Anda di halaman 1dari 16

bentuk usaha dan ek kerakyatan, persoalan UMKM

dan prospeknya
Ekonomi kerakyatan (Demokrasi Ekonomi) merupakan
sistem perekonomian nasional yang disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, di
mana produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua,
di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota
masyarakat.
Tujuan penyelenggaraan demokrasi ekonomi adalah
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan jalannya roda perekonomian, dengan
sasaran pokok tersedianya lapangan kerja, pendidikan
gratis (murah), pemerataan modal material, jaminan
sosial bagi penduduk miskin, dan pemberdayaan
serikat-serikat ekonomi (koperasi).
Penyelenggaraan ekonomi kerakyatan
merupakan amanat konstitusi (normatif)
yang termaktub dalam pasal 27, 28, 31, 33,
dan 34 UUD 1945, dalam TAP MPR No.
VI/1998 tentang Politik-Ekonomi Dalam
Rangka Demokrasi Ekonomi, TAP MPR No.
II/1999 tentang GBHN Tahun 1999-2004,
dan TAP MPR No. II/2002 tentang
Rekomendasi Kebijakan Untuk
Mempercepat Pemulihan Ekonomi
Nasional, untuk mengembangkan ekonomi
kerakyatan. 
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan
ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan
ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular)
yang dengan secara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja
yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut
sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor
pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan
terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa
harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya dan
dapat  memberikan dampak kepada para pelaku ekonomi yang masih
rendah dan kiranya pantas mendapatkan prioritas utama penanganan.
Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi
tradisional yang menjadi basis
kehidupan masyarakat local dalam
mempertahan kehidupannnya.
Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan
berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat local dalam
mengelola lingkungan dan
tanahmereka secara turun temurun.
ILO 1989
Konsep ekonomi kerakyatan
dikembangkan sebagai upaya untuk
lebih mengedepankan masyarakat.
Dengan kata lain konsep ekonomi
kerakyatan dilakukan sebagai sebuah
strategi untuk membangun
kesejahteraan dengan lebih
mengutamakan pemberdayaan
masyarakat
Sistem Ekonomi kerakyatan adalah system ekonomi
yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat,
dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada
ekonomi rakyat Dalam praktiknya, ekonomi
kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi
jejaring ( network ) yang menghubung–hubungkan
sentra–sentra inovasi, produksi dan kemandirian
usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis
teknologi informasi, untuk terbentuknya  jejaring
pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha
masyarakat.
Prof. Dr. Mubyarto,
karakteristik ekonomi kerakyatan
1.     To elevate property, meningkatkan kemampuan
rakyat dari lower class menjadi middle class,  misalnya
dalam jangka waktu 10-15tahun.
2.    Setiap pembangunan adalah peningkatan
produktivitas maka ekonomi kerakyatan diharapkan
mampu meningkatkan produktivitas masyarakat
marginal.
3.    Ekonomi kerakyatan memberikan nonphysical gain,
Contohnya keterampilan, manajemen, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta semua aset sumber
daya manusia.
Sistem Ekonomi kerakyatan dapat
diperkuat dengan adanya koperasi,
dengan adanya koperasi kegiatan
produksi dan konsumsi yang apabila
dikerjakan sendiri-sendiri tidak akan
berhasil, tetapi melalui organisasi
koperasi yang menerima tugas dari
anggota untuk memperjuangkannya
ternyata dapat berhasil.
Selain itu Koperasi juga bermanfaat
sebagai membangun dan mengembangkan
potensi serta kemampuan ekonomi
anggotanya, Turut serta dan aktif dalam
upaya meningkatkan kualitas hidup
manusia, Memperkokoh perekonomian
rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional, Untuk
mewujudkan perekonomian nasional yang
berasakan kekeluargaan.
Koperasi memiliki asas kekeluargaan
sehingga dapat membantu para
anggotanya seperti dengan cara
memberikan pinjaman melalui koperasi
tersebut. Karena menurut UU NO 25
tujuan koprasi adalah memajukan
kesejahteraan anggota pada kususnya dan
masyarakat pada umumnya, serta ikut
membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju,adil, dan makmur
berlandasan Pancasila dan UUD 1945
Contoh Ekonomi Kerakyatan Sebagai
Penopang Perekonomian Domestik

-KOPERASI
-UMKM
-INDUSTRI KECIL MENENGAH
-KUR (KREDIT USAHA RAKYAT)
-PASAR TRADISIONAL
BENTUK BADAN USAHA
Badan usaha perseorangan adalah badan usaha swasta yang didirikan dan dimiliki perseorangan serta
melakukan kegiatan usaha untuk mendapatkan laba dan biasanya tidak memiliki badan hukum.
Misalnya, salon kecantikan, bengkel, dan usaha kerajinan.
Badan usaha firma (Vennootschap Onder Fen Firma atau Fa) adalah persekutuan dua orang atau lebih
yang sepakat untuk melakukan usaha dengan menggunakan nama bersama.
Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennootschap atau CV) adalah adalah persekutuan satu atau
beberapa orang pengusaha, dan seorang atau beberapa orang yang menyetorkan modal.
Perseroan terbatas (PT) atau Naamloze Vennootschap (NV) adalah perusahaan yang modalnya terdiri
dari saham-saham dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas sesuai jumlah saham yang
dimilikinya.
Badan usaha yang sesuai dengan sistem
demokrasi ekonomi atau sistem ekonomi
kerakyatan yang dianut oleh negara
Indonesia terdiri atas tiga bentuk badan
usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS), dan Koperasi.
Persoalan UMKM dan prospeknya

-informasi yang tdk simetris


(Asymmetrice Information)-salah
konsep dlm pendampingan dan
pembinaan baik oleh pemerintah
maupun swasta
Kondisi UMKM tdk bankable
(didampingi terusinformasi tdk
valid
Perbankan  UMKM edukasi
dan pendampingan
Pendampingan  simbiosis
mutualisme
BankpendampinganUMKM
nasabah
5 tantangan UMKM

Merekrut Karyawan Bertalenta


Mendapat Modal Bisnis
Mendapatkan Pelanggan
Strategi Bisnis
Manajemen Arus Kas

Anda mungkin juga menyukai