OLEH
IMAM BUDI PUTRA
Pendahuluan
Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur atau dermatomikosis merupakan
penyakit yang sering dijumpai terutama di negara tropis karena udara yang lembab
dan panas sepanjang tahun sangat cocok bagi berkembangnya penyakit jamur
khususnya mikosis superfisialis. Salah satu bentuk dermatomikosis adalah
onikomikosis yaitu infeksi jamur pada kuku. Zaias menyatakan onikomikosis adalah
satu kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur dematofita, ragr (yeasts) dan
kapang (moulds). Penyakit tersebut bersifat menahun dan sangat resisten terhadap
pengobatan.1
Onikomikosis adalah istilah umum untuk kelainan kuku akibat infeksi jamur. Semula,
secara tradisional istilah onikomikosis hanya digunakan untuk infeksi
nondermatofita. Tinea unguium adalah kelainan kuku akibat infeksi
dermatofita.2,3,4,5,6,7
ETIOLOGI
I. Dermatofita telah dilaporkan sebagai penyebab onikomikosis.
a. Genera trychopyton
1. T. rubrum (seluruh dunia)
2. T. mentagrophytes (Eropa dan Amerika)
3. T. violaceum (Eropa, Afrika dan Timur Dekat)
4. T. schoenieinii (Eropa Timur, Afrika Utara, Timur Dekat)
5. T. tonsuras (seluruh dunia)
6. T. magninii (Portugal dan Spanyol)
7. T. concentricum (sangat jaring)
8. T. samdamemse( sangat jarang, Afrika)
9. T. gaurivilli (sangat jarang, Afrika)
II. Kandida walaupun banyak ditemukan tumbuh sebagai safrofit pada kulit dan uku,
tetapi yang dianggap agen penyebab adalah 3 spesies.
a. Candida albicans
b. Candidaparapsilosis
c. Candida guilermondi
III. Selanjutnya banyak penyelidik dapat mengisolasi berbagai spesies dari moulds ini
kuku yang menderita kelainan.
1. l. A. plavus
2. A. furnigatus
3. A. glaucus
4. A. nidulans
5. A. sydowii
6. A. terreus
7. A. ustus
8. A. versicolor
9. Cephalosporium spesies
10. Fusarium oxysporum
11. Il. Pseudorotium ovalis
12. Hendersonula toruloidea
13. Syctalidium hylinum
14. Svctatidiumbrevicaulis l,2,3
GAMBARAN KLINIS
Dikenal 4 tipe onikomikosis yang dibedakan berdasar gambaran klinis dan juga
menandai rute invasi iamur.2,4
1. Onikomikosis subungual distal (OSD) : Jamur menyerang bantalan kuku di
bawahlempeng kuku melalui hiponikium dan bergerak ke arah proksimal. Kulit
telapak kaki dan tangan merupakan lokasi infeksi primer. Invasi juga dapat dari
lateral (onikomikosis subungual distal dan lateral atau OSDL). Gambaran klinis
ditandai oleh hiperkeratosis subungual dan onikolisis, selain wama kuku
Pada keadaan lanjut keempat tipe tersebut akan menunjukkan gambaran distrofik
total (ODT).
DIAGNOSIS BANDING
Gejala klinis onikomikosis sangat bervariasi, maka dari itu diagnosis tepat dan
pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan. Kelainan kuku menyerupai
onikomikosis misalnya kelainan kuku kongenital. Juga kelainan karena faktor luar
misalnya : trauma kontak, onikogrifosis, onikotilomania, infeksi oleh virus dan
bakteri, neoplasma. Banyak penyakit kulit mengenai kulit bagian dorsal jari
kaki/tangan menyebabkan kerusakan kuku, misalnya : akrodermatitis, liken planus,
penyakit Darier, skleroderma, penyakit Raynaud, keratoderma palmaris, dermatitis
eksfoliativa, psoriasis.2,3,6,7
Pada psoriasis, selain kuku pada umumnya kelainan juga ditemukan pada bagian kulit
yang lain. Meskipun demikian dapat terjadi kelainan psoriasis hanya mengenai kuku.
Psoriasis kuku memberikan gambaran mirip OSD. Kadang-kadang gambaran nail
pitting dan tanda onikolisis berupa "tetesan minyak" warna coklat kemerahan yang
DIAGNOSIS
Anamnesis dan gambaran klinis saja pada umumnya sulit untuk memastikan
diagnosis, apalagi onikomikosis dapat merupakan kelainan sekunder pada kelainan
kuku yang telah ada sebelumnya. Mengingat banyaknya diagnosis banding secara
klinis, pemeriksaan penunjang harus selalu dilakukan.2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan adalah pemeriksaan sediaan
mikroskopik langsung yang diikuti pemeriksaan biakan untuk identifikasi spesies
penyebab. Penentuan spesies bermanfaat untuk pemilihan jenis obat dan menilai
prognosis.1,2,3,4
Pengambilan sediaan pada penderita onikomikosis harus memenuhi
persyaratan-persyaratan, antara lain : penderita bebas dari obat-obat anti jamur untuk
beberapa hari atau minggu, sediaan diambil pada lokasi yang tepat, sediaan terpisah
antara kuku jari tangan dan kaki.3
Pemeriksaan langsung dapat dilakukan dengan sediaan KOH 20-30% dalam
air atau dalam dimetil sulfoksida (DMSO) 40% untuk mempernudah lisis keratin. Zat
warna tambahan misalnya tinta Parker blue-black, atau pewarnaan PAS akan
mempermudah visualisasi jamur. Penambahan zat warna chlorazol black E atau
calcofluor white pada KOH bersifat spesifik untuk elemen jamur karena hanya terikat
khitin yang merupakan dinding jamur, tetapi tidak pada keratin atau benang dan
artefak lain. Namun untuk calvofluor white dibutuhkan mikroskop fluoresen untuk
memeriksanya.2
Selain memastikan hasil positif atau negatif, perlu dicari bentuk tipikal atau
atipikal elemen jamur, misalnya hifa dermatofita tidak berwarna (hialin), hifa
Scytalidium panjang dan berbelok-belok, jamur dermatiaceae berwarna hitam,
konidia Scopulariopsis mempunyai bentuk mirip buah lemon. Ditemukannya
PENATALAKSANAAN ONIKOMIKOSIS
Sebagaimana pada penatalaksanaan penyakit jamur superfisial lainnya, maka
prinsip penatalaksanaan onikomikosis adalahm enghilangkan faktor predisposisi yang
memudahkan terjadinya penyakit, serta terapi dengan obat anti jamur yang sesuai
dengan penyebab dan keadaan patologi kuku. Perlu ditelusuri pula sumber
penularan.2
Dalam upaya mendapatkan pengobatan yang optimal dan memuaskan, ada
beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan jika dilihat secara holistik, terutama dari
segi obat dan kemampuan penderita, yaitu sarana yang tersedia,harga, dapat tidaknya
obat diterima oleh penderita, efek samping, dan kemudahan penggunaan.1
Pengobatan onikomikosis ada dua cara yaitu secara sistemik dengan
menggunakan obat antifungsi oral dan secara lokal yaitu dengan menggunakan obat
antifungsi topikal. Pada keadaan tertentu kedua cara ini digunakan secara bersama-
sama.1
Terapi bedah
Pengangkatan kuku dengan tindakan bedah skalpel selain menyebabkan nyeri juga
dapat memberi gejala sisa distrofi kuku. Tindakan bedah dapat dipertimbangkan bila
kelainan hanya 1-2 kuku, bila ada kontraindikasi terhadap obat sistemik, dan pada
keadaan patogen resisten terhadap obat. Tindakan bedah tetap harus dengan
PROGNOSIS
Meskipun dengan obat-obat baru dan dosis optimal, 1 diantara 5 kasus onikomikosis
ternyata tidak memberi respons baik. Penyebab kegagalan diduga adalah diagnosis
tidak akurat, salah identifikasi penyebab, adanya penyakit kedqa, misalnya psoriasis.
Pada beberapa kasus, karakteristik kuku tertentu, yakni pertumbuhan lambat serta
sangat tebal juga merupakan penyulit, selain faktor predisposisi terutama keadaan
imunokopromais. Menghindari sumber penularan misalnya sepatu lama atau kaos
kaki yang mengandung spora jamur, perlu diperhatikan untuk mencegah
kekambuhan.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Adiguna M.S, Onikomikosis dan Pengobatannya dengan cat kuku saklopiroksa,
dalam Majalah Kedokteran Indonesia Vol. 49, No. 7, Juli 1999, Jakarta. 268-72
2. BramonoK, Onikomikosis, dalam Dermatomikosis Superfisialis, Budimulja U
etall. Editor Balai Penerbit FK-UI, Jakarta 200I,46-54
3. Pemayun T.P., Kelainan Kuku Karena Fungus, dalam Media Dermato-
Venereologi indonesia, Vol. XVIII, No. 48, 1991, Jakarta, 37-42
4. Odom R.B. Janus, WD, Gerber, TG, Disease Resulting from Fungi And Yeasts,
dalam Andrew's Disences of the Skim Chiminal Dermatology, 9th ed,
Philadelphia WR. Saunders Company, 200, 376-8
5. Fungal Nail Infection http://www.dermnetnz.org/dna.fungi/fnail.html
6. Tinea unguium, dalam http://www.ecureme.com/myhealth/data/tineaunguium.asp
7. Onychomycosis dalam
http://www.docctorfungus.org/mycoses/human/other/onychormycosigeneral.htm