Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Onikomikosis
Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur atau (dermatomikosis)

merupakan penyakit yang banyak dijumpai terutama di negara tropik karena

keadaan yang lembab dan panas sepanjang tahun, sehingga sangat cocok untuk

penyebaran dan penularannya. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur

adalah onikomikosis, jamur yang meninfeksi dan menyebabkan kelainan dan

kerusakan pada kuku. (5)

Onikomikosis adalah istilah umum untuk kelainan pada kuku yang

diakibatkan infeksi jamur. Mula-mula onikomikosis hanya digunakan untuk

infeksi non dermatofita, tetapi belakangan diketahui juga bisa disebabkan oleh

jamur golongan dermatofita, yaitu dari genus Microsporum,Trichopyton, dan

Epidermophyton. Istilah tinea unguinum hanya dipergunakan untuk insiden jamur

yang khusus disebabkan golongan dermatofita (6)

Onikomikosis secara klinik menimbulkan rasa gatal-gatal yang

berkepanjangan dan kadang-kadang disertai rasa nyeri, dalam waktu yang lama

apabila tidak diobati bisa berpotensi untuk menimbulkan terjadinya infeksi

sekunder oleh bakteri. Biasanya infeksi oleh bakteri akan disertai pembentukan

nanah (abses) pada bagian datar kuku dan bagian samping kuku. Disamping

mengakibatkan tumbuhnya aspek klinik, onikomikosis juga berdampak pada

aspek kosmetik, karena secara fisik kuku telah mengalami kelainan dan

kerusakan.

5
6

Onikomikosis adalah istilah umum untuk kelainan kuku akibat infeksi

jamur. Semula, secara tradisional istilah onikomikosis hanya digunakan untuk

infeksi nondermatofita.

Onikomikosis memiliki empat jenis yaitu :

1. Onikomikosis subungual distal (OSD), yaitu : bentuk yang paling sering

dijumpai, biasanya disebabkan oleh spesies dermatofita T. rubrum, T.

mentagrophytes. Penyakit / kelainan ini merupakan bentuk umum dari

tinea unguinum yang menyerang bantalan bawah lempeng kuku. Infeksi

dari distal dapat meluas ke lateral kuku sehingga memberi gambaran

onikomikosis distal dan lateral. Terjadi hiperkeratosis subungual, dapat

menyebabkan onikolisis (terlepasnya kuku dari nail bed).(7)

2. Onikomikosis subungual proksimal (OSP), : Yaitu infeksi jamur mulai dari

lipatan kuku proksimal, melalui kutikula dan masuk ke kuku yang baru

terbentuk, selanjutnya berjalan ke arah distal. Kelainan berupa

hiperkeratosis dan onikolis proksimal, serta distruksi lempeng kuku

proksimal. Bentuk inio paling jarang dijumpai, tetapi umum ditemukan

pada penderita AIDS. ( biasanya disebabkan T. Rubrum.)(8)

3. Onikomikosis superfisial putih (OSPT), : Yaitu kelainan / penyakit yang

disebabkan jamur yang memiliki gambaran yang khas adalah berupa

“white island” berbatas tegas pada permukaan kuku, tumbuh secara radial,

berkonfluensi, dan dapat menutupi seluruh permukaan kuku. Kelainan

jarang ditemui, tetapi dapat terjadi bila jamur menginfasi langsung lapisan

supervisial lempeng kuku. Secara klinik ditandai dengan tumbunhya


7

bercak putih keruh berbatas tegas dan dapat berkonfluensi. Dimana kuku

menjadi kasar, lunak dan rapuh. Kelainan ini paling sering disebabkan oleh

T. mentagrophytes, meskipun jamur golongan nondermatofita seperti

Aspergillus, Acremonium dan Fusarium dapat ditemukan.(9)

4. Onikomikosis distrofik total, yaitu jamur yang menginfeksi lempeng kuku

sehingga mengalami kerusakan berat. Infeksi dimulai dari bagian lateral

atau distal onikomikosis dan kemudian menginvasi seluruh kuku secara

progresif. Kuku tampak berkerut dan hancur. Fragmen-fragmen lempeng

kuku yang masih ada akan rusak, dan terlihat sebagai tunggul kayu pada

lipatan kuku bagian proksimal. Keluhan subyektif adalah tumbuhnya nyeri

ringan, dan yang lebih berat dapat menimbulkan infeksi sekunder.(10)

2.1.1.1 Faktor penyebab onikomikosis :

a) Kelembaban

Pada dasarnya jamur tumbuh di daerah-daerah tropik seperti di Indonesia.

Kelembaban selain terjadi secara alami, juga bisa dibentuk karena pemakaian

sepatu atau karena pakaian yang terbuat dari bahan bukan katun, karena bahan ini

memiliki sifat dapat menimbulkan keringat yang berlebih.

b) Panas

Keadaan lingkungan yang berudara panas bisa menyebabkan produksi

keringat meningkat, sehingga suasana tubuh menjadi basah. Permukaan tubuh

yang memiliki kelembaban tinggi berpotensi bisa meningkat, menimbulkan

infeksi padakulit yang disebabkan oleh jamur.


8

c) Keadaan sosial-ekonomi, kebiasaan, dan kurangnya kebersihan

Faktor ini berperan penting untuk menimbulkan infeksi yang disebabkan

jamur. Misalnya kebiasaan menggunakan sepatu dalam keadaan tertutup, hanya

pekerja yang membiasakan kukunya selalu dalam keadaan basah (misalnya

terendam air), kurangnya tingkat kebersihan individu (personal hygine) yang

kurang memadai merupakan faktor predisposisi umtuk menimbulkan infeksi

jamur pada kuku.

2.1.2 Dermatofita

2.1.2.1 Klasifikasi

Jamur yang tergolong dermatofita diklasifikasikan sebagai berikut :

Filum : Tallopophyta

Kelas : Fungi Interperfecti

Ordo : Moniliales

Famili : Monilialecaeceae

Genus : Trichophyton

Epidermophyton

Microsporum

Spesies : • Trichophyton metagrophytes

• Trichophyton rubrum

• Trichophyton tonsurans

• Trichophyton verrucosum

• Trichophyton violaceum
9

• Trichophyton schoenleinii

• Epidermophyton floccosum

• Microsporum audouini

• Microsporum canis

• Microsporum gypsum (11)

2.1.3 Epidemiologi

Onikomikosis adalah penyakit yang umum dan banyak ditemukan pada

pekerja yang kondisi kukunya selalu dalam keadaan lembab dan basah. Insidensi

onikomikosis akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Onimikosis

merupakan salah penyakit yang masih sering dijumpai di masyarakat daerah

tropik, yang prevalensinya bisa mencapai 18-24% (dernatomikosis ±30%)

Onikomikosis dapat disebabkan oleh golongan jamur dermatofita (91%),

nondermatofita (4%), dan yeast/ragi (5%). Penyebab onikomikosis yang paling

sering disebabkan oleh golongan ragi yaitu spesies Candida albicans, sedangkan

dari golongan nondermatofita misalnya oleh Scopulariopsis brevicslis, Aspergilus,

Fusarium dan Acrenonium. Onikomikosis paling banyak disebabkan oleh

golongan dermatofita, dan penyakitnya disebut tinea ugnium. Penyakit ini

biasanya disebakan oleh spesies Trichophyton rubrum (71%), Trichophyton

mentagrophytes (21%), Epidermophyton floccosum (29%)


10

2.1.4 Petani Sawah

Petani adalah pekerja yang mengelola danmengurusi tanah untuk budi

daya tanaman dalam upaya untuk mencukupi kebutuhan hidupa sehari-hari. Petani

sawah bisa mengelola dan menggarap tanah untuk tanaman budi daya. Dalam

menjalankan profesinya sebagai petani sawah, bisa sifatnya mengelola tanahnya

milik sendiri atau mengerjakan lahan sawah orang lain dengan perjanjian bagi

hasil.(12)

2.1.4.1 Infeksi onikomikosis pada petani sawah

Infeksi onikomikosis pada petani sawah umumnya mengenai bagian kuku

kaki. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dalam dalam menjaga kebersihan

badan karena bekerja di sawah kaki mengalami kontak langsung dengan tanah,

air, dan lumpur sehingga akan menciptakan suasana lembab yang mempersubur

pada pertumbuhan jamur yang terjadi pada kuku.(13)

Kulit dan kuku petani sawah pada umumnya mengalami perubahan

hiperkeratonis, yaitu terjadinya penebalan pada bagian kulit dan kuku yang lambat

lalu menimbulkan kelainan dan kerusakan. Apabila kulit dan kuku sudah

mengalami kerusakan, hal ini merupakan faktor predisposisi terjadinya

onikomikosis. Suasana lembab dan kuku yang mengalami masertasi (perlunakan),

merupakan faktor utama timbulnya onikomikosis.

2.2 Kerangka Pemikiran

Jenis jamur yang menjadi penebab Onikomikosis da faktor-faktor lain yang

menyebabkan onikimikosis
11

2.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Alat ukur Hasil Skala


Ukur Ukur Ukur
Onikomikosis Penyakit infeksi Sampling 1. Mikroskop Positif Ordinal
akibat jamur yang kerokan kuku2. pembiakan jamur/
sering dijumpai di dan tidak
negara tropis pemeriksaan
karena udara yang Laboratorim
lembab dan panas
sepanjang tahun
yang cocok
untukn
pertumbuhsn
jamur khususnya
mikosis
superfisialis.

Anda mungkin juga menyukai