Anda di halaman 1dari 25

Hera Hijriani, S.Kep., Ners., M.

Kep

ISU ETIK DAN LEGAL DALAM


KONTEKS KEPERAWATAN JIWA
ETIK
• Etika  bahasa yunani (ethos) yang berarti
karakter, watak kesusilaan, atau adat kebiasaan ..
• sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi thd
sesuatu yg telah dilakukan.
• Penerapan aspek etik dlm kep jiwa sangat terkait
dg pemberian diagnosis, perlakuan atau cara
merawat, hak pasien, stigma masyarakat, serta
peraturan atau hukum yg berlaku.
ETIK KEPERAWATAN
• Sudut pandang pd apa yg baik dan
benar untuk kesehatan dan
kehidupan manusia.

• Mengarahkan bagaimana seorang


perawat harus bertindak dan
berinteraksi dengan orang lain
BERSUMBER DR PERNYATAAN
FLORENCE NIGHTINGALE
= IKRAR PROFESI

1.Membantu yg sakit 2.Membantu yg sehat


Untuk mencapai Mempertahankan
keadaan sehat kesehatannya

4. Membantu seseorang
Yg menghadapi 3. Membantu mereka yg
Kematian untuk hidup tdk dpt disembuhkan
seoptimal mungkin Untuk menyadari
Sampai menjelang potenasinya
ajal
Hak Pasien

▪ Hak pasien sangat bergantung pada peraturan


perundangan.
▪ Menurut Undang-Undang Kesehatan Pasal 144
mengatakan, “Menjamin setiap orang dapat menikmati
kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan,
tekanan, dan gangguan lain yang dapat mengganggu
kesehatan jiwa”
HAK PASIEN JIWA SECARA UMUM
(STUART & LARAIA, 2001)
• Hak untuk berkomunikasi dengan orang lain di
luar RS dengan berkorespondensi, telepon dan
mendapatkan kunjungan
• Hak untuk berpakaian
• Hak untuk beribadah
• Hak untuk dipekerjakan apabila memungkinkan
• Hak untuk menyimpan dan membuang barang
• Hak untuk melaksanakan keinginannya
• Hak untuk memiliki hubungan kontraktual
• Hak untuk membeli barang
• Hak untuk pendidikan
• Hak untuk habeas corpus
• Hak untuk pemeriksaan jiwa atas inisiatif pasien
• Hak pelayanan sipil
• Hak mempertahankan lisensi hukum; supir, lisensi profesi
• Hak untuk memuntut dan dituntut
• Hak untuk menikah dan bercerai
• Hak untuk tidak mendapatkan restrain mekanik yang tidak
perlu
• Hak untuk review status secara periodik
• Hak untuk perwalian hukum
• Hak untuk privasi
• Hak untuk informend consent
• Hak untuk menolak perawatan
ALASAN MASUK RS JIWA
• Berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain
• Membutuhkan perawatan
• Tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar secara
mandiri
CARA MASUK PASIEN KE RSJ
informal Sukarela Paksaan
Permintaan lisan Pendaftaran tertulis Pendaftaran tidak diperoleh dari
Masuk oleh pasien oleh pasien pasien

Pemulangan Dicetuskan oleh Dicetuskan oleh Dicetuskan oleh pengadilan/ RS


pasien pasien

Status Hak Dicapai kembali Dicapai kembali Mungkin tidak bisa dicapai,
warga secara penuh oleh secara penuh oleh sebagian, atau penuh, bergantung
negara pasien pasien hukum negara

Pembenara Sukarela mencari Sukarela mencari Sakit jiwa & satu atau lebih dari hal
n bantuan bantuan berikut
• Membahayakan diri sendiri/orla
•Membutuhkan perawatan
•Tidak mampu memenuhu
kebutuhan dasar dirinya
ISTILAH
• Restrains adalah aplikasi
langsung kekuatan fisik
pada seseorang, tanpa atau
dengan izin, untuk
membatasi kebebasan
bergerak.
• Seclusion (pengasingan)
adalah pengurungan
seseorang bukan keinginan
sendiri dalam konstruksi
khusus, ruangan terkunci
dengan sebuah jendela
keamanan atau kamera
untuk monitoring visual
langsung (JCAHO,2000).
HIRARKI DALAM MEMBATASI PASIEN JIWA
(STUART & LARAIA, 2001, P. 174)
Pembatasan bisa dalam makna dibatasi secara fisik atau
dibatasi pilihannya. Hirarki dari yang paling restriktif ke
yang kurang restriktif.

• Ekstrimitas tubuh
• Batasan ruang gerak ( kamar isolasi)
• Batasan dalam aktivitas sehari-hari, misal acara TV,
waktu merokok, komunikasi
• Aktivitas yang bermakna, misal akses untuk ikut rekreasi
• Pilihan perawatan
• Kontrol sumber keuangan
• Ekspresi verbal dan emosional
PRINSIP MORAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
1. Autonomi
2. Beneficience
3. Nonmaleficience
4. Justice
5. Kejujuran, Kesetiaan dan Kerahasiaan
1. AUTONOMI
• Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih
rencana kehidupan dan cara mengatur dirinya

• Menghargai harkat dan martabat manusia sbg individu


yg dapat memutuskan yg terbaik untuk dirinya.

• Setiap tindakan keperawatan harus melibatkan pasien


dan berpartisipasi dalam membuat keputusan yang
berhubungan dg asuhan keperawatan
2. BENEFICIENCE
• Merupakan prinsip untuk melakukan
yang baik dan tidak merugikan orang
lain.
• Tidak menimbulkan bahaya bagi orang
lain,
• Perawat scr moral berkewajiban
membantu orang lain melakukan sesuatu
yg menguntungkan dan mencegah
timbulnya bahaya
3. NON MALEFICIENCE DAN KEMASLAHATAN
• Prinsip Non Maleficience dan Kemaslahatan dapat
dilihat kontinum rentang dari bahaya yg tidak
berarti (non maleficience) sampai menguntungkan
orang lain dg melakukan yg baik (kemaslht).
• Menuntut perawat menghindari yg membahayakan
pasien selama pemberian asuhan keperawatan
4. KEADILAN

• Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku


adil terhadap semua pasien sesuai dengan
kebutuhan .
• Setiap individumendapat tindakan yg sama
berarti mempunyai kontribusi yg relatif sama
untuk kebaikan kehidupan seseorang.
5. KEJUJURAN, KERAHASIAAN DAN
KESETIAAN

• Kejujuran adalah kewajiban untuk


mengungkapkan yg sebenarnya atau tdk
membohongi pasien didasarkan pd hub saling
percaya.
• Kerahasiaan adalah kewajiban untuk melindungi
informasi rahasia.
• Kesetiaan adalah kewajiban untuk menepati janji
METODE DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS

1. Menunjukan maksud baik.


2. Mengidentifikasi semua orang penting.
3. Mengumpulkan informasi yg relevan.
4. Mengidentifikasi prinsip etis yang
penting
5. Mengusulkan tindakan alternatif.
6. Melakukan tindakan.
PENGARUH HUKUM DALAM PRAKTEK KEP. JIWA

Perawat sebagai
warga negara

Perawat sebagai
pemberi pelayanan

Perawat
sebagai Hak-hak
pegawai pasien
MASALAH LEGAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
• Dapat terjadi bila tidak tersedia tenaga keperawatan yg
memadai tidak tersedia standar praktek dan tidak ada
kontrak kerja.
• Perawat profesional perlu memahami aspek legal
untuk melindungi diri dan melindungi hak-hak pasien
danmemahami batasa legal yg mempengaruhi praktek
keprwt.
• Pedoman legal Undang-undang praktek, peraturan Kep
Men Kes No 1239 dan Hukum adat.
LIABILITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA

1. Pasien bunuh diri


2. Gagal mendiagnosa
3. Masalah terkait dengan ECT
4. Penyalahgunaan obat-obat Psikoaktif
5. Melanggar kerahasiaan
6. Gagal merujuk pasien
7. Gagal untuk melaporkan penganiyaan
8. Tidak adanya informed consent
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERKAIT
DENGAN KONDISI JIWA SESEORANG

• Tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang yang


diduga memiliki kelainan jiwa perlu mendapatkan
penyelididkan dari seorang ahli kesehatan jiwa ( Visum et
repertum psikiatrikum; VER)
• Argumen yang menyebutkan bahwa seseorang yang
didakwa melakukan tindakan kriminal dianggap tidak
bersalah karena orang tersebut tidak bisa mengontrol
perbuatannya atau tidak mengerti perbedaan antara benar
dan salah yang dikenal sebagai Peraturan M’Naghten.
• Saat orang tersebut memenuhi kriteria, dia dapat
dinyatakan tidak bersalah karena mengalami gangguan
jiwa.
MINIMALKAN LIABILITAS

1. Ikuti Standar.
2. Berikan Pel. Kep yg kompeten
3. Hubungan empaty, hormat dan bela rasa
4. Dokumentasi lengkap dan objektif dan
tepat waktu dan tepat waktu.
5. Perawat menolong di tempat umum
STANDAR KEPERAWATAN
• Pedoman praktek kep yang aman dan
tepat.
• Menekankan tanggung gugat
• Tanggung jawab :
Mengacu pd pelaksanaan tugas yg
dikaitkan dg peran perawat.
• Tanggung gugat:
Dapat memberikan alasan atas tindakan
kep yg diberikan atas diri, pasien, profesi,
atasan dan masyarakat
Don’t take it seriously ….

Anda mungkin juga menyukai