Anda di halaman 1dari 26

FRAKTUR CLAVICULA

DIAN LEANDRO PURBA


42190327

PEMBIMBING :
dr. Hariatmoko, Sp.B.,FINACS
DEFINISI FRAKTUR

- Fraktur adalah hilang atau terputusnya kontinuitas tulang, baik sepenuhnya (complete), maupun
sebagian (incomplete).

- Apabila fragmen kulit mengenai atau merobek kulit disebut fraktur terbuka sedangkan jika
fragment tidak menembus kulit disebut fraktur tertutup.

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
TRAUMA

FRAKTUR BEBAN ATAU STRESS ETIOLOGI FRAKTUR


FRACTURE (KELELAHAN)

FRAKTUR PATOLOGIK

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI CLAVIKULA

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI CLAVIKULA

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Grup I    : Fraktur pada pertengahan klavikula (80%).
Merupakan tipe yang paling sering    terjadi baik pada anak-
KLASIFIKASI FRAKTUR
anak maupun orang dewasa.
CLAVICULA OLEH ALLMAN :

Grup II  : Fraktur pada sepertiga distal (15%).

Grup III : Fraktur pada sepertiga proximal (5%).


Pergeseran minimal terjadi jika ligamen-ligamen
costoclavicular tetap utuh

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Neer membagi klasifikasi berdasarkan Allman tipe 2 menjadi tiga tipe karena tingginya tingkat delayed
union and non-union pada fraktur 1/3 distal

• Tipe I : Ligamen coracoclavicular masih intak.


• Tipe II : Ligamen coracoclavicular robek atau lepas dari fragmen medial tetapi ligamen trapezoid tetap intak
dengan segmen distal.
• Tipe III : Intra-articular fracture dari sendi acromioclavicular dengan ligament
coracoclavicular tetap utuh.

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
KLASIFIKASI FRAKTUR
SECARA UMUM :

BERDASARKAN BENTUK GARIS FRAKTUR

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
KLASIFIKASI FRAKTUR
SECARA UMUM :

- FRAKTUR LENGKAP (KOMPLIT)


BERDASARKAN DERAJAT KERUSAKAN
TULANG - FRAKTUR TIDAK LENGKAP (INKOMPLIT)

- FRAKTUR KOMINUTIF
BERDASARKAN JUMLAH
- FRAKTUR SEGMENTAL
GARIS PATAHAN
- FRAKTUR MULTIPEL

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
KLASIFIKASI FRAKTUR
SECARA UMUM :

- FRAKTUR UNDISPLACED (TIDAK BERGESER)


BERDASARKAN ADA TIDAKNYA
PERGESERAN - FRAKTUR DISPLACED (BERGESER)

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
KLASIFIKASI FRAKTUR
SECARA UMUM :

BERDASARKAN HUBUNGAN
DENGAN JARINGAN IKAT
SEKITARNYA

- FRAKTUR TERBUKA

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
KLASIFIKASI FRAKTUR
SECARA UMUM :

BERDASARKAN HUBUNGAN DENGAN


JARINGAN IKAT SEKITARNYA

- FRAKTUR TERTUTUP

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
MANIFESTASI KLINIS FRAKTUR

• Rasa nyeri atau adanya pembengkakan pada bagian tubuh dengan tulang yang patah

• Adanya deformitas atau perubahan bentuk dari normal, yang terlihat atau teraba pada
bagian tubuh dengan tulang yang patah

• Adanya gangguan fungsi muskuloskletetal (akibat nyeri, putusnya kontinuitas tulang, atau
gangguan neurovaskuler)

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
1
TW O VIEW S
Add items to cart

T WO JOINT

RADIOLOGI
TW O LIMBS
X-RAY

TWO OCCASION S

TW O INJURIES
TATALAKSANA

- Perhitungan perkiraan kehilangan darah tubuh yakni:


- EBV (estimated blood volume): 70cc x BB
- EBL (estimated blood loss): derajat perdarahan x EBV
-- Cara pemberian cairan:
- Atasi syok dengan guyur 20 cc/ kgBB
- Guyur hingga 2-4 x EBL
Bila syok sudah teratasi, maka dilakukan maintenance
cairan
Item 4 Item 1
25% 25%

isi

Re
gn

du
ko

ks
Re

i
TATALAKSANA
4R

au
at
Re

g
ha

in

i
ns
in
bi

te
ta
lit

re
Re
as

Item 3 Item 2
i

25% 25%
Item 4 Item 1
25% 25%

isi
gn
ko
Re
TATALAKSANA
4R

Rekognisi (mengenali). Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian


fraktur. Prinsipnya adalah mengetahui riwayat kecelakaan, derajat Item 3 Item 2
25% 25%

keparahannya, jenis kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang peristiwa


yang terjadi oleh penderita sendiri.
Item 4 Item 1
25% 25%

Reduksi (mengembalikan). Reduksi adalah usaha untuk mengembalikan fragmen-

Re
du
fragmen fraktur seperti letak asalnya. Reduksi bertujuan untuk memberikan aposisi

ks
yang adekuat dan alignment yang normal dari fragmen tulang. Redukasi dapat

i
TATALAKSANA
dilakukan secara tertutup dan terbuka. 4R

Reduksi secara tertutup dilakukan pada fraktur dengan pergeseran minimal, untuk
kebanyakan fraktur pada anak, dan pada fraktur yang sudah stabil pada pemakain Item 3
25%
Item 2
25%

splint dan cast.

Reduksi terbuka merupakan tindakan operatif, dilakukan pada keadaan ketika reduksi atau reposisi
secara tertutup gagal akibat kesulitan mengontrol fragmen tulang atau karena adanya jaringan lunak
yang terselip diantara fragmen tulang dan jika diperlukan pemasangan traksi pada tulang yang fraktur.
Item 4 Item 1
25% 25%

Retaining atau retensi (mempertahankan). Setelah fraktur direduksi, fragmen


tulang harus dimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang
benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi
TATALAKSANA
eksterna atau interna. 4R

au
at
Metode fiksasi eksterna meliputi gips, bidai, traksi. Traksi terus menerus (continous

g
in

i
ns
traction)

in
ta
te
Item 3 Item 2

Re

re
25% 25%
Item 4 Item 1
25% 25%

fiksasi internal umumnya dilakukan untuk imobilisasi segmen yang telah direduksi
terbuka (open reduction internal fixation atau ORIF), menggunakan dengan nail, plate
atau screw. Pada kasus tertentu, setelah dilakukan reduksi terbuka dapat juga dipasang
TATALAKSANA
fiksator eksterna (dikenal dengan teknik open reduction external fixation atau OREF). 4R

au
at
g
in

i
ns
in
ta
te
Item 3 Item 2

Re

re
25% 25%
Item 4 Item 1
25% 25%

TATALAKSANA
4R

Re
ha
Rehabilitasi merupakan proses atau usaha yang dilakuakn untuk mengembalikan

bi
lit
fungsi otot sendi, dan tendon, yang menurun paska fraktur, agar dapat kembali

as
Item 3 Item 2
25% 25%

i
sesuai dengan semula, dan untuk mencegah joint stiffness & disuse atrophy.
PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR

 
Pembentukan Hematoma
1
         
2 Proliferasi Seluler

                 
Pembentukan Kalus 3
            
4 Konsolidasi

Remodelling 5
  Usia

Keadaan berkaitan dengan tingkat keparahan


fraktur (jenis fraktur, banyaknya displacement,
pasokan darah ke fraktur)

Jarak antara kejadian fraktur


dengan tindakan

Kondisi medis penyerta

PROGNOSIS
- Syok hipovolemik akibat perdarahan
- Syok neurogenik
UMUM - Kegagalan kardiorespirasi
- Emboli lemak dan lainnya

-  Cedera visceral
-  Cedera vascular
KOMPLIKASI -  Cedera nervus
-  Haemarthrosis
AWAL -  Infeksi (osteomielitis)
-  Kompartement sindrom

-  Delayed union
LOKAL -  Mal union
-  Non union
-  Muscle kontrakture
LANJUTAN
-  Ketidakstabilan sendi
-  Avascular necrosis
- Osteoarthritis post-traumatic
Thank You

Anda mungkin juga menyukai