REFERAT
TINEA UNGUIUM
Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
TINEA UNGUIUM
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Mengetahui :
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk dermatomikosis adalah onikomikosis yaitu satu kelainan kuku yang
1
disebabkan oleh infeksi jamur dematofita, ragi ( yeasts) dan kapang (moulds). Onikomikosis
umumnya disebabkan oleh dermatofita biasanya bergejala dan dapat menyebabkan gangguan
fungsi. Gambaran klinis onikomikosis meliputi hiperkeratosis dengan penebalan dan
2
perubahan warna pada lempeng kuku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Usia, jenis kelamin, dan ras merupakan faktor epidemiologi yang penting, dimana
prevalensi infeksi dermatofit pada laki-laki lima kali lebih banyak dari wanita. Alas kaki
yang tertutup, berjalan, adanya tempat temperatur, kebiasaan penggunaan pelembab, dan
7
kaos kaki yang berkeringat meningkatkan kejadian tinea pedis dan onikomikosis.
Dermatofit yang sangat memberikan respon pada suhu di negara-negara barat adalah
onikomikosis, sedangkan candida dan jamur non-dermatofita lebih sering terjadi di negara-
8
negara dengan suhu panas dan udara yang lembab.
2.3 ANATOMI
Kuku merupakan salah satu organ kulit tambahan yang mengandung lapisan tanduk
yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari
untuk memegang juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk dari
sel-sel keratin yang mempunyai dua sisi berhubungan dengan udara luar dan sisi lainnya
1
tidak.
Merupakan penghubung dua permukaan epitel dari lipatan kulit proximal. Melindungi
struktur dasar kuku (matrix germinatif) dari iritasi, alergi, bakteri/jamur patogen.
4. Lunula
Dasar dari lipatan proximal. Merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih di
dekat akar kuku berbentuk bulan sabit,sering tertutup oleh kulit.
Terdiri dari bagian epidermal dan mendasari dermis yang berhubungan dengan
periosteum dari distal phalanx. Normal berwarna merah muda karena vaskularisasi yang
nampak melalui lempeng kuku yang translusen.
6. Hiponikium
Ruang di bawah kuku yang bebas, memisahkan lempeng kuku dan dasar kuku pada
ujung distal.
Sebagai proteksi yang keras. Statis dan dengan kuat menempel pada dasar kuku.
Dikelilingi tiga sisi lipatan kuku. Terbentuk dari tiga lapiasn horisontal: lamina dorsal tipis,
lamina intermedit tebal, lapisan ventral dari dasar kuku. Kerasnya lempeng kuku karena high
sulfur matrix protein.
2.4 ETIOPATOGENESIS
Etiologi yang paling sering pada onikomikosis adalah dermatofita (tinea unguium)
95-97% terutama Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes var.
5,6
interdigitale. Sebagian kecil disebabkan oleh : Epidermophyton floccosum, T. violaceum,
7
T. schoenleinii, T. verrucosum (biasanya hanya pada kuku tangan).
Onikomikosis primer disebabkan oleh karena infeksi jamur pada kuku yang sehat.
Probabilitas infeksi terjadi karena suplai vaskuler yang rusak (yaitu dengan bertambahnya
usia, insufisiensi vena kronis, penyakit arteri perifer), setelah trauma (mis: patah tungkai
bawah), atau gangguan persarafan (mis: cedera pleksus brachialis, trauma tulang belakang.
Sedangkan onikomikosis sekunder, pada kuku kaki biasanya terjadi setelah tinea pedis. Pada
7
kuku tangan onikomikosis sekunder setelah tinea manum, tinea korporis atau tinea kapitis.
Dermatofita dapat bertahan hidup pada stratum korneum, yang menyediakan sumber
nutrisi bagi dermatofita dan pertumbuhan jamur mycelia. Infeksi dermatofita melibatkan tiga
tahap: perlekatan pada keratinosit, penetrasi melalui dan diantara sel-sel, dan membangun
respon pejamu. Perlekatan jamur superfisial harus mengatasi berbagai kendala seperti
menahan pengaruh sinar ultraviolet, variasi suhu, dan kelembaban, kompetisi dengan flora
normal, dan sphingosines yang diproduksi oleh keratin agar artrokonidia, elemen infeksius,
8,14
dapat melekat pada jaringan keratin.
Pembentukan antibodi tidak timbul untuk melindungi dari infeksi dermatofita, pada
pasien dengan infeksi yang luas mungkin memiliki peningkatan titer antibodi. Sebagai
alternatif, reaksi tipe IV atau reaksi hipersentsitifitas tipe lambat, memiliki peran penting
dalam melawan dermatofita. Kekebalan seluler oleh sekresi interferon-γ dari tipe 1
limfosit T-helper . Ini merupakan hipotesis bahwa antigen dermatofita diproses di sel-sel
epidermis langerhans dan disajikan pada kelenjar getah bening lokal untuk limfosit T.
14
Limfosit T mengalami proliferasi klonal dan migrasi pada tempat yang terinfeksi jamur.
Onikomikosis subungual distal dan lateral merupaka pola infeksi yang paling sering
6
didapatkan. Proses ini menjalar ke proksimal dan di bawah kuku terbentuk sisa kuku yang
rapuh. Kalau proses berjalan terus, maka permukaan kuku bagian distal akan hancur dan
3
yang terlihat hanya kuku rapuh yang menyerupai kapur. Biasanya nampak pewarnaan putih
6
atau kuning pada ujung bantalan kuku, paling sering terdapat di lipatan kuku lateral. Bentuk
15
ini umumnya disebabkan T . rubrum. Jika mengenai kuku tangan, pada umumnya dengan
pola dua kaki dan satu tangan. Secara klinis, bagian kuku subungual distal menunjukkan
hiperkeratosis dan onikolisis. Penyebaran bagian proksimal terjadi sepanjang jalur
13
longitudinal.
Kelainan ini juga jarang ditemui. Kelainan kuku pada bentuk ini merupakan
leukonikia atau keputihan di permukaan kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan adanya
6
elemen jamur. Merupakan infeksi lapisan dorsal kuku yang disebabkan bercak bersisik
16
putih. Oleh Ravant dan Rabeau (1921) kelainan ini dihubungkan denganTrichophyton
12
mentagrophytes sebagai penyebabnya. Dapat pula disebabkan oleh Trichophyton
15
rubrum pada pasien yang terinfeksi HIV.
I. )
Mikroskopi Langsung ( Di rect M icr oscopy
Koloni : putih hingga krem dengan permukaaan seperti tumpukan kapas pada PDA, tidak
8,14
muncul pigmen.
8,14
Koloni : putih bertumpuk di tengah dan berwarna merah marun pada tepinya.
Koloni : seperti bulu datar dengan lipatan sentral dan warna kuning kehijauan, kuning
8,14
kecoklatan.
Gambaran mikroskopik : tidak ada mikrokonidia, beberapa dinding tipis dan tebal.
8,14
Makrokonidia berbentuk ganda.
Cara pemeriksaan yaitu pembiakan dilakukan dalam media agar sabouroud atau
modifikasinya pada suhu kamar 25-30ºC kemudian sekitar ± 5 hari baru tampak adana
pertumbuhan dan ± 1 minggu lagi baru terlihat jelas karakteristiknya. Selama pertumbuhan
ini harus diperhatikan ada tidaknya warna yang dibentuk in verso atau in recto, ada tidaknya
hifa aereal yang seperti kapas, beludru, bubuk, dan lain-lain. Juga bentuknya menonjol
seperti gunung kecil dengan batas yang tajam, ireguler dengan permukaan yang licin seperti
tetesan lilin. Pemeriksaan biakan sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama setelah diperkirakan
ada pertumbuhan sifat-sifat khusus jamur tersebut. Untuk dermatofit tenggang waktunya ± 3
minggu setelah penanaman. Bila terlalu lama, golongan jamur ini akan terjadi pleomorfik,
17
dimana tanda-tanda khasnya akan hilang.
2.7 DIAGNOSIS
Untuk mendiagnosis Onikomikosis (tinea unguium) selain dari gejala klinis juga
15
dapat menggunakan pemeriksaan mikroskopik, kultur, dan histopatologi.
Oleh karena onikomikosis bertanggung jawab besar pada distropi kuku, maka
pemeriksaan dengan laboratorium sangat membantu sebelum memberikan pengobatan anti
jamur.
1. Psoriasis Kuku
Psoriasis ini ditandai dengan lubang, (salmon) atau bercak yang berminyak, onikolisis
dan distrofi kuku. Lubang ini mulai berkembang dari lesi psoriasis yang ada pada proksimal
matriks kuku. Kedalaman dan durasi lubang mencerminkan keparahan dari psoriasis pada
kuku. Pada kuku terdapat reaksi inflamasi terutama infiltrat limfosit pada dermis atas dengan
kapiler yang melebar, spongiosis dengan eksositosik limfositik, dan parakeratosis yang
18
mengandung neutrofil tunggal.
2. Paronikia
Paronikia adalah inflamasi yang mengenai lipatan kulit disekitar kuku. Paronikia
ditandai dengan pembengkakan jaringan yang nyeri dan bernanah. Bila infeksi berlangsung
kronik maka terdapat celah horizontal pada dasar kuku. Biasanya mengenai 1-3 jari terutama
jari telunjuk dan jari tengah. Penyebab terjadinya paronikia ini adalah akibat trauma yang
kemudian terjadi pemisahan antara lempeng kuku dari eponikium, celah ini kemudian
terkontaminasi oleh piogenik atau jamur.
Liken planus pada kuku dapat timbul tanpa kelainan kuku. Perubahan pada kuku berupa
belahan longitudinal, lipatan kuku yang menggelembung (pterigium kuku), dan kadang-
12
kadang anonikia. Lempeng kuku menipis dan papul liken planus dapat mengenai kuku.
2.9 PENGOBATAN
Pilihan terapi untuk pengobatan onikomikosis antara lain terapi paliatif, debridemen
mekanik atau kimia, anti jamur topikal dan sistemik. Kombinasi variasi pengobatan lainnya.
Pilihan terapi dipengaruhi oleh gambaran dan keparahan penyakit, terapi lain yang digunakan
20
penderita, terapi yang telah digunakan sebelumnya (dan efek lain).
12
Terapi antibikotik sistemik
Griseofulvin . Obat ini bersifat fungistatik yang efektif untuk jamur. Dosis yang
digunakan adalah 0,5-1 g untuk orang dewasa dan 0,25-0,5 g untuk anak-anak dalam
sehari atau 10-25 mg/kgBB.
Ketokonazol . Obat ini bersifat fungistatik dan juga digunakan jika resisten terhadap
pemberian griseofulvin dengan dosis 200 mg/ hari selama 10-14 hari pada pagi hari
setelah makan.
Itrakonazol . Obat ini juga bersifat fungistatik dan digunakan jika pada pasien tidak bisa
mengkonsumsi ketokonazol akibat penyakit pada hepar dan merupakan pilihan yang
paling baik dengan dosis denyut selama 3 bulan pada onikomikosis. Cara pemberiannya
secara tiga tahap dengan interval 1 bulan. Setiap tahap dalam 1 minggu dosisnya 2 x 200
mg sehari dalam kapsul.
Terbinafin. Bersifat fungisidal dan dapat diberikan sebagai pengganti dari griseofulvin
dengan dosis 62,5 mg – 250 mg sehari tergantung berat badan selama 2-3 minggu.
Terapi topical
Pada terapi topikal tersedia dalam bentuk losion dan lacquer (cat kuku).
Amorolfine lacquer dilaporkan efektif dengan penggunaan selama 12 bulan. Sedangkan
ciclopirox (penlac) nail lacquer adalah agen topikal (ciclopirox 80%) yang efektif digunakan
14
selama 48 minggu.
Debridemen
2.10 PROGNOSIS
Tanpa terapi yang efektif, onikomikosis tidak dapat sembuh secara spontan.
Keterlibatan yang progresif dari beberapa kuku adalah biasa. Onikomikosis subungual
distal/lateral menetap setelah terapi tinea pedis dan sering menyebabkan episode berulang
dermatofita epidermal pada kaki, pangkal paha, dan lokasi lain. Tinea pedis dan/atau
onikomikosis subungual distal/lateral merupakan awal untuk infeksi bakteri berulang (S.
7
aureus, group A streptococcus), khususnya sellulitis pada tungkai bawah.
BAB III
KESIMPULAN
Onikomikosis adalah satu kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur
dematofita, ragi ( yeasts) dan kapang (moulds). Tinea unguium istilah khusus untuk kelainan
kuku akibat infeksi dermatofita.
Keluhan utama berupa kerusakan kuku. Kuku menjadi suram, dan rapuh, dapat
dimulai dari arah distal (perimarginal) atau proksimal. Terdapat beberapa tipe tinea unguium:
onikomikosis subungual distal/lateral, onikomikosis subungual proksimal, onikomikosis
superfisial putih, onikomikosis endoniks, onikomikosis distrofik total, onikomikosis kandida.
DAFTAR PUSTAKA