagai slider di Pabrik Karet Pewa. Pasien biasanya
bertugas memindahkan bahan baku karet dalam bentuk lembaran dan dimasukkan ke dalam
mesin penggilingan yang bercampur dengan air sebelum dimasukkan ke dalam oven. Pasien
biasanya bekerja tanpa menggunakan sarung tangan dikarenakan merasa terganggu. Pasien
bekerja selama 8 jam dalam 1 hari.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Riwayat kelainan kulit pada daerah kulit anggota tubuh lainnya disangkal. Semenjak 3 bulan
yang lalu, pasien mulai mengobati kukunya dengan sabun batang yang digesekkan pada kuku
pasien ketika beliau mandi, akan tetapi tidak ada perubahan. Lalu pasien juga menggunakan obat
cairan pada kukunya, seperti obat tetes tetapi tidak ada perubahan juga. Pasien belum pernah
berobat ke dokter kulit sebelumnya. Timbul ruam kemerahan dan bersisik pada tubuh pasien
disangkal. Pasien menyangkal adanya kuku pada jari yang terjepit atau terbentur sesuatu. Pasien
tidak memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus. Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat.
Penderita tinggal dengan 3 orang anggota keluarga dalam 1 rumah. Anggota keluarga yang sakit
serupa disangkal. Namun, terdapat keluhan serupa dengan teman kerja di bagian yang sama.
ANAMNESIS OKUPASI
Tn. M merupakan seorang pekerja di PTPN Pematang Kiwah. Pasien bekerja sebagai slider. Pasien
biasanya bertugas memindahkan bahan baku karet dalam bentuk lembaran dan dimasukkan ke dalam
mesin penggilingan yang bercampur dengan air sebelum dimasukkan ke dalam oven. Pasien
biasanya bekerja selama 8 jam dari pukul 07.00 s.d. 15.00 WIB. Pasien biasanya bekerja selama 1-2
jam lalu beristirahat selama 20 menit dan melanjutkan pekerjaan kembali hingga pukul 15.00 WIB.
Pasien melakukan Gerakan berulang yaitu mengangkat karet ke mesin penggilingan dan jongkok
untuk memasukkan karet ke mesin penggilingan. Pasien menggunakan APD yaitu berupa penutup
telinga dikarenakan suara mesin penggiling yang sangat kuat dan safety shoes. Namun, pasien tidak
menggunakan sarung tangan saat bekerja dikarenakan merasa risih dan mengganggu pekerjaannya.
Begitu juga dengan APD lainnya, seperti helm safety dan faceshield.
Anamnesis Okupasi

Setelah sampai di lokasi, pasien lalu


Pasien menggunakan APD, yaitu tutup
mulai melakukan pekerjaan briefing
Pasien berangkat kerja setiap hari telinga dan safety shoes. Selama
jam 06.50, langsung mengolah
pada pukul 06.30 WIB. Perjalanan bekerja pasien menggunakan baju
melakukan pekerjaannya yaitu
menuju tempat kerja ditempuh kurang seragam perusahaan, celana panjang,
memindahkan bahan baku karet dalam
lebih 20 menit. Perjalanan ditempuh dan sepatu bot. Pasien melakukan
bentuk lembaran dan dimasukkan ke
menggunakan sepeda motor pekerjaannya selama 1-2 jam lalu
dalam mesin penggilingan yang
beristirahat selama 20 menit.
bercampur dengan air

Pukul 15.00, pasien Kembali mencuci


Pada pukul 11.00 pasien biasanya Setelah istirahat makan, pasien
tangan tanpa sabun sebelum balik ke
mencuci tangan tanpa menggunakan melanjutkan pekerjaannya Kembali
rumah. Lalu pulang ke rumah
sabun lalu istirahat makanIstirahat yaitu bekerja selama 1-2 jam dan
pulangKemudian pasien mulai
makan beristirahat selama 20 menit
berangkat bekerja Kembali pukul
BAHAYA POTENSIAL

Fisika
• Terpeleset di tempat pengolahan karet mentah akibat lantai yang licin
terkena tumpahan air (campuran air dan getah karet)
• Tangan terjepit mesin penggiling
• Suara bising dari mesin penggilingan

Kimia • Terpapar air yang bercampur getah karet

Psikologi • Kelelahan saat bekerja dan kurangnya istirahat dapat meningkatkan risiko
kecelakaan kerja

Ergonomi
• Bekerja selama jam dengan posisi membungkuk (mengangkat) dan
jongkok saat melakukan pekerjaannya
• Bekerja selama jam dengan Gerakan yang repetitive
STATUS PRESENT
• Keadaan Umum : tampak sakit ringan
• Kesadaran : compos mentis
• TD :120/80 mmHg
• Suhu : 37 °C
• RR : 20 x/menit
• Frekuensi nadi : 86 x/menit
• Berat Badan : 57 kg
• Tinggi Badan : 164 cm
STATUS GENERALIS
KEPALA

Bentuk : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Rambut : Warna hitam, persebaran merata
Telinga : pendengaran baik, secret (-/-)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), epistaksis (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
STATUS GENERALIS
THORAX

• Paru • Jantung

 Inspeksi: Pergerakan dinding dada kanan-kiri simetris  Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak

 Palpasi: Fremitus taktil kanan dan kiri sama  Palpasi: Iktus kordis teraba pada ICS5 midclavicular

 Perkusi: Sonor pada seluruh lapang paru sinistra

 Auskultasi: Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)  Perkusi : Batas jantung normal
 Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-),

gallop(-)
STATUS GENERALIS

● ABDOMEN
 EKSTREMITAS

 Inspeksi: Abdomen datar, lesi(-)


 Ekstremitas atas :CRT < 3 detik, Tidak ada
 Auskultasi: Bising usus (+) 8x/menit
edema, terdapat lesi, akral hangat
 Perkusi: Timpani
 Ekstremitas Bawah : CRT < 3 detik, Tidak ada
 Palpasi: Nyeri tekan(-), hepatosplenomegali(-)
edema, tidak ada lesi, akral hangat
Status Lokalis (Dermatologis)

Pada digiti I-V manus


dextra dan sinistra
tampak hiperkeratosis
hiponikium distal
hingga subungual
proksimal dan lateral ,
permukaan tidak rata
dan kasar, berwarna
kusam hingga coklat
kekuningan.
17
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tidak dilakukan DIAGNOSIS
KLINIS
ONIKOMIKOSIS
Diagnosis Okupasi

• Onikomikosis dengan DD: Onikodistrofi trauma


Diagnosa Klinis
dan Psoriasis pada kuku
Pajanan yang • Pajanan bahan kimia: air yang bercampur getah
dialami karet
Hubungan • Air dan getah karet mengakibatkan kelembaban
pajanan dengan yang tinggi pada kulit tangan sehingga menjadi
diagnosis klinis predisposisi timbulnya jamur
• Terkena pajanan hampir setiap hari selama 8
Besarnya
jam/hari. Namun tidak terkena pajanan selama 20
pajanan
menit saat istirahat setelah bekerja setiap 1-2 jam.
Diagnosis Okupasi

Faktor
• Tidak menggunakan APD, yaitu sarung
individu yang
tangan
berperan
Pajanan di
luar • Tidak ada
pekerjaan
Diagnosis
Penyakit • Onikomikosis Akibat Kerja
Akibat Kerja
20

PROGNOSIS

Bila diobati dengan benar, penyakit akan sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila
terpajan ulang dengan jamur penyebab. Penyakit akan menjadi kronik dan rekuren
bila sumber penularan terus menerus ada.

Quo ad Quo ad
Quo ad vitam
Functionam Sanationam

BONAM BONAM BONAM

Dr. G. Evans
Tatalaksana Umum

Konfirmasi
• Menjelaskan informasi kepada pasien mengenai penyakit onikomikosis, penyebab, dan faktor risiko
penyakit

Informasi
• Menginformasikan mengenai prognosis dan pentingnya pencegahan onikomikosis

Edukasi
• Mengenai penggunaan obat dan agar meminum anti jamur dan kontrol ke dokter 1 bulan kemudian
atau terdapat efek samping dari pengobatan.
• Mangurangi paparan air kotor dengan menggunakan APD
• Mengedukasi pasien mengenai pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai standar
TATALAKSANA KHUSUS

Sistemik
• Ketokonazole 200 mg/hari selama
6 bulan

Topikal

• Tidak tersedia
Pembahasan
Analisis Anamnesis
Tn. M seorang karyawan bagian slider
datang ke Puskesbun Pematang Kiwah
dengan keluhan kuku pada kedua
tangan pasien mengalami penebalan dan
perubahan warna menjadi coklat
kekuningan sejak 3 tahun yang lalu.

Artha, D., & Oktasaputri, L. (2020). Identifikasi


Jamur Dermatofita pada Infeksi Tinea Unguium
Kuku Kaki Petugas Kebersihan di Daerah Sekitar
Jalan Abd. Kadir Kota Makassar. Jurnal Media
Laboran, 10(1), 43-47.
Analisis Anamnesis

Pasien biasanya bertugas memindahkan bahan


baku karet dalam bentuk lembaran dan
dimasukkan ke dalam mesin penggilingan yang
bercampur dengan air sebelum dimasukkan ke
dalam oven.

Zein. Faktor Resiko Infeksi Akut Pada Orang Dewasa. 2010.


Analisis Anamnesis
Pasien bekerja selama 8 jam
dalam 1 hari.

Karneli, K. (2021). Gambaran Keberadaan Tinea


Unguium Pada Kuku Kaki Petani Padi Di Kelurahan
Sungai Selincah Kecamatan Kalidoni Kota Palembang
Tahun 2021. Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical
Science, 1(1).
02

ANALISIS ANAMNESIS
Pasien biasanya bekerja
tanpa menggunakan sarung
tangan dikarenakan merasa
terganggu

Yulita, Iqlima Intan, Baju Widjasena, and Siswi Jayanti. 2019. “Faktor Yang Berhubungan Dengan
Disiplin Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Terjadinya Prevelensi Onikomikosis.” Jurnal
Kesehatan Masyarakat 7(1): 330–36.
Analisis Anamnesis
Setelah selesai bekerja, pasien selalu mencuci tangan
namun tidak menggunakan sabun.

Menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan tubuh


yang tertama kulit, secara teratur dengan menggunakan
sabun yang berbahan antiseptik, selalu menjaga tubuh agar
Dartiwen, Intan Anggita, and selalu dalam keadaan kering, dikarenkan saat tubuh dalam
Purwandyarti Apriliani. 2020. Buku Ajar keadaan basah akan mempermudah terjadinya infeksi
Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish (Grup
jamur.
Penerbit CV Budi Utama).
Analisis Status Dermatologis

Pada digiti I-V manus dextra dan


sinistra tampak hiperkeratosis
hiponikium distal hingga
subungual proksimal dan lateral ,
permukaan tidak rata dan kasar,
berwarna kusam hingga coklat
kekuningan.

(Fitzpatrick 8th ed, 2012)


Analisis Diagnosis Klinis
Terdapat 3 temuan dermoskopik untuk onikomikosis
1. Terdapat bagian bergerigi pada proksimal seperti duri pada
area onikolitik
2. Strie longitudinal pada perbedaan warna atau pola aurora
borealis yang terlihat pada nail plate onikolitik
3. Ujung distal irregular atau penampilan yang rusak akibat
akumulasi derbis dermal dan pulverisasi distal,

melanonikia fungal biasanya terlihat pigmentasi homogeny


atau longitudinal dengan agregratik menghitam dan pita
pigmentasi yang melebar di distal dan menyempit di
proksimal
Diagnosis diterima karena pada status dermatologi kuku
mengalami hiperpigmentasi berwarna coklat kekuningan
  Onikomikosis Onikodistrofi ec trauma Psoriasis
Anamnesis Keluhan utama berupa Terdapat riwayat trauma Terdapat bercak kemerahan bersisik pada
kerusakan kuku. Kuku menjadi seperti terjepit,tertimpa daerah tubuh terutama daerah ekstensor dan
suram, lapuk dan rapuh, dapat ataupun tergesek pada daerah kulit kepala. Melibatkan salah satunya
dimulai dari arah distal atau kuku pasien dan hanya keluhan pada kuku seperti tidak rata, terdapat
proksimal mengenai satu kuku atau yang bercak putih, menebal, rapuh
terkena trauma

PF Efloresensi: kuku menjadi Efloresensi: Peradangan kronis psoriasis Jika mengenai


rusak dan rapuh serta suram Pada kuku yang trauma  Matriks
warnanya, permukaan kuku terdapat onikodistrofi Pitting dan leukonikia
menebal, dibawah kuku  Hiponikium
tampak detritus yang Onikolisis
mengandung elemen-elemen Subungual hyperkeratosis
jamur. Pada infeksi ringan  Dasar kuku
hanya dijumpai bercak-bercak Perubahan warna kuku
Oil drop
putih dan kasar di permukaan
Subungual hyperkeratosis
kuku (leukonikia)
 Lipatan kuku
Beu lines
 Lempeng kuku
Splinter
Haemorrhage
 
Penentuan Pajanan Hubungan Pajanan & Penyakit
Pajanan: Campuran air dan getah karet (berulang).

Onikomikosis dapat terjadi akibat pajanan berulang


dari air kotor dan tempat yang lembab yang merusak Campuran air dan getah karet
kuku tangan ataupun kaki.

Selain itu, hal lain yang dapat mendukung adalah


pasien tidak menggunakan APD lengkap berupa Infeksi pada kuku
sarung tangan dan pasien tidak mencuci tangan
menggunakan sabun setelah bekerja. Pasien hanya bekerja
sebagai slider pabrik karet.
Ada teman pasien yang memiliki keluhan serupa. Onikomikosis

(ILO Jakarta. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja)


Faktor Individu
Besarnya Pajanan
Pasien tidak menggunakan APD lengkap
Campuran air dan getah karet berupa sarung tangan dan pasien tidak
1 hari Waktu kerja = 8 jam, pada 6 hari mencuci tangan menggunakan sabun
kerja dalam seminggu setelah bekerja.
Telah bekerja 3 tahun

“Pekerja yang terpapar air kotor lebih dari Faktor lain diluar pekerjaan
6 jam positif terdeteksi onikomikosis
sebanyak 50 (87,72 %) sampel dan hasil Pajanan di luar pekerjaan tidak ada.
negative sebanyak 7 (12,28 %) sampel”
Pasien tidak pernah berkontak dengan bahan-bahan
(Mulyati, Zakiah. 2020) lain yang berpotensi menjadi iritan atau alergen di luar
pekerjaan.
Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja

Penegakkan diagnosis penyakit akibat kerja yaitu adanya penebalan dan


perubahan warna kuku menjadi kuning kecoklatan akibat pajanan biologis
disertai tidak digunakannya APD pada pasien termasuk Penyakit Akibat Kerja
berupa Onikomikosis akibat paparan air dan getah karet (ICD-10 ICD-10 B35.1)
Analisis Tatalaksana

Ketokonazole 200 mg/hari


selama 6 bulan untuk obat
sistemik
02

ANALISIS TATALAKSANA
sedangkan untuk obat topikal
disarankan untuk menggunakan Salep
whitfield (kombinasi asam salisilat 3%
dan asam benzoate 6%) atau kutek
kuku ciclopirox 8% lacquer uc
Obat salep Whitfield (salep asam benzoate) merupakan
salep yang mudah disisipkan dan cukup efektif untuk
infeksi jamur superfisial

Anugrah, R. (2016). Diagnostik dan tatalaksana


Onikomikosis. Cermin Dunia Kedokteran, 43(9), 675-
678.
20

PROGNOSIS

Bila diobati dengan benar, penyakit akan sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila
terpajan ulang dengan jamur penyebab. Penyakit akan menjadi kronik dan rekuren
bila sumber penularan terus menerus ada.

Quo ad Quo ad
Quo ad vitam
Functionam Sanationam

BONAM BONAM BONAM

Dr. G. Evans
03

KESIMPULAN

Tn. M usia 44 tahun dengan diagnosis klinis


PAK yang ditegakkan berdasarkan 7 Langkah
1. yaitu Onikomikosis akibat pajanan campuran air
dan getah karet
4. Dilakukan edukasi kepada pasien
terkait penyakit yang diderita mulai
Penatalaksanaan meliputi medikamentosa dan dari pengertian, penyebab atau faktor
2. non-medikamentosa dan dapat dilakukan pencetus, dan cara menangani.
evidence based medicine (EBM) literature yang
sesuai

3. Perlakuan intervensi yang dilakukan tidak


hanya memandang hal klinis pasien,
melainkan juga aspek okupasi.
SARAN
Bagi Pekerja Bagi Perusahaaan

● Minimalisir/hindari paparan campuran ● Melaksanakan kesehatan dan keselamatan


air dan getah karet dengan kerja bagi pekerja untuk menghindari
menggunakan Alat Pelindung Diri Penyakit Akibat Kerja (PAK).
● Menambahkan jatah Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai standar.
● (APD) sesuai standar kepada bekerja,
Menghindari menyentuh atau
terutama yang memiliki keluhan terhadap
menggaruk lesi karena dapat
campuran air dan getah karet.
menimbulkan infeksi sekunder. ● Meningkatan sanitasi lingkungan dan
● Menjaga pola hidup yang bersih dan hygiene.
sehat, menjaga kebersihan kuku, ● Ketersediaan sarana dan prasarana yang
mencuci kaki menggunakan air bersih memadai.
mengalir dengan menggunakan sabun ● Memberikan bantuan pada pasien dalam
untuk mencegah infeksi jamur pada pengobatan maupun kebijakan terkait kerja
kaki. selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
• Adiguna M.S. 2002. Onikomikosis Dan Pengobatannya Dengan Cat Kuku Saklopiroksa, Dalam Majalah Kedokteran Indonesia.
49(7) : 268-722.
• Artha, D., & Oktasaputri, L.2020. Identifikasi Jamur Dermatofita pada Infeksi Tinea Unguium Kuku Kaki Petugas Kebersihan di
Daerah Sekitar Jalan Abd. Kadir Kota Makassar. Jurnal Media Laboran, 10(1), 43-47.
• Bramono K.2010. Onikomikosis Dalam Dermatomikosis Superficialis. Balai Penerbit FK-UI : Jakarta
• Dartiwen, Intan Anggita, and Purwandyarti Apriliani. 2020. Buku Ajar Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish (Grup Penerbit CV Budi Utama).
• Karneli, K. (2021). Gambaran Keberadaan Tinea Unguium Pada Kuku Kaki Petani Padi Di Kelurahan Sungai Selincah
Kecamatan Kalidoni Kota Palembang Tahun 2021. Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science, 1(1)
• Lipner SR, Scher RK. Prognostic Factors in Onychomycosis Treatment. J.Infect Dis Ther. 2015;3:1.
• Patel, et al. Superficial Mycoses and Dermatophytes. Livingstone. Elsivier Churchil. 2006:185-96
• Queller JN, Bhatia N. 2015. The Dermathologist Approach to Onychomycosis. Jurnal Of Fungi.
• Suyoso S, Ervianti E, Sukanto H. Onikomikosis. In: Pedoman diagnosisdan terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
3ed. Surabaya:Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo; 2005. h. 79-83
• Taufiq. 2019. Profil Dermatofitosis Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang. In Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara. Fk Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
• Welsh O, Vera-Carera L, Welsh E. 2010. Onychomycosis Clinic In Dermatology.
• Yulita, Iqlima Intan, Baju Widjasena, and Siswi Jayanti. 2019. “Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Penggunaan Alat
Pelindung Diri dengan Terjadinya Prevelensi Onikimosis.” Jurnal Kesehatan Masyarakat 7(1): 330–36.
• Zane LT, Chanda S, Coronado D, Rosso JD. Antifungal Agents for Onychomycosis: New Treatment Strategies to Improve
Safety. Dermatology Online Journal. 2016;22(3):1.

Anda mungkin juga menyukai