2. Farmakologi :
• Topikal
Amorolfine
Digunakan dalam bentuk cat kuku konsentrasi 5 %.
• Sistemik
Intrakonazol Dosis 200 mg (2 Kapsul)/ hari selama 3 bulan
IX. PROGNOSIS
Penyakit ini dapat kambuh kembali.
Prognosisnya bergantung pada idetifikasi
penyebab, karakeristik kuku, lalu
penyakit penyerta dan imunologi yang
mempengaruhi waktu penyembuhan cepat
atau lambat.
ONIKOMIKOSIS
1. Definisi
Onikomikosis berasal dari
bahasa Yunani yaitu onyx
artinya kuku dan mykes artinya
jamur.
Onikomikosis adalah
merupakan istilah umum
untuk infeksi jamur
(dermatofit, ragi/ yeast dan
kapang) pada kuku kaki dan
atau kuku tangan.
Sementara untuk infeksi atau
kelainan kuku yang di
akibatkan karena jamur
dermatofit disebut tinea
unguium
2. Epidemiologi
Onikomikosis adalah kelainan kuku tersering
pada dewasa, sekitar 15-40% dari semua
penyakit kuku.
Prevalensi onikomikosis 2 -13%, pada pasien
usia lanjut dapat 28%, pada anak-anak < 0,5%
atau 30x lebih sedikit dibandingkan dewasa.
Onikomikosis lebih meluas di kuku kaki 4-25
kali dibanding pada kuku tangan
3. Etiologi
Terdapat tiga kelompok jamur yang
menyebabkan onikomikosis, yaitu:
dermatofita, nondermatofita, dan yeast.
•Menginvasi matriks,
menyebabkan depresi transversal
kuku, tampak sebagai
hiperkeratosis subungual dengan
massa abu-abu kekuningan
dibawahnya, mirip OSD, terutama
terjadi pada tangan
5.Patogenesis Masuknya fungi
Apoptosis keratinosit
6.Patofisiologi
Peningkatan produksi sitokin TH1
merupakan kunci dan penanda awal
Sel T yg teraktivasi kemudian terjadinya Liken Planus,
tertarik dan bermigrasi
Anamnesa
• Liken planus pada kuku dapat timbul
tanpa kelainan kulit namun biasanya
terdapat keluhan gatal setelah
satu/beberapa minggu setelah lesi pertama
Pemeriksaan fisik
• Perubahan pada kuku berupa belah
longitudinal, pterigium kuku, kadang
anonikia, lempeng kuku menipis
Pemeriksaan penunjang
Jumlah total limfosit dan sel darah putih menurun
Pemeriksaan histopatologi
Pada epidermis yang tipis terlihat hiperkeratosis, akantosis,
penebalan stratum granulosum setempat, degenerasi
membran basalis, dan hilangnya stratum basalis.
Pemeriksaan patologi anatomi
Terdapat 2 gambaran utama pada liken planus yaitu
kerusakan Basal Epidermal Keratinosit dan reakis
likenoid-interface limfositik
9. Diagnosis banding
Onikomikosis
Psoriasis kuku
Pironikia
9. Penatalaksanaan
Farmakologi
Kortikosteroid Topikal
Triamcinolon asetonide intralesi dosis 5-
10 mg/mL ,Dioleskan 1-2 kali/hari
Kortikosteroid Sistemik
Prednison 20 mg/hari (30-80 mg ) untuk
4-6 minggu dan dilanjutkan dosis yang
dikurangi selama 4-6 minggu
Etretinat 10-20 mg/hari selama 4-6 bulan
Fotokemoterapi (psoralen dan ultraviolet)
sangat bermanfaat pada liken planus di
kulit yang sifatnya generalisata.
Penggunaan dikombinasi dengan
kortikosteroid sistemik untuk
mempercepat respon. Fototerapi dapat
meliputi UVB dan UVA.
Edukasi
Gunakan air bersih hangat tanpa sabun
untuk membersihkan bagian kulit yang
terinfeksi, dan pakailah pelembap untuk
kulit.
Kompres dengan es batu untuk
mengurangi rasa gatal dan pembengkakan.
Khusus bagi wanita, disarankan tidak
mengenakan celana ketat untuk sementara
10. Komplikasi
- Rambut
Alopesia sikatrisial atrofi
- Kuku
Pada kuku, terjadi pada hingga 10%
kasus, tetapi biasanya sebagai gambaran
minor penyakit.
11. Prognosis
Penyakit ini dapat sembuh sendiri.
Prognosisnya bergantung pada luasnya
dan bentuknya, yang mempengaruhi
waktu penyembuhan cepat atau lambat.
PARONIKIA
1. Definisi
Stafilokokus
Stafilokokus merespon dengan mengeluarkan
menghasilkan surface associated toksik, merusak
factor (menghindar dari imunitas jaringan secara
inang) langsung, terjadi
degradasi jaringan
7. Faktor resiko
Trauma langsung/
Riwayat penyakit Kontak iritan/alergen
tidak langsung
Penggunaan
Imunokomprimais obat sistemik
PARONIKIA
8. Diagnosis
A. Anamnesa
Pada paronikia biasanya hanya satu jari
kuku yang terkena, timbul rasa nyeri pada
lipat kuku
B. Pemeriksaan fisik
Adanya eritema, edema, rasa nyeri pada
lipat kuku. Pus mengalir bila di lakukan
penekanan pada lipatan kuku, dapat terjadi
distrofi sementara, dan lempeng kuku
menjadi tebal, berwarna
C. Pemeriksaan penunjang
Tes tekan jari
Dapat membantu pada infeksi stadium awal keberadaan atau
luas abses, peningkatan tekanan di dalam lipatan kuku,
menyebabkan perubahan warna menjadi putih dari kulit di
atasnya dan demarkasi yang jelas dari abses
Pemeriksaan langsung menggunakan mikroskop dapat dilakukan
dengan preparat KOH 20% atau KOH 20% + DMSO
(Dimetil Sulfoksid) lalu di lanjutkan dengan identifikasi
spesimen menggunakan kultur
8. Diagnosis banding
Psoriasis kuku
Liken planus
Onikomikosis
9. Penatalaksanaan
Non farmakologi
Pengobatan paronkia akut ditentukan oleh
tingkat peradangan. Jika abses tidak
terbentuk, penggunaan kompres air hangat
dan merendamkan yang terkena dalam
larutan Burow (yaitu, aluminum asetat)
atau cuka dapat efektif.
Farmakologi
Sistemik
Antibiotik : Flukloksasilin 4x500mg/hari
Topikal
Antiseptik providonyodium atau
klorheksidin
Kombinasi antibiotik topikal dan
kortikosteroid seperti betametason
(Diprolene)
Ketika terdapat abses atau fluktuasi, pus
mungkin menyebar kebawah sulkus kuku
pada daerah yang berlawanan sehingga
mengakibatkan terjadinya abses disekitar
kuku, atau pus berakumulasi pada bawah
kuku sehingga mengangkat lempeng kuku
dan bila hal ini terjadi usahakan drainase
secara spontan, atau drainase dengan
intervensi bedah
Edukasi
Menghindari kontak dengan zat iritasi
Manajemen yang penyebab dasar
inflamasi dan infeksi, lalu dapat
Mencegah adanya trauma dan
Menjaga agar kulit tetap kering
11. Komplikasi
Paronikia akut yang rekuren dapat
berkembang menjadi paronikia kronis
Ketika proses inflamasi kronis tidak
responsif terhadap pengobatan, dokter
harus mempertimbangkan kemungkinan
karsinoma
12. Prognosis
Prognosis menjadi baik bila dapat
menghindari kontak dengan zat iritasi,
manajemen yang dilakukan sudah tepat
terhadap penyebab dasar inflamasi dan
infeksi, lalu dapat mencegah adanya
trauma dan menjaga agar kulit tetap
kering karena paronikia akut yang
rekuren dapat berkembang menjadi
paronikia kronis.
TERIMA KASIH