Oleh
Drs.H.Kamaluddin H.Ahmad .SH., M.Pd
Dosen Kopertis Wilayah VIII NusaTenggara
DAFTAR REFERENSI
Ubaidillah A. Pendidikan Kewarganegaraan , HAM dan
Masyarakat Madani
Sabirin Maliani. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi
Manusia 2002.
Soemantri MN. Masalah Hak dan Kewajiban Warganegara 2000
Jakarta Depdiknas.
Hikam M.AS. Demokrasi dan Civil Sociaty 1999 Jakarta LP3ES.
Team Penyusun Puslit IAIN Syarif Hidayatullah 2000. PKn,
Demokrasi , HAM dan Masyarakat Madani.
Wijaya H.A.W Pancasila dan Hak Asasi Manusia Jakarta Rineka
Cipta.
Djoko Prakoso. Ethanasia Hak Asasi Manusia dan H. Pidana
Ghalia Indonesia.
Abdullah Rozali. Perkembangan HAM dan Keberadaan
Pengadilan Indonesia 2002 Jakarta Galilai
Al- Maududi Abu A’la 1998 Hak Asasi Manusia dalam Islam
Jakarta YAPI.
UU RI No 39 tahun 1999 ttg Hak Asasi Manusia
UU RI No 26 tahun 2000 tantang Pengadilan HAM
UU RI No 13 tahun 2006 ttg Perlindungan Saksi dan Korban
UU RI No 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang.
PP Pengganti UU No 1 tahun 1999 Tentang Pengadilan HAM
PP Pengganti UU No 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Teroris.
Kepres No 50 tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia.
UU tentang perlindungan Anak
UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
A. HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA
1.Pengertian Hak Asasi Manusia.
HAM merupakan hak dasar yg melekat dan dimiliki setiap
manusia sebagai anugerah TYME.
Mustafa Kemal Fasa (2002) HAM adalah hak2 dasar yg dibawa
manusia sejak lahir yg melekat pd esensinya sebagai anugerah
Allah SWT .
Gazali (2004) HAM adalah hak2 dasar yg dibawa sejak lahir dan
melekat dengan potensinya sebagai mahluk dan wakil Tuhan.
Berdasarkan UU No.39 Th 1999 tentang HAM,
HAM adalah seperangkat hak yg melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan YME dan
merupakan anugerahNya yg wajib dihormati , dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap
orang demi kehormatan sendungan harkat dan martabat
manusia.rta perli
Berdasarkan pengertian HAM maka Ciri pokok dari
HAM adalah sbb:
(1). HAM tdk perlu diberikan, dibeli atau diwarisi.
(2). HAM berlaku untuk semua orang tanpa
memandang jenis kelamin, asal usul, ras, agama, etnik
dan pandangan politik.
(3). HAM tidak boleh dilanggar.
a. Perlindungan HAM
b. Diterapkannya ketatanegaraan suatu negara dan
c. Membatasi kekuasaan dan wewenang organ2
negara.
C. INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM
1. Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia.
Dasar berpijak bahwa negara Indonesia adalah negara
hukum sekarang ini tertuang dengan jelas pada pasal 1
ayat 3 UUD 1945 perubahan ketiga, yang berbunyi
“negara Indonesia negara hukum” Dimasukkannya
ketentuan ini kedalam bagian pasal UUD 1945
menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta
menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia
adalah dan harus merupakan negara hukum.
Sebelumnya landasan negara hukum Indonesia kita
temukan dalam bagian penjelasan umum UUD 1945
tentang sistem pemerintahan negara yaitu:
1. Indonesia adalah negara yg berdasarkan atas hukum
(Rechtsstaat) tidak berdasar atas kekuasaan belaka.
(Machtssaat).
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasarkan atas
sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yg tidak terbatas).
2. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia
Opersionalisasi dari konsep negara hukm Indonesia
dituangkan dalam konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
UUD 1945 merupakan hukum dasar negara yang
menerapkan posisi sebagai hukum negara tertinggi
dalam tertib hukum (legal order) Indonesia. Di bawah
UUD 1945 terdapat berbagai aturan hukum/peraturan
perundang-undangan yang bersumber dan berdasarkan
pada UUD 1945
Legal order yg merupakan satu kesatuan sistem hukum
yg tersusun secara tertib itu di Indonesia dituangkan
dalam ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
undangan.
Dalam ketetapan tersebu dinyatakan bahwa yang
dimaksud sumber hukum adalah sumber yg dijadikan
bahan untuk menyusun peraturan perundangan.
Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan
tidak tertulis. Sumber hukum dasar nasional adalah
Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yg adil dan beradab, persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan
mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan batang tubuh UUD 1945.
Adapun tata urutan perundangan adalah sbb:
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Republik Indonesia
3. Undang-undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang2 (Perpu)
5. Peraturan Pemerintah :
1. Keputusan Presiden
2. Peraturan Daerah
Penjelasan dari masing2 aturan perundang tersebut
adalah sbb:
1. Undang2 Dasar 1945 merupakan hukum dasar
tertulis. Negara RI, memuat dasar dan garis2 besar
hukum dalam penyelenggaraan negara.
2. Ketetapan MPR RI merupakan putusan MPR sebagai
pengemban kedaulatan rakyat yg ditetapkan dalam
sidang2 MPR.
3. UUD dibuat oleh DPR bersama Presiden untuk
melaksanakan UUD 1945 serta Ketetapan MPR RI.
4. PERPU dibuat oleh Presiden dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan
sebagai berikut.
Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidanmgan
berikut. DPR dapat menerima atau menolak PERPU
dengan tidak mengadakan perubahan. Jika ditolak
DPR, PERPU tersebut harus dicabut.
5. Peraturan pemerintah di buat oleh pemerintah untuk
melaksanakan Undang2.
6. Keputusan Presiden yg sifat mengatur di buat oleh
presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya
berupa peraturan pelaksanaan administrasi negara
dan administrasi pemerintahan.
7. Peraturan daerah merupakan peraturan untuk
melaksanakan aturan hukum diatasnya dan
menampung kondisi husus dari daerah yang
bersangkutan
Peraturan daerah kabupaten dan kota di buat oleh
DPR daerah kabupaten dan kota bersama
bupati/walikota.
Peraturan desa atau yg setingkat, dibuat oleh badan
perwakilan desa (BPD) atau yg setingkat, sedangkan
tata pembuatan aturan desa atau yg setingkat diatur
oleh peraturan daerah kabupaten/kota yang
bersangkutan.
Ketetapan MPR tersebut menunjukkan bahwa di
negara hukum Indonesia, hukum merukan satu
kesatuan sistem hukum yang bertingkat dan
hierarchis. Norma hukm diatas merupakan sumber
dan dasar bagi pembuatan norma hukum di
bawahnya.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945
mengandung prinsip2 sbb:
1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai
hukum dasar nasional dan adanya chierarchi jenjang
norma hukum.
2. Sistemnya yaitu sistem konstitusi.
3. Kedaulatan rakyat
4. Prinsip persamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan (pada 27 (1) UUD 1945
5. Adanya organ pembentuk Undang (Presiden dan DPR)
6. Sistem pemerintahannya adalah predensiil
7. Kekuasaan kehakiman yg bebas dari kekuasaan lain
(eksekutif)
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban
dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD 1945).
D. POLITIK HUKUM INDONESIA
Politik Hukum Indonesia yg dimaksudkan adalah
kebijakan nasional mengenai hukum dan pembangunan
hukum di Indonesia. Kebijakan penyelenggaraan
bernegara pada masa lalu dituangkan dalam naskah
GBHN sebagai haluan negara dlm penyelenggaraan
bernegara dan pembangunan nasional.
Pada masa sekarang sehubungan dengan MPR tidak lagi
berwewenang menetapkan GBHN maka haluan negara
tentang penyelenggaraan bernegara menjadi tugas dan
tanggungjawab presiden pilihan rakyat untuk
merumuskannya dalam suatu rencana pembangunan.
Dalam bab 9 tentang Pembenahan Sistem dan Politik
Hukum, naskah RPJMN 2004-2009 dikemukakan adanya
sasaran, arah kebijakan dan program2 pembangunan
hukum.
1. Sasaran Politik Hukum Nasional
Untuk mendukung pembenahan sistem dan hukum
sasaran yang akan dilakukan dalam tahun 2004-2009
adalah menciptakan sistem hukum nasional yang
adil, konsekwen dan tidak diskriminatif .
2. Arah Kebijakan Haluan Nasional
Pembenahan sistem dan politik hukum dalam lima
tahun mendatang diarhkan pada kebijakan untuk
memperbaiku substansi (materil), hukum, struktur
(kelembagaan) hukum, dan kultur (budaya) hukum.
E. HUBUNGAN NEGARA HUKUM DENGAN
DEMOKRASI
Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat
dinyatakan bahwa negara demokrasi pada dasarnya adalah
negara hukum. Namun, negara hukum belum tentu negara
demokrasi. Negara hukum hanyalah satu ciri dari negara
demokrasi.
Franz Magnis Suseno menyatakan ada 5 gagasan ciri hakiki
dari negara demokrsi yaitu:
1. Negara hukum
2. Pemerintah di bawah kontrol nyata masyarakat
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Prinsip mayoritas
5. Adanya jaminan terhadap hak2 demokrasi
Berdasarkan sejarah perkembangannya, tumbuhnya
negara hukum, baik formal maupun materiil bermula
dari gagasan demokrasi konstitusional yaitu negara
demokrasi yang berdasar atas konstitusi. Gagasan
demokrasi konstitusional abad ke-19 menghasilkan
negara hukum klasik (formil) sedang demokrasi
konstitusional dalam abad ke-20 menghasilkan Rule of
Law yang dinamis (negara hukum materiil).
3. Program Pembangunan Hukum Nasional
a. Program perencanaan Hukum
b. Program Pembentukan Hukum
c. Program Peningkatan Kinerja lembaga
Peradilan dan Lembaga Penegakan Hukum
lainnya.
d. Program Peningkatan Kualitas Profesi Hukum
e. Program peningkatan kesadarn Hukum dan
hak asasi manusia
PKn
HAK DAN KEWAJIBAN
BELA NEGARA
A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan
1. Warga Negara
Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari
suatu organisasi perkumpulan. Warga negara artinya
warga atau anggota dari suatu negara. Kita juga sering
mendengar kata2 seperti warga desa, warga kota, warga
masyarakat, warga bangsa, dan warga dunia. Warga
diartikan sebagai anggota atau peserta. Jadi, warganegara
secara sederhana diartikan sebagai anggota dari suatu
negara.
Istilah warganegara merupakan terjemahan kata citizen
(bahasa Inggris) yg mempunyai arti sbb:
a. Warga negara
b. Petunjuk dari sebuah kota
c. Sesama warga negara, sesama penduduk orang
setanah air
d. Bawahan atau kaula
Menurut AS Hikam warganegara sebaga terjemahan
dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas
yg membentruk negara itu sendiri.
Rakyat menunjuk pada orang2 yg berada di bawah satu
pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu.
Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan penguasa.
Penduduk adalah orang2 yg bertempat tinggal di suatu
wilayah negara dalam kurun wakru tertentu. Orang yg
berada di suatu wilayah dapat dibedakan menjadi
penduduk dan non penduduk.
Adapun penduduk negara dapat dibedakan menjadi
warganegara dan orang asing atau bukan warga negara.
2. Kewarganegaraan
a. Kewarganegaraan dalam arti Yuridis dan Sosiologis
1. Kwn dalam arti yuridis ditandai dg adanya ikatan
hukum antar warganegara dengan negara. Adanya
ikatan hukum itu menimbulkan akibat hukum
tertenti.
2. Kwn dalam arti sosiologis tidak ditandai dg ikatan
hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan
perasaan, ikatan keturunan, ikatan tanah air. Dg
kata lain ikatan ini lahir dari penghayatan warga
negara yg bersangkutan.
b. Kwn dalam arti forma dan Materiil
1. Kwn dalam arti formil menunjuk pada tempat kwn.
Dalam sistimatika hukum, masalah kwn berada
pada hukum publik.
2. Kwn dalam arti materiil menunjuk pada akibat
hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya
hak dan kewajiban warganegara.
B. KEDUDUKAN WARGANEGARA DALAM NEGARAa
1. Penentuan Warga negara
Dari sisi hukum, status kwn seseorang amat
menentukan hak dan kewenangannya selaku wn. Org
yg memilki status kwn akan berbeda dg orang yg
berstatus sebagai warganegara di Negara tersebut.
Kwn seseorang mengakibatkan org tersebut memiliki
pertalian hukum serta tunduk pada hukum Negara yg
bersangkutan. Kwn menghasilkan akibat hukum yaitu
adanya hak dan kewajiban wn maupun Negara. Hak
dan kewajiban wn merupakan “isi” atau “aspek
material” dari konsep kwn itu sendiri.
Hukum internasional memberi pengakuan
bahwa tiap2 negara memiliki hak untuk
menentukan siapa yg dapat menjadi wn dan
bukan.
(Heater 1999) Setiap Negara memilki
kedaulatan. Negara tidak tersikat oleh Negara
lain dlm menentukan kwn Negara lain juga tidak
berhak menentukan atau turut campur dlm
penentuan kwn suatu Negara.
Menurut pasal 1 Konvensi Den Haag tahun 1930
penentuan kwn merupakan hak mutlak dari Negara yang
bersangkutan. Namun demikian hak mutlak ini di batasi
oleh apa yg dinamakan sebagai general principles adalah:
1. Tidak boleh bertentangan dengan konvensi2
internasional
2. Tidak boleh bertentangan dg kebiasaan internasional
3. Tidak boleh bertentangan dg prinsip2 hukum umum yg
secara internasional diterapkan dlm hal penentuan kwn.
Hal tersebut sebagaimana dinyatakan dlm Deklarasi
Universal HAM tahun 1948 bahwa “Setiap orang berhak
atas sesuatu kwn. Tidak seorangpun haknya untuk
mengganti kwn”.
1. Penentuan Kewarganegaraan
Asas kwn menjadi pedoman dasar bagi suatu
Negara untuk menentukan siapakah yg
menjadi wnnya. Pada dasarnya Negara sebagai
subjek hukum yg berdaulat memiliki
kebebasan untuk menentukan kwn termasuk
asas yg digunakan. Dalam menentukan kwn
seseorang, dikenal adanya asas kwn
berdasarkan kelahiran dan asas kwn
berdasarkan perkawinan (Koerniatmanto,
1996).
Menurut Heater (1999) ada dua cara dlam
menentukan kwn yaitu yang dinamakan Ius
Sanguinis dan Ius soli. Selain asas ius sanguinis dan Ius
soli juga dipakai asas campuran
Asshidigie 2006. Penentuan kwn didasarkan pada
sisi kelahiran dikenal 2 asas yaitu asas Ius Soli dan Ius
Sanguinis. Kedua istilah ini berasal dari bahasa latin. Ius
artinya hukum atau dalil. Soli berasal dari kata solum yg
artinya negeri atau tanah. Sedangkan penentuan kwn
berdasarkan aspek perkawinan mencakup asas
kesatuan hukum dan asas persamaan derajat. Asas Ius
Soli dan asas Ius Sangunis dianggap sebagai asas yg
utama dlm menentukan status hukum kwn.
a. Asas Ius Soli
Ius Soli artinya pedoman yg berdasarkan daerah atau
tempat. Asas ini menyatakan bahwa kwn seseorang
ditentukan dari tempat dimana orang tersebut
dilahirkan. Disebut juga asas daerah kelahiran.
Contoh; Negara A menganut asas ius soli, berarti orang
yg lahir di Negara A akan memiliki kwn A, tidak melihat
orang tersebut keturunan dari mana.
b. Asas Ius Sanguinis
Ius Sanguinis artinya pedoman yang berdasarkan darah
atau keturunan. Asas ini menyatakan bahwa kwn
seseorang ditentukan berdasarkan keturunan dari
orang tersebut. Disebut juga asas keturunan atau asas
darah.
Contoh: Negara B menganut asas Ius Sanguinis,
maka orang yg lahir dimanapun saja asalkan
keturunan dari orang yg berkwn B, maka orang tsb.
akan berkwn B.
SEKIAN TERIMAKASIH….
Berdasarkan buku putih yg disusun oleh Dep. Pertahanan
perkiraan ancaman dan tantangan masa depan bangsa adalah:
1.Terorisme internasional yg memiliki jaringan lintas Negara
dan timbul di dlm negeri
2.Gerakan separatis yg berusaha memisahkan diri dari NKRI
terutama gerakan separatis bersenjata yg mengancam
kedaulatan dan keutuhan BI
3.Aksi radikalisme yg latar belakang primodial etnis, ras dan
agama serta ideologi diluar pancasila.
4.Konflik komunal, meskipun bersumber pada masalah sosial
ekonomi namun dpt berkembang menjadi konflik antara suku,
agama maupun ras.
5.Kejahatan lintas Negara sep. penyelundupan barang, senjata,
amunisi dan bahan peledak, penyelundupan manusia,
narkoba dll.