Anda di halaman 1dari 9

Efektivitas Kayu Secang (Caesalpinia sappan l),

Konsentrasinya Sebagai Indikator Alami Dalam


Titrasi Asidimetri

Kelompok 6
• Tania soeda (1903005)
• Ulfiah pongoliu (1903022)
• Fajar kurniawan (1903026)
Latar belakang : Melakukan penelitian terhadap serbuk kayu secang (Caesalpinia sappan l)
sebagai indikator alami dalam Titrasi Asidimetri

• Titrasi Asidimetri adalah : Pengukuran konsentrasi larutan yang bersifat basa disertai
penambahan indikator, dengan menggunakan larutan yang bersifat asam

• Indikator adalah zat yang ditambahkan ke dalam larutan analit, untuk mengamati
perubahan fisik yang terjadi saat mendekati Titik Ekuivalen (TE) dan Titik Akhir
Titrasi(TAT).

Metil merah/MR atau Metil Jingga/MO

Perubahan warna Perubahan warna


Kuning (suasana basa) – merah jingga(suasana basa) – merah
(suasana asam) (suasana asam)
Mengapa kayu secang bisa dijadikan indicator???

• Brazilin (C16H1405) berupa Kristal berwarna kuning, yang


merupakan zat pewarna/pigment pada kayu secang.
• Brazilin (C16H1405) akan teroksidsi menjadi brazilein yang dapat
menghasilkan warna merah-kecokelatan dan dapat larut dalam
air.
• Brazilin dipengaruhi oleh tingkat asam-basa larutan. Pada suasana
asam (ph 2-4) berwarna kuning, sedangkan pada suasana basa
(ph 6-8) merah keunguan
Metode: Titrasi asidimetri dan Analisis deskriptif data penggunaan indicator MR sebagai
control dalam penentuan konsentrasi yang baik kayu secang sebagai indikator

1. Penyiapan sampel serbuk Kayu Secang (Caesalpinia sappan l) : kayu secang


dijemur/dikeringkan sampai benar-benar kering, kemudian dihaluskan dan di ayak
menggunakan ayakannomor 100 mesh, kemudian di panaskan kembali untuk mencegah
pertumbuhan jamur.

2. Penyiapan indicator alami serbuk kayu secang (Caesalpinia sappan l) 0,5;1,0;1,5, dan 2,0%
b/v sebanyak 5ml : serbuk kayu secang ditimbang secara berurutan 0,025; 0,050; 0,075;dan
0,100 gram. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 5ml, ditambahkan 1
tetes larutan NaOH O,O1 N; 2 tetes konsentrat alcohol sampai larut. Lalu ditambahkan tetes
etanol 50% dan dilanjutkan dengan penambahan aquadest sampai batas tanda, dan
dihomogenkan.

3. Pembuatan indicator MR 1.0% b/v sebanyak 5 ml: 0.05 gram serbuk MR dimasukkan
kedalam labu ukur 5ml ditambahkan 1 tetes larutan NaOh 0.01 N, 2 tetes etanol 50% dan di
masukkan aquadest sampai pada batas tanda dan dihomogenkan.
CARA KERJA : Titrasi Asidimetri menggunakan indicator sintetik Metil Merah/MR, dan
Indicator alami kayu secang pada sampel boraks/Natrium tetraborat
(Na2[B4O5(OH)4].8H2O

Penggunaan indicator MR 1,0 %:


• Dimasukkan 0,0100 N Boraks kedalam Erlenmeyer 250 ml, ditambahkan
3 tetes indicator Metil merah/ MR
• Dititrasi dengan larutan HCl 0,01 N sampai terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi merah

Penggunaan indicator Kayu Secang 0,5; 1,0; 1,5; dan 0,2 %


• Dimasukkan 0,0100 N Boraks kedalam Erlenmeyer 250 ml, ditambahkan
3 tetes indicator kayu secang 0,5%
• Dititrasi dengan larutan HCl 0,01 N sampai terjadi perubahan warna dari
merah menjadi kuning
• Dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali percobaan
• Dilakukan prosedur yang sama untuk konsentrasi 1,0; 1,5; dan 0,2 %
Hasil :

A. Uji kualitatif indikator Metil Merah/MR dan indicator Kayu Secang pada titrat borax :
Indikator Titrat Titran
Borax 0,0100 N HCl 0,01 N
Metil merah/MR kuning Merah
Kayu Secang Merah Kuning
B. Persentase perbedaan pada konsentrasi normalitas HCl 0,01 N yang digunakan pada titrasi sampai
terjadi perubahan warna oleh indikator

Indikator Konsentrasi Hcl (N) Perbedaan konsentrasi


(ons)
Metil merah/MR 0,0090
Kayu secang 0,5% 0,0096 0,0006
Kayu secang 1,0% 0,0096 0,0006
Kayu secang 1,5% 0,0099 0,0009
Kayu secang 2,0% 0,00109 0,0019
Kesimpulan :

• Brazilin dalam kayu secang tidak di pengaruhi oleh keadaan asam, sedangkan
dalam keadaan basa akan berwarna merah.
• Konsentrasi yang baik kayu secang sebagai indikator yaitu konsentrasi 0,5-1,5 %
b/v

Anda mungkin juga menyukai