Laporan Kasus Arahman
Laporan Kasus Arahman
Oleh :
Muhamad Rizky Arahman (20360086)
Pembimbing :
dr. Ade Rahmat Yulianto, M.Ked (Ped) Sp. A (K)
Identitas Pasien
Nama : Bayi Ny. Lastri Trina Siagian
Umur : 2 Hari
Ruangan : NICU
Telaah :
Pasien laki-laki di rujuk ke Rumah Sakit Haji Medan dengan
keluhan tampak organ dalam seperti usus menonjol pada bagian
perut. Bayi melahirkan pukul 13.07 di RS Prima Medika Nusantara
dengan BBL 3.700 gram dan PL 50 cm.
Riwayat Penyakit Terdahulu : (-)
10
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Normochepali, deformitas (-)
b. Rambut : Hitam, lebat dan tidak mudah dicabut
c. Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), mata cekung (-/-),
RC (+/+), pupil isokor.
d. Telinga: Dalam Batas Normal, tidak ada sekret
e. Hidung : Dalam Batas Normal, Sekret (-), napas cuping hidung (-),
perdarahan (-)
f. Mulut : Dalam Batas Normal, bibir kering (-), sianosis (-)
g. Lidah : Lidah kotor (-)
h. Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
i. Thorax :
- Jantung : Bunyi jantung murni I dan II, gallop (-), murmur (-)
- Paru-paru : Inspeksi: Simetris kanan dan kiri, Retraksi (-)
Palpasi: Vokal fremitus kanan dan kiri normal
Perkusi: Sonor dikedua lapang paru 11
12
Diagnosis Banding
Omfalokel
Gastroschicis
Diagnosa Kerja
Omfalokel
Terapi
IVFD Dextrose 5% 15 mgtt/i
Ceftriaxone 20-50 mg/24 jam
PASI 30cc/Oral/2 jam
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap
Rencana
Pembedahan oleh dokter spesialis Bedah Anak
13
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Normal
Darah Lengkap
Hemogoblin 17.90 g/dL 10 – 18 g/dL
Hematokrit 51 % 40 – 50 %
MCH 34.1 pg 28 – 40 pg
MCHC 34.7 % 29 – 37 fL
RDW-CV 17,3 % 11.5-14.5 %
PDW 16.2 fL 9-13 fL
MPV 10,3 fl 7.2 - 11.1 fL
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 0% 1-3%
Basofil 0.4 % 0–1%
Neutrofil seg. 72.2 % 53 - 75 %
Limfosit 17.7% 20 - 45 %
Monosit 10 % 4-8%
Laju Endap darah 3.8mm.jam 0 - 20
Follow Up
TANGGAL S O A P
Composmentis ─ IVFD Dx 5% 15 mgtt/I
11/06/2021 Menangis kuat (+) HR:132 x/i Omfalokel ─ Pemasangan NGT u/ Pasi 30 cc/2jam
T:36 °C
16
SpO2 98%
Composmentis ─ IVFD Dx 5% 15 mgtt/I
SpO2 97%
─ O2 2 lpm
─
─
17
18
Definisi
Omfalokel adalah suatu hernia pada pusat, sehingga sebagian isi perut keluar dan di bungkus
Omphalocele (omfalokel) adalah adanya protrusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu
lahir dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan
usus yang menonjol hanya ditutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion
19
Epidemiologi
Kejadian omfalokel diperkirakan adalah sebesar 4 per 1.000 hingga 7 per 1.000 kelahiran hidup setiap tahunnya di
seluruh dunia.
Sebanyak 50% hingga 70% kasus penyakit ini terjadi bersamaan dengan kelainan bawaan lainnya seperti sindrom
Beckwith-Wiedermann.
Sekitar 30% kasus memiliki kelainan kromosom yaitu trisomi 13, 18, dan 21.
Sekitar 45% pasien omfalokel dilaporkan mengalami gangguan jantung seperti defek septum ventrikel, defek
septum atrium, ectopia cordis, atresia trikuspid, koartasio aorta, dan hipertensi pulmonal persisten. Pasien-pasien
dengan omfalokel juga biasanya memiliki berat badan saat lahir yang besar (makrosomia atau berat badan lahir >
4 kg).
minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra peritoneum akan masuk ke rongga perut.
Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati.
Dinding tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong
Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding abdomen semasa embrio yang
mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah satu samping umbilikus (yang biasanya pada samping
kanan). Ini menyebabkan organ visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh kantong.
21
Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang dianggap sebagai
anomaly.
22
Manifestasi Klinis
Menurut A.H. Markum (2010), manifestasi dari omfalokel adalah :
1) Organ visera/internal abdomen keluar.
2) Penonjolan pada isi usus.
3) Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasonografi
24
Penatalaksanaan Non-Operasi
a. Bayi dijaga agar tetap hangat dan nyaman
b. Kantong ditutup kasa steril dan ditetesi NaCl 0,9%
c. Posisi penderita miring
d. NGT diresidu setiap 30 menit
e. Terapi medikamentosa dijelaskan ada beberapa obat yang biasa digunakan untuk merangsang epitelisasi adalah
Sibro 20 gram, silver sulvadiazine dan povidone iodine (betadine).
Pemberian lotion antiseptik secara berulang pada kantong, yang mana setelah beberapa hari akan terbentuk skar. Setelah sekitar 3
minggu, akan terjadi pembentukan jaringan granulasi yang secara bertahap terjadi epitelisasi dari tepi kantong. Alternatif lain yang aman
adalah alkohol 65% atau 70% atau gentian violet cair 1%. Setelah keropeng tebal terbentuk bubuk antiseptik. Hernia ventralis
memerlukan tindakan namun kadang-kadang menghilang secara komplet.
25
Mebo/Sibro 20 gram
Silver Sulvadiazine 10 mg
26
Komplikasi
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang telanjang.
2. Kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena usus yang
tidak dilindungi
3. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balance cairan dan nutrisi yang adekuat misalnya
4. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama.
6. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk
27
prognosis.
Prognosis
Tingkat kelangsungan hidup (survival rates) pada pasien omfalokel berkisar antara 70% hingga 95%, dengan
kebanyakan mortalitas berhubungan dengan gangguan jantung dan kelainan kromosom. Pada penelitian di Los
Angeles, dilaporkan bahwa tidak ada perbedaan mortalitas pada pasien omfalokel berdasarkan berat lahir,
ukuran defek, dan jenis penutupan awal. Komplikasi jangka panjang muncul pada pasien-pasien dengan defek
besar berupa refluks gastroesofagus, insufisiensi pulmonal, infeksi paru berulang atau asma, kesulitan makan
dan gagal tumbuh. Komplikasi ini muncul pada sekitar 60% pasien dengan omfalokel yang besar.
29