SKIZOFRENIA
PARANOID
EDWARD GANI
C014182085
Allpanamnesis dari:
Nama : Ny.R
Hubungan : Istri Pasien
Pekerjaan : IRT
RIWAYAT PENYAKIT
Mendapat ASI hingga usia 2 tahun Umur 3 tahun mulai buang air di kamar mandi
Riwayat Kehidupan Pribadi
GENOGRAM
= Laki-laki
= Perempuan
= Penderita
Situasi Sekarang= pasien tinggal bersama ayah, ibu,
dan saudaranya
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
-Produktivitas : cukup
-kontinuitas : kadang irrelevan
-hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi Pikiran
-Preokupasi : merasa patah hati tetapi tak jelas sebabnya
- Gangguan isi pikir : waham bizarre (merasa dirinya robot dan tak
memiliki otak), waham kendali (merasa dirinya
dikendalikan oleh suara hatinya untuk terus makan)
STATUS MENTAL
G. Daya Nilai :
- norma sosial : terganggu
- uji daya nilai : terganggu
- penilaian realitas : terganggu
Status Neurologis
GCS: E4M6V5, Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk negatif, pupil bulat
isokor 2,5 mm / 2,5 mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan sensorik
keempat ekstremitas dalam batas normal. Tidak ditemukan refleks
patologis. Cara berjalan normal, keseimbangan baik. Sistem saraf sensorik
dan motorik dalam batas normal. Kesan: Normal.
PEMERIKSAAN FISIS &
NEUROLOGIS
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun datang ke ugd RSKD buat kedua
kalinya dibawa oleh istrinya dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak 1
minggu dan memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien
sering ngomong sendiri tidak jelas apa yang dikatakan, pasien juga menjadi
cepat emosi karena sering merasa patah hati namun pasien tidak tau kenapa
merasa patah hati. Tujuh hari yang lalu pasien mulai mengamuk, pasien
memukul orang yang ada di dekatnya dan kadang memecahkan kaca dengan
cara melemparinya dengan barang di dekatnya. Pasien juga sering melihat
cewek dan mendengar suara cewek tapi tidak jelas apa yang dikatakan.
Pasien juga sering mendengar suara hatinya yang menyuruhnya makan
sehingga pasien menjadi sering makan.
PEMERIKSAAN FISIS &
NEUROLOGIS
Pasien juga percaya bahwa dirinya robot karena ia tak memiliki otak. Saat
malam hari pasien juga seringkali mengalami kesulitan untuk tidur meskipun
telah minum obat. Jikalau tidak tidur, pasien menyanyi.
Awal perubahan perilaku sejak 3 tahun yang lalu, penyebabnya tidak
diketahui, sempat dirawat di RSKD selama 1 tahun, setelah itu pasien keluar
rumah sakit dan dirawat jalan.sebelum akhirnya masuk lagi ke rumah sakit
saat ini.
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki berpakaian dengan
mengenakan baju kaos abu-abu dan celana panjang jeans biru. Rambut
pendek, warna hitam. Wajah sesuai usia (42 tahun), perawakan sedang,
perawatan diri cukup. Kesadaran berubah. Pembicaraan spontan, lancar,
intonasi meningkat dan sikap terhadap pemeriksa tidak kooperatif. Mood
sulit dinilai, afek tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan. Daya konsentrasi
terganggu. Gangguan isi pikir yaitu waham. Tilikan derajat 1, penyangkalan
sepenuhnya terhadap penyakit. Secara keseluruhannya, setiap informasi yang
diutarakan pasien dapat dipercaya.
EVALUASI MULTIAKSIAL
- Aksis II = pasien terkenal sebagai orang yang pendiam dan pemalu dan
cenderung menghindari keramaian (saat keluarga berkunjung ia masuk
kamar) namun memiliki cukup banyak teman. Sehingga pasien memiliki ciri
kepribadian yang tak khas tapi mengarah ke skizoid.
- Aksis III = tidak ada
- Aksis IV = stressor tidak jelas
- Aksis V = GAF Scale 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)
DAFTAR MASALAH
- Organobiologik
Tidak ada kelainan
- Psikologik
Ditemukan adanya masalah psikologi yang diderita pasien, sehingg
a
pasien memerlukan psikoterapi.
- Sosial
Ditemukan adanya hendaya dalam sosial, bekerja sehingga pasien
memerlukan sosioterapi.
RENCANA TERAPI
1. Farmakoterapi
R/Haloperidol 5mg 3x1
R/Chlorpromazin 100mg 0-1/2-1
R/Triheksifenidil 2mg 2x1 jika ada gejala ekstrapiramidal
2. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien merasa lega.
3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di
sekitarnya sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan
yang mendukung.
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Dubia
2. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik sec
ara relative tidak nyata dan tidak menonjol.
TERIMA KASIH