Definisi
Tinea unguium adalah salah satu jenis onikomikosis atau infeksi fungi pada kuku yang disebabkan oleh
dermatofita. Dermatofita adalah jamur yang memiliki kemampuan untuk menginvasi jaringan yang
memiliki keratin, namun infestasinya terbatas pada lapisan epidermis terkornifikasi yang sudah mati.
Sehingga, secara struktural, infeksi dermatofita merupakan infeksi jamur superfisial. Pada tinea
unguium, dermatofita yang paling banyak menyebabkan adalah Trichophyton rubrum dan Trichophyton
mentagrophytes.
Patofisiologi
Patofisiologi tinea unguium melibatkan infeksi dermatofita pada kuku. Organisme penyebab tinea
unguium dapat ditemukan pada karpet hotel, pemandian umum, dan benda-benda yang sering
digunakan bersama. Transmisi dermatofita antrofilik terjadi dari satu individu ke individu lain, baik
melalui kontak langsung atau tidak langsung. Penularan sering terjadi di antara anggota keluarga.
Beberapa bentuk spora di alam bebas dapat bertahan hidup dan memiliki kemampuan menginfeksi
hingga 5 tahun.
Pada kebanyakan kasus, tinea unguium didahului oleh tinea pedis yang asimptomatik dengan
karakteristik hiperkeratosis. Seiring dengan berjalannya waktu, lingkungan yang lembab dan adanya lesi
mikro atau tekanan pada kuku, dapat merobek lapisan subungual sehingga terjadi penetrasi dermatofita
ke dasar kuku.
Adanya infiltrasi dermatofita pada dasar kuku menyebabkan infeksi akut yang memicu respon inflamasi
derajat rendah. Jika tidak diobati, infeksi akan berkembang ke fase kronik yang menyebabkan distrofi
total pada kuku. Secara histologi akan didapatkan gambaran spongiosis, akantosis, papillomatosis,
edema, dan hiperkeratosis pada kuku.
Prognosis
Faktor pasien yang berkaitan dengan prognosis buruk adalah gangguan sirkulasi darah, absorpsi obat
yang terganggu, tinea unguium rekuren, imunosupresi, jenis kelamin laki-laki, dan usia tua. Faktor lokal
yang berkaitan dengan prognosis buruk meliputi onikolisis ekstensif, lempeng kuku yang tebal,
hiperkeratosis ekstensif, keterlibatan matriks, pertumbuhan kuku yang lambat, penyakit kuku lain, dan
kerusakan kuku karena trauma. Sedangkan faktor mikologi yang berkaitan dengan prognosis buruk
adalah infeksi campuran dan resistensi terhadap antifungal.
Meski tinea unguium tidak membahayakan nyawa, masalah pada kuku ini tetap perlu ditangani
secepatnya. Pasalnya, kuku akan berubah warna dan membuatnya mudah patah yang bisa menjadi
gerbang bakteri lain ke tubuh.
Kuku berjamur yang tidak diobati pun dapat menyebabkan rasa nyeri dan membuat Anda sulit berjalan.
Namun, pengobatan penyakit kuku ini akan berbeda-beda tergantung patogen penyebabnya. Berikut
perbedaannya.
Infeksi jamur kuku DLSO disebabkan oleh jamur tipe Trichophyton rubrum. Jamur ini dapat berkembang
pada kuku jari tangan, tetapi sering menyerang kuku jari kaki.
Infeksi ini dimulai ketika patogen menjajah bantalan kuku dan bagian bawah kuku. Kemudian, infeksi ini
meluas hingga ke matriks kuku dan merusak lapisan kulit luar di sekitar. Akibatnya, kuku berwarna
kuning-kecoklatan.
Infeksi jamur PSO juga disebabkan oleh Trichophyton rubrum. Akan tetapi, jenis infeksi ini lebih jarang
terjadi dan biasa menyerang kuku kaki pasien HIV.
Umumnya, patogen akan masuk melalui kutikel di dasar kuku dan masuk ke matriks kuku untuk
menyerang kuku baru yang akan tumbuh. Kemudian, jamur akan naik ke atas permukaan. Alhasil, kuku
pun memiliki bercak putih dan lama kelamaan kuku lebih mudah lepas serta rusak.
WSO disebabkan oleh Trichophyton interdigitale dan hanya terjadi sekitar 10% dibandingkan jenis kuku
berjamur lainnya. Infeksi yang satu ini terjadi dengan masuknya patogen pada lapisan luar kuku secara
langsung.
Candidal onychomycosis
Infeksi jamur candida tentu disebabkan oleh jamur candida yang juga mnejadi penyebab kadas dan
kurap. Candida albicans nantinya akan masuk ke seluruh bagian kuku dan menyebabkan perubahan
warna menjadi keputihan.
Endonyx onychomycosis
Infeksi jamur tipe ini jarang terjadi dan biasa disebabkan oleh Trichophyton soudanense atau
Trichophyton violaceum. Gejala klinis yang muncul pada infeksi ini berupa munculnya perubahan warna
kuku menjadi putih susu.
Infeksi jamur kuku TDO merupakan tingkat paling parah dari onikomikosis dan merupakan kelanjutan
dari DLSO atau PSO yang tidak diobati sampai sembuh total. Kuku akan menebal dan berwarna
kekuningan.
Apa penyebabnya?
Kuku berjamur dapat disebabkan oleh berbagai jenis jamur dan salah satu jenis jamur yang paling sering
adalah dermatofit.
Penyebab jamur kuku yang satu ini dapat tertular di tempat-tempat seperti, kolam renang dan ruang
ganti umum. Selain itu, dermatofit juga dapat menginfeksi kuku Anda ketika bepergian tanpa alas kaki.
Anda juga bisa terinfeksi jamur bila berbagi gunting kuku atau handuk yang sudah terkontaminasi oleh
jamur. Infeksi penyebaran jamur tidak hanya lewat dari orang-ke-orang, melainkan juga terjadi akibat
tidak menjaga kebersihan kuku.
Sebagai contoh, kebiasaan menggunakan kaus kaki dan sepatu yang lembap menjadi tempat yang cocok
untuk pertumbuhan jamur. Patogen nantinya akan menginfeksi kuku dengan masuk lewat berbagai cara,
yaitu:
Dikutip dari Mayo Clinic, faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi ini
yaitu sebagai berikut.
Lansia karena pertumbuhan kuku yang melambat.
Bepergian tanpa alas kaki di area yang basah, seperti kolam renang.
Penyandang diabetes, masalah aliran darah, dan Down syndrome pada anak.
Gejala
Jari membengkak
Diagnosa
Pemeriksaan mikologi untuk membantu menegakkan diagnosis terdiri atas pemeriksaan langsung
sediaan basah dan biakan. Bahan diambil dari permukaan kuku yang sakit dan dipotong sedalam-
dalamnya sehingga mengenai seluruh tebal kuku dan bahan dibawah kuku diambil juga. Setelah itu
dilarutkan dengan larutan KOH 20% dan tunggu 15-20 menit untuk melarutkan jaringan. Pemeriksaan
biakan dilaksanakan pada medium Dektrosa Sabouraud yang diberikan antibiotika (kloromfenikol) atau
ditambah pula sikloheksimid untuk menghindarkan kontaminasi bakteri maupun jamur kontaminan
(Mansjoer, 2000).
Pengobatan
Pengobatan ini dapat dilakukan secara topikal maupun sistemik. Pengobatan topikal dapat diberikan bila
hanya 1-2 kuku yang terkena dan tidak sampai menyerang matriks kuku.
1) Pengobatan topikal dilakukan dengan cara :
a) Cara klasik menggunakan obat antidermatofit topikal dan sedapat mungkin menghilangkan bagian
yang rusak misalnya dengan pengikiran atau kuretase kuku. Obat antidermatofit yang dapat dipakai
antara lain golongan azol, holoprogin, siklopiroksilamin, dan alilamin. Solusio glutaraldehid 10% dan
krim tiabendazol 10% dengan bebat oklusif juga dapat digunakan.
b) Avulsi (pengangkatan) kuku yang diikuti pemberian obat antidermatofit topikal. Avulsi kuku dapat
dilakukan dengan bedah skapel atau bedah kimia,10 misalnya dengan menggunakan urea. Sediaan
kombinase urea 40% dan bifonazol yang terdapat di beberapa negara juga dapat dipakai untuk cara ini.
c) Obat topikal lain antara lain cat kuku berisi siklopiroksolamin 5% dan cat kuku berisi amorfilin 5%.
a) Griseofulvin 0,5-1 gram/hari. Untuk infeksi kuku tangan dibutuhkan pengobatan rata-rata 4-6 bulan,
sedangkan untuk kuku kaki 8-18 bulan. Tetapi keberhasilan pengobatan ini rendah dan rekurensi tinggi.
b) Intrakonazol. Semula dianjurkan penggunaan dosis 200mg perhari selama 3 bulan pada infeksi kuku
kaki. Akhir-akhir ini penggunaan tetapi pulse 400mg perhari selama seminggu tiap bulan memberi hasil
baikselama 3 bulan.
c) Terbinafin. Dosis 250 mg perhari selama 1,5 bulan pada infeksi kuku tangan dan selama 3 bulan pada
kuku kaki (Mansjoer, 2000)
Selain itu, ada pula cara mengobati jamur kuku di rumah dengan beberapa cara sederhana berikut.
Menggunakan soda kue untuk menyerap kelembapan yang terjadi di kaki dan area kuku.
Menggunakan cuka yang bersifat asam sehingga mampu membunuh infeksi bakteri dan jamur
yang bersarang.
Menggunakan cairan pembersih mulut dan merendam kaki di dalamnya untuk mengatasi infeksi
yang ada di kuku karena biasanya cairan ini memiliki sifat antibakteri dan antijamur.
Membubuhkan bawang putih pada kuku yang terinfeksi juga diketahui ampuh memerangi jamur
kuku karena kandungan antioksidan di dalamnya.
1. Mencuci tangan dan kaki secara teratur, apalagi ketika Anda tidak sengaja menyentuh kuku kaki
atau tangan yang sudah terinfeksi jamur
3. Menggunakan kaus kaki yang menyerap keringat, atau mengganti kaus kaki secara berkala,
sepanjang hari
4. Membuang sepatu tua yang sudah jarang dipakai, atau membersihkannya dengan bubuk
antijamur
5. Memakai alas kaki saat berjalan di area kolam renang atau ruang ganti
Jamur Penyebab Tinea unguium
1 Trichophyton rubrum
Mikroskopik : mikrokonidia berbentuk air mata dan mikrokonidia ada yang berbentuk
pensil
2 Trichophyton mentagrophytes:
Makroskopis : putih hingga krem dengan permukaan seperti tumpukan kapas pada PDA,
tidak muncul pigmen
Mikroskopis: mikrokonidia yang bergerombol, bentuk cerutu yang jarang terkadang hifa
spiral
3. Epidermophyton floccosum
Makroskopik: seperti bulu datar dengan lipatan sentral dan warna kuning kehijauan, kuning
kecoklatan
Gambaran mikroskopik : tidak ada mikrokonidia, beberapa dinding tipis dan tebal, makrokonidia
berbentuk ganda