Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

“Hipoglikemia”
Mawar Suci

Internsip RSUD Sekarwangi


Periode 27 Agustus 2020 – 26 Mei 2021
IDENTITAS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
IDENTITAS

 Nama : Ny. K
 No. RM : 653191
 Umur : 56 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Status perkawinan: Menikah
ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Penurunan kesadaran


 Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien mengalami penurunan kesadaran sejak malam hari beberapa jam sebelum masuk
Rumah Sakit. Pasien tampak lemas dan tidak bisa diajak bicara oleh keluarganya. Sebelumnya
pasien masih bisa beraktivitas seperti biasa. Penurunan kesadaran diawali dengan pasien
merasa lemas badan 1 hari sebelumnya.
Keluhan tidak disertai nyeri kepala, mual muntah, dan demam sebelum penurunan kesadaran.
Keluhan juga tidak disertai dengan batuk, sesak napas ataupun kejang sebelumnya.
Riwayat lemah anggota gerak (-), bibir mencong (-), sulit menelan(-), ataupun sulit bicara(-),
BAB cair (-), BAB hitam(-), dan perdarahan(-).
Riwayat terbentur ataupun trauma disangkal.
Riwayat Penyakit Sekarang:

 Riwayat pasien sering ingin BAK, mudah lapar dan mudah haus sejak 1 tahun yang
lalu.
 Pasien baru mengetahui mempunyai diabetes kurang lebih 3 minggu sebelum
masuk rumah sakit, saat itu pasien tidak sengaja dihitung kadar gulanya oleh
seorang bidan dan diberikan obat diabetes setelahnya.
 Pasien rutin meminum obat glibenclamid 1x5mg setiap hari. Namun pasien tidak
nafsu makan beberapa hari ini.
 Riwayat minum obat-obatan selain obat diabetes (-)
 Riw. Perjalanan dari luar kota (-), kontak dengan orang curiga covid-19(-)
Riwayat Penyakit Kelurga: Riwayat Kehidupan Pribadi:

 Dikeluarga tidak ada yang memiliki  Merokok (-)


keluhan seperti pasien.
PEMERIKSAAN FISIK

 Kesadaran: GCS = E2V4M4 (10), somnolent


 Tanda Vital
 TD : 120/90 mmHg
 N : 116x/menit
 R : 21x/menit
 S : 36.2ºC
 SpO2 : 98% dengan NC 3 lpm
STATUS GENERALIS

 Kepala : Konjungtiva anemis -, Sklera ikterik -


 Leher : Tidak ada perbesaran KGB, JVP 5+2 cmH2O
 Toraks : Bentuk dan gerak simetris
SNV kiri=kanan, ronkhi -/-, wheezing -/-
BJ S1S2 normal regular, murmur (-)
 Abdomen : Datar, lembut, bising usus (+) normal, NT (-)
 Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
HASIL LAB DARAH
23/9/20 24/9/20 25/9/20

Hemoglobin 12.2 g/dl


Leukosit 13.200 /ul
Trombosit 338.000
Hematokrit 35% GDS
B/E/NB/NS/L/M 0/0/0/78/22/0
Awal Masuk IGD 35 mg/dl
Eritrosit 4.26
Kimia darah Post Rehidrasi
Dextrose 40% 99 mg/dl
Ureum 17 II Flacon
Kreatinin 0.7
SGOT 54
SGPT 34
HBA1C 6.4%
GDS 112 mg/dl 141 mg/dl
Diagnosis Kerja
Tatalaksana
DIAGNOSIS KERJA

Penerunan Kesadaran ec.


Hipoglikemia

Diabetes Melitus Tipe 2


TATALAKSANA

 Terapi saat di IGD


 O2 3 lpm
 Rehidrasi cairan D40% II Flacon
 Cek GDS/2jam
 Omeprazol 1x40 mg (IV)
FOLLOW UP
FOLLOW UP HARI KE 2 (24/9/2020)

 S/ Nyeri kepala hilang timbul, nyeri ulu  P/


hati  Bila GDS < 60 : D40% 2 flacon + D10% 500ml/8jam
 GDS 60-100 : D40% 1 flacon + D10% 500ml/8jam
 O/ Kesadaran: Composmentis  GDS 100-200 : D5% 500ml/8jam
 TD: 100/70 mmHg  GDS >200 : NaCl 0.9% 500ml/8jam
 HR: 96x/menit
 RR: 20x/menit
 S: 36.5 C GDS Jam 06.00 : 112 mg/dl
 Pulmo SNV Ka=Ki, Rh-/-, Wh-/-  IVFD D5% 1500ml/24jam
 Extremitas Akral hangat, CRT <2”, Tidak  Omeprazole 1x40mg (IV)
ada edema  Cek GDS/8jam
 Cek HBA1C
 A/ Hipoglikemia (Perbaikan)
FOLLOW UP HARI KE 3 (25/9/2020)

 S/ Nyeri kepala hilang timbul, nyeri ulu  P/


hati berkurang  Bila GDS < 60 : D40% 2 flacon + D10%
500ml/8jam
 O/ Kesadaran: Composmentis  GDS 60-100 : D40% 1 flacon + D10%
 TD: 100/80 mmHg 500ml/8jam
 HR: 92x/menit  GDS 100-200 : D5% 500ml/8jam
 RR: 20x/menit  GDS >200 : NaCl 0.9% 500ml/8jam
 S: 36.6 C GDS Jam 06.00 : 141 mg/dl
 Pulmo SNV Ka=Ki, Rh-/-, Wh-/-
 Extremitas Akral hangat, CRT <2”, Tidak
ada edema
 IVFD D5% 1500ml/24jam
 A/ Hipoglikemia (Perbaikan)  Omeprazole 1x40mg (IV)
HIPOGLIKEMIA
DEFINISI

 Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah < 70 mg/dl.


 Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa serum dengan atau tanpa
adanya gejala-gejala otonom, seperti adanya whipple’s triad:
1. Terdapat gejala-gejala hipoglikemia
2. Kadar glukosa darah yang rendah
3. Gejala berkurang dengan pengobatan

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia – PERKENI 2015


KLASIFIKASI
• Pasien membutuhkan bantuan orang lain untuk pemberian
Hipoglikemia berat karbohidrat, glucagon, atau resusitasi lainnya

• Apabila GDS < 70 mg/dl disertai gejala hipoglikemia


Hipoglikemia Simtomatik

• Apabila GDS < 70 mg/dl tanpa gejala hipoglikemia


Hipoglikemia Asimtomatik

• GDS > 70 mg/dl dengan gejala hipoglikemia


Hipoglikemia Relatif

• Apabila terdapat gejala hipoglikemia tanpa pemeriksaan


Probable Hipoglikemia GDS.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia – PERKENI 2015
Tanda dan Gejala Hipoglikemia
Pada Orang Dewasa

Tanda Gejala

• Rasa Lapar, berkeringat, • Pucat, takikardia


gelisah, paresthesia, palpitasi, • Cortical-blindness,
Tremulousness hipotermia, kejang, koma
• Lemah, lesu, dizziness,
pusing, confusion, perubahan
sikap, gangguan kognitif,
pandangan kabur, diplopia

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia – PERKENI 2015


Hipoglikemia berat dapat ditemui pada

 Kendali glikemik terlalu ketat


 Hipoglikemia berulang
 Hilangnya respon glukagon terhadap hipoglikemia setelah 5 tahun terdiagnosis DMT 1
 Tidak menyadari hipoglikemia
 End Stage Renal Disease (ESRD)
 Penyakit / gangguan fungsi hati
 Malnutrisi
 Konsumsi alkohol tanpa makanan yang tepat

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia – PERKENI 2015


Keuntungan, Kerugian dan Biaya Obat Anti Hiperglikemik
(sumber: standard of medical care in diabetes- ADA 2015)

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2


di Indonesia – PERKENI 2015
Rekomendasi Pengobatan Hipoglikemia

Hipoglikemia Ringan:

1. Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat sederhana)


2. Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk karbohidrat lain yang berisi glukosa
juga efektif untuk menaikkan glukosa darah
3. Makanan yang mengandung lemak dapat memperlambat respon kenaikkan glukosa darah.
4. Glukosa 15–20 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan dalam air adalah terapi pilihan pada
pasien dengan hipoglikemia yang masih sadar.
5. Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan setelah 15 menit pemberian
upaya terapi. Jika pada monitoring glukosa darah 15 menit setelah pengobatan hipoglikemia
masih tetap ada, pengobatan dapat diulang kembali.
6. Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai normal, pasien diminta untuk
makan atau mengkonsumsi snack untuk mencegah berulangnya hipoglikemia.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia – PERKENI 2015
Rekomendasi Pengobatan Hipoglikemia

Hipoglikemia Berat:

1. Terapi parenteral diperlukan berupa pemberian dekstrose 20% sebanyak 50 cc


(bila terpaksa bisa diberikan dextore 40% sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus
D5% atau D10%.
2. Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian i.v tersebut. Bila kadar
glukosa darah belum mencapai target, dapat diberikan ulang pemberian
dextrose 20%.
3. Selanjutnya lakukan monitoring glukosa darah setiap 1-2 jam kalau masih
terjadi hipoglikemia berulang pemberian Dekstrose 20% dapat diulang
4. Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia – PERKENI 2015

Anda mungkin juga menyukai