Anda di halaman 1dari 37

REFARAT Bagian IKM-IKK

Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia

Epidemiologi dan Upaya


Pemberantasan
Penyakit Tropis
Inayatul Muthmainnah
111 20191010
Pembimbing: dr. Hj. Hermiaty Nasruddin, M.Kes
Pendahuluan

Penyakit tropis merupakan penyakit yang


menyerang di daerah beriklim tropis. Indonesia
termasuk negara beriklim tropis, sehingga penyakit
tropis mudah berkembang. Penyakit tropis dapat
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit. Beberapa
jenis penyakit tropis diantaranya adalah demam typoid,
TBC, kusta, DBD, malaria, cacingan, hepatitis dll.
Pendahuluan

Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dimana suhu udara dapat mencapai 32°C. Kondisi

lingkungan pada daerah tropis dapat berfluktuasi dari kondisi suhu rendah ke suhu tinggi kemudian turun

kembali ke suhu rendah. Suhu tertinggi terjadi pada siang hari antara jam 12.00-13.00 WIB, sementara suhu

paling rendah terjadi pada jam 05.00-06.00. Suhu udara akan terus berfluktuasi dalam 24 jam penuh sebagai

bentuk pertukaran energi yang terjadi di lapisan atmosfer.


Penyakit Tropis dan
Pencegahannya
Demam berdarah

Dalam tiga dekade terakhir, penyakit DBD meningkat


insidennya di berbagai belahan dunia terutama daerah tropis
dan sub-tropis, serta banyak ditemukan di wilayah urban dan
semi-urban, termasuk di Indonesia. Untuk penyakit DBD, target
angka kesakitan DBD secara nasional tahun 2012 sebesar 53
per 100.000 penduduk atau lebih rendah. Sampai tahun 2013, di
Indonesia tercatat angka kesakita sebesar 45 per 100.000
penduduk yang berarti telah melampaui target yang ditetapkan
Demam berdarah

Pencegahan
1. Promosi Kesehatan
 Menguras bak mandi
 Mengubur benda yang sudah tidak terpakai
 Memakai kelambu
 Dll

2. Mensurvei
3. Bekerja sama dengan lintas kesehatan
Filariasis

Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui


tanah (Soil Transmitted Helminthiasis/STH), masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat di
negaranegara beriklim tropis dan sub tropis, termasuk
negara Indonesia. Prevalensi kecacingan saat ini
berkisar 20-86 % dengan rata-rata 30%.
Filariasis

Pencegahan
1. Hindari gigitan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal
2. Kenakan pakaian yang tertutup ketika melakukan aktivitas pada daerah endemik atau luar ruangan yang
berisiko terpapar gigitan nyamuk
3. Tidak ada salahnya untuk rajin mengoleskan lotion nyamuk ketika memiliki kegiatan di luar ruangan
4. Penggunaan kelambu saat tidur juga dapat menghindarkan kamu dari risiko gigitan nyamuk
5. Bersihkan genangan air atau pot-pot yang berpotensi menjadi sarang nyamuk agar terhindar dari penyakit
kaki gajah.
Malaria

Secara nasional kasus malaria selama tahun 1990-2015


cenderung menurun. API pada tahun 1990 sebesar 4,69 per
1000 penduduk turun menjadi 1,85% pada awal tahun 2009.
Pada tahun 2011 angka tersebut turun lagi menjadi 1,75%,
menurun lagi menjadi 1,69% pada tahun 2012, dan terus
menurun menjadi 1,38% pada tahun 2013, mendekati target
1% pada tahun 2014. Pada tahun 2015 target API malaria
mencapai target < 1 yaitu 0,85 per 1.00 penduduk.
Malaria

A. PENCEGAHAN PRIMER
1. Tindakan terhadap manusia11
2. Kemoprofilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp)
3. Tindakan terhadap vector
a. Pengendalian secara mekanis
b. Pengendalian secara biologis
c. Pengendalian secara kimiawi
Malaria

B. PENCEGAHAN SEKUNDER C. PENCEGAHAN TERTIER

1. Pencegahan penderita malaria 1. Penanganan akibat lanjut dari komplikasi malaria

2. Diagnosis Dini a. Pemberian obat malaria yang efektif sedini

1. Gejala Klinis mungkin


b. Penanganan kegagalan organ
2. Pemeriksaan Laboratorium
c. Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta
3. Pemeriksaan Penunjang
pemantauan tanda vital
3. Pengobatan yang tepat dan adekuat 2. Rehabilitasi mental / psikologis
HIV

Pada akhir Maret 2005 tercatat 6789 kasus HIV/AIDS


yang dilaporkan (Djauzi dan Djoerban, 2007). Sampai akhir
Desember 2008, jumlah kasus sudah mencapai 16. 110 kasus
AIDS dan 6.554 kasus HIV. Sedangkan jumlah kematian
akibat AIDS yang tercatat sudah mencapai 3.362 orang. Dari
seluruh penderita AIDS tersebut, 12.061 penderita adalah
laki-laki dengan penyebaran tertinggi melalui hubungan
seks
HIV

Pencegahan
1. Hindari seks bebas
2. Jangan gunakan jarum bergantian
3. Menggunakan kondom
4. Perhatikan luka yang terbuka
5. Lakukan vaksin
6. Pre-exposure prophylaxis (PrEP)
Pre-exposure prophylaxis (PrEP)

PeRP menggunakan kombinasi terapi yang terdiri dari 2 Tata laksana dalam PrEP, pertama-tama secara klinis
macam obat; emtricitabine dan tenofovir disoproxil harus melakukan tes HIV untuk mengetahui status HIV-
fumarate. Pada orang HIV positif obat ini juga nya dan fungsi ginjalnya normal. Pada tahap selanjutnya,
digunakan sebagai dua dari tiga kombinasi obat dalam dijelaskan KIE yang meliputi keamanan dan efek
pengobatan orang dengan HIV positif. Obat ini di samping PrEP, keterbatasan, adherence, gejala HIV akut
minum tiap hari secara disiplin dan teratur untuk (serokonversi), riwayat pasangan, riwayat sosial: rumah,
mendapatkan perlindungan maksimal. ekonomi, kesehatan mental, KDRT. Proses dari tahap
klinis dan KIE di atas dilakukan secara rutin dan
dipantau. Pemberian resep untuk PrEP disarankan tidak
lebih dari 90 hari, karena pasien bisa secara rutin datang
ke layanan untuk dipantau keadaaanya serta konsistensi
penggunaan kondom.
Tuberculosis

Studi pada tahun 2013 The Economic Burden of TB in


Indonesia, memberikan gambaran bahwa peningkatan
jumlah kasus memiliki dampak yang besar pada beban
ekonomi. Sebagai gambaran, pada tahun 2011 angka
penemuan kasus TB adalah 72,7% dan TB MDR adalah
6,7% maka beban ekonomi yang diakibatkan adalah 14
Rencana Aksi Program P2P 2015-2019 (revisi) Rp.27,7
triliu, tetapi jika angka penemuan kasus TB ditingkatkan
menjadi 92,7% dan TB MDR 31,4% maka beban ekonomi
diturunkan menjadi Rp. 17,4 triliun.
Tuberculosis

Pencegahan
• Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila menggunakan tisu untuk menutup mulut,
buanglah segera setelah digunakan.

• Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

• Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar
udara segar serta sinar matahari dapat masuk.

• Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang Anda derita tidak lagi menular.

• Vakksin BCG
Vaksin BCG

Vaksin BCG adalah jenis vaksin yang berfungsi Vaksin BCG diberikan melalui suntikan pada lengan atas
mencegah penyakit tuberkulosis (TB). TB merupakan sebelah kanan. Satu dosis berisi 0,05 ml vaksin yang
infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri disuntikkan secara intrakutan (di bawah kulit).
Mycobacterium tuberculosis. Prosedurnya adalah sebagai berikut:
• Dokter akan membersihkan area penyuntikan dengan
cairan antiseptik. Langkah ini bertujuan menghindari
infeksi.
• Dokter lalu menyuntikkan vaksin BCG ke bagian
kulit yang telah dibersihkan tadi.
• Setelah selesai, dokter akan kembali membersihkan
area suntikan dan menutupnya dengan plester.
Kusta

Indonesia telah mencapai Eliminasi Kusta tingkat nasional


(angkaprevalensi <1/10.000 penduduk) pada tahun 2000, sesuai target
Eliminasi Kusta global yang diamanatkan WHA (World Health Assembly)
tahun 1991. Angka prevalensi Kusta di Indonesia telah menurun dari 5,2
per 10.000 penduduk pada tahun 1981 menjadi 0,9 per 10.000
pendudukpada tahun 2000. Namun sejak tahun 2001 sampai sekarang,
situasi epidemiologi Kusta di Indonesia statis dengan angka penemuan
PenderitaKusta baru berada pada kisaran 17.000-20.000 Penderita Kusta
baru per tahunnya dan terjadi peningkatan tren Penderita Kusta disabilitas
tingkat2, dengan proporsi di atas 10%.
Kusta

Pencegahan
 Menjaga daya tahan tubuh

 Perhatikan ventilasi lingkungan sekitar

 Hindari berpergian ke daerah endemik kusta

 Jika ada keluarga yang mengalami kusta, ingatkan untuk mengonsumsi obat hingga sembuh

 Pakai masker dan jaga kebersihan


Rabies

Selama tahun 2009 – 2013 terjadi 18 Rencana Aksi Program P2P


2015-2019 (revisi) lebih dari 361.935 kasus gigitan hewan penular
rabies, sekitar 299.209 orang (82,67 %) diberikan Vaksin Anti
Rabies (VAR) dan 841 orang meninggal akibat rabies (lyssa). Di
Indonesia rabies terjadi di 265 Kabupaten/Kota (sebagai data dasar
sasaran). Sebanyak 25 provinsi telah tertular rabies dan hanya 9
provinsi masih bebas historis dan telah dibebaskan dari rabies
(Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara
Barat, Papua dan Papua Barat).
Rabies

Pencegahan
Vaksin Rabies

Vaksin rabies adalah vaksin yang digunakan untuk Pemberian Vaksin Rabies Setelah Paparan
mencegah rabies. Vaksin ini dapat digunakan sebelum
Vaksin rabies dapat diberikan secara intradermal maupun
atau beberapa saat sesudah terpapar dengan virus ini,
intramuskuler. Vaksin rabies dapat diberikan pada
seperti setelah digigit anjing atau kelelawar yang
kehamilan, ibu menyusui, dan pada bayi.
terinfeksi. Kekebalan yang diperoleh dapat bertahan
lama.  Lokasi penyuntikan intramuskuler disarankan pada
lokasi berikut:
• Anak umur <2 tahun: paha anterolateral
• Anak umur >2 tahun dan dewasa: deltoid
ISPA

Berdasarkan data WHO dari 6,6 juta balita yang meninggal di dunia , 1,1 juta meninggal akibat pneumonia pada

tahun 2012 dan 99% kematian pneumonia anak terjadi di negara berkembang.

Tiga provinsi yang mempunyai insiden pneumonia balita tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (38,5%), Sulawesi

Barat (34,8%), dan Kalimantan Tengah (32 %). Dari laporan rutin puskesmas tahun 2014 disebutkan jumlah pneumonia

balita yang dilaporkan adalah 657.490 kasus dan 496 kematian balita karena pneumonia.
ISPA
Hepatitis

Hepatitis virus yang terdiri dari hepatitis A, B, C, D dan E merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

serius di Indonesia. Hepatitis A dan E yang ditularkan secara fecal oral sering menimbulkan KLB di beberapa

wilayah di Indonesia. Sedangkan Hepatitis B dan C adalah merupakan penyakit kronis yang dapat menimbulkan

sirosis dan kanker hati bagi penderitanya. Saat ini diperkirakan terdapat 28 juta orang dengan Hepatitis B dan 3

juta orang dengan Hepatitis C .


Vaksin Hepatitis

o Vaksin Hepatitis A Mencegah Infeksi yang


Pemberian Vaksin Hepatitis
Menyebabkan Kerusakan Hati. Pemberian vaksin
hepatitis A dapat mengurangi risiko seseorang Vaksin hepatitis A dan B diberikan melalui suntikan.
terinfeksi virus hepatitis A. Satu dosis berisi 0.5 ml vaksin (pada pasien di bawah 20
tahun) atau 1 ml vaksin (pada pasien di atas 20 tahun)
o Vaksin hepatitis B adalah jenis vaksin yang
akan disuntikan secara intramuskular (tegak lurus kulit).
berfungsi mencegah infeksi virus hepatitis B. Virus
ini dapat menyebabkan penyakit peradangan akut
dan kronis pada hati.
Demam Thyfoid

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 memperlihatkan bahwa gambaran 10 penyakitterbanyak pada pasien
rawat inap di rumah sakit,prevalensi kasus demamthypoidsebesar 5,13% .Penyakit ini termasuk dalam kategori
penyakit denganCase Fatality Rate tertinggi sebesar 0,67%, padalaporan Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun
2014memperlihatkan bahwa prevalensi demamthypoiddiJawa Tengah sebesar 1,61% yang 2 tersebar di
seluruhKabupaten dengan prevalensi yang berbeda beda disetiap tempat. Demamthypoidmenurut
karakteristikresponden tersebar merata menurut umur danmerata pada umur dewasa.
Demam Thyfoid

Vaksin
Vaksin Demam Thyfoid

Pemberian Vaksin Thyfoid


 Vaksin tifoid suntikan
Vaksin tifoid adalah vaksin yang digunakan untuk Vaksin ini menggunakan kuman Salmonella typhi yang
mencegah penyakit tifus atau tipes. Imunisasi atau sudah dimatikan, kemudian diberikan melalui suntikan
pemberian vaksin tifoid termasuk dalam jenis imunisasi melalui otot. Jenis vaksin ini diberikan pada anak-anak
yang dianjurkan oleh pemerintah. berusia di atas 2 tahun serta orang dewasa dengan dosis
pemberian sebanyak 1 kali suntikan setiap 3 tahun.
 Vaksin tifoid oral
Vaksin ini terbuat dari kuman Salmonella typhi hidup
yang sudah dilemahkan. Vaksin ini tersedia dalam
bentuk kapsul untuk diminum dan dapat diberikan pada
anak-anak berusia di atas 6 tahun dan orang dewasa.
Upaya Pengendalian Penyakit Tropis

a. Lingkungan Strategis Nasional


• Perkembangan Penduduk
• Disparitas Status Kesehatan Antar Wilayah.
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
• Diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
• Kesetaraan Gender.
• Berlakunya Undang-Undang Tentang Desa
• Menguatnya Peran Provinsi
b. Lingkungan Strategis Regional
c. Lingkungan Strategis Global
Kegiatan Pengendalian Penyakit

1. Kegiatan Surveilans dan Karantina Kesehata

2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

4. Pengendalian Penyakit Tidak Menular

5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit
Kesimpulan

Penyakit tropis memiliki penyebaran di beberapa daerah tertentu, beberapa

penyakit tropis dapat dicegah dengan imunisasi/vaksin. Di Indonesia masih ada

beberapa daerah zona merah dengan penyakit tropis. Pemerintah telah merencanakan

dan melakukan beberapa upaya pengendalian penyakit tropis


DIAGNOSIS HOLISTIK

Pengertian diagnosis holistik adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menentukan dasar dan
penyebab penyakit (disease), luka (injury) serta kegawatan yang diperoleh dari alasan kedatangan,
keluhan personal, riwayat penyakit pasien, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang, penilaian
risiko internal/individual dan eksternal dalam kehidupan pasien serta keluarganya.
No Diagnosis Holistik Penilaian

1 Aspek Personal Keluhan utama, harapan dan kekhawatiran

2 Aspek Klinis Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakkan cukup dengan diagnosis kerja
dan diagnosis banding
3 Aspek Internal Kepribadian seseorang akan mempengaruhi perilaku. Karakteristik pribadi
amat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, sosial
ekonomi, kultur, etnis, dan lingkungan

4 Aspek Eksternal Psikososial dan ekonomi keluarga

5 Skala Fungsi Sosial Skala 1: Tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri
Skala 2: Pasien mengalami sedikit kesulitan
Skala 3: Ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa dilakukan,
hanya dapat melakukan kerja ringan
Skala 4: Banyak kesulitan. Tak melakukan aktifitas kerja, tergantung pada
keluarga.
Skala 5: Tak dapat melakukan kegiatan
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai