Anda di halaman 1dari 7

TELAAH JURNAL INTERNATIONAL

“EFECTIVNESS OF PLAY THERAPHY ON PAIN AND


ANXIETY IN CHILDREN POST SURGERY”

“EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN PADA NYERI DAN


KECEMASAN PADA ANAK PASCA BEDAH”

KEPERAWATAN ANAK II
ACHMAD RYANDA S
1811102411052
ABSTRAK
Anak-anak penderita kanker menderita gejala dan perawatan yang memberatkan
yang sering kali menimbulkan kesusahan bagi anak anak dan keluarganya. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengevaluasi kelayakan dan
penerimaan intervensi pemainan pura-pura yang difasilitasi oleh orang dewasa
untuk anak-anak penderita kanker.

LATAR BELAKANG
Rawat inap untuk setiap anak adalah pengalaman yang sangat tidak menyenangkan
dan traumatis. Anak-anak yang dirawat di rumah sakit memerlukan lebih dari
sekadar permainan rekreasi karena penyakit dan perawatan di rumah sakit
merupakan krisis dalam kehidupan seorang anak dan karena situasi ini membawa
stres yang luar biasa, anak-anak perlu menunjukkan ketakutan dan stres mereka
sebagai cara untuk mengatasi stres ini. Pembedahan bisa menjadi pengalaman yang
mengancam bagi semua orang, terutama bagi anak-anak. Anak-anak lebih rentan
terhadap stres karena kurangnya pengetahuan tentang prosedur, kurangnya kontrol
yang dirasakan, kurangnya penjelasan dalam istilah yang sesuai untuk anak, dan
kurangnya manajemen nyeri. Rasa sakit dan kecemasan pada anak-anak seringkali
tidak ditangani pada anak-anak. Ada bukti tentang terapi bermain yang efektif dalam
mengurangi stres pada anak-anak antara usia 6-12 tahun tetapi tidak ada bukti kuat
apakah mereka efektif dalam mengurangi rasa sakit dan kecemasan.
METODE
1. Desain Studi : Metode penelitian menggunakan metode Chit
2. Pengaturan : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Itu dilakukan di
Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Dr. DY Patil. Besar sampel adalah 30 dan jenis
pengambilan sampel adalah purposive.
3. Peserta : Pada anak-anak antara usia 6-12 tahun ,baik jenis kelamin laki-laki
maupun perempuan
4. Pengukuran : Skala Penilaian Kecemasan Anak-anak Spence (SCARS-orangtua
dilaporkan) dan Skala Penilaian Rasa Sakit Wong-Baker (wajah) adalah ukuran
hasil yang digunakan. Pembacaan dilakukan sebelum dan sesudah intervensi
untuk kedua kelompok. Kelompok A diberikan terapi bermain berupa pick up
stick, bubble blowing dan building block. Untuk Kelompok B fisioterapi berupa
senam mobilitas umum, senam pernafasan dan ambulasi.
5. Variabel Kuantatif : Pembedahan bisa menjadi ancaman pengalaman untuk semua
orang, khusus untuk anak-anak. Anak-anak lebih rentan terhadap stres karena
kurangnya pengetahuan tentang prosedur, kurangnya kontrol yang dirasakan,
kurangnya penjelasan pada anak-anak persyaratan yang tepat dan kurangnya
manajemen nyeri. Lebih dari satu juta anak menjalani operasi setiap tahun, dan
dilaporkan bahwa 50% dari anak-anak ini mengalami stres dan kecemasan yang
signifikan sebelum operasi
HASIL
Grup A (Laki-laki 11, wanita 4 usia rata-rata 8.4) Grub B (Laki-laki 6,
wanita 9 usia rata-rata 9.2). Anak usia 6-12 tahun, baik jenis kelamin
laki-laki maupun perempuan, anak menjalani pembedahan, pasca
operasi 2 hari sampai 2 minggu, dan anak dengan skor SCARS> 34
(laporan orang tua). Terapi bermain dan fisioterapi konvensional sama-
sama efektif dalam mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada anak-
anak pascaoperasi. Ukuran sampel kecil, semua operasi
dipertimbangkan dan perhatian individu tidak diberikan pada operasi
apa pun yang menjadi batasan penelitian. Penelitian bisa dilakukan
pada orang dewasa, dalam kondisi lain.
DISKUSI
Penelitian ini dilakukan untuk menilai efektivitas terapi bermain dan
fisioterapi konvensional terhadap kecemasan dan nyeri pada anak pasca
bedah. Anak-anak rentan terhadap respons stres bedah global karena
cadangan energi yang terbatas, massa otak yang lebih besar, dan kebutuhan
glukosa wajib. Respons manusia terhadap stres akibat pembedahan ditandai
dengan serangkaian perubahan hormonal, imunologis, dan metabolik yang
bersama-sama membentuk respons stres bedah global. Terapi bermain atau
teknik bermain terapeutik telah digunakan oleh banyak dokter untuk
mengatasi stres. Salah satu alasan terapi bermain terbukti lebih efektif pada
anak-anak adalah karena mereka belum mengembangkan penalaran abstrak
dan keterampilan verbal saat dewasa. Bagi anak-anak, mainan adalah kata-
kata mereka dan permainan adalah bahasa mereka. Telah disarankan bahwa
terapi bermain berfungsi sebagai media penetral di mana anak-anak
berusaha untuk menguasai peristiwa yang menyebabkan trauma atau
kecemasan.
PENAFSIRAN
Dari hasil penelitian tersebut menurut penafsiran saya bahwa terapi
bermain dan fisioterapi konvensional sama-sama efektif dalam
mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada anak-anak pascaoperasi.
Dikarenakan bermain ini adalah salah satu aspek penting dari
kehidupan anak dan salah satu alat paling penting untuk mengurangi
stress, rasa cemas dan bahkan rasa sakit, bermain juga akan
berdambak untuk kesehatan mental, emosional dan juga social.
Bermain juga suatu kegiatan yang untuk memperoleh kesenangan.
Maka dari itu terapi bermain sangat efektif dilakukan atau
diimplementasikan guna mengurangi rasa sakit dan kecemasan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai