Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

“Fimosis”
dr. Mawar Suci
Internsip RSUD Sekarwangi
Periode 27 Agustus 2020 – 26 Mei 2021
01
Identitas
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
IDENTITAS
● Nama : An. M. D
● No. RM : 630571
● Umur : 10 bulan
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Masuk IGD : 16 Oktober 2020
ANAMNESIS
● Keluhan Utama : Nyeri pada penis setelah BAK

● Riwayat Penyakit sekarang :


●Pasien datang ke IGD RSUD Sekarwangi diantar orang tuanya dengan keluhan
setelah buang air kecil ujung penis tertekuk ke kanan dan pasien menangis setiap
kali orang tua memegang penisnya atau mencoba meluruskannya. Keluhan
dirasakan sejak ± 2 jam SMRS. Bengkak di suprapubic dan pangkal penis (+),
kemerahan (+), sebelum keluhan terjadi pasien masih dapat buang air kecil namun
sedikit, BAB tidak ada keluhan. Orang tua pasien mengaku tidak memberikan
apapun pada area kemaluan pasien. Gambar 1.0 Foto Klinis An. M D

●Demam (-), Batuk (-), Sesak (-)


Riwayat Penyakit

• Pasien tidak memiliki riwayat alergi


• Riwayat trauma (-)
• Riwayat BAK berdarah (-)
• Riw. Perjalanan dari luar kota (-), kontak dengan orang curiga covid-19 (-)
• Riwayat konsumsi obat-obatan (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
• Keadaan Umum: CM, TSS, BB: 9.8kg
• Tanda Vital

• Nadi : 110x/menit

• RR : 24x/menit

• Suhu : 36.7ºC

• SpO2 : 98%
+ STATUS GENERALIS

• Kepala: Konjungtiva anemis -, Sklera ikterik -, Mata Cekung (-)


• Mulut: Mukosa bibir basah
• Leher : Tidak teraba perbesaran KGB
• Toraks: Bentuk dan gerak simetris
SNV kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-
BJ S1S2 normal regular, murmur (-)
• Abdomen: Datar, lembut, bising usus (+) normal, NT (-) Turgor kembali
cepat

Suprapubic: Blass teraba penuh, pekak (+), NT (-)


• Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik
Status Lokalis

Regio Suprapubik

• Inspeksi: Bulging (+) hiperemis (+)

• Palpasi : Nyeri tekan (-) massa (-)

• Perkusi: Redup

 Regio genetalia eksterna

• Inspeksi: Tampak penis tertekuk ke arah kanan dan


tidak dapat kembali sendiri, pangkal penis tampak
edema(+), hiperemis (+).
Benjolan di scrotum (-), OUE tak tampak kelainan

• Palpasi: Kulit penis tidak dapat di retraksi ke


Gambar 1.0 Foto Klinis An. M D
pangkal penis, Nyeri tekan (+), massa (-)
02

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium, Rontgen Thorax


HASIL LAB DARAH

16/10

Hemoglobin 10.2 16/10


Leukosit 17.400 Waktu 6 menit
pembekuan
Trombosit 292.000
Waktu 3 menit
Hematokrit 30 pendarahan

SGOT 31 Gol darah B

SGPT 24 HBSAG Non Reaktif

Ureum 14 HIV Non Reaktif

Kreatinin 0.5 GDS 65

Natrium 131 SARS-COV-2 Non Reaktif

Kalium 3.4
Rontgen Thorax

Hasil Expertise Radiologi 16/10/20

• Trachea di tengah
• Mediastinum superior dan aorta tidak melebar
• COR tidak membesar
• Sinuses tajam
• Diafragma licin
• Pulmo: Hilus normal, corakan paru normal
• Tidak tampak peselubungan
• Tidak tampak infiltrate di kedua paru

Kesan:
• Pulmo tidak tampak kelainan
• Tidak tampak cardiomegali
03
Diagnosis Kerja
Tatalaksana
Diagnosis Kerja
- Fimosis

Tatalaksana
- Pro circumcici cito
Fimosis
- IVFD Kaen 3B 5cc/kgbb/jam
- Paracetamol syrup 3x1 cth
04

FIMOSIS
Definisi, Klasifikasi, Manifestasi klinis,
Diagnosis, Penatalaksanaan, Komplikasi
DEFINISI
Fimosis adalah suatu kelainan dimana
preputium penis yang tidak dapat
di retraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke
korona glandis.
Pada fimosis, preputium melekat pada bagian
glans dan mengakibatkan tersumbatnya
lubang saluran kencing, sehingga bayi dan
anak menjadi kesulitan dan rasa kesakitan
pada saat buang air kecil.

Gambar 2.0 Fimosis

Basuki B Purnomo. Dasar-dasar Urologi. Edisi Kedua. Jakarta: Sagung Seto;


2009.
Etiologi
• Umumnya merupakan kelainan bawaan sejak lahir, namun dapat juga
disebabkan oleh:

1. Infeksi akibat kurang bersihnya sal. Kencing → bertumpuknya sisa


urin, debris, keringat, smegma, bakteri di antara pertemuan
preputium dan glans penis (semacam lembah)

2. Pada kasus dewasa biasanya yang belum berkhitan akan memiliki


resiko fimosis lebih tinggi

3. Trauma pada alat kelamin → memar → timbul peradangan yang


berujung menjadi fimosis
Klasifikasi Fimosis

Fimosis Fisiologis Fimosis Patologis


Terjadi pada anak laki-laki yang baru lahir. Fimosis ini disebabkan oleh sempitnya muara di ujung
Preputium melekat pada glans dan seiring kulit kemaluan secara anatomis. Merupakan
bertambahnya usia dapat dipisahkan sendiri. ketidakmampuan untuk menarik preputium.
Bukan disebabkan oleh kelainan anatomi melainkan Jika dilakukan penarikan berlebihan pada kulit
karena adanya faktor perlengketan antara kulit pada preputium (forceful retraction) akan
penis bagian depan dengan glans penis sehingga menyebabkan pembentukkan jaringan ikat
muara pada ujung kulit kemaluan seakan-akan (fibrosis) dekat bagian kulit preputium yang
terlihat sempit. membuka.
+Patofisiologi

Fimosis
Secara spontan akan
Adhesi lapisan-lapisan hilang pada saat
Muara pada ujung
epitel diantara preputium menginjak usia akil baligh
kemaluan seakan-akan

Fisiologis
bagian dalam dengan (penis ereksi dan retraksi
terlihat sempit
glans penis. preputium terjadi secara
intermitten.)

Fimosis Prepusium sempit drcara


anatomis sehingga tidak
bisa ditarik mundur dan
Terjadi “balloning”
preputium mengembang
saat berkemih karena
Balanopostitis. Akibat
smegma, debris, bakteri,
Terjadi pembengkakan
kemerahan dan produksi

Patologis
keringat berkumpul dan pus di antara glans penis
glans penis sama sekali desakan pancaran urine
tidak dapat dibersihkan. dan prepusium.
tidak bisa dilihat. yang tidak bisa keluar.
Manifestasi Klinis

01 02 03
Balooning. Berupa ujung kemaluan Menangis dan mengejan saat Kulit penis tidak bisa ditarik
menggembung saat memulai buang buang air kecil karena timbul kearah pangkal ketika akan
air kecil yang kemudian dapat rasa sakit. dibersihkan.
menghilang setelah berkemih.

04 05
BAK tidak lancar. Menetes dan Bisa disertai dengan iritasi pada
kadang memancar dengan arah penis dan demam.
yang tidak dapat diduga.
Tatalaksana

Terapi Konservatif Terapi Pembedahan

Bila terdapat ballooning, infeksi


berulang
Salep Kortikosteroid (0.05-0.1%)

dua kali sehari selama 3-4minggu
Sirkumsisi segera tanpa hitung usia
pasien
Prosedur Sirkumsisi
Asepsis dan Anestesi Release Insisi
•Disinfeksi penis dan sekitarnya→ • Fimosis di lakukan dilatasi • Klem preputium di jam 11,1,6
Persempit lapangan tindakan dengan dengan klem → lepaskan Tarik ke distal→insisi di jam
doek bolong steril perlengketan dengan 12 diantara klem 1,2 ke arah
•Anestesi inflitrasi subkutan dari glans penis → hingga coronaries, sisakan ½ sd
pangkal penis → pastikan anestesi seluruh glans bebas → 1cm→pasang tali kendali
bekerja dengan mencubitkan pinset bersihkan smegma (tegel)

Suturing Hemostasis Gunting melingkar ke


• Frenulum dijahit dgn jahitan 8 • Bila perdarahan klem, kiri dan kekanan dgn
(cross) dan ligase dgn jahitan arah serong menuju
melingkar frenulum di distal penis
(huruf V) buat tali
kendali

Medication
Jahit sekililing luka dengan • Olesi tepi luka dengan salep
jahitan simpul di jam 3&9 antibiotic
atau 2,4,8,10 •Pasang kassa steril dgn
plester di bawah pangkal
penis sbg penyangga
Gambar 2.0 Foto Klinis An. M D Post Op
Gambar 1.0 Foto Klinis An. M D Pre Op Circumcici
Hal yang perlu diperhatikan
Setelah dilakukan sircumsisi

• Luka tidak terkena air dalam 3 hari


• Bila ada perdarahan post circumsisi segera kontrol
• Perbanyak istirahat
• Bila selesai BAK hapus sisa urin dengan tisu
• Perbanyak makanan protein tinggi (telur, daging, ikan)
Komplikasi
• Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
• Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian
terkena infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
• Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin .
• Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis.
• Infeksi saluran kemih
Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai